Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI FORMULA MANDIRI

GEL ANTISEPTIK MINYAK ATSIRI JERUK LEMON (Citrus limon (L) Burm.F)
PRAKTIKUM TEKNOLODI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

Oleh :
Kelompok 2/ Kelas IIb

Putu Ayu Prema Gita Cahyani ( 181055 )

Gusti Ngurah Sura Pradita Kusuma ( 181056 )

Desak Gede Amanda Putri Prisanti ( 181057 )

Kadek Cintya Dewi Pratami ( 181058 )

Putu Dian Gmelina ( 181060 )

Ni Kadek Aris Swati ( 181061 )

Ni Wayan Dewi Meliani ( 181062 )

Ni Kadek Rai Kusuma Dewi ( 181063)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah jeruk lemon mengandung minyak atsiri yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut merupakan salah satu
bakteri yang hidup di tangan. Dimana, tangan merupakan salah satu anggota tubuh
yang paling sering digunakan manusia untuk melakukan aktivitasnya sehari – hari.
Minyak atsiri jeruk lemon mengandung 59,7% limonen. Limonen merupakan
senyawa yang berfungsi sebagai antibakteri. Kandungan nerol di dalam jeruk lemon
juga memiliki efek sinergis yang dapat menguatkan aktivitas antibakteri dari jeruk
lemon (Borgou et al, 2012).
Alasan dipilihnya formula gel antiseptik minyak atsiri buah jeruk lemon ini
ialah, karena gel merupakan sediaan farmasi yang memiliki kemampuan penyebaran
yang baik pada kulit dan gel juga dapat memberikan sensasi dingin pada kulit,
sehingga sangat nyaman saat digunakan, mudah mengering dan mudah dicuci. Selain
itu, diketahui juga bahwa minyak atsiri buah jeruk lemon memiliki kandungan
antibakteri yang baik dan aroma khas yang disukai banyak orang. Selain itu, minyak
atsiri ini sangat mudah untuk didapatkan dipasaran dengan harga yang cukup
terjangkau.

1.2 Landasan Teori


Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, Gel merupakan sistem semipadat
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel kadang-kadang disebut jeli.
Gel pada umumnya memiliki karakteristik yaitu strukturnya yang kaku. Gel
dapat berupa sediaan yang jernih atau buram, polar atau non polar, dan hidroalkoholik
tergantung konsistensinya. Biasanya gel terdiri dari 90% air, maka molekul obat yang
kecil dapat bergerak bebas didalam sediaan, sehingga pelepasan obat menjadi cepat.
Gel menggunakan makromolekul yang terdispersi ke seluruh cairan sampai
terbentuk massa kental yang homogen, massa seperti ini disebut dengan gel satu fase.
Sedangkan massa gel terdiri dari kelompok – kelompok partikel kecil yang berbeda,
maka gel ini dikelompokkan sebagai sistem dua fase dan sering juga disebut magma
atau susu. Gel magma dianggap sebagai disperse koloid oleh karena masing – masing
mengandung partikel – partikel dengan ukuran koloid.
Sedangkan, syarat sediaan gel yang baik ialah inert, aman, tidak bereaksi
dengan komponen lain, mudah dioleskan, mudah dicuci, dan tidak mengiritasi kulit.
Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan gel yang
diharapkan.
Untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan gel antiseptik minyak atsiri buah
jeruk lemon, maka dilakukanlah beberapa pengujian pada sediaan gel, antara lain :
a. Uji Organoleptis, diamati sediaan gel yang meliputi bentuk, warna, bau, dan uji
sediaan secara topikal.
b. Uji PH, dengan melarutkan 3 gram sediaan gel dalam 10 ml air, kemudian
diaduk homogen, PH sediaan dapat diukur dengan mencelupkan PH meter pada
larutan sediaan tersebut.
c. Uji Homogenitas, dengan mengoleskan 0,5 gram sampel pada objek glass,
kemudian ditutup dengan objek glass lainnya. Sehingga dapat diamati
homogenitas sediaan.
d. Uji daya sebar, 0,5 gram sediaan diuji daya sebarnya dengan menggunakan kaca
ekstensometer, dan menambahkan beban tambahan sebesar 50 gram dan 100
gram selama 1 menit.
BAB II
ISI

