Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DEWI KUMALA SARI PULUNGAN

NIM : 10615110

KELOMPOK :5

KEDOKTERAN GIGI KLINIK IV

1. Macam-macam Alat Isolasi Gigi

a. Saliva Ejector
1) Fungsi

Fungsi dari saliva ejector dapat mengeluarkan cairan dari rongga mulut, dimana

juga berfungsi untuk operator atau dokter gigi mandiri yang penggunaanya bisa

dipegang atau ditahan oleh pasien itu sendiri.

Gambar 1.1 Design saliva ejetor

Design sebelah kanan terbuat dari plastic, sedangkan yang sebelah kiri terbuat

dari metal yang mempunyai pipa penghubung untuk meretraksi dan melindungi

lidah serta dasar rongga mulut (Kidd, 2003).

2) Tujuan

Tujuan dari penggunaan saliva ejector adalah untuk memudahkan operator dalam

melakukan tindakan perawatan agar dapat melihat dengan jelas pada saat

penyemprotan udara, yang mana bisa memburamkan kaca mulut dan membuat

operator tidak bisa melihat kedaan rongga mulut dengan jelas (Kidd, 2003).
Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. 2003. Pickard’s Manual of Operative

Dentistry, 8th ed. Newyork : Oxford University Press. Hal 80

3) Aplikasi

a) Sebelum digunakan, pastikan ujung saliva ejector tidak bersentuhan dengan

rongga mulut untuk menghindari terjadinya trauma.

b) Sisi samping salva ejector tidak boleh bergesekan dengan permukaan atau

dinding rongga mulut untuk menghindari terjadinya cedera atau trauma.

c) Saat penggunaan saliva ejector berbarengan dengan rubber dam, pastikan

sudah dibuat lubang terlebih dahulu untuk jalan masuk saliva ejector bukan

menempatkannya di bawah rubber dam.

d) Selalu lindungi dasar mulut menggunakan cotton roll untuk menghindari

cedera pada jaringan rongga mulut (Garg, 2015).

4) Efek

a) Jika digunakan dengan tidak tepat, dapat membuat pasien merasa tidak

nyaman.

b) Bias menyebabkan kerusakan jaringan lunak jika tidak sengaja terhisap ujung

saliva ejector ke dalam jaringan lunak (Garg, 2015).

Garg, Nisha., Garg, Amit. 2015. Textbook of Operative Dentistry, 3rd ed. New

Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers. Hal 156

b. Suction

1) Fungsi

Untuk menghilangkan air dan partikel besar dengan kecepatan tinggi dari rongga

mulut dengan penggunaan dua akhiran tip aspirasi pada suction. Satu tip akhiran
diletakkan pada bagian lingual dan satunya di bagian bukal sehingga asprasi

berada pada kedua sisi.

Gambar 1.1 High volume evacuator and low volume evacuator

. (Garg, 2015).

2) Tujuan

Mempermudah operator dalam pengerjaan dengan mempersingkat waktu dalam

mengeluarkan air dan partikel besar dalam rongga mulut (Garg, 2015).

3) Aplikasi

a) Menjelaskan kepada pasien bagaimana prosedur pembersihan dilakukan dan

hanya bertahan selama beberapa detik.

b) Posisikan kepala pasien kea rah samping.

c) Mencuci tangan, mengenakan sarung tangan dan masker pada operator.

d) Mengisi air ke dalam bakom.

e) Pasang salah satu ujung sambungan pipa ke mesin hisap dan ujung lainnya ke

yankauer.
Gambar 1.3 Kontainer Hisap

f) Hidupkan suction dengan level yang diinginkan

g) Lepaskan masker oxygen pasien (jika ada), dan letakan kain di sekitar leher

pasien mencapai dada pasien.

h) Masukkan kateter yankauer lakukan penghisapan, jalankan kateter sepanjang

garis gusi ke faring membentuk melingkar. Jaga yankauer agar tetap bergerak.

Dorng pasien untuk batuk.

Gambar 1.4

i) Dilihat kembali dan lakuakn suction kembali jika diperlukan.

j) Menilai jalan pernapasan pasien, dan jika ada keadaan abnormal segera di

tindak lanjuti.

k) Pastikan pasien dalam keadaan nyaman.

l) Melepas sarung tangan, masker dan mencuci tangan.

(Doyle, 2015)
Doyle, R. Glinda,. McCutcheon, J,A., 2015. Clinical Prosedures for Safe Patient Care.

Columbia : British Columbia Institute of Technology. Hal 283

4) Efek

a) Keadaan pasien menjadi lemah

b) Batuk berlebihan

c) Air liur yang terus menetes

d) Peningkatan sekresi asam lambung

e) Dan bisa terjadi penyumbatan saluran pernapasan

(Doyle, 2015)

c. Cotton Roll

1) Fungsi

Digunakan untuk menyerap air liur dan cairan lainnya terutama untuk menarik

lidah, bibir dan pipi. Diletakkan pada bagian bukal dekat dengan orifice dari

duktus parotis, pada bagian lingual dekat dengan orifice dari duktus

submandibular dan sublingual.

Gambar 1.5 cotton roll digunakan berbarengan dengan saliva ejector

(Kidd, 2003).

2) Tujuan
Untuk mengisolasi rongga mulut dalam jangka pendek contohnya seperti,

examination, polishing, pemberian pit dan fissure sealent (Garg, 2015).

3) Aplikasi

Diletakkan pada bagian bukal dekat dengan orifice dari duktus parotis, pada

bagian lingual dekat dengan orifice dari duktus submandibular dan sublingual

(Kidd, 2003).

