Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI

SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG

Zat aktif : Ambroxol HCl


Sediaan : Sirup
Jumlah Sediaan : 60 ml/botol
Alat yang digunakan : Mixer Philiph
1. FORMULA
R/ Ambroxol 15mg/mg
Sirupus Simplex 20 %
Propilen Glikol 20 %
Mentol 0,015 %
Nipagin 0,02 %
Nipasol 0,018
Aquadest ad 60 ml
2. ALASAN PEMILIHAN FORMULA
2.1 Alasan dan Bahan pada Formula
Zat aktif yaitu Ambroxol HCL yang berfungsi sebagai ekspektoran
mukolitik. Dengan menggunakan zat tambahan, antara lain: Sirupus
Simplex karena berguna sebagai pemanis. Propilen Glikol sebagai pelarut,
meningkatkan konsolven larutan, penstabil, dan pencampur dengan
konsentrasi 10-30%. Mentol sebagai flavour dengan konsentrasi untuk
Oral sirup: 0.005–0.015 %. Nipagin sebagai pengawet dengan konsentrasi
untuk Oral solutions and suspensions 0.015–0.2 %. Nipasol sebagai
pengawet anti mikroba dengan konsenttrasi Oral solutions and
suspensions 0.01–0.02%. Dibutuhkan pengawet agar menghambat
pertumbuhan bakteri atau mikroba dalam sediaan. Dan zat tambahan
aquadest sebagai pelarut.
3. MONOGRAFI ZAT

3.1 Zat Aktif


Zat Aktif Ambroxol HCL
Struktur

Rumus molekul C13H18BrN2O HCL


Titik lebur 233-234,5
Pemerian Serbuk Kristal putih atau sedikit kekuningan
Kelarutan Sedikit larut dalam air, larut dalam methanol, praktis tidak
larut dalam khloroform
Stabilitas Tidak stabil terhadap cahaya
Inkompatibilitas -
Keterangan lain Kegunaan : ekspektoran mukolitik
Penyimpanan Dalam wadah terlindung dari cahaya
(Martindale; 1565)

3.2 Zat Tambahan


3.2.1 Sirupus Simplex
Struktur

Rumus molekul C12H22O11


Titik lebur 180o
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, rasa manis dan tidak berbau
Kelarutan Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut
dalam eter
Stabilitas Ditempat sejuk
Inkompatibilitas -
Keterangan lain Kegunaan :

Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending


agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat
viskositas
Penyimpanan Disimpan dalam wadah yang tertutup dalam sejuk dan
kering.
Kadar penggunaan Sirup oral 67%

Pemanis 67%

Tablet pengikat 2-20%

Tablet pengikat 50-67%

Coating tablet 50-67%


(FI.III; 567)

3.2.2 Propilen Glikol


Zat Propilen Glikol
Struktur

Rumus molekul C3H8O2

Titik lebur 59oC


Pemerian Bening, tidak berwarna, kental-praktis encer, tidak berbau,
manis, mepunyai rasa yang agak tajam mirip dengan giserin
Kelarutan Dapet tercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%,
gliserin dan air. Kelarutan di 1 dai 6 bagian eter, tidak
tercampur dengan sedikit minyak, atau dengan minyak, tetapi
akan larut dengan beberapa minyak yang diperlukan
Stabilitas Pada suhu dingin stabil di tempat tertutup rapat, tetapi di
suhu panas dan terbuka menjadi mudah teroksidasi,
,e,berikan produk baru seperti propionaldehid, lactic acid,
provic acid, dan acetic acid. Propilen glikol secara kimiawi
stabil bila bercampur dengan etanol 95%, gliserin atau air,
larutan air bisa disterilisasi dengan autoklaf. Propilen glikol
bersifat higroskopis dan harus disimpan di tempat tertutup
rapat, terlindung dari cahaya, tempat kering.
Inkompatibilitas Dengan reaksi oksidasi seperti Kalium permanganat
Keterangan lain Kegunaan : Antimikroba, pengawet, desinfektan, humektan,
pembuat plastik, pelarut, penstabil, pencampur, kosolven air
Penyimpanan Terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering
Kadar penggunaan Pengawet (larutan & semi silid) 15–30%

Kosolven 10–30%

Larutan oral 10–25%

Parenteral 10–60%
Topikal 5–80%
(HOPE 6th, p 593-594)

