HALUSINASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu: Alvi Ratna Yuliana, S.Kep.Ns.,M.Kep
Disusun oleh:
Ria Hapsari Zirbat (20181420)
Rini Riana (20181421)
Riska Azizah (20181423)
Riski Apriliana (20181438)
Sari Setyo Rahayu (20181424)
Septiani Winda L (20181425)
Kelas 2B
Semester 4
D3 KEPERAWATAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan
judul “Halusinasi”. Makalah ini berisi konsep tentang halusinasi dan asuhan keperawatan
untuk pasien dengan gangguan halusinasi.
Kritik dan saran senantiasa kami buka demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para mahasiswa.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Halusinasi...................................................................................3
b. Klasifikasi Halusinasi...................................................................................3
c. Etiologi Halusinasi.......................................................................................4
e. Fase-fase Halusinasi.....................................................................................6
f. Dimensi Halusinasi......................................................................................7
g. Pohon Masalah.............................................................................................8
h. Askep Halusinasi..........................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang
bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan
distabilitas.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa seperti: Skizoprenia, Depresi, Delirium dan kondisi
yangberhubungan dengan penggunaan alcohol dan substansi lingkungan.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu halusinasi?
2. Apa saja klasifikasi halusinasi?
3. Apa saja faktor penyebab halusinasi?
4. Apa saja tanda dan gejala halusinasi?
5. Bagaimana fase-fase halusinasi?
6. Bagaimana dimensi halusinasi?
7. Bagaimana pohon masalah halusinasi?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien halusinasi?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diambil tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu halusinasi.
2. Mengetahui klasifikasi halusinasi.
3. Mengetahui faktor penyebab halusinasi.
4. Mengetahui tanda dan gejala halusinasi.
5. Mengetahui fase-fase halusinasi.
6. Mengetahui dimensi halusinasi.
7. Mengetahui pohon masalah halusinasi.
8. Mengetahui asuhan keperawatan halusinasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik (Maramis, 2005).
B. Klasifikasi Halusinasi
Menurut Maramis, (1995) terdapat beberapa jenis halusinasi di antaranya:
1. Halusinasi penglihatan ( visual, optik ) :
tak berbentuk ( sinar, kalipan atau pola cahaya ) atau berbentuk (orang,
binatang atau barang lain yang dikenalnya), berwarna atau tidak.
2. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) :
suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik.
3. Halusinasi pencium (olfaktorik) :
mencium sesuatu bau.
4. Halusinasi pengecap (gustatorik) :
merasa/mengecap sesuatu.
5. Halusinasi peraba (taktil) :
merasa diraba, disentuh, ditiup,disinari atau seperti ada ulat bergerak dibawah
kulitnya.
3
6. Halusinasi kinestetik :
merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau anggota badannya
bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau “phantom limb”).
7. Halusinasi viseral :
perasaan tertentu timbul didalam tubuhnya.
8. Halusinasi hipnagogik :
terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tepat sebelum tertidur persepsi
sensorik bekerja salah.
9. Halusinasi hipnopompik :
seperti no.8, tetapi terjadi tepat sebelum terbangun sama sekali dari tidurnya.
Disamping itu ada pula pengalaman halusinatorik dalam impian yang normal.
10. Halusinasi histerik :
timbul pada nerosa histerik karena konflik emosional.
C. Etiologi Halusinasi
1. Faktor Predisposisi
Menurut Yosep (2009) faktor predisposisi yang menyebabkan halusinasi
adalah :
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor Sosiokultural
c. Faktor Biokimia
4
d. Faktor Psikologis
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) yang dikutip oleh Jallo (2008), faktor presipitasi
terjadinya gangguan halusinasi adalah :
a. Biologis
b. Stress lingkungan
c. Sumber koping
5
D. Tanda dan Gejala Halusinasi
Menurut Hamid (2000) yang dikutip oleh Jallo (2008), dan Menurut Keliat (1999)
dikutip oleh Syahbana (2009) perilaku klien yang berkaitan dengan halusinasi adalah
sebagai berikut :
6
halusinasinya daripada menolaknya
Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
Gejala fisik dari ansietas berat seperti berkeringat,
tremor,ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk
Tahap IV Prilaku menyerang teror seperti panik
Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh
orang lain
Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti
amuk, agitasi,menarik diri atau katatonik
Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
F. Dimensi Halusinasi
Penyebab halusinasi dapat di lihat dari lima dimensi menurut (Yosep, 2009);
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat di timbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, pengguanaan obat-obatan, demam hingga delirium,
intoksikasi alkohol dan kesulitan waktu tidur dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidakdapat di atasi
merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa
perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi menentang
perintah tersebut sehingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam dimensi intelektual ini merangsang bahwa individu dengan
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
implus yang menekan, namum merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang
akan mengontrol semua perilaku klien.
4) Dimensi Sosial
7
Klien mengaggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata itu sangatlah
membahayakan, klien asik dengan halusinasinya. Seolah-olah dia
merupakan tempat akan memenuhi kebutuhanakan interaksi sosial, kontrol
diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi
di jadikan systemkontrol oleh individu tersebut, sehingga jika sistem
halusinasi berupa ancaman, dirinya maumpun orang lain. Oleh karna
itu,aspek penting dalam melakukan intervensi keperawatan klien dengan
mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman
interpersonal yang memuaskan,serta mengusahakan klien tidak menyendiri
sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungan dan halusinasi tidak
langsung.
