Anda di halaman 1dari 3

Identifikasi Keterdapatan dan Karakteristik Mineral Pyrite Di Daerah

Bontocani, Sulawesi Selatan


Chairatinnisa1
21100118120015
e-mail : chairatin1209@gmail.com
1
Departemen Teknik Geologi, Universitas Diponegoro

Abstrak

Mineral merupakan benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. Salah satu contoh mineral alterasi adalah Pyrite (FeS2).
Salah satu wilayah Indonesia yang terdapat mineral Pyrite ialah di Bontocani, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karatkteristik mineral Pyrite. Metodologi yang dilakukan dalam pembuat paper ialah mengambil
data sekunder dari beberapa jurnal-jurnal yang dijadikan sebagai referensi pada lembar deskripsi yang telah dibuat. Untuk
mengetahui karakterisasi dari mineral pyrite melakukan penelitian menggunakan karakterisasi XRF berdasarkan warna
mineralnya, serta penelitian menggunakan XRD menunjukkan mineral pengotor yang terdapat pada mineral Pyrite.

Kata Kunci : Bontocani, Mineral Pyrite, Karakteristik, Karakterisasi XRF, Karakterisasi XRD

I. Pendahuluan nodul-nodul. Pyrite yang terdapat pada batu pasir


Mineral adalah benda padat homogen yang berasal dari pembentukan secara primer, dimana
terdapat dialam, terbentuk secara anorganik pyrite yang sudah ada mengalami proses sedimentasi
mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai yang meliputi proses pelapukan, transportasi serta
atom-atom yang tersusun secara teratur. Salah satu pelapukan.
contoh mineral yang terdapat dalam mineral alterasi
yaitu Pyrite. Jadi, berdasarkan keterdapatan mineral Pyrite di
wilayah Bontocani, maka dibuat paper berjudul
Pyrite merupakan mineral dengan warna ”Identifikasi Keterdapatan dan Karakteristik
kekuningan emas. Apabila digoreskan akan Mineral Pyrite Di Daerah Bontocani, Sulawesi
menghasilkan serbuk warna hitam, jika dijatuhkan Selatan”.
cahaya akan memperlihatkan kenampakan kilap
logam. Memiliki kekerasan 6 - 6,5 SM, transparansi II. Tujuan
opak ketika diberikan cahaya tidak memperlihatkan Tujuan dilakukan pembuatan paper untuk
adanya derajat kejernihan. Pecahan merupakan mengidentifikasi keterdapatan dan karakteristik
belahan pada mineral yang tidak mengikuti arah mineral Pyrite di daerah Bontocani, Sulawesi Selatan.
bidang belahannya dan pecahan pada mineral ini
adalah even yakni permukaan pecahannya kasar dan III. Lokasi
mendekati bidang datar. Sifat kemagnetan yaitu Sesuai dengan judul, lokasi penelitian ini berada di
paramagnetic yang artinya mineral ini dapat ditarik daerah Kecamatan Bontocani, Sulawesi Selatan.
oleh gaya magnet, dengan sistem kristal isometric. Daerah ini memiliki keterdapatan mineral Pyrite yang
berlimpah, dimana yang memiliki komposisi
Mineral ini memiliki rumus komposisi kimia yaitu kandungan biji besi dan sulphur yang melimpah
FeS2 memiliki kandungan biji besi dan sulphur yang didalamnya, berdasarkan karakteristik warnanya.
lebih dominan didalamnya. Dengan komposisi mineral
kimianya kimianya 46.6% Fe dan 53.4% S. Biji besi
merupakan mineral yang melimpah dimuka bumi. IV. Metodologi
Salah satu wilayah yang memiliki keterdapatan unsur Metodologi yang dilakukan dalam pembuatan
kandungan biji besi ( Fe ) yaitu di Kecamatan paper ini berupa pengambilan data sekunder dari
Bontocani, Sulawesi Selatan. paper-paper dengan sumber yang terpercaya sebagai
referensi yang berkaitan dengan lembar deskripsi yang
Keterdapatan Pyrite didalam batuan tergantung telah dibuat.
dari diagenesanya. Jika pyrite terbentuk secara primer
atau bersamaan dengan proses terbentuknya batuan,
maka penyebaran pyrite tidak merata atau berupa
V. Hasil  Mineral berwarna putih keemasan
didominasi oleh unsur Si sebesar
a) Mineral Pyrite didaerah Bontocani, Sulawesi 39,9%.
Selatan terdapat mineral pengotornya.
a) Berdasarkan data yang diperoleh dari presntase
grafik komposisi penelitian terdahulu unsur
mineral Pyrite, yaitu :
 Mineral warna abu-abu kekuningan
memiliki unsur Fe sebesar 36,4 %

VI. Pembahasan

 Mineral berwarna abu-abu didominasi


oleh unsur Si 47,8 %.

