Oleh :
B. Permasalahan
Metode Input-Output dirintis oleh W.W Leontif pada tahun 1930-an, untuk
mendeskripsikan struktur perekonomian dengan mengkuantifikasi ketergantungan antar
sektor dan untuk memprediksi perubahan struktur tersebut (Glasson, 1977)
D. Tinjauan Teori
Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor-
sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan akhir, baik yang berasal dari
rumah tangga(C), pemerintah (G), investasi (I), maupun permintaan ekspor
(X).
Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-
sektor lainnya, dari rumah tangga (dalam bentuk jasa tenaga kerja),
pemerintah (misalkan saja dalam bentuk pembayaran pajak tidak langsung),
penyusutan, surplus usaha serta impor (M).
Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan
ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
Homogenitas
Proporsionalitas
Jumlah dari tiap jenis input yang dipakai oleh suatu sektor akan berubah
sebanding dengan berubahnya output total yang dihasilkan oleh sektor
tersebut.
Aditivitas
Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai
akibat adanya perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional.
Untuk menghitung matriks pengganda dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut:
xij
aij= Dimana :
Xj
Xj = output sektor ke j
b. Menghitung Matriks(I-A)
-1
diperoleh pada tahap 2 diatas (B = (I-A) ).
Hubungan antara output dan permintaan akhir dapat dijabarkan sebagai X = (I-
-1
A) F, dimana X adalah vektor kolom dari output, F adalah vektor kolom dari
permintaan akhir.
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa dampak akibat perubahan
permintaan akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi (rj) dapat
dirumuskan sebagai: rj = b1j + b2j … + bnj = Σibij.
Jumlah dampak tersebut juga disebut sebagai jumlah daya penyebaran. Daya
penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang (backward
linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Selanjutnya, dengan membagi
jumlah dampak tersebut (rj) dengan banyaknya sektor (n), dapat dihitung rata-
rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing- masing sektor akibat
perubahan permintaan akhir.
Namun demikian, karena sifat permintaan akhir masing-masing sektor saling
berbeda, maka baik jumlah maupun rata-rata dampak tersebut kurang tepat
untuk dijadikan sebagai ukuran pembanding dampak pada setiap sektor. Oleh
karenanya, ukuran tersebut perlu dinormalkan (normalized) dengan cara
membagi rata-rata dampak suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh
sektor. Ukuran yang dinormalkan ini dinamakan dengan indeks daya
penyebaran (αj) atau tingkat dampak keterkaitan kebelakang (backward
linkages effect ratio), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
∑by
i
α j=
( 1n )∑ ∑ b
i j
y
Dimana:
∑ by
j
β i=
( 1n ) ∑ ∑ b
i j
y
Dimana:
βi = 1 derajat kepekaan sektor j sama dengan rata-rata derajat kepekaan
seluruh sektor ekonomi.
βi > 1 derajat kepekaan sektor j diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh
sektor ekonomi.
βi < 1 derajat kepekaan sektor j dibawah rata-rata derajat kepekaan seluruh
sektor ekonomi.
-1
Rumus dampak permintaan akhir terhadap output: X = (I-A) F
E. Tinjauan Data
Data tabel input-output Kabupaten Sukoharjo tahun 2012 diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukoharjo.
F. Analisis Perencanaan
Dari data awal tabel input-output dilakukan pengelompokan berdasarkan sektor yaitu primer, sekunder dan tersier.
Tabel Input Output Berdasarkan Sektor Primer, Sekunder dan Tersier
Jumlah
Permintaan Antara Jumlah Permintaan Akhir Permintaan Total Output
Sektor Permintaan Akhir
Antara 305 (xb +
Primer Sekunder Tersier 301 (c) 302 (g) 303 (k) 304 (stk)
xj)
Primer 124907,8 619705,55 293111 1037724,12 796130,17 0 2837,01 6372,48 1247625,89 2052965,55 3090689,67
Sekunder 102831,3 2548742,4 1250783 3902356,34 2367323,37 0 202710,32 275698,66 3606626,99 6452359,34 10354715,68
Tersier 1343301,36 1556856,7 2.037.392,53 4937550,56 9899853,74 2020597,92 3774393,31 496846,56 7560391,94 23752083,47 28689634,03
Jumlah
Input 1571040,46 4725304,6 3581285,95 9877631,02 16128704,18 26006335,2
Antara
Impor 149016,68 2170909,8 1383303,42 3703229,87 3087690,2 6790920,07
Input
3047863,91 3496213,9 6443783,24
Primer
Total Input 4767921,05 10392428 11408372,61
Tabel di atas menunjukkan transaksi domestik atas dasar harga produsen di sektor primer, sekunder dan tersier, pada
permintaan antara dan permintaan akhir dimana C = konsumsi rumah tangga, G = pengeluaran pemerintah, K = modal tetap, Stk =
perubahan stok, serta Xb dan Xj = ekspor barang dan ekspor jasa
Kemudian menghitung matriks koefisien input (matriks A) dengan membagi
penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j dengan total input sektor ke j. Maka
didapatkan:
Tabel Matriks A
Sekund
Sektor Primer er Tersier
0,02619 0,0256926
Primer 8 0,05963 01
0,02156 0,1096372
Sekunder 7 0,24525 54
[ ]
0 1 0
0 0 1
-
[ 0,021567 0,24525 0,109637254
0,281737 0,149807 0,178587481 ]
0,973802460508443 −0,0596304862055406 −0,0256926013919877
[
= −0,0215673244002226 0,754750061656909
−0,281737332878027 −0,149806823876983
−0,10963725438838
0,821412518713307 ]
Kemudian dicari matriks pengganda (B) dan total dengan cara dengan cara
menginverskan matriks sebelumnya (matriks I-A), didapatkan:
Sekund
Sektor Primer er Tersier Total
Setelah itu mencari indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan. Didapatkan
hasil:
Untuk daya penyebaran pada sektor primer dan tersier yang memiliki nilai
kurang dari 1 menandakan bahwa daya penyebaran sektor primer dan tersier
dibawah rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi. Sedangkan untuk sektor
sekunder yang memiliki indeks daya penyebaran lebih dari 1 artinya daya
penyebaran sektor sekunder diatas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor
ekonomi.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sektor sekunder dan tersier memiliki
nilai indeks derajat kepekaan lebh dari 1 yang menandakan derajat kepekaan sektor
sekunder dan tersier diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi.
sedangkan untuk sektor primer yang memiliki nilai indeks derajat kepekaan kurang
dari 1 memiliki arti bahwa derajat kepekaan sektor primer dibawah rata-rata derajat
kepekaan seluruh sektor ekonomi.
0,63924
4 0 0
0 0,336419 0
0 0 0,564829311
Didapatkan:
Dari analisis dampak permintaan akhir terhadap output, sektor tersier menempati
posisi pertama dengan nilai 32660427. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi
didominasi oleh sektor tersier dengan konsumsi rumah tangga yang mempengaruhi
pembentukan output dengan sebesar 20128899. Maka dapat disimpulkan pertumbuhan
ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga bukan oleh investasi atau produksi
dengan kata lain tumbuh karena faktor konsumtif bukan produktif.
Dari analisis dampak permintaan akhir terhadap nilai tambah bruto, sektor tersier
mempunyai nilai tambah bruto dengan nilai 18447567. Hal ini menunjukkan sektor
tersier mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan nilai tambah bruto
dibandingkan dengan sektor primer dan sekunder dengan konsumsi rumah tangga yang
menyumbang nilai tambah bruto sebesar 10306088.
Rencana-rencana:
BPS. 2012. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. BPS. Sukoharjo
Selatan:Pendekatan Sektor Basis dan Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan. Volume 10. Nomor 1. April 2009:13-33.