I. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
1) Perencanaan Pembuatan DED Pasar Badung Kota Denpasar.
2) Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
3) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis, Gambar
-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang
disampaikan selama pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
1) Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
2) Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang
/ Jasa Pemerintah.
4) Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No. 07/PRT/M/2011 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
7) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
8) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
9) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
11) Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
12) Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
13) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
14) Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
15) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
1
16) Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
17) SKSNI T-15-1991-03
18) Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
19) Algemenee Voorwarden (AV)
20) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2002
21) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T-15-1991-03
dan SNI 03-XXXX-2002
22) Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002
23) Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI – 1.3.53.1987
2
3) Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.
4
4) Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.
b. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum
mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan
cara dan di dalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin
kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas:
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan. Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
7
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet
yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
8
2) Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.
9
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR
10
c. Bahan timbunan yang dipakai adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir Batu
(Sirtu) atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan.
Lokasi sumber jenis bahan timbunan tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pekerjaan. Tanah bekas galian pada umumnya boleh di pakai lagi untuk
bahan timbunan, kecuali apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai
bahan timbunan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, baik
mengenal kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
e. Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-lain
tidak boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan sepeiti ini harus dipindahkan
dan harus ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.
f. Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri paling
lambat 3 x 24 jam.
11
4) Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan
bahan-bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
5) Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan timbunan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan.
6) Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkan sampai mencapai kadar air
yang benar dan dipadatkan kembali.
7) Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapis, yang sama
ketebalannya untuk tiap-tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 200 mm setiap lapisannya
sebelum dipadatkan. Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini harus dipadatkan
sampai sekurang kurangnya menjadi 90% dari kepadatan kering maksimum menurut
Modified Proctor Test (ASTM D 1557). Bahan urug yang tidak dapat dipadatkan harus
disingkirkan dan diganti dengari material yang baru.
Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh Direksi sesuai dengan
spesifikasi berikut ini :
a. Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-1557. (hasil test
pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan lebih lanjut)
b. Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan
berdasarkan ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada
pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
8) Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini :
a. Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan ketebalan masing
masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150 mm.
b. Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara dipotong, dibajak
atau dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat lapisan tanah yang seragam
baik ketebalan masing masing lapisannya maupun kepadatannya. Setiap lapisan
tanah urug harus sama jenis bahannya, kepadatannya dan kandungan
kelembabannya sebelum mulai dipadatkan sebelum pemadatan, kelembaban tanah
urug harus dijaga dalam batas ± 2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkan
dalam ASTM D-1557. Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung mengarah ke
keadaan yang lebih basah untuk jenis tanah yang mudah berkembang.
c. Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan, harus
dikeringkan dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau dengan cara lain
yang sama dan apabila ada tanah urug yang kelembabannya tidak mencukupi harus
disiram dengan air sehingga kelembaban mencapai batas standard yang ditentukan.
12
d. Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus dijaga agar dapat
diperoleh hasil pemadatan yang merata.
e. Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang ditentukan dan
diperiksa dengan alat test yang sesuai di lapangan sebelum dilakukan pemadatan
berikutnya. Jika tanah urug tersebut tidak mencapai kepadatan yang ditentukan,
maka pemadatan tanah urug ini harus diulang kembali atau tanah urugnya diganti
dan metode pemadatannya diganti dengan cara lain yang sesuai untuk mencapai
standard kepadataan yang diinginkan.
f. Pengujian (test) disetiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai hasil test
menunjukkan adanya metode pelaksanaan yang benar dan mencapai kepadatan
pengurugan yang secara konsisten dapat diterima dan dapat dipakai terus. Lapisan
berikutnya harus diperiksa pada tempat tempat tertentu untuk melihat apakah
pengurugan yang dilakukan selalu memenuhi kriteria yang ditentukan. (hasil test
pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan lebih lanjut)
g. Apabila hasil test menunjukkan adanya pelaksanaan pengurugan yang tidak benar,
test secara terus menerus, sebagai tambahan dan test untuk memperbaiki keadaan
harus dilakukan. Pengujian secara terus menerus untuk setiap lapisan harus
dilaksanakan jika terjadi perubahan pada metode kerja atau jenis tanah urug.
h. Tanah hasil sisa pengurugan harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan dan
dipadatkan sehingga permukaan tanah menjadi sama dengan permukaan tanah
yang ada sebelumnya.
14
3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata ringan, yaitu : sloof, kolom
praktis dan ring balok. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom
praktis, ringbalok) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil. Semen PC yang dipakai adalah
produk dalam negeri yang terbaik (Indocement, Semen Gresik, Tiga Roda atau produk
setara yang mempunyai kualitas standar konstruksi. Pasir beton harus bersih, bebas
dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras
dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI
1971.
4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.
15
3. Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata ringan harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan. Pasangan batu bata ringan yang terkena udara terbuka, selama
waktu – waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi
celah.
4. Plesteran dan Pengacian.
Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
17
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-301 buatan PT Cipta Mortar Utama.
b. Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata ringan harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata
dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air
dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama. Standar daya
sebar ± 20 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 1,5 mm. Kebutuhan air 12,5 - 13,5 liter/ sak
40kg.
3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan
AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan MK.
18
a. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
b. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi –
bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
c. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
d. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding
baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan – kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
e. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain.
f. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
g. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan
bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.
Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
a. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
b. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
c. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
d. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak
lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak
dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Pengacian
harus diratakan dengan menggunakan jidaran untuk memperoleh hasil acian dinding
yang rata, tebal acian yang dianjurkan adalah 1,5 mm-3,0 mm tergantung dari kerataan
dasar permukaaannya, hasil acian tidak perlu digosok dengan menggunakan kertas
semen, amplas atau sejenisnya.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.
7. Pemeriksaan dan Pengujian.
19
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil
contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan
harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa
biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
21
2) Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek ALEXINDO, atau yang setara dengan ukuran
4” x 1 ¾“ untuk kusen pintu dan untuk kusen jendela dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
3) kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan
standar dari pabrik pembuatan.
6.4.2. Alat Pengencang dan Aksesori.
1) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara alat
pengencang dsan komponen yang dikencangkan.
2) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
3) Penahan udara dari bahan vinyl.
4) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
6.4.3. Kaca dan Neoprene/Gasket.
1) Kaca untuk pintu dan jendela kayu dan aluminum harus memenuhi ketentuan.
2) Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan Kayu harus
memenuhi ketentuan.
3) Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
4) Bahan : EPDM
5) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
6.4.4. Perlengkapan pintu dan jendela
Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
6.4.5. Sealant Dinding (Tembok)
Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant
22
4) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi
dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
5) Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi
dengan cat transparan atau lembaran plastik.
6) menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
7) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
8) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum
pelaksanaan anokdisasi.
9) Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
10) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan.
11) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi
ketentuan.
12) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/ halaman
pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan
kusen, pintu dan jendela.
13) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
14) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan
rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan.
15) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
16) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan serta persyaratan
teknis yang benar.
17) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “sealant”.
23
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.
24
1) Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
a. Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
b. Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
c. Kedalaman celah minimal 16mm.
d. Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
e. Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan.
2) Persiapan Permukaan.
a. Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
b. Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk
pabrik.
c. Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.
3) Neoprene/Gasket dan Seal.
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen
dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang
dikondisikan.
4) Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup
stainless steel. Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5) Penggantian dan Pembersihan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak
ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
26
a. Kunci pintu KM/WC harus sesuai atau setara dengan merek Solid, Dekson atau
IHS, dan terdiri dari :
b. Selot pengunci di atas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator merah/biru
di bagian sisi luar pintu.
c. Hendel bentuk gagang di atas pelat.
d. Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot
pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.
2) Engsel.
a. Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu tipe ayun dengan bukaan satu arah,
harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm,
seperti tipe SELL 0007 buatan Solid, Dekson, atau IHS.
b. Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua daun
jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat
jendela. Produk Solid, KEND, atau IHS. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
untuk jendela berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk Kend, Solid, atau IHS.
3) Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Solid, Dekson,
atau IHS.
4) Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring
knip produk Solid, Dekson, atau IHS.
5) Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Solid, Dekson, atau
IHS.
6) Gembok.
Gembok produk Solid, Dekson, IHS atau setara dalam warna solid brass untuk pintu-pintu
pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
7) Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe
pemasangan di lantai produk Solid, Dekson, atau IHS.
8) Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hinge atau semi frame less menggunakan handle
buka setara produk Dorma, Solid, Dekson, atau IHS.
9) Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair
line finish, kecuali bila ditentukan lain.
10) Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dorma, Cisa atau setara Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
27
Fireproof - PEMKO S88
Smokeproof - PEMKO S88
Soundproof - PEMKO 320 AN
Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
29
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang menyatakan
bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.
9.3.4. Ketidaksesuaian.
1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
2) Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai
dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
3) Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan
waktu.
30
4) Semua bagian yang dilas harus diratakan dan di finish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-lain yang
tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
5) Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
6) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang
yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus
crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
7) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
8) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran, tata
letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
9) Pekerjaan stainless steel dilakukan pada :
Railing tangga bangunan.
Partisi Pemisah Los
Pemasangan lapisan stainless steel pada meja los dagang.
Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
X. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
10.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan
penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan Spesifikasi Teknis, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
31
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai,
untuk disetujui oleh Konsultan MK.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan,
dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara fabrikasi, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
10.4.3. Pengiriman dan Penyimpanan.
1) Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum pemasangan
untuk mengurangi resiko kerusakan.
2) Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat di atas penumpu yang ditempatkan
pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari
150mm terhadap ujung tumpukan.
3) Papan gipsum dan aksesori harus disimpan di tempat terlindung, lepas dari muka tanah,
di atas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.
10.4.4. Ketidaksesuaian.
1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan
lainnya.
2) Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak
sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya
dengan yang sesuai.
3) Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
32
4) Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
5) Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
a. Perekat
b. Pita kertas berperforasi,
c. Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
d. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang dengan
baik.
33
Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
34
b. Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut
c. Tahan air
d. Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api
e. Tidak mudah lapuk dan membusuk
f. Mudah dipotong, dipaku atau disekrup
g. Tahan rayap dan binatang kecil lainnya
h. Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau meni
Seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara. Ketebalan dan ukuran harus
sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel pada langit –
langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau
Galvalum, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium
silikat, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS atau yang setara, sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel.
3) Alat Pengencang.
a. Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-embeded-
head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-plating.
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar
dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
4) Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat dan memiliki
perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
5) Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus didesain khusus sehingga dapat
digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint system), penutup kepala sekrup
atau paku.
6) Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara panel
semen berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
7) Pengecatan.
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
35
Panel kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel kalsium silikat harus diolah dan dikerjakan
sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
2) Persiapan.
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan persiapan
minimal sebelum penyelesaian. Panel kalsium silikat harus dipotong dengan alat
pemotong yang direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan dihasilkan
potongan yang rata dan licin. Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel
untuk penempatan peralatan, seperti armatur lampu, kisi – kisi udara dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3) Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel kalsium silikat. Penempatan paku atau sekrup harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata
dengan permukaan panel. Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon
agar diperoleh permukaan panel yang halus.
4) Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk garis,
harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan tahan cuaca
seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai ketentuan.
Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang memiliki
ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuatan bahan pengisi.
Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan, sambungan
harus ditutup dengan sistem sambungan tertutup yang direkomendasikan pabrik
pembuat panel.
5) Aplikasi.
Untuk aplikasi langit–langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :
a) Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan.
b) Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang sudah diberi bahan
pengawet, dengan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik
pembuatnya.
c) Sambungan antara panel harus ditutup / diisi dengan pita penyambung dan kompon
penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat panel.
6) Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas ringan dengan
amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari permukaan dengan kain kasar
yang bersih. Butir – butir lepas yang menempel pada permukaan harus dihilangkan
dengan pengikis besi.
Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi.
36
Warna – warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.
37
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
2) Ubin Keramik Berglasur.
Ubin keramik berglasur merek setara Asia Tile, Platinum, Niro Granito yang terdiri dari
beberapa jenis seperti tersebut berikut :
a. Ubin berglasur ukuran 200 mm x 200 mm untuk dinding yang di tunjukan pada
gambar.
b. Ubin berglasur ukuran 300 mm x 300 mm untuk dinding yang di tunjukan pada
gambar.
c. Granite tile berglasur ukuran 300mm x 600mm untuk dinding yang di tunjukan pada
gambar.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada gambar rencana.
3) Adukan.
Adukan khusus untuk pemasangan Ubin pada dinding menggunakan semen instan
khusus dan bahan tambahan air yang dicampur rata, seperti MU-460 buatan PT Cipta
Mortar Utama yang cocok untuk daerah basah. Standar daya sebar ±3 m2 / zak=40kg/
tebal aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg.
4) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti MU 408 buatan PT. Cipta Mortar Utama atau yang
setara yang disetujui. Standar daya sebar ±10 m2 /kg.
38
c. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
d. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus
dan rat.
e. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
f. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
39
2) Semua standard perturan bahan nasional yang berlaku
40
2) Pemasangan.
Batu harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu dapat dipotong
di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
Toleransi pemasangan antar batu pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk setiap 6 m
tinggi pasangan.
41
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal setara dengan merek
Asia Tile, Platinum dan Niro Granite yang memenuhi ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata
permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat
lainnya, tidak boleh dipasang.
2) Ubin Keramik
a. Ubin keramik berglasur tipe anti slip ukuran 300mm x 300mm untuk lantai yang di
tunjukan pada gambar.
b. Ubin keramik berglasur ukuran 300mm x 300mm untuk lantai yang di tunjukan pada
gambar.
c. Granite tile berglasur ukuran 300mm x 300mm untuk lantai yang di tunjukan pada
gambar.
d. Granite tile berglasur ukuran 600mm x 600mm untuk lantai yang di tunjukan pada
gambar.
e. Step nosing dari bahan karet bergaris dengan ukuran sesuai standar dari pabrik
pembuat.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada gambar rencana.
3) Adukan.
- Adukan khusus untuk pemasangan Ubin pada lantai menggunakan semen instan
khusus dan bahan tambahan air yang dicampur rata, seperti MU-400 buatan PT
Cipta Mortar Utama. Standar daya sebar ±4 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 10 mm.
Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg.
4) Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti MU 408 buatan PT. Cipta Mortar Utama atau yang
setara yang disetujui. Standar daya sebar ±10 m2 /kg.
42
c. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
d. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus
dan rata.
e. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
f. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri
dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Konsultan MK.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
44
12.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Floor Hardener
1) Substrat (Beton K300)
Diamplas menggunakan racing diamond No. 50
Dibersihkan
Diamplas menggunakan racing diamond No. 100
Dibersihkan
Diamplas menggunakan racing diamond No. 300
Dibersihkan
2) Silikat penetran LD-201
Disemprot ke seluruh bagian hingga merata
Diratakan kembali menggunakan kain mop
Tunggu kering 24 jam
Diamplas menggunakan racing diamond No. 500
Dibersihkan
Diamplas menggunakan racing diamond No. 800
3) Silikat Topping CC-203
Dispray tipis ke seluruh bagian
Dilap menggunakan kain mop
Dibufing
Tunggu kering 2 jam
4) Silikat Topping CC-203
Dispray tipis ke seluruh bagian
Dilap menggunakan kain mop
Dibufing
Tunggu kering 24 jam
45
3) Polyfloor PFT-253 (Ketebalan 500 micron)
Campurkan
Komponen A : Komponen B
4 : 1 (by weight)
Cat ulang dan ratakan menggunakan squege
Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
Tunggu kering + 8 jam
4) Polyfloor PFT-253 (Ketebalan 1500 micron)
Campurkan
Komponen A : Komponen B
4 : 1 (by weight)
Cat ulang dan ratakan menggunakan squege
Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
Diroll mengunakan spike roll
Tunggu kering + 8 jam
Umur campuran + 1 jam
46
Campurkan
Komponen A : Komponen B
4 : 1 (by weight)
Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
Tunggu kering + 8 jam
Umur campuran + 1 jam
47
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
48
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai dalam
pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan
digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Dulux, Propan
Jotun, ICI atau Levis – Akzo Nobel. (mengacu pada gambar kerja)
13.5.2. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a. Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan
dasar minyak.
c. Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
13.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
13.5.4. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
a. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium
silikat.
b. Emulsion weathershield untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
c. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior pelesteran
dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
49
2) Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar
dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan
tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air
dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga
air dapat diserap.
3) Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan gipsum
tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk gipsum, untuk menutup
permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis. Setelah cat dasar
ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
4) Permukaan Barang Besi /Baja.
a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand
blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.
50
c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran,
debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
13.6.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.
Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus
dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.
13.6.3. Pelaksanaan Pengecatan.
1) Umum.
a. Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat,
penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
b. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.
c. Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama
dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
d. Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan yang
akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
2) Proses Pengecatan.
a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan
dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
51
b. Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan
dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
3) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya
selama pengecatan.
c. Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).
4) Metode Pengecatan.
a. Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan dengan
kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
b. Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan
lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.
53
14.3. ASESORIS DAERAH BASAH
14.3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan aksesori daerah
basah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis ini.
54
14.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali
bila dinyatakan lain secara tertulis. Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis
aksesori harus dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang
diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
3) Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya,
sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.
4) Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam
Spesifikasi Teknis.
15.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan penutup atap harus mengikuti persyaratan yang sudah disyaratkan oleh
pabrik pembuatnya dan sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan dalam gambar kerja
dan spesifilasispesifikasi lainnya berkaitan dengan pekerjaan ini.
b. Sebelum dipasang, semua bahan harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
c. Pemasangan/ perakitan harus dilakukan oleh tenaga terampil dengan cara yang ahli,
mengetahui detail semua sifat-sifat bahan.
55
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL
57
1 Tower Crane 2,5 Ton 2 Unit
2 Crawler Crane 50 Ton 2 Unit
3 Excavator 0,7 m3 2 Unit
4 Dump Truck 6 Ton 4 Unit
5 Genzet 175 KVA 2 Unit
6 Concrete Pump 30m3/Jam 2 Unit
7 Truck Mixer 5 m3 6 Unit
8 Concrete Vibrator 5 HP 4 Unit
9 Mesin Compressor 175 cpm 2 Unit
10 Bar Bender 41 mm 4 Unit
11 Bar Cutter 41 mm 4 Unit
12 Mesin Las 250 A 4 Unit
13 Jet Pump 30 m 9 Unit
14 Beton Mollen 0,5 m3 6 Unit
15 Stamper 2 Unit
16 Theodolite 6 Unit
17 Waterpass 6 Unit
58
2) Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-
lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing
ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. OBSTACLE
1) Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding tembok besi-
besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi bangunan lama yang
cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang
lebih khusus pula (misalnya:concrete breaker, compressor, mesin potong) dibandingkan
dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
2) Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-
lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan
ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
3) Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
4) Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
a. Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan sifat
tanah pada daerah tersebut.
b. Pada jalur yang akan dibuat pondasi setempat dan sloof mulai dari permukaan tanah
exsisting sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi
pondasi dan sloof.
62
4) Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan
sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang
sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain harus dijaga dengan
baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
5) Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator
dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin
dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
6) Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah
direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk
menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus sudah dibersihkan
permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram
dengan air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
7) Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan melindunginya
dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengan karung-karung yang
senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
8) Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan alat
pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.
9) Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample)
untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan di dalam PBI 1971. Slump yang diperkenankan dalam
pelaksanaan adalah antara 7-10 cm dan faktor air semen maximum 0,5. Pengambilan-
pengambilan contoh di atas dilakukan atas petunjuk Direksi. Kubus-kubus yang diambil
harus dijaga agar dapat mengeras dengan baik. Demikian pula kubus beton yang diambil
selama pengecoran harus diuji kekuatan tekannya di laboratorium yang dapat disetujui
direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bilamana
hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari yang disyaratkan masing-masing
untuk bagian yang sehubungan dengan rencana, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan
kepada Direksi rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan
biaya Pemborong.
10) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari K yang disyaratkan,
pemborong diharuskan mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi yang
diragukan. Jumlah core-sample untuk setiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya
akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi.
11) Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada
beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi.
7. PEKERJAAN BETON.
63
7.1. UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1) Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan
semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain
yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan,
dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya.
2) Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan
ACI.
3) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk
pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam
garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan
dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4) Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum
fabrikasi dilakukan.
5) Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau
seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan
untuk dinding blok beton.
6) "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi
dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian
slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi
penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
7) Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
64
sparing dalam beton untuk instalasi M/E
penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata
dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton
struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
3) Penyerahan – Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan
segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada
pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja
sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan
maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
c. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang rnemenuhi seluruh sifat bahan yang dlsyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
d. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hart sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai.
e. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut selalu tersedia atau bila
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
f. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
g. Kontraktor harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh pekerjaan perancah
dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan
sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
66
h. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lambat 3 x 24
jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton.
i. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan acuan dan
pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
j. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
e. Percobaan tambahan
Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan
percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan
membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila
beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
7.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1) Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-
82, Type-1 atau NI-8 seperti Mortar Utama atau setara untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis
secara tegas oleh Direksi Lapangan.
69
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu
dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis
campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas
jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga
agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun
tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan
urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan
untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui
untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
2) Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus
memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,
dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
70
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 %
berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
e. Mutu dan Konsistensi dari Beton
71
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap : K-300 (f’c =30 MPa)
Semua kolom dan dinding beton : K-300 (f’c = 30 MPa)
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas -
Bo
73
puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus disingkirkan dari
bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta
perlengkapan pengangkutan.
Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling
struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan
bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam
yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan
lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan
beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan
pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton
lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan
tanpa adukan nonshrink.
Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan
bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga
pelaksanaan beton.
Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan
SKSNI 1991.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah
setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus
tersebar merata.
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe
304 dan ASTM C94-98.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan (segregasi).
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
74
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan
setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan
mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah
mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang
talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara
mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan
lain atau disetujui Direksi Lapangan.
Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m.
Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor
ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing
tidak boleh dituang ke dalam struktur.
Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi
lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoraxn, maka "Kontraktor" harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
d. Pemadatan beton
Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
75
Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180
mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
- Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45oC.
- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena
hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari
5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian
lain dimana betonnya sudah mengeras.
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat
diisi penuh lagi dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi.
3) Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi
Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila
pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
4) Siar Pelaksanaan
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan di dalam gambar-gambar
rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang
76
ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom
untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus
dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan
itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus
cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
5) Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak
melebihi 38 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
6) Toleransi pelaksanaan.
77
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1;
PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat
lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan
khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara
pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir
atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi
karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang
terjadi tidak kurang dari 6 m.
Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam
3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6
m.
Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10
mm dalam 1 m.
7) Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang
dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum. Apabila pelat
gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan
atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan
kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan
pengaliran dari aliran.
8) Cacat pada Beton (Defective Work)
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau
dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu
pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
78
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
i. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan
dengan memuaskan.
j. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
k. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
l. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan
dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan,
Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau
ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air
semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
m. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)
Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es
sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
Selama pengecoran dan pemeliharaan.
- Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton
untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
- Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi
permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan
beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap
panas, matahari atau angin yang berlebihan.
- Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam
di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
- Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan di
lapangan dan siap untuk digunakan.
79
9. Pekerjaan Penyambungan Beton
a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang
sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex
SIKA, Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding
agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.
81
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan
penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci
pada : 4.3.13.c.2.
13. Beton Massa (Mass Concrete)
a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R-
79 Revised 1985.
b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan
temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan-bahan.
Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang
tahan terhadap sulfat.
Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang
bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-
tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C
618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as
a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).
Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali
yang tercantum dalam catatan, suatu retarder type air entraining dan bahan
"pereduce" air (water reducing agent) atau harus digunakan retarder type water
reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang akan dipakai,
boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.
Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan
yang mempunyai suhu serendah mungkin.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
82
Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah semen
tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan
harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka
umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran
harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh
Direksi Lapangan.
e. Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk
tulangan tidak berubah selama pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4.
tentang pembesian.
f. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur
Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap
pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-
lain.
Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton
harus diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan
beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur
tersebut. Perhatian dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi
tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan
beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk
mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton
atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya
sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka permukaan tetap harus
dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.
Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat harus
berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan
kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Lapangan.
Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna
dapat menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton sesuai
dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.
14. Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan
(Protection from Mechanical and Construction Injury).
83
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang
berlebihan.
15. Percobaan Beton
a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh
"kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama pemeliharaan.
Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua fasilitas
yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan. Kontraktor harus
menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan.
Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik.
Direksi Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan
contoh benda uji silinder tersebut.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM
C-172, ASTM C-31.
c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan
tahapan sebagai berikut :
Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-
99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.
16. Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan
Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification for
Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat
dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.
17. Lain-lain
Grouting dan Drypacking
a. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan
beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan
Direksi Lapangan.
84
b. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-
bahan menjadi satu.
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan membentuk
lapisan seragam di bawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton
expose dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan di bawah pelat dasar baja struktur dan di tempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil
yang memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal
pengecoran atau sambungan setelah pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut);
mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari
sesuai ASTM C109; mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit
sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing
Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus tidak
boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan
campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut
syarat petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).
8.4. Karakteristik Mutu Beton Pracetak-Pratekan dan beton sambungan basah (cast in situ) :
a) Tiang Pancang adalah K-450
b) Balok beton adalah K-450
c) Lantai HOLLOW CORE SLAB (HCS) adalah K-450
d) Cast in situ (Topping untuk balok dan half-slab) adalah K 300
86
a. BAHAN BAHAN dan SPESIFIKASI TEKNIS.
Soldier Pile (TURAP) dibuat dari Tiang Pancang Persegi 40cm x 40cm x12 meter, jarak as
ke as 80cm, sesuai dengan gambar tender.
Tiang Pancang Persegi 40cm x 40cm x 12 Mtr, adalah Tiang Pancang Prestress dengan
mutu beton K450, Penulangan 8 buah PC Strands dia.3/5” Grade 270, Sengkang spiral
BJTD 6mm, U50, jarak disesuiakan dengan pada gambar tender atau setara dengan
spesifikasi Satria Piling.
Caping Beam dengan mutu beton K-300, Penulangan BJTD U40, dimensi sesuai dengan
ketentuan pada gambar.
b. PERALATAN KERJA/MESIN
Peralatan kerja/mesin mesin utama yang harus digunakan pada lingkup pekerjaan ini
antara lain ::
b.1. Alat Ukur adalah Theodolite atau Total Station, Auto level dan segala perlengkapannya.
b.2. Mesin bor adalah mesin Bor kering (Dry Bore) berupa Long Flight Auger Machine ,
Rotary Auger Machine dan dapat dilengkapi dengan alat bore basah (Washed Bore)
ber dynamo, tinggi menara minimal 9.00 mtr, seperti dijelaskan pada pasal 8.
(PEKERJAAN CONTINOUS BORED PILE).
b.3. Mesin pancang Tiang Turap adalah mesin pancang HSPD (Hydraulic Static Pile
Driver) atau mesin pancang Jack In kapasitas 240 Ton.
b.4. Mesin pengangkat pipa tremie, Tiang Pancang, ataupun material berat lainnya adalah
Mobile Crane atau Crawler Crane dengan kapasitas minimal 35 Ton.
b.5. Peralatan Kerja/Mesin pendukung lainnya antara lain Generator tipe Silent, sesuai
kebutuhan, Rail Guider (Rel Pelurus).
c. METODA PELAKSANAAN
Metoda pembuatan Soldier Pile adalah dengan cara :
c.1. Penentuan titik koordinat SOLDIER PILE/Turap.
c.2. Ketinggian SOLDIER PILE/Turap.dan
c.3. kedalaman SOLDIER PILE/Turap.
c.4. Pembuatan Preboring dia.60 cm. Preboring dilakukan hingga kedalaman 12 mtr dimana
Peboring akan melalui lapisan tanah keras.
c.5. Penuangan mortar/beton B-0 pada level– 6,00 mtr. hingga -12,00 mtr dari permukaan
tanah;
c.6. Pemancangan TURAP Tiang pancang dan
c.7. Pengikatan/Penyatuan Tiiang Turap dengan pembuatan Caping Beam, sesuai dengan
ketentuan ketentuan teknis pada gambar tender/konstruksi.
PENJELASAN :
c.1. PENENTUAN TITIK KOORDINATSOLDIER PILE/TURAP
87
Untuk menentukan koordinat titik Soldier Pile, perlu dibuatkan Shop Drawing
berdasarkan gambar konstruksi (For Construction Drawing) dari konsultan dan
diukur dengan alat ukur Theodolith atau Toral Station.
Pada ShopDrawing, ditentukan koordinat soldier pile, jarak antar soldier pile
dan juga pemeriksaan jarak minimal dari pagar yang ada. Jarak as ke as
Soldier pile adalah 80 cm.
Shop Drawing harus diserahkan kepada oleh MK untuk di periksa dan disetujui.
Untuk meminta persetujuan disertai surat Working Permit (WP) yang nantinya
bila Shop Drawing telah disetujui, WP ini juga dibubui Tanda Tangan
persetujuan dari team Manajemen Konstruksi (MK).
Gambar yang telah disetujui ini menjadi acuan kerja dilapangan.
Titik titik soldier pile yang telah diukur diberi tanda dari patok kayu dan
diatasnya diberi paku sebagai penanda as daria soldier pile.
Semua rencana Soldier Pile harus diberi nomer urut yang akan digunakan
dalam dokumentasi pelaksanaan dan pelaporan.
89
Pemotongan dilakukan hingga bagian tiang pancang yang tersisa dan tertanam
dalam Capping Beam adalah setengah dari tinggi Capping Beam.
Kabel/penulangan Tiang pancang tidak diijinkan untuk dipotong.
Pemasangan Cetakan samping, dapat dilakukan setelah diadakan
pembersihan puing puing beton tiang pancang. Cetakan dapat dibuat dari
batako maupun cara lain yang disetujui oleh MK.
Pemasangan pembesian, tebal selimut beton, pengecoran beton,
pembongkaran cetakan beton, perbaikan cacat beton, pemeliharaan (curing)
beton, dilakukan sesuai Standard Nasional Indonesia dan ketentuan yang
ditetapkan pada proyek ini.
90
TURAP TIANG PANCANG SETELAH PENGGALIAN,
PEMASANGAN BATAKO PADA CELAH DAN
PEMASANGAN PEMBESIAN DINDING.
b. PERALATAN KERJA/MESIN.
Peralatan kerja/mesin mesin utama yang harus digunakan pada lingkup pekerjaan ini
antara lain :
b.1. Tower Crane dengan kapasitas angkat diatas 3,000 kg, atau
b.2. Mobile Crane dengan kapasitas 40-50 Ton, dgn kapasitas angkat diatas 3,000 kg pada
saat angkat Balok Prestress
b.3. Electric Hoist pada tempat2 tertentu.
(Catatan : Berat Balok Beton Prestress terberat adalah kl.3.000 kg/batang).
c. METODA PELAKSANAAN.
91
Metoda pembuatan Soldier Pile adalah dengan cara :
c.1. Penumpukan/stock (Handling) Balok Prestress.
c.2. Pemasangan Pendukung Balok Prestress.
c.3. Pemasangan Balok Prestress.
PENJELASAN :
c.1. PENUMPUKAN/STOCK (HANDLING) Balok Prestress.
Handling dilakukan mulai dari penurunan dari truck pengangkut, penumpukan
dan pengangkatan pada saat pemasangan.
Pengangkatan dari atas truck pengangkut, menggunakan sling angkat yang
memenuhi kapasitas angkat dan ditumpuk sesuai petunjuk teknis dari pabrik.
Pengangkatan dapat dilakukan dengan Tower Crane, Mobile Crane. Tidak
diperkenakan mengangkat dengan menggunakan cara manual atau Fork Lift..
Siapkan balok kayu sebagai ganjal Balok Prestress dengan posisi yang benar,
kuat, stabil, dan tanah tempat penumpukan harus kuat dan tidak amblas.
Penempatan balok kayu ganjal pada Balok Prestress harus ditempatkan 2
(dua) buah pada posisi hak pengangkat (Lifting Point) saja.
Tumpukan maksimum Balok Prestress adalah 2 ( dua ) buah dan diantaranya
diletakkan ganjal dari balok pada posisi hak pengangkat (Lifting Point) saja.
93
ILUSTRASI BALOK PRACETAK PRESTRESS :
94
8.9. LANTAI BETON HOLLOW CORE SLAB (HCS) Prestress/Prategang..
a. BAHAN BAHAN dan SPESIFIKASI TEKNIS.
Lantai Hollow Core Slab (HCS), adalah pelat lantai beton berongga pracetak prategang,
yang diproduksi dipabrik dengan mesin-mesin khusus.
Spesifikasi Hollow Core Slab (HCS), yang digunakan adalah sebagai berikut :
Lantai Hollow Core Slab (HCS) areal Los Pasar dan Atap:
Tipe produk : HCS BEP 150.07.14
Lebar (standard) : 1200 mm
Tebal pelat : 150mm untuk lantai 1los pasar dan atap.
Panjang pelat : sesuai cutting list
Permukaan atas : kasar, siap pasang keramik
Permukaan bawah : beton ekspos
Mutu beton : K-450, slump 0 cm.
Tulangan : PC-wire Ø 7 mm
Area : 1.117,18 cm2
Inertia : 29.543,01 cm4
Berat sendiri : 247 kg/m’
Komposit / topping : 60 mm.
Potongan melintang Hollow Core Slab (HCS) :
95
b. PERALATAN KERJA/MESIN
Peralatan kerja/mesin mesin utama yang harus digunakan pada lingkup pekerjaan
pemasangan Lantai Hollow Core Slab (HCS) antara lain :
b.1. Tower Crane dengan kapasitas angkat diatas 1.560 kg pada ujung jib atau
b.2. Mobile Crane dengan kapasitas angkat 40-50 Ton
b.3. Electric Hoist pada tempat2 tertentu.
(Catatan : Berat Hollow Core Slab (HCS) BEP 200.07.14 adalah kl.260 kg x 6 mtr).
c. METODA PELAKSANAAN.
Metoda Pelaksanaan/Pemasangan pemasangan Lantai Hollow Core Slab (HCS) adalah
sebagai berikut :
c.1. Penumpukan/stock (Handling) Hollow Core Slab.
c.2. Penentuan koordinat-koordinat Balok Pendukung Hollow Core Slab yang meliputi
Grid, Level, Kerataan level.
c.3. Pemasangan Hollow Core Slab.
c.4. Pemasangan SHEAR CONNECTOR.
c.5. Pemotongan Hollow Core Slab.
PENJELASAN :
c.1. PENUMPUKAN/STOCK (HANDLING) HOLLOW CORE SLAB.
Handling dilakukan mulai dari penurunan dari truck pengangkut, penumpukan
dan pengangkatan pada saat pemasangan.
Pengangkatan dari atas truck pengangkut, menggunakan sabuk angkat yang
memenuhi kapasitas angkat dan ditumpuk sesuai petunjuk teknis dari pabrik.
Pengangkatan dapat dilakukan dengan Tower Crane, Mobile Crane ataupun
Fork Lift. Tidak diperkenakan mengangkat dengan menggunakan cara manual.
Setiap lapis Hollow Core Slab diberi ‘ganjal’ dari kayu usuk dengan jarak kurang
lebih 50 cm dari kedua ujung Hollow Core Slab.
Siapkan balok kayu sebagai ganjal Hollow Core Slab dengan posisi yang benar,
kuat, stabil, dan tanah tempat penumpukan harus kuat dan tidak amblas.
Cara pemasangan balok ganjal untuk Hollow Core Slab yang disusun ke atas
harus benar-benar lurus satu garis dari bawah sampai atas.
Tumpukan maksimum Hollow Core Slab adalah 8 ( delapan ) lembar pada
landasan yang keras dan stabil.
96
c.2. Pemasangan Hollow Core Slab.
PERSIAPAN :
Sebelum pemasangan Hollow Core Slab dilakukan, semua shop drawing harus
diajukan oleh kontraktor kepada MK dan telah disetujui oleh MK yang meliputi
skejul dan urutan pemasangan (erection way), peralatan yang digunakan, team
kerja dan lain-lain.
Periksa ukuran kembali bentangan as balok untuk perletakan Hollow Core Slab ,
apakah sesuai dengan gambar atau tidak, apabila tidak sesuai maka tindak
lanjuti / koordinasikan langsung dengan MK dan Supplier.
Periksa level bagian atas balok Pracetak/Prestress dan kerataan permukaan
balok terutama untuk balok tumpuan tidak boleh bergelombang dan harus
benar-benar rata.
Buat marking pada balok utama ( balok tumpuan ) untuk menentukan posisi
Hollow Core Slab yang akan dipasang ( jika diperlukan ). Marking yang harus
dibuat adalah marking garis tepi tumpuan Hollow Core Slab dan garis jarak
antara Hollow Core Slab . Garis marking dibuat sesuai dengan petunjuk pada
gambar kerja, untuk marking jarak antar Hollow Core Slab dibuat setiap
kelipatan 1.200 mm sedangkan untuk tumpuan lakukan sesuai petunjuk pada
gambar.
c.5. Pemotongan dan Pembuatan Coakan, Lubang Drainase (Coring) pada Hollow Core
Slab.
Pemotongan pada arah melintang ataupun membujur terhadap Hollow Core Slab,
yang terjadi dilapangan dapat disebabkan oleh bebepada hal antara lain pertemuan
dengan kolom, lebar Hollow Core Slab yang tidak standard dan lubang drainage.
Pelaksanaan dapat dilakukan dengan alat pemotong beton (Concrete Cutter), tidak
diperbolehkan menggunakan alat manual (betel+palu).
Pemotongan dapat dilakukan seijin dari MK dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Pada HCS lebar 1.200 mm, lebar coakan yang diizinkan adalah Max. memotong
2 PC Wire (max. 280 mm)
Pada HCS lebar 600 mm, lebar coakan yang diizinkan adalah max. memotong 1
PC-Wire (max. 150 mm = max ¼ lebar)
HCS bisa dibelah dengan ketentuan tidak mengenai PC-Wire dan belahan
minimal = 600 mm.
98
99
ILUSTRASI HOLLOW CORE SLAB (HCS).
A. PENURUNAN dan PENUMPUKAN HOLLOW CORE SLAB
100
B. PENGANGKATAN dan PENEMPATAN HOLLOW CORE SLAB DIATAS BALOK PRESTRESS.
101
C. PEMASANGAN SHEAR CONNECTOR.
8.10. TOPPING OFF pada BALOK INDUK Prestress dan LANTAI BETON HOLLOW CORE
SLAB (HCS) Prestress
a. BAHAN BAHAN dan SPESIFIKASI TEKNIS.
Spesifikasi bahan-bahan Topping off diatas Balok Induk Prestress dan lantai Hollow Core
Slab (HCS) adalah sebagai berikut :
Jaring Kawat Baja Las (JKBL) atau Wire mesh adalah BJTD 50, low elongation, setara
produk Bhirawa Steel.
Beton mutu K300, slump 12 cm +/- 2 cm.
b. PERALATAN KERJA/MESIN:
Peralatan kerja/mesin mesin utama yang harus digunakan pada lingkup pekerjaan
Topping off antara lain :
b.1. Alat potong/gunting JKBL.
b.2. Concrete Pump.
b.3. Alat penggetar beton (Vibrator).
b.4. Alat perata beton.
b.5. Alat ukur elevasi beton cor (Theodolite, TS ataupun Auto level).
9. PEMBESIAN
9.1. PERCOBAAN DAN PEMERIKSAAN (TEST AND INSPECTIONS)
a. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
b. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
c. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
d. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
e. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
f. Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
g. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran
dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
h. Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
103
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 3200 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.
Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.
Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners
dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau
pakai lantai kerja yang rata.
Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/
mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang
yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
105
terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus
melintasi tulangan balok yang berbatasan.
3. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
b. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c. Tulangan atas pada pelat dan balok :
balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
panjang batang : ± 50 mm
d. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
4. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana
atau disetujui oleh perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan)
dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu
lebih dari 850 oC.
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
h. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan
jalan disiram dengan air.
i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
a. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana.
Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan
tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
106
b. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar
± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
c. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6
mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
d. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.
6. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-32 (BJTD-32)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
e. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 (Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
10.4. LAS
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement
Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di
suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti dianjurkan
atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan
jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
107
10.5. SAMBUNGAN MEKANIK
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.
108
Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman
dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
memulai pekerjaan.
Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi
Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja,
juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari
lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode
dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
11.2 BAHAN-BAHAN/PRODUK
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti
terlihat dan terperinci.
a. Perancangan Perancah
Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah.
Perancangan/Desain
- Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi
yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
- Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-
347.
- Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah,
beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-
penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan
kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
109
Acuan
- Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan
dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana
serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
- Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
- Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan
mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
- Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak
struktur yang sudah selesai dikerjakan.
- Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak
dari beton.
b. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan
Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam
dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-
pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan
harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau
butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada
bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan
panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari
adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada
cetakan tidak diijinkan.
c. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan
Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata
kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan
lain yang serupa.
Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari
papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada
bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi
hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk
mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada
penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
110
d. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain
yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis
setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana
beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
e. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah
stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
f. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
g. Melapis Cetakan
Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat
kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton
atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian
lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton.
Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk
melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai
dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan
dipasang.
h. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat,
atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan
ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton
basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.
Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis
dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum
diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
i. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan
beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit,
konstruksi penggantung haruslah digalvanis, atau type yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan.
111
Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal,
dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan
gangguan dari mortar/adukan.
j. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya,
dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan
untuk pengeringan udara (alamiah).
k. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang
sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
kontraktor segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari
posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin
tertulis dari Direksi Lapangan.
Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus
sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.
Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan
tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.
10.1.1.1. Pelaksanaan
a. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
112
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah
lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-
tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini
akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak
akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi
Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut
sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.
Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara
detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung
untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga.
Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan
perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus
dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah
diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang
lebih jauh.
Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus
agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran
untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama
dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
b. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
113
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang
cetakan.
Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan
lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali
seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan
beton yang diekspose.
Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran
tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok di atasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau
dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja penuh.
Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-
benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data
dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta
tekanan dari beton basah.
d. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya
seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil
dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan
paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada
permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapisilah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.
e. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.
f. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang.
114
Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari
cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras
dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima
penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
g. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan
sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana
memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan
perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.
h. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya
pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk
permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose,
lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai
dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan
selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan
terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-
penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan
bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus
menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.
Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-
tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara
seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan
instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan
pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
115
i. Penyisipan dan Perlengkapan
Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-
perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
j. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
h. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran
lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan
tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar,
harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang
sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe
waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite
Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
i. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada
gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua
cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup
kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
j. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan
tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan
dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak
dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu
pengecoran dari beton.
k. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar
tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun
bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi
arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun
description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam
116
dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain.
Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk
mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya
tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal
ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa
dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus
balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-
penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari
beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton
dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja.
Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang
mencukupi ( > 80 % f’c).
l. Pemakaian Ulang Cetakan
Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan
baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan
yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai
ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian
pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan
lembaran-lembaran yang rusak.
Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang
plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat
lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur
dari penyelesaian permukaan.
Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas
atau rusak.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian
yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada
bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas
jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung
oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
117
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.
m. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-
regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus
ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam
distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
n. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh
dilakukan di bawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum
pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai
kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap
beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang
diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh
dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.
o. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
118
Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.
b. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
4) Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air.
5) Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum
dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
6) Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
7) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
8) Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground
reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk
119
yang direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
9) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
10) Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
11) Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
120
1) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus
yang diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.
2) Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
3) Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari
pengawas.
4) Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik.
5) Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
6) Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas
dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
7) Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
12.5. PELAKSANAAN
1) Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
2) Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry
bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
3) Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan
bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa
pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
4) Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent
(additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5) Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang
besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6) Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas
manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
7) Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran
selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
8) Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2
(dua) tahun.
9) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai
dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
121
10) Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung
dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di
atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk
pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.
13.2 BAHAN
1) Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) dengan baja mutu tinggi G 550,
kekuatan leleh minimum 550 Mpa, Tenganan maksimum 550 Mpa, modulus elastisitas
200.000 Mpa, Modulus Geser 80.000 Mpa.
2) Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti
karat (coating) : Galvanised (Z220).
3) Bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja ringan harus diperoleh menurut profil yang diminta
baik bentuk, ukuran dan beratnya. Bagian-bagian tidak bengkok atau cacat.
4) Pelaksanaan pekerjaannya harus sesuai dengan standard pabrik pembuatnya.
5) Bahan tersebut harus berkualitas baik, bebas dari karat, tidak cacat atau bengkok.
6) Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan konstruksi
atau menambah lebih besar.
7) Setiap perubahan teknis tersebut dinilai sah bila telah disetujui oleh pihak Konsultan
Pengawas
8) Kontraktor dapat mengusulkan perubahan kepada Konsultan Pengawas, bila ada bahan
yang tidak dapat diperoleh dan dapat memakai bahan tersebut bila telah dapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
122
5) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli
berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6) Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang
reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus
ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7) Jaminan Struktural
- Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
- Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
123
g. Pemasangan bata untuk pengganti bekisting karena bagian dalamnya akan di plester dan
dikeramik.
h. Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk pengecoran.
i. Pembetonan bagian atas.
125
BAB IV
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL,
ELEKTRIKAL, PLUMBING & TATA UDARA
129
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara elektrik, dengan cara-cara “solderless connector” jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
Dalam membuat splice connector harus dihubungkan dengan konduktor-konduktor
dengan baik sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik dalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus menggunakan connector yang
dibuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelite ataupun PVC yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan atau splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splivce case dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara
yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacture.
d. Penyambungan
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Kontraktor harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-
namanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus ditulis dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Penyambungan kabel tembaga harus
menggunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah
putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasikan dengan pipa
PVC/protolen yang khusus untuk listrik. Penyekat-penyekat khusus harus
dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu. Cara-cara pengecoran
yang sudah ditentukan oleh pabrik harus diikuti misalnya : temperatur-temperatur
pengecoran. Bila kabel dipasang tegak lurus permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi maksimum 2.5 m.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
Untuk instalasi stop kontak di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (counduit) ditanam dalam beton. Untuk instalasi stop kontak di daerah
yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang di atas
kabel tray dan diletakan di atas ceiling dan tidak membebani ceiling. Untuk instalasi
stop kontak di lantai, saluran penghantar dipasang di dalam floor duct. Setiap saluran
kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit diameter minimum 5/8”. Setiap
pencabangan atau pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di
dalam junction box. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box
130
harus dilengkapi dengan socket/lock nut sehingga pipa tidak mudah tercabut dari
panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian
muka lantai sampai dengan 2 meter harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa
harus diklem ke bangunan setiap jarak 50 cm.
3) Syarat Penerimaan.
Sebelum serah terima dilakukan pengujian dan pengetesan. Pengujian ini perlu dilakukan
dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan disahkan oleh petugas PLN setempat,
dimana pengujian tersebut meliputi:
a. Test kekuatan tegangan impuls.
b. Test tahanan isolasi.
c. Test kenaikan tempratur.
d. Continuty test.
Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam/luar (indoor/outdoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada yaitu panel penerangan dan panel - panel daya.
2) Syarat Kualitas
a. Tegangan kerja : 400 Volt.
b. Tegangan uji : 3.000 Volt.
c. Tegangan Uji Impuls : 20.000 Volt.
d. Frekwensi : 50 Hz.
3) Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.
b) Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
131
peralatan-peralatan tersebut.
4) Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y-
Kerja started Y- adalah automatic starter motor Y- dan harus dapat dihidupkan secara
automatic dan manual. Starter motor Y- terdiri dari :
132
Semua bagian dari baja harus bersih dan di Sand Blasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara atau dengan
“zinc chromate Primer”.
Pengecatan finish dilakukan dengan 4 lapis cat oven warna abu-abu atau warna
yang lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari type Maulded Case Circuit
Breaker (MCCB, sedangkan untuk kapasitas 1000 A keatas memakai type Air
Circuit Breaker (ACB). Manual operated dilengkapi mekanisme operasi dari trip
free dari type quick make, quick break. CB/MCCB/ACB harus mempunyai besaran
- besaran Amphere Frame (AF) dan Amphere Trip (AT) pada temperatur 40 C
seperti pada gambar, 660 volt ratings dan kemampuan pemutusannya pada 380
volt seperti ditujukan pada gambar. CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah
main interlock harus dari jenis 4 pole dan dapat dioperasikan dengan satu motor
listrik (motor operated, breaker) untuk cabang-cabang lainnya motorized circuit
breaker diberikan notasi M seperti pada gambar.
CB/MCCB/ACB harus dari Merk Merlin Gerin (setara) atau Telemacanique.
Panel/Kubilek harus dilengkapi dengan relay pengaman terhadap kesalahan
hubungan ke tanah (earth/groundfoult realy) dan kelengkapan relay lainnya (over
current relay, Reserve Power Relay dan lain-lain) seperti terdapat pada gambar.
Main busbar dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinue minimal sebesar 1.5 (satu
setengah) kali dari rating ampere frame main pemutus dayanya CB/MCCB/ACB.
Busbar dari bahan tembaga murni dengan konduktivitas 98%. Busbar harus dicat
sesuai dengan code warna PUIL phase yakni merah, kuning, dan hitam. Nol : biru
dan ground : hijau, kuning.
c. Pemberian tanda pengenal.
Tanda pengenal harus dipasang yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Fungsi peralatan dalam panel.
Posisi terbuka atau tertutup.
Arah putaran dari handle penutup dari switch.
Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat dihilangkan.
d. Sistem Pentanahan.
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada relay pentanahan. Hubungan
antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga
fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
Pasangan kebel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan
mudah dijangkau, tergantung dari type/macam panel. Maka bila dibutuhkan
133
alas/pondasi/ penumpuk/penggantung maka Kontraktor harus menyediakan dan
memangsanya sekalipun tidak tertera dalam gambar.
7) Syarat Pemeliharaan.
a. Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan di atas, maka pabrik harus
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang, dan sertifikat pengujian
telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh PLN (LMK) :
Tes kekuatan tegangan ompuls.
Test kenaikan tempratur.
Test untuk alat-alat pengaman.
Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi handle-handle.
Pemeriksaan kekuatan mekanis dan handle dan alat interlock.
Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
Pendidikan dan Latihan.
Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 (tiga) copy operating/maintenance dan Repair
Manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
134
b. Reflector terutama untuk ruangan perkantoran & ruangan selain ruang perkantoran
dan ruang lainnya harus memakai bahan tertentu sehingga diproleh derajat
pemantulan yang sangat tinggi.
c. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan start dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri. Vintilasi di dalam
box harus dibuat dengan sempurna, kabel - kabel di dalam box harus dibuatkan
saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast dan
kapasitor. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0.7 m, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna putih.
d. Plat sisi dari armature lampu harus mempunyai tebal minimum 0.7 mm, Merk Philips
atau setara.
e. Ballast harus dari jenis “Low Loss ballast” dan harus pula dipergunakan Singel Lamp
Ballast.
f. Tabung flourescent harus dari Merk Philips type TLD atau setara.
4) Armature Lampu Pijar.
a. Harus terbuat dari bahan aluminium alloy atau dari Maoulde Plastic atau ditentukan
oleh interior.
b. Konstruksi lampu pijar harus kuat untuk dipasang dengan lampu pijar 100 watt
maksimum.
c. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah
masuknya serangga.
5) Merk Armature : Luminare.
6) Stop Kontak Biasa.
a. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phase, untuk pemasangan
rata dinding dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
b. Stop kontak dinding harus satu type untuk pemasangan dengan ketinggian 30 cm
diatas lantai, kecuali ditentukan lain.
c. Stop Kontak harus dari Merk JUNG setara dengan rating 500 volt,
13 A.
7) Stop Kontak Saklar.
a. Stop Kontak saklar yang dipakai adalah Stop kontak satu phase, untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 30 cm diatas lantai, kecuali ditentukan lain.
b. Stop Kontak ini harus mempunyai terminal phase, netral dan pentanahan. SKS harus
dilengkapi dengan saklar dan lampu rating 500 volt, 16 A.SKS dari merk JUNG.
c. Stop Kontak harus dipasang di box dari bahan logam.
8) Stop Kontak Khusus.
a. Stop Kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phase atau tiga phase dan
harus mempunyai terminal phase, netral dan pentanahan.
rating 1 phase 500 volt, 16 A (P + N + E).
135
phase 415 volt 16 A (3p + N + E).
phase 415 volt 163 A (3p + N + E).
b. Termasuk dalam stop kontak khusus disini adalah stop kontak lantai yang sesuai
terdapat dalam gambar rancangan.
c. Stop kontak lantai harus mempunyai konstruksi yang aman dari percikan air, dan
mempunyai pentanahan yang baik dan harus Merk National.
9) Saklar Dinding.
Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker dengan rating 250 volt, 10
A dari tipe single gang, double gangs dipasang dengan ketinggian 1.50 m atau
ditentukan lain. Saklar dari tipe JUNG atau setara. Saklar harus dipasang di box bahan
logam.
10) Isolating Switches.
a. Isolating Switch harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating isolasi switch harus lebih tinggi dari rating MCB/MCCB pada feeder di
panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 phase 250 volt dan untuk 3 phase 415
volt.
b. Switches harus dipasang pada box yang dibuat dari logam.
11) Box untuk Saklar dan Stop Kontak.
Box harus dari bahan baja dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kontak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding terpasang
pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cahar yang mengembang
tidak diperbolehkan.
12) Syarat Pemasangan.
a. Pada umumnya kabel instalasi pada penerangan dan instalasi stop kontak harus
kabel inti tembaga dengan isolasi PVC satu inti atau lebih (NYA atau NYM).
b. Kabel harus mempunyai penampang minimal 2.5 mm2 kode warna insulasi kabel
harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
Fasa R : Merah.
Fasa S : Kuning.
Fasa T : Hitam.
Netral : Biru.
Grounding : Hijau.
Kabel harus dari merk Kabelindo / SUPREME
13) Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah PVC kelas AW atau GIP,
Pipe, elbow, socket (junction box), clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu
sama lainnya yaitu tidak kurang dari diameter 19 mm.
b. Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction
box) dengan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC,
136
khusus untuk power high impact counduit - heavy gauge, minimum diameter 25 mm.
d. Seluruh instalasi rigid counduit dilengkapi dengan koupling cpacer bar saddle,
adaptor female and male female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya. Merk
counduit : Clipsall.
Catatan:
a. Kontraktor harus mengusahakan sistem pentanahan hingga diproleh tahanan seperti
disyaratkan.
b. Pentanahan panel-panel dan pentanahan power house harus dijauhkan dari
pentanahan penangkal petir.
c. Jarak yang diijinkan antara pentanahan penangkal petir dengan pentanahan lainnya
sekurang-kurangnya 15 m tergantung dari struktur tanah dan tingkat kelembabannya.
137
2.7. PEKERJAAN CCTV
1) Lingkup Pekerjaan
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Penyediaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem CCTV yang
meliputi: Digital Video Recorder (DVR), kamera, monitor lengkap dengan aksesoris
dan koneksinya.
b. Penyediaan dan pemasangan instalasi kabel Coaxial ke masing masing titik kamera
lengkap dengan aksesoris dan koneksinya. Mengadakan testing dari semua
peralatan, unit, bagian maupun fasilitas yang ditawarkan.
c. Penyediaan, pemasangan dan pengujian peralatan accsess Card yang meliputi: Card
Reader, Electric Lock, Software lengkap dengan aksesoris dan koneksinya.
d. Penyediaan dan pemasangan instalasi kabel twistead shielded lengkap dengan
aksesoris dan koneksinya. Mengadakan testing dari semua peralatan, unit.
2) Bahan dan Perlengkapan:
a. Digital video recorder (DVR) 32 channel HDD 2 Terabytes include Keyboard
Controller, LCD Display 32 inch, UPS PC 1,500 VAX, ex. ICA for Camera Power
Supply , Server Rack Set 19 inch, Instalasi CCTV Cabble coaxial RG 6 di dalam
conduit 20 mm. + NYYHY 2 x 1.5 mm2 +HIC
b. Infrared Camera tipe Outdoor, Dome Camera, (c/w built-in Vandalproof Casing) dan
Material Bantu
3) Persyaratan Instalasi
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan
a. Kabel Instalasi
Harus dilindungi dengan PVC conduit high impact 3/4” dan diklem sadle dengan jarak
maksimum 1 m. Semua kawat penghantar berikut PVC conduit high impact 3/4” tidak
diperkenankan menumpang pada rangka plafond, tetapi harus digantung/menempel
pada dak beton ataupun menggunakan suatu cable tray, untuk expose dan kabel dari
dak beton ke kamera harus pakai flexible cable
b. Rak Peralatan Sistem CCTV
ditempatkan sesuai dengan gambar perencanaan. Semua kabel yang keluar dari rak
peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai flexible conduit
4) Masa Pemeliharaan
138
a. Kontraktor menjamin bahwa peralatan Sistem CCTV yang dipasang sesuai dengan
ketentuan umum dari jaminan asli oleh pabrik didalam waktu minimal 12 bulan
terhitung mulai setelah testing.
b. Kontraktor wajib memberikan masa free maintenance selama 3 bulan sejak
beroperasi dan training period untuk operator pihak pemberi tugas minimum 2 kali
sampai operator tersebut cakap untuk melaksanakan start up, adjusting, balancing,
maintenance/trouble shooting dan lain-lain
139
d. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
Manajemen Konstruksi 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time)
seorang koordinator yang ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat mewakili Penyedia Jasa Konstruksi dengan predikat baik.
Curriculum vitae personil tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
f. Tenaga pelaksana lainya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
g. PABX
PABX yang digunakan disesuaikan dengan Item Pekerjaan pada RAB dan Gambar..
h. Pesawat telepon
Pesawat telepon yang dipakai harus dari jenis digital, tipe meja dan dari jenis push
button dialing yang disetujui oleh PT.TELKOM.
i. Kotak-kontak telepon
Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan baja yang dilapisi bahan anti
karat. Kotak-kontak telepon yang boleh digunakan adalah dari merk : Panasonic,
Clipsal.
j. Kabel
Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter konduktor
0,6 mm, kapasitas 2 pair. Pemasangan dalam PVC conduit. Untuk jenis pasangan
luar (under ground) berinsulasi Galvanizet Steel type Armouredant Polyethylene
Sheated, konduktor 0,6 mm, kapasitas sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar
perencanaan.
k. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainya harus sesuai antara
satu dan lainya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. PVC conduit
harus dari merk: EGA, Clipsal.
l. Tambahan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan
untuk pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki.
6) Pengujian
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan semua pengujian untuk mendemontrasikan
bahwa bekerjanya kabel dan material yang telah dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakanperlatan
yangperlu dan personil untuk melakukan semua pengujian.
140
1) Uraian Umum.
a. Ketentuan Umum yang Berlaku.
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan instalasi ini berlaku :
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
AV 1941 (Algemene Voorwarden de Uitvoering Bijaaneming Van Openbare
Warken).
Standard Perum Listrik Negara (SPLN).
Peraturan - Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja.
Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
Peraturan - peraturan umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia
(PUBB) 1958.
Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden RI No.29/30 tahun 1984 serta
ketentuan - ketentuan lain yang berlaku di daerah.
b. Gambar Kerja dan Ketentuannya.
Gambar-gambar perencanaan serta spesifikasi masing-masing saling berkaitan
dan merupakan suatu kesatuan.
Gambar-gambar perencanaan instalasi ini menggambarkan tata letak secara
umum dari peralatan yang nantinya akan dipergunakan sebagai referensi.
Kontraktor di dalam pelaksanaan harus memperhatikan kondisi disekitarnya, juga
gambar-gambar perencanaan dari disiplin lainnya yang akan dipergunakan
sebagai referensi.
Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
peralatan-peralatan tersebut.
c. Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.
e. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
peralatan-peralatan tersebut.
f. Material dan Peralatan.
Seluruh material dan peralatan yang dipergunakan harus didesain, dikonstruksi
dan dipasang agar dapat bekerja dengan normal dan wajar pada kondisi tersebut
dalam spesifikasi ini tanpa menimbulkan panas, tegangan dan getaran yang
berlebihan dan kesulitan-kesulitan kerja lainnya.
Getaran suara (noise), tegangan mekanis dan thermis, korosi dan erosi yang
terjadi haruslah tidak lebih besar dan sistem yang sejenis dengan desain dan
cara pemasangan terbaik yang akan bekerja pada kondisi yang serupa
(sediakala).
141
Peralatan yang dipasang harus memenuhi dan disetujui oleh Perusahaan Air
Minum setempat untuk dipasang di Gedung ini.
Seluruh peralatan harus didesain dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh cuaca/iklim selama pengiriman,
penyimpanan, pemasangan dan pemakaian.
g. Pemasangan Peralatan.
Kegiatan pemasangan peralatan yaitu dari penerimaan, penyimpanan,
pemindahan ketempatnya, setting di atas pondasi dan persiapan untuk dioperasi
harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan instruksi dari pabrik
pembuatnya.
Kontraktor harus menyediakan sendiri dan memasang support, bracket atau
mouting dari peralatan yang akan dipergunakan.
h. Pekerjaan Pondasi, Pembobokan, Pengeboran.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, semua gambar-
gambar detail pondasi, penembusan-penembusan dinding, slab dan lain-lain
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Seluruh pembobokan pada dinding, tembok, lantai dan sebagainya yang
diperlukan dalam rangka pemasangan, instalasi, termasuk perbaikan kembali
akibat-akibat pembobokan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Masa Pemeliharaan.
Masa pemeliharaan ialah selama 3 (tiga) bulan terhitung dari saat penyerahan
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan selama masa pemeliharaan ini
Kontraktor diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan baik perbaikan maupun
penggantian peralatan tenaga-tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Selama masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan bertanggung jawab
penuh terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan maksimal tiap 2 (dua) minggu sekali.
j. Garansi / Service Purna Jual
Kontraktor bertanggung jawab atas semua kerusakan peralatan yang dipasang
dalam waktu 1 (satu) tahun semenjak serah terima pertama pekerjaan.
Dalam waktu garansi, maka semua kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan
pabrik (factory fault) menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
mengganti/memperbaikinya tanpa boleh mengajukan claim.
k. Testing Instalasi
Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa / mengetahui apakah
seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan
semua persyaratan.
142
Testing instalasi plumbing yang dimaksud adalah :
- Pada waktu instalasi telah selesai, sistem yang dipasang harus ditest untuk
membuktikan bahwa seluruh perangkat instalasi telah mampu bekerja
dengan baik.
- Semua panel yang telah dipasang harus diperiksa (dicek) satu persatu
sehingga yakin tidak terdapat cacat atau kesalahan pemasangan.
- Semua pipa harus di cek agar yakin tidak ada kebocoran.
l. Laporan hasil test.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil test pipa, dengan pipa tekan.
Hasil test pipa air limbah dan pipa hawa.
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
Hasil pengukuran - pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
m. Penegasan Mengenai AV 1941
Kontraktor harus memeriksa ulang semua besaran-besaran yang dinyatakan
dalam gambar perencana.
Bila terdapat keraguan-keraguan atau ketidak sesuaian, harus melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian
bersama Konsultan Perencana.
Bila Kontraktor tidak melaporkan, dan dikemudian hari terdapat kegagalan di
dalam pelaksanaan, maka resiko ini sepenuhnya berada dipihak Kontraktor dan
semua biaya perbaikan/penggantian dibebankan kepada Kontraktor.
n. Lain - Lain.
Sistem tegangan di dalam bangunan : 380/220 V.
Kontraktor diwajibkan mengurus ijin - ijin (bila ada) yang diperlukan selama masa
konstruksi dan harus sudah diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum
pekerjaan dimulai.
Sebelum serah terima pekerjaan, Kontraktor harus sudah menyerahkan petunjuk
operasi dan pemeliharaan lengkap, dari seluruh sistem dalam rangkap 3 (tiga)
kepada Konsultan Pengawas.
Buku petunjuk ini harus diketik di atas kertas yang berkualitas baik serta dijilid
pula dengan baik yang sebelumnya diberikan contoh untuk disetujui.
Petunjuk operasi ini haruslah berisi hal-hal sebagai berikut :
- Uraian dan sistem.
- Bab yang menjelaskan sistem secara singkat dan jelas.
143
Kontraktor diwajibkan melatih cara-cara mengoperasikan dan memelihara sistem
ini kepada operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas selama 1 (satu) bulan
sejak serah terima pertama, sehingga operator akan mampu dan cakap
menjalankan dan memelihara sistem dengan baik.
Pembobokan, pengelasan dan pengecoran :
- Pembobokan tembok, lantai dinding dan lain sebagainya yang diperlukan
dalam rangka pemasangan instalasi ini serta mengembalikannya dalam
keadaan semula, termasuk pekerjaan Kontraktor.
- Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Walaupun tidak disebutkan dalam gambar, rencana kerja dan syarat-syarat
teknis atau bill of quantity, namun Kontraktor tetap diharuskan melaksanakan dan
memasang semua material, yang menuntut ketentuan/kelaziman harus dipasang
sedemikian sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan baik-baiknya.
2) Lingkup Pekerjaan Plumbing.
Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga
berfungsi dengan baik seluruh peralatan dibawah ini :
a. Semua jaringan pipa air bersih sesuai dengan gambar rencana meliputi :
Dari ground reservoir sampai ke pompa transfer (suction pipe).
Delivery pipe, dari pompa transfer ke tangki air atas.
Pipa distribusi, dari tangki air atas sampai ke semua alat-alat sanitair, yaitu
wastafel, closet, urinal kitchen zink, kran tembok, kran taman, dsb.
Pipa dari tangki air atas sampai pompa booster ke sistem air bersih.
b. Pemipaan disekitar ground water reservoir, meliputi :
Pipa dari meter PDAM sampai ke ground water reservoir berikut flotter valve
beserta seluruh perlengkapannya.
Pipa hawa untuk ground water reservoir 1 dan 2.
c. Elevated water tank atau tangka air atas, berikut pemipaan sesuai dengan gambar
rencana meliputi :
Satu buah tangki.
Pipa hawa untuk masing-masing tangki.
Pipa pengurasan (drain pipe).