2.1 Alat
Alat yang kami gunakan dalam praktikum pembuatan formula mandiri ini yaitu :
1. Cawan Porsellen
2. Gelas Ukur
3. Batang Pengaduk
4. Beaker Glass
5. Pipet Tetes
6. Mortir dan Stemper
7. Sudip
8. Timbangan Analitik
9. Sendok Tanduk
10. Pot Gel
11. Ekstensometer
12. pH meter stik
13. Object Glass

2.2 Formula
Untuk membuat 110 gram Sediaan Gel

No Jenis Bahan Nama Bahan Jumlah Bahan


1 BAHAN AKTIF Minyak Atsiri 4 gram
Jeruk
2 Karbomer 1 gram
3 BAHAN TAMBAHAN Gliserin 5 gram
4 Etanol 70% 2 gram
5 ( EKSIPIENS) Trietanolamine 1 gram
6 Aquadest 97 ml

2.3 Monografi Bahan


1. Minyak Atsiri Jeruk ( Farmakope Indonesia Edisi III, 1979, Hal 455 )
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas
dan agak pahit
Sifat : Larut dalam 12 bagian volume etanol, dapat bercampur dengan
etanol mutlak
Kegunaan : Antibakteri
Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk
2. Karbomer (HOPE 6th ed : 2009 ; halaman 110)
Pemerian :Berwarna putih, halus, asam, bubuk higroskopis dengan bau yang
khas.
Sifat : Mengembang dalam air, gliserin setelah dinetralisir dalam etanol
(95%), karbomer tidak larut, tapi hanya mengembang sampai batas
yang luar biasa. Karena merupakan tiga dimensi mikro gel silang.
Kegunaan : Karbomer digunakan untuk bahan bioodesif, agen pengemulsi,
stabilizer emulsi, reolusi pengubah, agen penstabil, agen penangguh
serta tablet pengikat.
Penyimpanan : Harus disimpan dalam wadah kedap udara dan dilindungi dari
kelembapan.
3. Gliserin ( Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995, Hal 413 )
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, berbau khas
lemah, higroskopik
Sifat : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap
Kegunaan : Zat Tambahan ( Humektan ) (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979,
Halaman 272)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Etanol 70% ( Farmakope Indonesia Edisi III, 1979, Hal 65 )
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap,bau khas, rasa panas
Sifat : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
Kegunaan : Zat Tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk,
jauh dari nyala api
5. Trietanolamine ( Farmakope Indonesia Edisi III, 1979, Hal 612 )
Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip
amoniak, higroskopik
Sifat : Mudah larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform
Kegunaan : Basis gel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya
6. Aquadest ( Farmakope Indonesia Edisi III, 1979, Hal 96 )
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Sifat :-
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.4 Cara Kerja dan Pengujian Formula


Cara Kerja Formula

Disiapkan Alat dan Bahan yang


akan digunakan
Ditimbang masing masing bahan
dengan timbangan analitik

Dilarutkan karbomer dengan 50 ml Dimasukkan larutan karbomer ke


aquadest dan diaduk hingga terbentuk dalam mortir kemudian di gerus
basis gel hingga homogen

Ditambahkan etanol 70% digerus


Ditambahkan gliserin digerus
hingga homogen
hingga homogen

Ditambahkan trietanolamine
digerus sampai terbentuk gel

Ditambahkan minyak atsiri Ditambahkan dengan sisa


jeruk digerus homogen air digerus homogen

Dimasukkan gel ke dalam


pot gel

 Cara Kerja Pengujian Mutu Fisik Gel Antiseptik Minyak Jeruk

Uji Organoleptis Diamati sediaan gel yang meliputi


bentuk, warna, bau, dan sediaan secara
topikal
Diukur pH sediaan, diusahakan sesuai
dengan pH kulit yaitu 4,5 – 6,5.
Uji pH Evaluasi pH menggunakan alat pH
meter, dengan cara perbandingan 3g :
10 ml air yang digunakan untuk
mengencerkan, kemudian diaduk
hingga homogen, dan airnya yang
diukur dengan pH meter, catat hasil
tertera pada alat pH meter

