Anda di halaman 1dari 3

Nama / NIM : Ince Muh.

Ashabulkahfi / D51113029
Judul Artikel : Psikologi Lingkungan
Sumber : http://raraajah.wordpress.com/psikologi-lingkungan/

http://raraajah.wordpress.com/psikologi-
lingkungan/PENGANTAR PSIKOLOGI LINGKUNGAN

A. Latar belakang Sejarah Psikologi Lingkungan


Diperkenalkannya  Field Theory oleh Kurt lewin yang menjadi salah satu langkah
awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan
manusia .
Terdapat istilah lain yang mendahului istilah Psikologi Lingkungan antara lain
Ekologi Psikologi yang berkembang tahun 1943 oleh Lewin.  Pada tahun 1947, Rober
Barker Dan Herbet Wright memperkenalkan seting perilaku (Behavior setting) suatu
unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari. Istilah Psikologi
Arsitektur (Architectural psychology) pertama kali diperkenalkan ketika konferensi
pertama di Utah pada tahun 1961 dan tahun 1966. Jurnal yang diterbitkan pada
tahun 1960an pun banyak yang menggunakan istilah psikologi Lingkungan dan
perilaku (Environmental and behavior). Baru pada tahun 1968, Harold Proshanky dan
William Ittelson  memperkenalkan program tingkat doctoral di bidang Psikologi
Lingkungan (Environmental Psychology) di CNUY (City Univercity of NewYork).

B. Definisi Psikologi lingkungan


Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari
perilaku manusiaberdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik
lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.
Heimstra dan Mc Farling menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin
yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan
lingkungan fisik.

Gulidfor mendefinisikan psikologi Lingkungan sebagai studi dari transaksi di


antara individu dengan setting fisiknya.

Canter dan Craik mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah area psikologi
yang mealakukan konjungsi dan analisi tentang transaksi dan hubungan antara
pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lengkungan sosio-
fisik.

Soedjatmoko, seorang ahli sosiologi, mengungkapkan harapannya untuk


mengangkat mawas diri dari tingkat moralisme semata-mata ke tingkat pengertian
psikologis dan historis dan mengenai perilaku manusia. Dalam hal ini beliau
memberikan pengertian tentang moralisme dan perilaku seseorang sangat
dipengaruhi oleh psikologishistoris suatu lingkungan, tempat orang tersebut
bersosialisasi dengan masyarakat binaannya.
Sementara Hardjowirogo, seorang antropolog, menulis bahwa tidak ada jaminan
akan keefektifan mawas diri. Ungkapan itu telah surut menjadi sekadar penghias
buah bibir.

C. Lingkup Psikologi Lingkungan


Ruang lingkup Psikologi lingkungan tidak hanya memberi perhatian terhadap
manusia, tempat serta perilaku dan penglaman manusia dalam hubungannya dengan
setting fisik namun juga membahas rancangan(desain), organisasi dan pemaknaan,
ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan,
ketetanggaan, rumah sakit danruang-ruangnya, perumahan, serta seting-seting pada
lingkup yang bervariasi lainnya. Sosiologi Lingkungan merupakan cabang ilmu yang
amat dekat dengan psikologi Lingkungan. Dan terdapat jenis-jenis lingkungan dalam
psikologi social yang juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan, diantaranya
adalah:

1. Lingkungana alamiah, seperti: lautan, hutah dan sebagainya


2. Lingkungan buatan/binaan, seperti: jalan raya, prumahan
dan sebagainya
3. Lingkungan social
4. Lingkungan yang dimodifikasi
Dua jenis ingkungan pertama adalah istilah yang lazim digunakan dalam psikologi
Lingkungan.

Sementara itu Veitch dan Arkkelin menetapkan bahwa Psikologi Lingkungan


merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin seperti
biologi, geologi, psikologi, hokum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fiska, sejarah,
filsafat serta sub disiplin dan rekayasanya.

D. Ambient Condition & Architectural Features


Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux
membedakan dua bentuk kualitas lingkungan diantaranya:

 Ambient Condition
Merupakan Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti sound,
cahaya, warna,kualitas suara, teperatur, dan kelembaban.

 Architctural Features
Merupakan  setting-setting yang bersifat permanen. misalnya didalam suatu
ruangan yang diantaranya terdapat dinding, lantai, atap dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai