19054110001
Psikologi 1A
A. Teori
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk
menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
antar variabel.
B. Konstruk
Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur sebagai sebuah hasil dari proses
pembatasan konsep. Konstruk juga berarti konsep yang telah terbatas atau telah
dijelaskan atau telah diberikan sebuah makna.
C. Variabel
Variabel adalah konsep atau konstruk yang karakteristiknya sudah diberi nilai numerik.
Fungsi variabel sebagai penghubung antara dunia teoritis dan dunia empiris.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep
tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori
yang disusun dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang
sifatnya praduga dan harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Arti lain dari
hipotesis yaitu suatu pendapat yang kebenarannya masih diragukan dan harus diuji untuk
membuktikan kebenarannya melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis
telah melalui proses penelitian dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut akan
disebut sebagai teori.
Contoh Teori, Variabel, dan Indikator. Untuk Dijadikan Sebagai Dasar Kerangka
Berpikir Ilmiah.
1. Pada Jurnal Psikologi Volume 7
1.1 Teori
Remaja menjadi nakal karena belum mampu melakukan kontrol emosi secara lebih tepat
dan mengekspresikan emosi dengan cara-cara yang diterima masyarakat (Lugodalam
Haryono, 1996). Remaja yang memiliki konsep diri akan melakukan perbuatan positif
yang diharapkan masyarakat. Konsep diri negatif akan membuat remaja cerderung
melanggar peraturan dan norma-norma masyarakat, dan akhirnya terlibat dalam
kenakalan remaja. (Coopersmith dalam Partosuwido, 1992).
Kenakalan remaja adalah perilaku remaja melanggar status, membahayakan diri sendiri,
menimbulkan korban materi pada orang iain, dan perilaku menimbulkan korban fisik
pada orang lain. Perilaku melanggar status merupakan perilaku dimana remaja suka
melawan orang tua, membolos sekolah pergi dari rumah tanpa pamit. Perilaku
membahayakan diri sendiri, antara lain mengendarai kendaraan bermotor dengan
kecepatan tinggi, menggunakan narkotika, menggunakan senjata, keluyuran malam, dan
pelacuran. Perilaku menimbulkan korban materi, yaitu perilaku yang mengakibatkan
keraguan pada orang lain, misalnya: mencuri dan mencopet, merampas. Perilaku
menimbulkan korban fisik pada orang lain adalah perkelahian, menempeleng, menampar,
melempar benda keras, mendorong sampai jatuh, menyepak, dan memukul dengan benda
(Jensen dala Sarwono, 2001).
1.2 Variabel
Terdapat tiga variabel yaitu kematangan emosi, konsep diri, dan kenakalan remaja.
1.3 Indikator
Indikator pada jurnal ini yaitu pengaruh kematangan emosi dan konsep diri terhadap
kenakalan remaja.