Gambar 1. Mineral Pyrite didaerah Bontocani

Mineral yang terdapat didaerah Bontocani


memiliki warna kekuningan emas. Komposisi kimia
mineral yang terdapat dimineral Pyrite ialah adanya
kandungan biji besi dan sulphur yang lebih dominan.
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu mineral
dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui
 Mineral berwarna kebiruan didominasi keterdapatan mineral pengotor pada mineral Pyrite.
oleh unsur Fe 31,2 %.
Dalam hal ini dilakukan suatu percobaan yang mana
percobaan tersebut ialah melakukan pemurnian untuk
megurangi mineral pengotor yang terdapat pada
mineral Pyrite. Pemurnian ini dilakukan dengan pola
difratogram untuk sampel pemurnian. Sampel sebelum
pemurnian menunjukkan adanya kandungan mineral
pyrite yang rendah, sedangkan sampel sesudah
dilakukan pemurnian menunjukkan kandungan pyrite
yang tinggi.
 Mineral berwarna kuning keemasan Mineral pyrite setelah diteliti dapat diaplikasikan
mengandung unsure Fe sebesar 65,93 dalam sel surya dan baterai kendaraan listrik. Oleh
%. karena itu, kemurnian pyrite juga mempengaruhi
kinerja dari pada baterai kendaraan listrik. Kehadiran
pengotor dapat menurunkan eifsiensi. Secara singkat,
baterai termal memiliki elektrolit padat yang diubah
menjadi fase cair dalam mode operasional. Dalam hal
ini, elektroda harus memiliki ketahanan yang baik
terhadap panas dan tidak harus diurai atau diubah
menjadi fase cair. Sulfur mengurangi ketahanan panas
dari katoda, serta penguapan sulfur menyebabkan
beberapa masalah yang mengurangi efisiensi listrik.
Adapun penelitian untuk mengetahui karakteristik
pada mineral Pyrite dapat dilakukan dengan
karakterisasi XRF yaitu mineral dipecah
mengggunakan palu untuk memisahkan beberapa
komponen mineral. Lalu, mineral dipisahkan
berdasarkan warnanya menggunakan pinset. Mineral-
mineral yang sudah dipisahkan, di masukkan kedalam
sampel bag dan di beri kode agar tidak tertukar.
Setelah itu, mineral digerus menggunakan mortar
sampai menjadi serbuk, dan dikarakterisasi XRF.

Berdasarkan data yang diperoleh dari presntase grafik


komposisi unsur mineral Pyrite warna abu-abu
kekuningan memiliki unsur Fe sebesar 36,4 %.
Mineral berwarna abu-abu didominasi oleh unsure Si
47,8 %. Mineral berwarna kebiruan didominasi oleh
unsur Fe 31,2 %. Mineral berwarna kuning keemasan
mengandung unsure Fe sebesar 65,93 %. Sedangkan
mineral berwarna putih keemasan didominasi oleh
unsur Si sebesar 39,9%.

Jadi, keterdapatan mineral Fe pada batuan yang


membuat batuan apabila diberikan cahaya akan
menampakan kenampakan kilap logam.

VII. Kesimpulan
1. Mineral Pyrite yang terdapat didaerah Bontocani
memiliki warna kuning keemasan, dan terdapat
mineral pengotor didalamnya.
2. Mineral yang telah dimurnikan memiliki kandungan
Pyrite tinggi, dan mineral sebelum dimurnikan
memiliki kandungan Pyrite rendah.
3. Mineral yang banyak mengandung unsure Fe dan
Sulfur adalah mineral Pyrite. Kedua unsur ini terdapat
pada seluruh warna yaitu abu-abu kekuningan,
kaeabuabuan, kebiruan, kuning keemasan, dan

VIII. Saran
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, lebih
memperjelas lagi pembahasan mengenai karakteristik
dari mineral Pyrite dan penggunaan karakterisasi XRF
dan XRD.

IX. Daftar Pustaka

Astrini, dkk. Characterizationsof Pyriteand


Chalcopyritefor Discover Element Composition,
CrystalPhase and Dielectric Konstan. Malang :
Universitas Negeri Malang.

Abdul, dkk. Sintesis dan Karakterisasi Pyrite ( FeS2 )


dari Deposit Mineral, Kecamatan Bontocani,
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Makassar :
Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai