Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR

DISUSUN OLEH:

Nama : Yasir Abdan Syakur


NIM : 201737006
Program Studi : Fisika
Teman Kelompok : Gino Kaisar; Alfian Kelkusa

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
Judul praktikum kali ini adalah “SEMI-CONDUKTOR DIODES IN DC
CIRCUITS” atau “SEMI KONDUKTOR DIODA DALAM ARUS
SEARAH”
1.2 TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bahwa
dioda dapat dilewati oleh arus.
1.3 DASAR TEORI
Dioda Semikonduktor
Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara menyambungkan
semikonduktor type p dan type n. Pada saat terjadinya sambungan (junction)
p dan n, hole hole pada bahan p dan elektron-elektron pada bahan n disekitar
sambungan cenderung untuk berkombinasi. Hole dan elektron yang
berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga pada daerah sekitar sambun-
gan ini kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah pengosongan
(depletion region).
Oleh karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan
negatif dan pada sisi n tinggal ion-ion donor yang bermuatan positif. Namun
proses ini tidak berlangsung terus, karena potensial dari ion-ion positif dan
negatif ini akan mengahalanginya. Tegangan atau potensial ekivalen pada
daerah pengosongan ini disebut dengan tegangan penghalang (barrier
potential). Besarnya tegangan penghalang ini adalah 0.2 untuk germanium
dan 0.6 untuk silikon.
Bias Mundur (Reverse Bias)
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda
(A) dan te- gangan positif ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan
kata lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatif (VA-K < 0). Gambar
di bawah menunjukkan dioda diberi bias mundur.
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan
negatif, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatif
baterai menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda
(K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positif, maka elektron-elektron
(pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup positif baterai menjauhi
persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang
disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir.
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada bahan tipe p)
dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh
mundur (reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena
dengan cepat mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya
tegangan baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh temperatur. Makin tinggi
temperatur, makin besar harga Is. Pada suhu ruang, besarnya Is ini dalam
skala mikro-amper untuk dioda germanium, dan dalam skala nano-amper
untuk dioda silikon.
Bias Maju (Foward Bias)
Apabila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan
negatifnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias
maju (foward bias). Dengan demikian VA-K adalah positif atau VA-K > 0.
Gambar di bawah menunjukan dioda diberi bias maju.
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada gambar di atas, yakni
VA-K positif, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik
oleh kutup negatif baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan
elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan
tertarik oleh kutup positif baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena
itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi
bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan
mengalir, yaitu ID.
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan
tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan I D adalah
berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada I D, maka secara
praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID.
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1 ALAT DAN BAHAN
a. Alat
 1 Papan rangkaian
 Kabel-kabel penghubung
 1 Multimeter
b. Bahan
 2 Dioda silikon
 1 LED putih
 1 Resistor 1KΩ
 Sumber tegangan DC
 Kabel jumper papan rangkaian
 Saklar (menggunakan jumper)
2.2 PROSEDUR KERJA
1. Rangkaian disusun sebagai berikut :

*kami menambahkan LED pada titik D setelah pertemuan kedua dioda.


Seperti ini :
2. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangam DC dan multimeter
menggunakan kabel-kabel penghubung.
3. Hasil dari perpindahan saklar di titik 1 dan 2 diamati dan dicatat.
4.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL PENGAMATAN
a. Saklar pada titik 1

b. Saklar pada titik 2


c. Tabel hasil pengamatan

Posisi Saklar
VS (Volt) Arus (mA)
Pada titik :
1 12 6,85
2 12 0

3.2 ANALISIS DATA


Pada gambar a (saklar pada tiitk 1) dioda dirangkai dengan foward bias
(bias maju) sehingga arus dapat melewati dioda dibuktikan dengan LED yang
menyala dan multimeter memunculkan harga arus yakni (6,85 mA).
Sedangkan pada gambar b (saklar pada titik 2) dioda dirangkari dengan
reverse bias (bias mundur) sehingga arus tidak dapat melewati dioda
dibuktikan dengan LED yang tidak menyala dan multimeter tidak
memunculkan harga arus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisi data yang dilakukan kami berkesimpulan bahwa arus
yang dihantarkan dapat melewati dioda apabila dioda dirangkai dengan posisi
kutub positif bertemu dengan anoda dan kutup negatif bertemu dengan katoda
sehingga bias yang dihasilkan adalah bias maju (foward bias). Sedangkan
arus yang dihantarkan tidak dapat melewati dioda apabila dioda dirangkai
dengan posisi kutub positif bertemu dengan katoda dan kutup negatif bertemu
dengan anoda sehingga bias yang dihasilkan adalah bias mundur (reverse
bias).

4.2
DAFTAR PUSTAKA
Surjono, H. D. (2007). Elektronika Teori dan Penerapan. Jember, Jawa Timur,
Indonesia: Penerbit Cerdas Ulet Kreatif. Dipetik 12 11, 2019, dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666733/pendidikan/Elektronika+-
+Teori+dan+Penerapan-BAB1-sc.pdf

Anda mungkin juga menyukai