3.2.3 Mentol

Struktur

Rumus molekul C10H20O


Titik lebur 41o -44o
Pemerian Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna; bau
tajam; rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin
Kelarutan Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%)
Stabilitas Mentol harus disimpan dalam wadah yang tertutup dengan
baik pada suhu tidak melebihi 258oC, karena bahan ini mudah
disublimasikan.
Inkompatibilitas butylchloral hydrate; kamper; hidrat kloral; kromium
trioksida; b-naftol; fenol; kalium permanganat; pyrogallol;
resorsinol; dan timol.
Keterangan lain Kegunaan : Flavoring agent; therapeutic agent.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik; ditempat sejuk.
Kadar penggunaan Oral sirup : 0.005–0.015 %
(FI.III; 362)
(HOPE6Th; 433)

3.2.4 Nipagin
Struktur

Rumus molekul C8H8O3


Titik lebur -
Pemerian Hablur kecil atau serbuk hablur, putih, mempunyai sedikit
rasa terbakar, tidak berbau atau berbau khas lemah
Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam eter. Larut dalam
air panas.
Stabilitas Mudah terurai oleh cahaya
Inkompatibilitas Dengan senyawa bentonite, magnesium trisiklat, talk,
tragakan, sorbitol, atropine.
Keterangan lain Sebagai pengawet
Penyimpanan -
Kadar penggunaan Oral solutions and suspensions 0.015–0.2 %
(FI.IV; 551)
(HOPE6Th; 441)

3.2.5 Nipasol

Struktur

Rumus molekul C10H12O3


Titik lebur -
Pemerian Serbuk hablur atau hablur kecil, tidak berwarna tidak berasa
dan tidak berbau
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan
eter, sukar larut dalam air mendidih
Stabilitas Pada pH 3–6, larutan encer stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) hingga sekitar 4 tahun di ruangan suhu,
sedangkan larutan pada pH 8 atau di atas mengalami
hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60 hari pada
suhu kamar).
Inkompatibilitas Dengan senyawa bentonite, magnesium trisiklat, talk,
tragakan, sorbitol, atropine.
Keterangan lain Sebagai pengawet antimikroba
Penyimpanan -
Kadar penggunaan Oral solutions and suspensions 0.01–0.02%
(FI.IV; 527)
(HOPE6Th; 596)

3.2.6 Aquadest

Struktur

Rumus molekul H2O


Titik lebur 00C

Densitas: 1,00 g/cm3


Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
Stabilitas Stabilitas baik pada keadaan fisik (padat, cair, gas)
Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan
lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam
adanya air atau uap air) pada suhu yang tinggi. Air juga
dapat bereaksi dengan logam alkali seperti kalsium oksida
dan magnesium oksida. Selain itu air juga bereaksi dengan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan organik tertentu dan kalsium
karbida
Keterangan lain Kegunaan: Pelarut untuk pembuatan produk obat-obatan dan
sediaan farmasi, tidak cocok untuk digunakan dalam
pembuatan produk parenteral.
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapt. Jika disimpan dalam
jumlah besar, kondiri penyimpanan harus dirancang untuk
membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
kontaminasi kegunaan.
(HOPE 6th p.766-770)

1. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

Setiap Sediaan mengandung : Ambroxol 15 mg/5ml


Volume/Bobot Sediaan : 60 ml
Jumlah Sediaan : 6 botol (300 ml)
4.1 Perhitungan
Ambroxol 15 mg / 5ml x 60 ml = 180 mg
Sirupus simplex 20 / 100 x 60 ml = 12 ml
Propilen glikol 20 / 100 x 60 ml = 12 ml
Menthol 0,015 / 100 x 60 ml = 0,009 g
Nipagin 0,02 / 100 x 60 ml = 0,012 g
Nipasol 0,018 / 100 x 60 ml = 0,018 g

4.2 Penimbangan Untuk 6 Botol


Ambroxol 180 mg x 6 = 1080 mg
Sirupus simplex 12 ml x 6 = 72 ml
Propilen glikol 12 ml x 6 = 72 ml
Menthol 0,009g x 6 = 0,054 g
Nipagin 0,012 g x 6 = 0,072 g
Nipasol 0,018 g x 6 = 0, 0648 g

5. PROSEDUR KERJA
5.1 Pembuatan Elixir

Hal pertama yang pertama dilakukan adalah mengkalibrasi botol sampai


57 ml, kemudian timbang bahan baku yang diperlukan kemudian larutkan
ambroxol dalam etanol , kemudian larutkan mentol dalam etanol, larutkan nipasol
dalam propilen glikol, dan larutkan nipagin dalam air panas, setelah semua bahan
siap kemudian masukan larutan ambroxol dan setengah sirupus simplex ke dalam
mixer kemudian nayalakan tunggu hingga cairan tersebut agak jernih setelah itu
masukan sisa sirupus simplex , setelah itu masukan nipagin ke dalam mixer lalau
masukkan propilen glikol sedikit demi sedikit setelah itu masukan ni nipasol ke
dalam mixer, dan yang terkahir masukan mentol ke dalam mixer, kemudian
tunggu hingga larutan tersebut aga jernih. Kemudian tuangkan ke dalam botol.

