Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2017 Diabetes

Mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit yang menyerang metabolik

dengan karakteristik kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Dari beberapa

gejala yang sering dimuncul pada penderita diabetes adalah sering buang air

kecil / poliuria, sering merasa haus/polidipsia, sering merasa lapar/polifagia,

penurunan berat badan, dan penglihatan kabur.

Menkonsumsi makanan yang tidak terkontrol dan efek samping dari

pemakaian obat-obatan tertentu dapat mengakibatkan Diabetes Mellitus.

Diabetes Mellitus diakibatkan oleh ketidak cukupan hormon insulin yang

dihasilkan pankreas untuk menetralkan gula darah pada tubuh. Hormon

insulin bertujuan dalam memproses glukosa yang berasal dari makanan dan

minuman yang dikonsumsi. Gula darah akan memproses dengan baik apabila

prankeas sudah normal atau produksi insulin sudah cukup, artinya orang yang

bersangkutan telah kerusakan k erja pankreas tidak sempurna. Jika kerja

pankeras sudah tidak sempurna akibatnya pankreas tidak menghasilkan

hormon insulin yang cukup untuk menetralkan gula darah. Dan adapun

faktor-faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus yaitu dari faktor

keturunan, obesitas, mengkonsumsi makanan junk food, kelainan hormon,


naiknya tekanan darah, merokok, stres, terlalu banyak mengkonsumsi

karbohidrat, dan kerusakan sel pankreas (Susilo dan Wulandari, 2011).

Jumlah orang dengan pendertia Diabetes Mellitus sudah meningkat

dari 108 juta pada 1980 menjadi 422 juta pada tahun 2014. Orag dewasa yang

sudah diatas umur 18 tahun telah meningkat dari 4,7% pada 1980 menjadi

8,5% pada 2014 pada prevalensi global penderita diabetes. Prevalensi

Diabetes Mellitus sudah meningkat sangat cepat di negara-negara

berpenghasilan menengah dan rendah. Diabetes adalah penyebab utama dari

kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi tungkai bawah.

Pada 2016, diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung diakibatkan oleh

diabetes. Glukosa darah yang tinggi pada tahun 2012 menyebabkan 2,2 juta

penderita Diabetes mengalami kematian. Glukosa darah yang tinggi terjadi

pada usia sebelum 70 tahun mengalami setengah dari semua kematian pada

penderita diabetes. Menurut WHO penyebab kematian utama ketujuh

kematian pada tahun 2016 disebabkan oleh diabetes. Yang dapat dilakukan

untuk terhindar atau mencegah Diabetes Mellitus tipe 2 dari Diabetes

Mellitus dengan cara diet sehat, aktivitas fisik teratur, mempertahankan berat

badan normal dan menghindari penggunaan tembakau. Sebenarnya Diabetes

Mellitus dapat diobati dan konsekuensinya dihindari atau ditunda dengan diet,

beraktivitas fisik, pengobatan dan skrining dan pengobatan rutin untuk pasien

yang sudah terkena komplikasi (WHO.int 2018).

Di Indonesia sebagian orang yang terkena Diabetes Mellitus adalah

Diabetes Mellitus tipe 2 yaitu lebih dari 90% dari seluruh populasi diabetes,
sedangkan penyandang diabetes mellitus type I di Indonesia lebih sedikit

jumlahnya (Perkeni, 2011). Jumlah penderita diabetes di Indonesia pada

tahun 2000 sudah mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257

juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini prevalensi diabetes di Indonesia

menduduki urutan ke enam didunia. Menurut World Health Organization

(WHO) setiap tahun sekitar 4 juta orang meninggal akibat komplikasi

(Kemenkes, 2013).

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2013 terdapat 15 kabupaten dan

kota dengan jumlah angka kejadian Diabetes Mellitus melebihi angka

kejadian Diabetes Mellitus di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada tahun

2012 sebanyak 10 kabupaten dan kota. Diabetes Mellitus mengalami

peningkatan pada tahun 2013 disejumlah kabupaten dan kota dengan kejadian

yang melebihi angka kejadian provinsi.

Menurut data Dinkes Kota Tasikmalaya tahun 2018 didapatkan

jumlah kasus Diabetes Mellitus di kota Tasikmalaya adalah sejumlah 5.064

kasus dan untuk hipertensi sebanyak 25.309 kasus. Puskesmas Mangkubumi

adalah wilayah kerja Dinas Kesehatan yang mengalami kasus Diabetes

Mellitus dan hipertensi terbanyak dari 21 Puskesmas yang ada di wilayah

Tasimalaya dengan jumlah sebanyak 3.120 kasus pada tahun 2018 (Dinkes

Kota Tasikmalaya, 2018).

Insiden yang paling banyak dijumpai dimasyarakat dengan mencapai

90-95% dari semua penderita diabetes adalah Dibetes Mellitus tipe 2.

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada
insulin. Diet yang tepat, olahraga, terapi (jika diperlukan) dan pemantauan

gula darah tetap terkontrol dalam batas normal adalah penatalaksanaan dari

diabetes (Smeltzer dan Bare, 2002). Komponen yang paling penting untuk

pengendalian maupun pencegahan adalah dengan pengetahuan tentang

diabetes, karena dengan pengetahuan seseorang dapat menentukan

manajemen diri dan perilaku apa yang harus digunakan untuk mengatasi

penyakitnya (Hu, Jie dkk. 2012).

Banyaknya jumlah penderita Diabetes Mellitus yang diantaranya

diakibatkan karena perubahan life style/gaya hidup, dari tingkat pengetahuan

masyarakat yang rendah, dan juga kesadaran untuk melakukan deteksi dini

penyakit Diabetes Mellitus yang kurang, rendahnya aktivitas fisik,

pengaturan pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan

serat dari sayuran ke pola makan ke barat-baratan, seperti makanan yang

terlalu banyak mengandung seperti protein, lemak, gula, garam, dan sedikit

mengandung serat (Sudoyo, 2006). Dan juga tingkat pengetahuan masyarakat

yang rendah akan dapat sangat memengaruhi pola makan yang salah sehingga

dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Masyarakat yang terlalu

banyak menkonsumsi makanan yang tinggi asupan karbohidrat dan sedikit

menkonsumi asupan serat akan mengalami kegemukan atau obesitas dan

diperkirakan sebanyak 80-85% penderita Diabetes Mellitus tipe 2

(Nurrahmani, 2012).

Dari beberapa penyebab terjadinya Diabetes Mellitus seperti, gaya

hidup masyrakat yang kurang sehat, tingkat pengetahuan masyarakat yang


rendah, malasnya masyarakat untuk braktifitas fisik dan juga kesadaran

masyarakat yang sangat kurang akan deteksi dini terhadap penyakit Diabetes

Mellitus ini yang akan menyebabkan terus bertambahnya pasien Diabetes

Mellitus diberbagai belahan dunia. Adapun penyebab terjadinya Diabetes

Mellitus itu diakibatkan dari karena terlalu sibuknya melakukan pekerjaan

karena tinggal disuatu perkotaan sehingga menyebabkan gaya hidup yang

sebelumnya sangat memperhatikan kesehatan tapi sekarang sudah

mengabaikan kesehatan dengan cara mengkonsumsi kurang sehat seperti junk

food dan kurangnya istirahat karena beban pekerjaan yang sangat banyak.

Oleh karena itu dari kebiasaan buruk tersebut dan seiiring berjalannya waktu

akan menyebabkan tubuh mulai lemah dan berbagai makan penyakitpun

rentang untuk masuk ke tubuh.

Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan merupakan suatu aktivitas

ataupun kegiatan yang dapat dilakukan oleh responden sehingga dapat

memperoleh penghasilan. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun

waktu yang lama disebut juga sebagai Karir. Seseorang mungkin bisa bekerja

pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi tetap dengan pekerjaan yang

sama. Orang Indonesia kebanyakan menginginkan pekerjaan yang enak

seperti menjadi PNS, atau pegawai BUMN. Karena anggapan masyarakat

mungkin karena jadi pegawai negeri atau pegawai BUMN gajinya akan stabil

dan terjamin untuk kehidupannya.

Manusia dituntut untuk terus bekerja karena mereka berharap bahwa

hdengan bekekrja akan memberikan keadaan yang lebih memuaskan dari


keadaanya sekarang. Dan Melalui bekerja orang akan mendapatkan gaji atau

upah yang dapat digunakan untuk membeli semua kebutuhannya, sehingga

dapat diartikan bahwa dengan bekerja kebutuhan setiap individu nbisa

terpenuhi. dengan bekerja seseorang dapat memperoleh jabatan atau

pengakuan dari masyarakat dan bekerja juga sebagai cara untuk pemenuhan

kebutuhan fisiologis (Anoraga, 2014).

Menurut Peraturan Kepala Badan Statistik Nomor 37 Tahun 2010

tentang klasifikasi Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia, wilayah Indonesia

dibagi kedalam beberapa tingkat wilayah administratif, yaitu provinsi,

kabupaten/kota (dahulu kotamadya), kecamatan, dan atau doisebut dengan

nama lain yang merupakan wilayah administratif terkecil, desa sering kah

dijadikan sebagai unit penelitian. Pada setiap desa yang mempunyai

karakteristik social ekonomi, kondisi dan akses ke fasilitas perkotaan, ciri dan

tipologi lingkungan yang berbeda-beda dan akan terus berubah seiirng dengan

kemajuan tingkat pembangunan di suat desa. BPS menjadikan kondisi yang

berbeda dan terus berubah kedalam desa perkotaan atau desa pedesaan (BPS

2010).

Tempat tinggal adalah keberdaan seseorang untuk bernaung seperti di

rumah orang tua, sewa atau menumpang pada rumah orang lain. Tempat

tinggal merupakan keberadaan seseorang untuk bernaung ataupun tinggal di

sebuah rumah seperti rumah orang tua, sewa atau menumpang pada rumah

orang lain. Salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia adalah

rumah. Dari zaman ke zaman rumah atau tempat tinggal banyak mengalami
perkembangan. Seperti pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-

gua, kemudian berkembang dengan membangun rumah di hutan-hutan dan di

bawah pohon. Manusia dapat membangun rumah bertingkat yang dilengkapi

dengan peralatan yang modern pada abad yang modern seperti pada abad saat

ini (Sulistyowati, 2010).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Jenis Pekerjaan dan

Lokasi Tempat Tinggal (rural dan urban) dengan Kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2 di Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan jenis pekerjaan dan lokasi

tempat tinggal (rural dan urban) dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di

Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan jenis pekerjaan dan lokasi tempat

tinggal (rural dan urban) dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

di Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya.


2. Tujuan Khusus

a. Mendapat gambaran jenis pekerjaan pada pasien Diabetes Mellitus

tipe 2 di Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya.

b. Mendapat gambaran lokasi tempat tinggal (rural dan urban) dengan

kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Klinik Azzahra Medika kota

Tasikmalaya.

c. Menganalisis hubungan jenis pekerjaan dan lokasi tempat tinggal

(rural dan urban) dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di

Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

1.Institusi Pelayanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah

pengetahuan, pengalaman dan wawasan terutama dalam masalah

kepercayaan diri untuk bertahan hidup.a

2.Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang

berguna bagi para pembaca untuk meningkatkan mutu pendidikan

keperawatan gawat darurat. Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama masalah

keperawatan medikal bedah tentang pokok bahasan hubungan jenis

pekerjaan dan lokasi tempat tinggal (rural dan urban) dengan kejadian

Diabetes Mellitus tipe 2 di Klinik Azzahra Medika kota Tasikmalaya.


3.Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

peneliti dalam penelitian dan pembuatan skripsi serta dapat

menganalisa hubungan jenis pekerjaan dan lokasi tempat tinggal (rural

dan urban) dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Klinik Azzahra

Medika kota Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai