GEL ANTISEPTIK MINYAK ATSIRI JERUK LEMON (Citrus limon (L) Burm.F)
PRAKTIKUM TEKNOLODI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA
Oleh :
Kelompok 2/ Kelas IIb
2.1 Alat
Alat yang kami gunakan dalam praktikum pembuatan formula mandiri ini yaitu :
1. Cawan Porsellen
2. Gelas Ukur
3. Batang Pengaduk
4. Beaker Glass
5. Pipet Tetes
6. Mortir dan Stemper
7. Sudip
8. Timbangan Analitik
9. Sendok Tanduk
10. Pot Gel
11. Ekstensometer
12. pH meter stik
13. Object Glass
2.2 Formula
Untuk membuat 110 gram Sediaan Gel
Ditambahkan trietanolamine
digerus sampai terbentuk gel
Uji pH
Tambahan beban 50 g
5
4.5
4.3
4 4 4.1
3.8
3.5 3.4
3 3.1 penutup
Linear (penutup)
2.5
beban 50 g
2 beban 100 g
1.5
1
0.5
0
2.6 Pembahasan
Sediaan gel pada praktikum mandiri ini dilakukan pada satu zat aktif saja yaitu
minyak atsiri jeruk lemon. Minyak atsiri jeruk lemon merupakan antiseptik alami yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Formula gel hand sanitizer ini
juga mengandung alcohol. Pemilihan alcohol pada formulasi ini karena alcohol dapat
membantu melarutkan karbopol,selain itu alcohol juga berfungsi untuk memberikan
rasa dingin pada tangan dan agar gel hand sanitizer cepat kering pada saat digunakan.
Bahan tambahan lainnya yang digunakan untuk formulasi sediaan mandiri terdiri
dari karbopol yang digunkana sebaagi geling agent dan trietanolamin merupakan basa
lemah yang dapat digunakan sebagai penetral untuk karbopol yang bersifat asam.
Kombinasi antara trietanolamin dan karbopol yaitu 1:1. Selain itu digunakan gliserin
sebagai humektan yang akan mempertahankan kandungan air dalam sediaan sehingga
sifat fisik dan stabilitas dapat dipertahankan selama penyimpanan.
Sifat fisik dan stabilitas suatu sediaan merupakan suatu parameter yang dapat
menunjukkan kualitas dari suatu sediaan. Uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan
uji daya sebar merupakan factor yang mewakili sifat fisik dan stabilitas dari sediaan
yang di buat.
Pemeriksaan organoleptis dilakukan secara visual pada suhu kamar dengan
mengamati sediaan gel berdasarkan bentuk,warna dan bau setelah pembuatan dan
setelah penyimpanan selama 10 hari didapatkan hasil yang sama yaitu berbentuk
setengah padat,berwarna putih dan berbau khas seperti minyak atsiri jeruk lemon.
Uji pH dilakukan dengan menggunakan stik pH meter. Setelah pembuatan
maupun penyimpanan setelah 10 hari didapatkan pH yang sama yaitu 5,5. pH yang di
hasilkan oleh sediaan yang kami buat berada pada kisaran pH kulit yaitu 4,5-6,5
sehingga sediaan gel minyak atsiri jeruk lemon aman untuk digunakan. Karena apabila
pH yang terlalu asam dapat mengiritasi kulit dan pH yang basa dapat menyebabkan
kulit kering.
Pengujian homogenitas sediaan dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah
tertentu sediaan pada sebuah kaca objek kemudian di lihat berdasarkan ada atau
tidaknya gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan gel. Berdasarkan hasil pengujian
yang kami lakukan menunjukkan bahwa sediaan gel dengan minyak atsiri jeruk lemon
tidak menunjukkan adanya butiran atau gumpalan pada sediaan gel dan hal tersebut
membuktikan bahwa sediaan gel tersebut homogen.
Pengujian daya sebar gel minyak atsiri jeruk lemon dilakukan untuk melihat
kemampuan gel meyebar pada kulit. Hasil pengujian daya sebar menunjukkan bahwa
setelah pembuatan dan selama penyimpanan 10 hari terjadi penurunan daya sebar, hal
ini menunjukkan bahwa daya sebar sediaan gel tidak stabil selama penyimpanan. Daya
sebar yang dihasilkan dari sediaan tidak memenuhi kriteria daya sebar yang baik untuk
sediaan gel yaitu antara 5-7cm. Dimana daya sebar yang di hasilkan yaitu antara 2,8-4,4
cm, hal ini disebabkan karena konsistensi dari sediaan yang terlalu kental sehingga daya
sebarnya menjadi lebih kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Minyak atsiri jeruk lemon dapat diformulasikan seperti pada formula yang
disusun di atas, tetapi gel yang dihasilkan kurang sempurna. Gel yang terbentuk
konsistensinya kurang, sehingga menghasilkan daya sebar yang kurang baik. Tetapi
pada saat uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan homogen karena tidak terdapat
butiran kasar pada sediaan. pH yang dihasilkan gel hand sanitizer ini sebelum dan
sesudah penyimpanan yaitu 5,5 sehingga aman digunakan untuk kulit. Uji organoleptis
sebelum dan sesudah penyimpanan pun masih menunjukkan hasil yang sama. Sehingga
sediaan masih bisa dikatakan stabil selama penyimpanan hanya saja terjadi sedikit
penurunan pada daya sebar sediaan.
3.2. SARAN
Sebaiknya dalam pengembangan formula selanjutnya dapat dilakukan
peningkatkan kadar aquadest agar konsistensi sediaan meningkat sehingga sediaan tidak
terlalu kental dan dapat memenuhi kriteria uji daya sebar.
DAFTAR PUSTAKA
Borgou, S, Rahali, F.Z, Ourghemi, I & Tounsi, M.S., 2012 The Scientific World
Journal, 10(1), 1100-1100.
Anwar, Effionora. 2012.Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi.
Penerbit Dian Rakyat : Jakarta.
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Modul Praktikum Teknologi Sediaan Liquida dan Semisolida Akademi Farmasi
Denpasar Tahun 2018/2019.
Anonim. 2014. Sediaan Gel.
Hergiani, Novia. 2015. Laporan Semisolida Sediaan Gel. Diambil dari :
https://www.academia.edu/23022285/Laporan_Semsol_Sediaan_Gel