Email : Echalismanda28@gmail.com
Abstrak
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala(primitve culture) sampai pada
munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari inggris
perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia karena keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia yaitu adam
dan hawa. Keberadaanya tidak pernah dipungkirin. Oleh karena itu perkembangan keperawatan
tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis di mana profesi
keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai
dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses
pengakuan terhadap suatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarkat.
Metode : dalam pengkajian ini digunakan metode literatur review untuk menjelaskan
bagaimana sejarah keperawatan dan proses keperawatan melalui pemahaman yang diambil dari
Jurnal, text book, dan artikel-artikel terpecaya yang memiliki keterkaitan dengan sejarah
keperawatan dan proses keperawatan. Hasil : dapat digunakan sebagai acuan untuk memahami
sejarah dan proses keperawatan.
LATAR BELAKANG
METODE
Metode litelature review yang digunakan dalam pengkajian ini merupakan suatu
metode penelitian yang menggunakan kemampuan dan pemahaman dalam sejarah
keperawatan dan proses keperawatan sehingga mampu menjelaskan bagaimana sejarah
keperawatan dari zaman purbakala hingga saat ini dan bagaiamana proses keperawatan
berlangsung sehingga mampu memahami perkembangan sejarah keperawatan dan
mingimplementasikan proses keperawatan dengan benar sesuai prosedur.
HASIL
Zaman Purba, pada zaman ini perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh agama
atau kepercayaan. Kepercayaan pada kekuatan gaib atau mistik yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Mereka masih percaya jika seseorang sakit karena
kekuatan gaib seperti percaya pada pohon dan batu besar. Pada masa sini perawatan
belum begitu berkembang desbabkan masyarakat lenih mempercayai dukun untuk
mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mempu untuk mencari,
mengetahui dan mengatasi roh yang masuk ketubuh orang sakit. Peran perawat pada
masa ini masih berkembang masa ini telihat seperti sejarah mesir dan cina.
Zaman permulaan Masehi, kemajuan peradaban manusia dimulai dari manusia mulai
mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban
manusia sehinggan berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan. Zaman ini
dipengaruhi oleh perkembangan dan penyebaran dua agma yakni agama kristen dan
islam. Pada perkembangan keperawatan masa penyebaran kristen pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepestan perkembangan
agama kristen. Pada masa Lord Constantine yang mendirikan xenodhoerun atau hospes
yaitu tempat penampungan orang yang memebutuhkan pertolongan terutama bagi orang
yang sakit dan membutuhkan perawatan. Selanjutnya pada masa penyebaran islam pada
masa ioni di jazira arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu
kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip prinsip dasar perawatan kesehatan seperti
pentingnya menjaga kebersihan makan, air dan lingkungan berkembang secara pesat.
Zaman Pertengahan, pada zaman ini terjadi perang besar antar agama yang dikenal
dengan perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat korban luka dan
terbunuh , kelaparan dan berbagai penyakit lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut
mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna memberikan pertolongan dan perawatan
untuk korban perang. Akhirnya, ilmu pengobatan dan perawatan terus mengalami
kemajuan.
Zaman baru( Renaisans) , pengaruh renains juga merambah ke ilmu keperawatan.
Pengola rumah sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja pada masa tersebut
diambil alih oleh sipil. Akhirnya, perawatan bagi orang sakit pun mengalami
kemunduranpengaruh renains juga merambah ke ilmu keperawatan. Pengola rumah
sakit yang semula dikerjakan oleh pihak gereja pada masa tersebut diambil alih oleh
sipil. Akhirnya, perawatan bagi orang sakit pun mengalami kemunduran karena peran
perawat digantikan oleh orang awam yang tidak mengerti tentang keperawatan.
Pada tahun 1950-1967, Proses keperawatan yang dimulai tahun 1950 dianggap
sebagaistadium embrio. Pada saat itu proses keperawatan belum dipahami dan juga
belum bisa diterima, tetapi sudah dilakukan sehari-hari. Baru padatahun 1955 Lydia
Hall memberikan presentasinya tentang “Perawatan adalah suatu proses”. Pada
hakikatnya keperawatan menyangkut empat hal pokok yaitu :a) .Nursing at the patient
b) Nursing to the patient c). Nursing for the patient d). Nursing with the patientFase
dalam proses keperawatn diidentifikasi oleh para dosenkeperawatan Universitas Katolik
Amerika pada tahun 1967 meliputi :pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
Zaman Modern, di inggris kemajuan yang pesat untuk bidang keperawatan diantaranya
adalah pembangunan sekolah-sekolah perawat pendirian perhimpunan perawat nasional
inggris ( British nurse assosiation) oleh Erenwick pada tahun 1887 perhimpunan ini
bertujuan untuk mempersatukan perawat-perawat yang ada di inggris. Kemudian pada 1
juli 1889 Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang disebut International
Council Of Nurses (ICN). Setelah era tersebut, dunia keperawatan terus berkembang
pesat kondisi ini mendorong munculnya tokoh-tokoh dalan keperawatan .
Proses Keperawatan Merupakan suatu metode yang sitematis dan terorganisasi dalam
pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons untuk
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik aktual maupun potensial. Proses keperawatan juga dapat diartikan sebagai
pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga
kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.
Tahap Pengkajian, pada dasarnya tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan data
objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup informasi
klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau budaya (McFarlanf dan McFarlane, 1997)
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian adalah, Memahami secara
keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan
kondisi fisik, psikologi, emosi, sosiokultural, dan spiritual yang bisa mempengaruhi
status kesehatan klien dan mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan
masa lalu dan saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien,
guna membuat suatu basis data yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat
dan klien selama berinteraksi serta sumber yang lain ( Gordon, 1987, 1994). Serta
memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder
meliputi anggota keluargab, orang yang berperan penting, dan catatn kesehatan klien .
Diagnosis Keperawatan, adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang
telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompkleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik dan pemberi pelayanan kesehatan lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1992) mendefinisikan
diagnosis keperawatan sebagai semacam keputusan klinik yang mencakup respon klien,
keluarga, dan komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah kesehatan
dalam proses kehidupan. Proses diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua, yaitu
proses interpensi dan proses menjamin keakuratan diagnosis itu sendiri. Perumusan
pernyataan diagnosis keperawatan memiliki beberapa syarat, yaitu dapat membedakan
antara sesuatu yang aktual, Resiko, dan potensial.
Tahap Perencanaan, adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
klien, dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk
membantu klien mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi Keperawatan harus spesifik
dan dinyatakan dengan jelas. Pengelompokkan seperti bagaimana, kapan, dimana,
frekuensi dan besarnya menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi
keperawatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu mandiri (dilakukan oleh perawat ) dan
kolaboratif ( yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya ). Tahap
perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah merumuskan tujuan dan kriteria
hasil, membuat intruksi keperawatan dan mendokumentasikan rencana asuhan
keperawatan. Tujuan dilakukan perencanaan asuhan keperawatan adalah untuk
meningkatkan komunikasi antara pemberi asuhan keperawatan dan memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan didokumentasikan.
Tahap Implementasi, adalah tahap melakukan rencana yang telah dibuat pada klien.
Adapun kegiatan yang ada dalam tahap implementasi meliputi; penkajian ulang,
memperbarui data dasar, meninjau dan merevisi rencana asuhan yang telah dibuat, dan
melaksanakan intervensi keperawatan yang telah direncanakan. Sebelum melakukan
implementasi keperawatan perlu dilakukan penerapan yang meliputi persiapan alat,
klien, dan pengkajian ulang. Dan juga harus menerima laporan dari perawat Shift
sebelumnya. Hal ini dilakukan demi terciptanya asuhan keperawatan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Tahap Evaluasi, evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan namun evaluasi
dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu pada
penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal ( Alfaro- Lefvre,1994).
Pada Tahap evaluasi perawat dapat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapakan apakah sasaran dari rencana
keperawatan telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan
telah dapat diterima. Perencanaan merupakan dasar yang mendukung proses evaluasi.
Evaluasi berfokus pada klien, baik itu individu ataupun kelompok. Proses evaluasi
memerlukan beberapa keterampilan, antara lain kemampuan menetapkan rencana
asuhan keperawatan, pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien
yang normal terhadap tindakan keperawatan dan pengetahuan tentang konsep
keperawatan .
PENUTUP
REFRENSI
Salemba Medika
Tamoto dan wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Info Media.
Rosdahl, B. C. & Kowalski, T.M. (2014). Buku Ajar Keperawatan dasar. Edisi 10. Vol
1. Jakarta : EGC.
Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan
Hutahaean Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : Tim.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.
Putri Ardi Astuti. (2016). Trend dan Issu Keperawatan. Bogor : In Media
Salemba medika.
Jakarta : Erlangga
Tarnoto dan Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Simamora, R.H. (2019). Menjadi Perawat yang CIH’HUY. Surakarta: Kekata Publisher