MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Yang dibina oleh Prof. Luchman Hakim
OLEH:
ROHIMA NOSTIA
196000100111009
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan
dan kita semua tidak dapat hidup tanpa air, karena pentingnya air dalam kehidupan di
bumi ini maka diamanatkan kepada manusia untuk : Menjaga air dan sumber-sumber air
dari segala bentuk perbuatan yang menimbulkan kerusakan. Pengelolaan Sumber Daya
Air Terpadu (PSDAT) adalah proses yang ditujukan untuk meningkatkan pengembangan
dan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait secara terkoordinasi demi
tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial yang maksimum dengan cara yang adil
dan secara mutlak mempertahankan keberlanjutan ekosistem yang vital (DPR RI, 2018).
Kependudukan, permukiman dan pencemaran, sampah, DAS kritis, kekeringan,
banjir adalah masalah-masalah yang sering dan cenderung rutin muncul dan ini semua
memerlukan pengelolaan yang terpadu menyeluruh dan berkesinambungan melalui
Pengelolaan Sumber Daya Air secara Terpadu (SPDAT). Untuk mendapatkan
keseimbangan antara peningkatan/pertumbuhan penduduk beserta kegiatannya dengan
potensi sumber air yang ada, maka diperlukan suatu pengaturan yang terkait dengan sisi
kebutuhan air akibat dari :1. Jumlah penduduk yang makin meningkat; 2. Peningkatan
aktivitas dan kebutuhan ekonomi serta sosial budaya dan sisi ketersediaan air, yakni : 1.
Ketersediaan air relative konstan; 2. Kualitas cenderung menurun. Air dan sumber-
sumber air perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya agar dapat didayagunakan secara
berkelanjutan (DPR RI, 2004).
Kondisi ini merupakan tantangan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan pembangunan berkelanjutan yang
bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia yang layak, sehingga
tercapai kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, pelayanan air bersih dan sanitasi telah
menjadi kegiatan wajib pemerintah daerah, dimana penyelenggaraan kegiatan wajib
berpedoman pada Standar Pelayanan Maksimal (SPM) yang ditetapkan oleh pemerintah.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu:
a. Menjelaskan dan menerapkan pengertian pengelolaan sumber daya air terpadu
berkelanjutan,
b. Menjelaskan dan menerapkan lingkup pengelolaan sumber daya air terpadu
berkelanjutan,
c. Menjelaskan dan menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu berkelanjutan,
d. Menjelaskan dan menerapkan ilustrasi implementasi pengelolaan sumber daya air
terpadu berkelanjutan.
BAB II
PENGERTIAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU (PSDAT)
2. Terkait dengan air dan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Air : semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
seperti air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat
b. Sumber air : tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah permukaan tanah
c. Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber daya air yang dapat
member manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan manusia dan lingkungannya
d. Sumber daya air : air, sumber air, dan daya air yang dikandung di dalamnya (DPR
RI, 2004).
3) Banjir
Banjir merupakan fenomena alam ketika sungai tersebut tidak dapat
menampung limpahan air hujan karena proses infiltrasi mengalami penurunan.
Gejala banjir yang terasa semakin sering frekuensinya serta membesar dimensinya
disebabkan karena degradasi Daerah Aliran Sungai yang menurunkan kapasitas
infiltrasi dan meningkatnya koefisien aliran permukaan. Banjir tidak hanya terjadi di
wilayah Indonesia, tetapi juga merambah ke Negara-negara Asia (India, Tiongkok
dan lain-lain), Australia serta di Eropa dan bahkan akhir-akhir ini juga meluas di
Amerika Serikat (Texas) akibat Tipon Harvey yang menyebabkan hujan yang sangat
besar (131,78 sentimeter)
4) Pencemaran
Berbagai pencemaran lingkungan saat ini melanda di muka bumi akibat dari
bertambahnya industri di mana banyak pabrik yang dibangun dan menyebabkan
berbagai jenis polusi. Pencemaran air adalah perubahan zat atau kandungan di
dalam air baik itu air yang ada di sungai, danau ataupun air di lautan luas bahkan
saat ini juga sudah terdapat pencemaran pada air tanah. Dari pengamatan ternyata
penyebab pencemaran air ini lebih banyak diakibatkan oleh ulah manusia. Juni
tahun 2014, mantan Wakil Menteri PU (DR Hermanto Dardak) mengemukakan
bahwa 73% dari 53 sungai utama di Indonesia terus tercemar oleh bahan organik
dan kimia baik dari limbah industri maupun limbah rumah tangga (Arsyad, 2017).
5) Degradasi DAS
Dengan adanya pertambahan penduduk memerlukan lahan baik untuk kegiatan
pertanian, perumahan, industri dan lain-lain yang akan menyebabkan perubahan
penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan yang paling besar pengaruhnya
terhadap kelestarian sumber daya air adalah perubahan dari kawasan hutan ke
penggunaan lainnya seperti pertanian, perumahan, ataupun industri.
Apabila kegiatan tersebut tidak segera dikelola dengan baik, maka akan
menyebabkan kelebihan air pada saat musim hujan dan kekeringan pada musim
kemarau. Akibat tekanan yang berlebihan pada daerah aliran sungai bagian hulu ini,
luas daerah kritis di 282 DAS mencapai 6,9 juta hektar, sedangkan areal yang
sangat kritis mencapai 23,3 juta hektar. Walaupun Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan telah membuat program gerakan rehabilitasi lahan, Kementerian
Pertanian sudah melakukan bimbingan kepada masyarakat tentang penanaman
lahan dan Kementerian PUPR sudah membuat kebijakan pengendalian banjir,
usaha-usaha tersebut belum memberikan hasil seperti yang diharapkan
(Kementerian PUPR, 2017).
4. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemberdayaan para pemilik
kepentingan dan kelembagaan sumber daya air secara terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air. Pemberdayaan dilaksanakan pada
kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, operasi dan pemeliharaan
sumber daya air dengan melibatkan peran masyarakat. Kelompok masyarakat atas
prakarsa sendiri dapat melaksanakan upaya pemberdayaan untuk kepentingan masing-
masing dengan berpedoman pada tujuan pemberdayaan (Kementerian PUPR, 2017).
Lingkup Kegiatan :
a. Perlibatan peran masyarakat sejak perencanaan
1) Dialog dengan masyarakat.
2) Konsultasi dengan masyarakat.
3) Sosialisasi kepada masyarakat.
4) Pemberdayaan masyarakat.
b. Pemberdayaan masyarakat (capacity building).
1) Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat.
2) Penelitian dan pengembangan dalam pemberdayaan dan peningkatan peran
masyarakat.
3) Pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan dan menjaga kelestarian
SDA.
c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan SDA.
1) Susun sistem monitoring pelaksanaan pengelolaan SDA.
2) Sediakan Perangkat lunak sistem monitoring pelaksanaan pengelolaan SDA.
3) Evaluasi pelaksanaan pengelolaan SDA.
BAB IV
PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU
Ilustrasi implementasi pengelolaan sumber daya air terpadu terdiri dari konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air dan
pemberdayaan masyarakat.
Adapun contoh-contoh dari implementasi konservasi sumber daya air yaitu
pemanfaatan atap untuk tangkapan air, sungai alami yang diinginkan, sistem teras
bangku, pengaturan sempadan di sungai jepang. Kemudian contoh dari
pendayagunaan sumber daya air terdiri dari air untuk pertanian, air untuk industri, air
untuk transportasi, air untuk olahraga. Sedangkan contoh dari pengendalian daya
rusak air yaitu adanya ruang pengendali banjir di malang
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Pengelolaan SDA Terpadu sangat diperlukan dalam melakukan pengelolaan
sumber daya air dalam wilayah sungai dan dapat mengikuti proses perkembangan
manajemen pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah sungai yang sudah menjadi perhatian
tidak hanya ditingkat nasional tetapi juga sudah menggelobal.
Pada dasarnya dalam mengelola SDA secara terpadu di perlukan adanya 3
manajemen yang harus dilakukan berjalan secara serasi dan berkelanjutan, yakni:
Manajemen daerah aliran sungai yang biasanya dilakukan oleh salah satu unit/instansi
dalam Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Manajemen jaringan sumber daya
air yang dilakukan oleh salah satu unit di Kementerian PUPR dan Manajemen
pemanfaatan sumber daya air yang dikelola oleh berbagai unit/instansi yang
memanfaatkan air sebagai air baku untuk produk selanjutnya.
Lingkup pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada dasarnya mencakup 3
(tiga) bidang yakni :
1. Konsumsi sumber daya air
2. Pendayagunaan sumber daya air dan
3. Pengendalian daya rusak air.
Adanya Sustainable Development mendorong agar seluruh negara di dunia
melaksanakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan
keberlangsungan untuk generasi masa depan. Pengelolaan sumber daya air dalam
pembangunan berkelanjutan harus melibatkan peran masyarakat, baik perempuan dan
laki-laki. Berbagai hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan dari
peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya air.
DAFTAR PUSTAKA
DPR RI. 2004. Undang - Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dewan
Perwakilan Rakyat RI: Jakarta
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai.
Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
DPR RI. 2018. Rancangan Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air. Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia: Jakarta
Kementerian PUPR. 2017. Pengelolaan Sumber Daya Alam Terpadu. Pusat Pendidikan
Dan Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi: Jakarta
Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B., & Djoko Sasongko. 1995. Teknik Sumber Daya Air.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Arsyad, M. 2017. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi: Jakarta