4) Efek

Karena cotton roll hanya isolasi yang bersifat sementara maka jika cairan dalam

rongga mulut banyak, cotton roll tidak bisa digunakan untuk menahan cairan

tersebut (Garg, 2015).

d. Rubber Dam

1) Fungsi

a) Digunakan untuk mengontrol penuh kelembapan dalam rongga mulut, yang

mana satu gigi atau lebih dari satu gigi ditempatkan dalam lubang rubber sheet

dan menyisakan bagian mahkota gigi yang akan diisolasi.

b) Juga menghindari tertelannya instrument ke dalam rongga mulut pasien.

c) Melindungi operator dari infeksi rongga mulut pasien seperti pasien pembawa

Hepatitis B

(Kidd, 2003).

2) Tujuan

Memudahkan operator dalam pengerjaan dimana pasien tidak bisa berbicara dan

mempersingkat waktu karena tidak adanya komunikasi tidak perlu antara pasien

dan operator (Kidd, 2003).


3) Indikasi & Kontraindikasi

a) Indikasi

I. Selama perawatan saluran akar/prosedur endodontic : untuk mencegah

tertelannya benda asing dan kontaminasi dari ruang saluran akar.

II. Pembukaan kavitas karies yang dalama : untuk mencegah kontaminasi

pulpa pada saat terbukanya pulpa.

III. Restorasi subgingival : untuk memberikan retraksi pada gingiva dan

mengontrol cairan gingiva.

IV. Selama restorasi bahan adhesive : untuk mencegah kontaminasi saliva

dan menjaga tetap kering pada saat operasi.

V. Pasien yang memiliki risiko tinggi : pada pasien hepatitis B dan HIV,

mencegah penyebaran cairan mulut.

VI. Bleaching gigi : untuk mencegah kerusakan jaringan lunak yang

berdekatan dengan bahan bleaching gigi (Garg, 2015).

b) Kontraindikasi

I. Pasien yang memiliki riwayat asma

II. Pasien alergi dengan bahan latex

III. Pasien dengan bad habbit bernapas melalui mulut

IV. Gigi malposisi yang ekstrim

V. Molar 3 (Garg, 2015).

4) Aplikasi
Gambar 1.6 rubber dam sheet

Gambar 1.7 rubber dam clamps

Gambar 1.8 rubber dam frame

Gambar 1.9 rubber dam forcep

Gambar 1.10 u-shaped rubber dam frame


Gambar 1.11 rubber dam punch

Gambar 1.12 rubber dam template

a) Metode I (Penempatan clamp sebelum rubber dam)

I. Pilih clamp sesuai dengan ukuran gigi

II. Mengikat benang pada busur clamp dan meletakkan clamp pada gigi

III. Lubang yang lebih besar diperlukan dalam metode ini, dimana rubber

dam terbentang melewati clamp. Biasanya 2 atau 3 lubang gigi dibuat.

IV. Melebarkan rubber dam melewati clamp dengan tahapan sebagai

berikut :

i. Lebarkan sheet rubber dam melewati clamp

ii. Kemudian lebarkan sheet melewati bagian bukal dan

memungkinkan untuk dipertahankan agar tidak lepas

iii. Terakhir, sheet diarahkan ke bagian sisi bukal dan lingual

Metode ini diperuntukan untuk gigi posterior sulung dan

permanen, kecualin molar 3 (Garg, 2015).

b) Metode II (Penempetan rubber dam dan clamp bersamaan)


I. Memilih clamp sesuai dengan anatomi gigi

II. Mengikat benang di sekitar clamp dan cek stabilisasi

III. Lubangi ruber dam sheet dengan menggunakan punch

IV. Clamp ditahan dengan forcep clamp dan sisi sayapnya diletakkan pada

lubang sheet rubber dam

V. Clamp dan rubber dam dibawa ke kavitas rongga mulut dan clamp

dilebarkan di lubang sheet rubber dam

VI. Setelah meletakkan clamp, periksa stabilitas clamp kembali

VII. Lepaskan forcep dari clamp

VIII. Kemudian, lepaskan rubber sheet dari sisi sayap dan letakkan di

sekitar cervical margin gigi (Garg, 2015).

c) Metode III (Teknik split rubber dam)

Metode split rubber dam ini dimana rubber dam di tempatkan untuk

mengisolasi gigi tanpa menggunakan rubber dam clamp. Dalam teknik ini,

dua lubang dibuat menggunakan punch. Sheet rubber dam yang dilebarkan

melewati gigi dibuat berdekatan dengan sisi gigi lainnya (Garg, 2015).

Indikasi:

I. Untuk mengisolasi gigi anterior

II. Ketika struktur mahkota tidak cukup

III. Diperlukan pada saat isolasi gigi dengan mahkota porselen, dalam

kasus dimana penempatan clamp rubber dam melewati mahkota

margin dan dapat membuat kerusakan pada servikal porselen (Garg,

2015).
5) Efek

a) Jika tidak tepat menanyakan ke pasien, bisa saja pasien alergi bahan latex dari

sheet rubber dam

b) Penggunaan yang tidak tepat dapat merusak mahkota porselen, margin gigi,

dan trauma jaringan lunak ginggiva

c) Penggunaan yang tidak tepat juga bisa menyebabkan sheet terhisap atau

bahkan tertelan oleh pasien (Garg, 2015).

e. Tongue Holder

Anda mungkin juga menyukai