Pipa peluapan (overflow pipe).
d. Pemipaan air limbah dan kelengkapannya :
Semua pipa dan wasthafel sampai ke pipa tegak air limbah.
Semua pipa dari kitchen zink sampai ke pipa tegak air limbah.
Semua pipa dari floordrain sampai ke pipa tegak air limbah.
Semua pipa tegak air limbah sampai tergabung dengan saluran air bekas menuju
ke saluran septic tank.
144
Pipa dari closet sampai ke pipa tegak air limbah.
Pipa dari urinal sampai ke pipa tegak air limbah.
Semua pipa dari clean out sampai ke pipa tegak air limbah.
Semua pipa dari sumpit sampai ke sump dan dari sump pump sampai ke Septic
tank.
e. Semua pipa berikut kelengkapannya :
Pipa dari closet sampai ke pipa hawa tegak.
Pipa hawa dari urinal menuju pipa hawa tegak.
Pipa hawa dari wastafel menuju pipa hawa tegak.
Pipa hawa dari kitchen zink menuju pipa hawa tegak.
Pipa hawa tegak di dalam dan di luar shaft.
Vent cup.
f. Pompa transfer air bersih 1 dan 2 beserta kelengkapannya.
g. Pompa booster di lantai atap beserta kelengkapannya.
h. Alat-alat sanitair meliputi :
Closed duduk (termasuk lingkup arsitektur).
Urinal (termasuk lingkup arsitektur).
Kran tembok.
Clean out.
Floor drain.
i. Pipa air hujan meliputi :
Roof drain.
Pipa air hujan dan kelengkapannya sampai tergabung dengan saluran drainage.
Konstruksi penyangga pada dasar pipa air hujan.
j. Instalasi Listrik meliputi :
Panel pompa transfer 1 dan 2.
Panel pompa besar.
Kabel dari panel sampai ke pompa - pompa transfer 1 dan 2 dan pompa booster.
Water level control untuk pompa-pompa transfer.
Pengetanahan rangka pompa.
k. Pompa penguras reservoir bawah termasuk instalasi listrik.
l. Pembersihan pipa air bersih dengan bahan disinfektansi.
Disamping itu Kontraktor harus menyelenggarakan :
Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai saat serah terima
kedua pekerjaan.
Training operator.
Garansi selama satu tahun penuh terhitung mulai serah terima pertama
pekerjaan.
145
3) Spesifikasi Teknis Instalasi Plumbing.
a. Pipa air bersih.
Semua pipa air bersih harus dari jenis PVC sesuai gambar rencana. Pipa yang
dipasang harus baru tanpa cacat, pemotongan pipa harus menggunakan pipe
cutter
Fitting.
Semua vitting harus sesuai gambar rencana.
Pemasangan Pipa didalam tanah.
- Pipa dipasang dan ditanam di dalam tanah/jalan/peralatan parkir dengan
kedalaman + 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan
tanah/lantai pada peil terendah. Sebelum pipa ditanam maka dasar galian
harus diurug dulu dengan pasir padat setebal 10 cm selanjutnya setelah pipa
diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan tanah urug
sampai padat.
- Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (80 cm) maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus dilindungi dengan plat beton setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Konstruksi permukaan tanah / jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula. Hal ini berlaku juga untuk jaringan pipa air bersih yang berada di
dalam/dibawah tanah.
- Pipa hendaknya dibalut dengan aspal dan karung goni untuk mencegah
korosi. Urugan kembali dilakukan segera setelah pipa terpasang, namun di
tempat-tempat sambungan dibiarkan terbuka dan baru diurug setelah ditest
ternyata baik.
- Tiap 2 batang pipa, sambungan dilakukan secara flange, untuk memudahkan
pemeliharaan dan penggantian pipa, sehingga tidak membongkar semua
jaringan pipa.
- Tiap sambungan pipa diberi penyangga dari beton tumbuk untuk
menghindari lenturan pipa.
Pemasangan pipa di dalam gedung.
- Pipa tegal di dalam shaft.
Pipa tegak di dalam saft dipasang pada rak pipa tegak dan rak pipa tegak
dipasang dengan kokoh ke dinding shaft dengan bantuan las ke angkur atau
dengan dynabolt atau ramset.
- Pipa tegak di dalam tembok.
Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam di dalam tembok/lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai dengan kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan
diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
146
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat
bekas-bekas dari pembobokan.
- Pipa datar di bawah lantai beton.
Pipa datar di bawah lantai beton/di atas langit-langit, dipasang cara
menggantung pipa tersebut ke lantai beton. Penggantung direkatkan ke
konstruksi beton dengan bantuan ramset pada balok beton. Untuk hal ini
Kontraktor harus mengajukan permohonan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan ijin.
- Penggantungan pipa dipasang setiap jarak 50 cm sampai dengan 150 cm,
tergantung diameter pipa, sedemikian hingga pipa tidak melentur.
Penggantung dibuat bahan plat besi bulat, diameter sekurang-kurangnya 6
mm.
- Pipa datar di atas atap harus dipasang di atas rak pipa datar, tetapi ikatan
rak pipa terhadap lantai harus pada beton yang dicor khusus untuk dudukan
rak pipa, tidak dipergunakan untuk menggunkan ramset atau dynabolt untuk
menghindari kebocoran.
Pengetesan Pipa / Pengujian.
Setelah pipa terpasang maka dilakukan pengujian terhadap kebocoran, sebagai
berikut :
- Pengujian pertama dilakukan bagian demi bagian, panjang rata-rata 100 m.
- Tidak boleh diikut sertakan dalam test, valves dan alat-alat sanitair.
- Ujung pipa ditutup dengan dop.
- Pengujian menyeluruh dilakukan setelah semua sistem terpasang, tanpa
mengikutsertakan valve dan alat-alat sanitair
- Tekanan yang dikenakan menggunakan pompa test atau test pump, sampai
tekanan 10 kg/cm2 harus bertahan 12 jam tanpa boleh ada penurunan.
- Bila penurunan tekanan test harus diperbaiki dan ditest ulang sampai
berhasil baik.
Pengujian sistem kerja.
Pada akhir kegiatan pemasangan pipa air bersih, harus dilakukan trial run atau
percobaan jalan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas meliputi:
- Percobaan membuka semua kran secara bergantian apakah airnya
keluar/mengalir dengan baik. (Wastafel. dan kran tembok, dan lain
sebagainya).
- Percobaan pembuang air di kloset, apakah kemudian reservoir kloset terisi
lancar dan berhenti setelah isi reservoir penuh.
- Percobaan semua push kran pada urinoir, apakah mengalir dengan baik.
- Percobaan untuk semua sistem supply air.
Pipa di sekitar Ground Water reservoir.
Pipa disekitar ground water reservoir (GWR) dipasang sebelum percobaan
147
berlangsung dilengkapai dengan flange yang berfungsi sebagai water stop.
Tangki air ini terdiri dari dua buah dengan volume masing-masing sama,
dilengkapi dengan :
- Pipa inlet.
- Pipa Overflow.
- Pipa drain.
- Pipa outlet ke pompa boster dan pipa distribusi di dalam shaft.
- Pipa hawa.
- Pipa penghubung antara dua tangki.
Kontraktor agar mengajukan gambar kerja yang menyatakan bentuk, ukuran,
warna dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Pipa Air Limbah
Semua pipa air limbah terbuat dari bahan PVC AW dengan kemampuan tekanan
8 kg/cm2
Alat-alat bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan
pipanya dan hendaknya menggunakan jenis injeksi mold, dan direkatkan ke pipa
menggunakan lem khusus untuk bahan PVC.
Percobaan atau Trial Run.
Setelah semua alat-alat sanitair terpasang diadakan pengujian - pengujian
semua sistem dengan disaksikan Konsultan Pengawas meliputi :
- Apakah air limbah segera masuk ke floor drain dan tidak terjadi genangan -
genangan di lantai toilet /KM/WC / lantai wastafel.
- Apakah air limbah dari wastafel dan kichen zink segera turun dan tidak
terjadi pembuangan yang tidak lancar karena tersumbatnya pipa air limbah
atau pipa hawa.
- Apakah air limbah dari closet tidak ada yang keluar / rebas pada batasan
closet dengan lantai WC.
- Apakah ada ketidak lancaran air limbah yang dikarenakan pipa hawa
terganggu.
- Apakah urinal segera mengalirkan air lewat pipa pembuangan di bawahnya.
- Apakah tidak terjadi kebocoran-kebocoran yang akibatkan karena revisi pipa,
setelah test kebocoran dinyatakan baik.
- Apabila terjadi kegagalan, harus diperbaiki dan ditest ulang sampai
sempurna.
c. Pipa hawa
Pipa hawa dipasang di:
Closet duduk
Wastafel
Kitchen Zink.
148
Pipa hawa dari bahan PVC kelas D dipasang dari tiap-tiap alat sanitair sesuai
dengan gambar rencana, menuju pipa hawa tegak didalam shaft. Pipa hawa di
dalam shaft dipasang pada rak pipa, diklem dengan klem besi, diberi dudukan
dan sebagainya pada ujung paling atas dilengkapi vent cup.
d. Pompa Transfer Air Bersih
Kontraktor harus memasang pompa air bersih sesuai dengan gambar rancangan
dan spesifikasinya sebagai berikut :
Type pompa : Multi Stage.
Kapasitas : CR5-10
Total Head : 70 m.
Effisiensi : 60% (minimal).
Voltage : 380 V/ 3 phase / 50 Hz.
Putaran : 1.950 RPM.
Pompa dipasang di dalam ruang pompa seperti ditunjukan dalam gambar
rencana.
Jumlah pompa yang dipasang dua buah yaitu pompa distribusi dan pompa
sumur (jet pump).
Instalasi listrik untuk pompa :
Panel Pompa :
Ex lokal dengan komponen pompa ex Import dilengkapi dengan pengaman dan
start stop button
Kabel Supreme
Water level kontrol : Ex Import bekerjanya sebagai berikut :
- Pada saat air di dalam reservoir tersedia cukup pompa boleh bekerja.
- Pada saat air di dalam reservoir habis, pompa tidak boleh bekerja.
- Pada saat tangki air kosong pompa harus bekerja.
- Pada saat tangki air penuh pompa harus berhenti.
Saklar untuk merubah kerja pompa : Ex lokal, dengan pariasi : manual-berhenti-
auto.
Saklar untuk merubah kerja pompa : ex lokal, dengan pariasi : pompa 1-0I-
Pompa2.
Getaran pompa harus seminimal mungkin.
e. Alat - Alat Sanitair.
Alat-alat sanitair dipasang sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat dan
memperhatikan instruksi-instruksi Konsultan Pengawas. Pemasangan harus rapi
disesuaikan dengan cat dari lantai dan dinding kamar mandi, WC atau ruang
toilet.
Floor drain dipasang pada sparing di lantai yang telah tersedia kemudian
dilakukan grooting dengan beton untuk mencegah kebocoran.
Join dengan pipa-pipa air bekas atau air kotor menggunakan T-Y (Tee-Way).
149
f. Pipa Air Hujan.
Roof Drain.
Roof Drain yang dipakai ialah dari bahan besi tiang, Ex lokal, dan pipa yang
menembus atap beton dipasang sekaligus dengan pengecoran atap, pipa
dilengkapi dengan flange untuk water stop dan terbuat dari GIP medium class
diameter 4”.