5) Dimensi Spiritual
Klien mulai dengan kemampuan hidup, rutinitas tidak bermakna,
hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya secara spiritual untuk
mensucikan diri. Ia sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya
menjemput rejeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan
takdirnya memburuk.
G. Pohon Masalah
8
H. Asuhan Keperawatan Halusinasi
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian sumber informasi didapatkan dari klien dan perawat
ruangan. Data yang di dapatkan sesuai dengan tanda dan gejala pada landasan
teori halusinasi kecuali pada gejala pemicu kondisi kesehatan ( nutrisi kurang,
infeksi, kurang tidur).
Di RSJ Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami pasien gangguan jiwa
adalah halusinasi suara, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi
penghidu, pengecapan, dan perabaan. Berikut ini jenis-jenis halusinasi, data
subjektif dan objektif menurut Videbeck (2004:310):
9
odors) feses, atau bau masakan, sesuatu dengan
parfum yang gerakan cuping
menyenangkan. hidung, mengarahkan
Klien sering hidung pada tempat
mengnatakan sering tertentu.
mencium bau sesuatu.
Tipe halusinasi ini
sering menyertai klien
demensia, kejang atau
penyakit
serebrovaskular.
Halusinasi perabaan Klien mengatakan ada Mengusap,
(tactile-feeling bodily sesuatu yang menggaruk-garuk,
sensation) menggerayangi tubuh meraba-raba
seperti tangan, binatang permukaan kulit.
kecil, makhluk halus. Terlihat menggerak-
Merasakan sesuatu gerakkan badan
dipermukaan kulit, seperti merasakan
merasakan sangat panas sesuatu rabaan.
atau dingin, merasakan
tersengat listrik.
Halusinasi Klien seperti sedang Seperti mengecap
pengecapan merasakan makanan sesuatu. Gerakan
(gustatory- tertentu, rasa tertentu mengunyah, meludah
experiencing tastes) atau mengunyah sesuatu atau muntah
2. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi perilaku kekerasan.
2. Perubahan persepsi sensori halusinasi
3. Isolasi social.
4. Harga diri rendah kronik.
3. Intervensi Keperawatan
10
Perawat mencoba menanyakan pada klien tentang isi halusinasi , waktu
terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan terjadinya halusinasi.
Latih pasien control halusinasi
Untuk Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya untuk mengendalikan diri terhadap
halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul.
Latih bercakap-cakap dengan orang lain
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi;
focus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang
dilakukan dengan orang lain tersebut.
Latih klien beraktifitas secara terjadwal
Dengan beraktifitas secara terjadwal klien tidak akan mengalami banyak
waktu luang yang sering kali mencetuskan halusinasi.
Latih pasien menggunakan obat secara teratur
Klien gangguan jiwa yang dirawat dirumah seringkali mengalami putus
obat sehingga akibatnya klien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan
terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit.
Pemberian psikofarmakoterapi
Gejala halusinasi sebagai salah satu gejala psikotik/skizofrenia biasanya
diatasi dengan menggunakan obat-obatan anti psikotik, antara lain:
Golongan burifenon: haloperidol, haldol, serenace, ludemor.
Pada kondisi akut biasanya diberikan dalam bentuk injeksi 3x5 mg,im.
Pemberian injeksi biasanya cukup 3x24 jam. Setelahnya klien biasanya
diberikan obat per oral 3x5 mg.
Golongan fenotiazine: chlorpromazine/largactile/promactile. Biasanya
diberikan per oral. Kondisi akut biasanya diberikan 3x100 mg. apabila sudah
stabil dosis dapat dikurangi 1x100 mg pada malam hari.
11
Perawat perlu memahami efek samping yang sering ditimbulkan oleh obat-
obat psikotik seperti mengantuk, tremor, mata melihat keatas, kaku-kaku otot,
otot bahu tertarik sebelah, hiper salivasi, pergerakan otot tak terkendali. Untuk
mengatasi ini biasanya dokter memberikan obat anti parkinsonisme
yaitu trihexpenidile 3x2 mg. apabila terjadi gejala-gejala yang dialami oleh
klien tidak berkurang maka perlu diteliti apakah obat betul-betul diminum atau
tidak. Untuk itu keluarga juga perlu dijelaskan tenteng pentingnya melakukan
observasi dan pengawasan cara minum obat klien.
Libatkan keluarga dalam tindakan
Keluarga adalah support system terdekat. Keluarga yang mendukung
klien secara konsisten akan membuat klien mandiri dan patuh mengikuti
program pengobatan.salah satu tugas perawat adalah melatih keluarga agar
mampu merawat klien ganggguan jiwa dirumah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi merupakan gangguan pencecaran (persepsi) panca indra tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputu semua system penginderaan dimana
terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik.
Adapun pembagian halusinasi itu sendiri yaitu:
1. Halusinasi dengar (Auditory-hearing voices or sound)
2. Halusinasi penglihatan (visual- seeing persons or things)
3. Halusinasi penghidu (olfactory-smelling odors)
4. Halusinasi perabaan (tactile-feeling bodily sensation)
5. Halusinasi pengecapan (gustatory- experiencing tastes)
B. Saran
Makalah ini pasti jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu apabila ada
kesalahan mohon dimaafkan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Iyus Yosep,S.Kp.,M.Si. 2009. Keperawatan Jiwa(Edisi Revisi).Refika Aditama.Bandung
3.Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Stuart dan Laraia. (2001). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St.
14