Dioleskan 0,5 gram sampel gel pada


Uji Homogenitas object glass, kemudian ditutup
dengan object glass yang lain.
Diamati ada partikel atau tidak

0,5 gram sediaan diletakkan ditengah


alat ekstensometer, sebelumnya
ditimbang dahulu penutup kaca
ekstensometer lalu letakkan di atas
Uji Daya Sebar
masa sediaan selama 1 menit. Diukur
diameter sediaan yang menyebar
dengan mengambil rata-rata diameter
dari beberapa sisi. Ditambahkan 50
gram beban tambahan, diamkan
selama 1 menit. Dicatat diameter
sediaan yang menyebar.
Ditambahkan beban 50 gram lagi
diamkan selama 1 menit. Dicatat
diameter sediaan yang menyebar.

2.5 Hasil Formulasi dan Hasil Pengujian Formula


 Hasil Formulasi
Hasil dari formula kami yaitu menunjukkan sediaan gel dengan
konsistensi setengah padat yang cukup kental, berwarna putih dan memiliki bau
khas dari minyak atsiri jeruk lemon.

 Hasil Pengujian Formula


 Uji Organoleptis

Pengujian Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan


Selama 10 Hari
Bentuk Setengah padat Setengah padat
Warna Putih Putih
Bau Bau khas minyak atsiri lemon Bau khas minyak atsiri lemon
Uji secara Mudah dioleskan dan dapat Mudah dioleskan dan dapat
topikal dicuci dengan air dicuci dengan air
Gambar

 Uji pH

Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan Selama 10


Hari
pH sediaan 5,5 pH sediaan 5,5
 Uji Homogenitas

Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan Selama 10


Hari
Sediaan Homogen Sediaan Homogen

 Uji Daya Sebar


 Berat tutup ekstensometer setelah pembuatan gel = 47172,0 mg
 Berat tutup ekstensometer setelah penyimpanan 10 hari = 48995,1 mg
Tanpa beban tambahan

Pengukuran Bidang Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan


Selama 10 Hari
Vertikal 3,3 cm 2,8 cm
Horizontal 3,7 cm 3,4 cm
Diagonal 3,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,4 cm 3,1 cm

Tambahan beban 50 g

Pengukuran Bidang Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan


Selama 10 Hari
Vertikal 4,1 cm 4 cm
Horizontal 4 cm 3,9 cm
Diagonal 3,8 cm 3,5 cm
Rata-rata 4 cm 3,8 cm

Tambahan beban 100 g

Pengukuran Bidang Setelah Pembuatan Gel Setelah Penyimpanan


Selama 10 Hari
Vertikal 4,4 cm 4 cm
Horizontal 4,4 cm 4,2 cm
Diagonal 4,2 cm 4,1 cm
Rata-rata 4,3 cm 4,1 cm

5
4.5
4.3
4 4 4.1
3.8
3.5 3.4
3 3.1 penutup
Linear (penutup)
2.5
beban 50 g
2 beban 100 g
1.5
1
0.5
0

2.6 Pembahasan

Sediaan gel pada praktikum mandiri ini dilakukan pada satu zat aktif saja yaitu
minyak atsiri jeruk lemon. Minyak atsiri jeruk lemon merupakan antiseptik alami yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Formula gel hand sanitizer ini
juga mengandung alcohol. Pemilihan alcohol pada formulasi ini karena alcohol dapat
membantu melarutkan karbopol,selain itu alcohol juga berfungsi untuk memberikan
rasa dingin pada tangan dan agar gel hand sanitizer cepat kering pada saat digunakan.
Bahan tambahan lainnya yang digunakan untuk formulasi sediaan mandiri terdiri
dari karbopol yang digunkana sebaagi geling agent dan trietanolamin merupakan basa
lemah yang dapat digunakan sebagai penetral untuk karbopol yang bersifat asam.
Kombinasi antara trietanolamin dan karbopol yaitu 1:1. Selain itu digunakan gliserin
sebagai humektan yang akan mempertahankan kandungan air dalam sediaan sehingga
sifat fisik dan stabilitas dapat dipertahankan selama penyimpanan.
Sifat fisik dan stabilitas suatu sediaan merupakan suatu parameter yang dapat
menunjukkan kualitas dari suatu sediaan. Uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan
uji daya sebar merupakan factor yang mewakili sifat fisik dan stabilitas dari sediaan
yang di buat.
Pemeriksaan organoleptis dilakukan secara visual pada suhu kamar dengan
mengamati sediaan gel berdasarkan bentuk,warna dan bau setelah pembuatan dan
setelah penyimpanan selama 10 hari didapatkan hasil yang sama yaitu berbentuk
setengah padat,berwarna putih dan berbau khas seperti minyak atsiri jeruk lemon.
Uji pH dilakukan dengan menggunakan stik pH meter. Setelah pembuatan
maupun penyimpanan setelah 10 hari didapatkan pH yang sama yaitu 5,5. pH yang di
hasilkan oleh sediaan yang kami buat berada pada kisaran pH kulit yaitu 4,5-6,5
sehingga sediaan gel minyak atsiri jeruk lemon aman untuk digunakan. Karena apabila
pH yang terlalu asam dapat mengiritasi kulit dan pH yang basa dapat menyebabkan
kulit kering.
Pengujian homogenitas sediaan dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah
tertentu sediaan pada sebuah kaca objek kemudian di lihat berdasarkan ada atau
tidaknya gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan gel. Berdasarkan hasil pengujian
yang kami lakukan menunjukkan bahwa sediaan gel dengan minyak atsiri jeruk lemon
tidak menunjukkan adanya butiran atau gumpalan pada sediaan gel dan hal tersebut
membuktikan bahwa sediaan gel tersebut homogen.
Pengujian daya sebar gel minyak atsiri jeruk lemon dilakukan untuk melihat
kemampuan gel meyebar pada kulit. Hasil pengujian daya sebar menunjukkan bahwa
setelah pembuatan dan selama penyimpanan 10 hari terjadi penurunan daya sebar, hal
ini menunjukkan bahwa daya sebar sediaan gel tidak stabil selama penyimpanan. Daya
sebar yang dihasilkan dari sediaan tidak memenuhi kriteria daya sebar yang baik untuk
sediaan gel yaitu antara 5-7cm. Dimana daya sebar yang di hasilkan yaitu antara 2,8-4,4
cm, hal ini disebabkan karena konsistensi dari sediaan yang terlalu kental sehingga daya
sebarnya menjadi lebih kecil.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Minyak atsiri jeruk lemon dapat diformulasikan seperti pada formula yang
disusun di atas, tetapi gel yang dihasilkan kurang sempurna. Gel yang terbentuk
konsistensinya kurang, sehingga menghasilkan daya sebar yang kurang baik. Tetapi
pada saat uji homogenitas menunjukkan bahwa sediaan homogen karena tidak terdapat
butiran kasar pada sediaan. pH yang dihasilkan gel hand sanitizer ini sebelum dan
sesudah penyimpanan yaitu 5,5 sehingga aman digunakan untuk kulit. Uji organoleptis
sebelum dan sesudah penyimpanan pun masih menunjukkan hasil yang sama. Sehingga
sediaan masih bisa dikatakan stabil selama penyimpanan hanya saja terjadi sedikit
penurunan pada daya sebar sediaan.

3.2. SARAN
Sebaiknya dalam pengembangan formula selanjutnya dapat dilakukan
peningkatkan kadar aquadest agar konsistensi sediaan meningkat sehingga sediaan tidak
terlalu kental dan dapat memenuhi kriteria uji daya sebar.
DAFTAR PUSTAKA

Borgou, S, Rahali, F.Z, Ourghemi, I & Tounsi, M.S., 2012 The Scientific World
Journal, 10(1), 1100-1100.
Anwar, Effionora. 2012.Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi.
Penerbit Dian Rakyat : Jakarta.
Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Modul Praktikum Teknologi Sediaan Liquida dan Semisolida Akademi Farmasi
Denpasar Tahun 2018/2019.
Anonim. 2014. Sediaan Gel.
Hergiani, Novia. 2015. Laporan Semisolida Sediaan Gel. Diambil dari :
https://www.academia.edu/23022285/Laporan_Semsol_Sediaan_Gel

Anda mungkin juga menyukai