Pipa tegak air hujan ialah PVC AW, tekanan 8 kg/cm2 diklem bersama-sama
pipa dan pipa hawa, pada rak pipa di dalam shaft Fitting pipa menggunakan
bahan yang sama dengan injection Moul. Bagian paling bawah pipa disangga
oleh konstruksi beton cor.
Pemasangan pipa diluar shaft.
Pipa dipasang dengan U-Klem sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara U-
Klem yang satu dengan U-Klem lain = 2.5 m. Pipa harus diberi pelindung (sadel)
agar jangan sampai pecah karena tekanan. Pengkleman sesuai dengan cara-
cara yang ditunjukkan pada gambar. Setelah terpasang pipa harus dilindungi /
ditutup dengan batu bata/kayu dan lain-lain sehingga tidak kelihatan dari luar.
Cara penutupan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pipa mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantung (hanger), pipa harus diletakkan/diusahakan
berada pada tempat tersembunyi.
Pipa diluar gedung (dibawah tanah).
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan/peralatan parkir.
Dalamnya perletakkan pipa sesuai dengan kemiringan 0.5% mulai dari titik mula
pipa sampai ke selokan/parit.
Apabila dijumpai perletakkan pipa melintasi jalan kendaraan, sarana dalamnya
galian tidak memenuhi syarat 80 cm, maka pipa pada bagian pengurugan harus
dilindungi beton bertulang setebal 10 cm yang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug dengan tanah sampai
padat. Konstruksi permukaan tanah - jalan lepas galian harus dikembalikan
seperti semula.
Penanaman pipa.
- Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
- Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya
50 mm untuk penempatan sambungan pipa.
- Pada sambungan pipa harus disemen dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran.
Setiap pertemuan pipa harus diberi bak kontrol, penempatan (pemasangan) bak
control seperti pada gambar rencana.
Pipa air hujan setelah dipasang lengkap dites dengan pengisi air sampai penuh
bagian bawah di dop, dan tidak boleh ada penurunan permukaan selama 24 jam.
150
Pemasangan bak kontrol.
Bak kontrol yang berada di dalam gedung harus dibuat dari beton tutupnya harus
rata dengan lantai dan yang mudah diangkat.
Bak kontrol yang berada di luar gedung harus disesuaikan dengan keadaan
setempat dan harus diberi tutup yang mudah diangkat. Waktu pelaksanaan harus
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tembusan Pipa.
Apabila pipa menembus dinding harus digunakan sleeve dari pipa yang
diameternya lebih besar dan ditutup oleh Styrophore atau seal, untuk memberi
kemungkinan gerak pipa bila terjadi gempa.
g. Instalasi Listrik.
Instalasi listrik yang dimaksud meliputi :
Instalasi listrik untuk pompa air bersih dan pompa transfer make up water.
Instalasi listrik untuk pompa boster.
Instalasi listrik untuk penguras reservoir.
Instalasi kontrol-kontrol.
Panel berisikan pengaman, tombol start/stop dan kelengkapannya seperti pilot lamp,
dan sebagainya. Kabel dan panel sampai ke pompa terlindung oleh pipa PVC dan
sampai ke base plate pompa, menuju terminal box pompa, digunakan flexible
conduit. Kabel power semuanya menggunakan NYY, untuk kabel kontrol
menggunakan NYM, pemasangan mengikuti peraturan yang berlaku umum: PUIL,
SPLN. Pentanahan untuk semua rangka atau rumah pompa, sampai ke grounding
rod.
h. Desinfektansi.
Seluruh jaringan pipa air bersih harus dibersihkan dengan larutan desinfektansi.
Urutan kerja dilaksanakan sebagai berikut :
Setelah semua jaringan pipa air bersih dipasang dan dites dengan tekanan untuk
mengetahui apakah tidak ada kebocoran, dilakukan flushing dengan air bersih
bertekanan cukup.
Setelah bersih maka ke dalam pipa diisikan bahan larutan disinfektan dan biarkan
mengisi jaringan selama 24 jam.
Setelah waktu 24 jam dilampaui diadakan lagi flushing dengan air bertekanan,
sampai selama 1 jam terus menerus.
Setelah butir-selesai, maka instalasi air bersih dinyatakan benar-benar siap untuk
dipergunakan, dan dialirkanlah air bersih dari tangki air atas, sampai kesemua titik
pemakaian.
Desinfektansi yang dipergunakan adalah larutan chorine, dengan dosisi 50 PPM
(part per million).
151
4) Lain-Lain
a. Masalah Ketidaksamaan Gambar dan Spesifikasi Teknis.
Jika Kontraktor tidak menemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam gambar
perencanaan atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapat penjelasan dan
memperoleh penyelesaian yang memadai.
Bilamana Kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang diterbitkan
oleh Konsultan Perencana, maka Kontraktor dianggap telah meneliti gambar tersebut
dan tidak ditemukan hal-hal yang patut diadakan penyelesaiannya dalam mutu
pekerjaan yang dihasilkan, maka Kontraktor harus menyempurnakannya atas beban
Kontraktor sendiri.
b. Masalah Testing.
Semua keperluan tenaga listrik untuk testing peralatan testing termasuk pompa harus
disediakan dan disupply oleh Kontraktor, tidak boleh menggunakan peralatan yang
akan diserahkan kepada Pemberi Tugas. Daya Listrik PLN bila sudah tersambung
dapat digunakan untuk testing, tetapi beban Kwh dibayar oleh Kontraktor. Air
PDAM/sumber Deepwell, biayanya juga dibayar oleh Kontraktor.
c. Merk yang disetujui.
Instalasi air bersih dan pemipaan disekitar reservoir.
Pipa : PVC AW atau setara
Valves : Kitazawa.atau setara
Pipe Rack : Lokal.
Seal tape : Lokal
Instalasi air limbah
Pipa : PVC AW atau setara
Pipe rack : Lokal
Instalasi Air Kotor.
Pipa : PVC AW atau setara
Pipe Rack : Lokal
Pipa Air Hujan
Roof drain : Lokal.
Pipa : PVC AW atau setara.
153
serta perlengkapan untuk pengetesan pompa. Pada bagian –bagian tertinggi dari
pipa dipasang air valve dia.25mm.
- System Penyambungan Pipa dia.< 2.5Inch, harus menggunakan sambungan Ulir.
Pipa dia > 2.5 Inch, harus menggunakan sambungan Las.
- Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam bangunan, harus diberi penggantung
dengan persyaratan ;
c. Bahan dari besi.
d. Mampu menahan 5 x berat pipa berisiair.
e. Jarak antar penggantung maksimum3.5 meter.
f. Sebelum dipasang harus dicat dengan zink chromate.
- Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selubung dengan
persyaratan:
a. Bahan dari besi tuang / pipa baja
b. Lebar celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
c. Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air,maka
celah antara selubung dengan pipa harus dibuat kedap air.
d. Pipa dibawah jalan dibungkus dengan pipa baja, celah antara selubung dengan
pipa diisi pasir.
e. Pipa dalam tanah:
- Kedalaman galian > 75 cm dari permukaan tanah.
- Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm.
- Sebelum dipasang, pipa harus dicat flinkut (flincoat),minimal 3 lapis.
6. Testing Instalasi Pipa
Seluruh instalasi Pipa harus dilaksanakan testing dengan Test Pressure 15 ATm bagian
per bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada kebocoran /
penurunan pada test Pressure. Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam
kebakaran dilakukan testing ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasanganyang
bertahap).
Pompa:
a. Dapat bekerja secara otomatis dan manual.
b. Dapat berfungsi dengan sumber dayadari PLN maupun dari Genset.
Seluruh system dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan testing
disediakan oleh Kontraktor dan atau beban/biaya kontraktor sendiri. Pada waktu testing
dan percobaan diawasi oleh wakil Owner dan Direksi Lapangan.
155
- Master control fire alarm panel
- Smoke detector
- Combination rate of rise and fixed temperature heat detector
- Gas detector
- Glass push button, auxilliary contact dan relay
- Alarm bell, indicating lamp (LED)
- Announciator aktif
- Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan.
b. Instalasi yang terpasang pada daerah langt – langit tanpa plafon dicor dalam plat
beton lengkap doos – doos penyambungan menggunakan pelindung pipa conduit.
c. Pada daerah langit – langit dengan plafon instalasi terpasang / dikle setiap 60 cm
menggunakan pelindung pipa conduit PVC type high Impact.
d. Dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata memakai pelindung
pipa conduit diameter 5/8”
e. Dalam shaft diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa 5/8”
f. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar menurut
rencana setinggi 150 cm di atas ubin beton.
g. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung pada
pelat beton.
h. Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu bata setinggi 150 cm
di atas ubin lantai.
i. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 200 cm di
atas lantai.
j. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
k. Instalasi kabel harus mengiuti persyaratan di dalam PUIL 2000.
5) Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi
Fire Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.
Bagian – bagian yang rusak harus diganti oleh kontraktor atas biaya kontraktor
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan – kerusakan yang diakibatkan
kecerobohan para pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang
d. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan
dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
e. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini
dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh C. M
(Pengawas Lapangan). Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab kontraktor.
156
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
Kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.
2.13. INSTALASI AC
1) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Split seperti
ditunjukkan pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2) Umum
Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan ketentuan dasar saja,
untuk ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
Semua AC split dan AC Casstte harus memenuhi standart ARI 441.
3) Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan
157
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.
Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
peralatan-peralatan tersebut.
4) Spesifikasi Teknis
Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cooled split dan air
cooled condensing unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan
schedule dari pabrik pembuatnya.
Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan
refrigerant, leakage testing untuk seluruh sistem.
Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang
didinginkan oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil
condenser harus terbuat dari tembaga, fin dari aluminium yang direkatkan secara
mekanis. Fan condenser harus dari jenis propeller dan dihubungkan langsung
dengan fan motor.
Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas
refrigerant secukupnya dari pabrik pembuatnya.
Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya
dari jenis permanent split capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai
bantalan peluru yang dilumasi secara tetap. Dinding dan rangka hendaknya telah
dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan di luar. Evaporator blower terbuat dari
jenis wall mounted sesuai dengan kebutuhan. Fan terbuat dari jenis centrifugal dan
telah dibalance di pabrik, baik secara statis maupun secara dinamis.
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang –
lubang berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya
dilengkapi dengan titik – titik penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka
hendaknya dilapisi dengan cat anti karat.
Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup
besar untuk menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi
maksimal. Dinding pada unit ini hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat
masuk sampai keluarnya udara pada unit tersebut.
Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi
terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api
sesuai dengan persyaratan NFPA-20 standart.
158
Pengadaan dan Pemasangan peralatan Ventilasi (Fan) untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2) Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan
(performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar
rencana "Daftar Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.
b. Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada
octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya
sehingga sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari
jarak 3 m.
d. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot
lamp.
e. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi
kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan
3) Spesifikasi Teknis
a. Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan ceiling
fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet.
b. Fan harus digerakan langsung.
c. Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic shutter
dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data sheet).
d. Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure
fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium die-
cast.
159
BAB V
PENUTUP
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di
dalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi
menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu
lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut
tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian.
161