5.2 Evaluasi Sirup

5.2.1 Organoleptik
Sediaan diamati mulai dari warna, rasa, dan bau.

5.2.2 Massa Jenis


Dibersihkan piknometer, kemudian ditimbang pikno kosong, setelah itu
dimasukkan zat (elixir) kedalam pikno, dan timbang beratnya. Terakhir dihitung
bj nya.

5.2.3 Viskositas
Dipipet sebanyak 15 ml sirup, dimasukkan ke dalam viskometer ostwald,
dihisap larutan uji sampai batas m (batas atas), dibiarkan mengalir sampai batas n
(batas bawah), dan dicatat waktu akhir larutan uji sampai batas n.

5.2.4 PH
Dicelupkan sediaan kedalam alat pH meter, dicatat nilai pH yang
dihasilkan.
5.2.5 Volume Terpindahkan
Dituang isi perlahan dari 3 botol ke gelas ukur 100 ml, dan didiamkan
selama 30 menit kemudian diukur volume yang berpindah dari botol ke gelas
ukur.

5.2.6 Uji Sentrifugasi

Evaluasi ini dilakukan menggunakan alat sentrifugator. Dimasukkan


larutan sediaan ke dalam larutan sentrifugasi sebanyakan 3 ml dan dairur 1000
r.p.m selama 5 menit.

6. HASIL EVALUASI DAN PERHITUNGAN EVALUASI


Mucos

NO. Batch : A 901001

No. reg : DKL1915612937A1

6.1 Organoleptis
Hasil hari ke-
1 2 3
Bentu Likuid cair Cair, ada endapan gula Larutan agak keruh
k

Warna jernih Agak keruh Agak keruh


Rasa Manis Manis Manis
Bau Khas ragi Khas ragi Khas ragi

Kesimpulan :
Pada uji organoleptis terdapat perubahan bentuk menjadi keruh.
Sedangkan persyaratan bentuk sirup adalah jernih dan rasa manis sehingga
terdapat perbedaan hasil dengan literatur.

6.2 Massa Jenis


Hari Ke-1
( ( bobot pikno+ zat )−bobot pikno kering)
ρ sampel =
volume pikno
46,0133 gr−19,6227 gr
=
25 ml
gr
= 1,055
ml

( ( bobot pikno + zat )−bobot pikno kering)


ρair =
volume pikno
19,6227 g+ 44,3489 gr −19,6227 ml
=
25 ml
gr
= 1,773
ml

Hari Ke-2
( ( bobot pikno+ zat )−bobot pikno kering)
ρ sampel =
volume pikno
45,918 gr−19,552 gr
=
25 ml
gr
= 1,0546
ml

( ( bobot pikno + zat )−bobot pikno kering)


ρair =
volume pikno
45,918 gr−19,6227 gr
=
25 ml
gr
= 1,051
ml

Hari Ke-3
( ( bobot pikno + zat )−bobot pikno kering)
ρ sampel =
volume pikno
43,78 gram−16,95 gram
=
25 ml
gr
= 1,0732
ml
( ( bobot pikno+ zat )−bobot pikno kering)
ρair =
volume pikno
41,60 gram−16,14 ml
=
25 ml
gr
= 1,0184
ml

Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan selama 3 hari terdapat kenaikan dan penurunan
massa jenis sampel maupun air. Sedangkan hasil tersebut masih berada di
gr
rentang literatur massa jenis sirup yaitu 1-1,25 .
ml

6.3 Viskositas
Hari Ke-1
t.ρ
ɳ =ɳ 0.
t 0 . ρ0
42 .1,055
= .
16 .1
= 2,769 cps

Hari Ke-2
t.ρ
ɳ = ɳ 0.
t 0 . ρ0
36.2. 1.0546
=.
16 .1
= 2,386 cps

Hari Ke-3
t.ρ
ɳ = ɳ 0.
t 0 . ρ0
26 .1,0184 gr
=.
16 .1
= 1,654 cps

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari terdapat kenaikan di hari ke-
2 dan penurunan di hari ke-3. Sedangkan seluruh hasil tidak masuk ke dalam
rentang persyaratan yang seharusnya adalah 10-30cps.

6.4 pH
Hasil hari ke-
1 2 3
3,79 4,01 4,09

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari, pH pada hari ke-2 dan ke-3
berada diluar rentang literatur yang seharusnya, yaitu antara 3,8-6,1.

6.5 Volume Terpindahkan


Hari Ke-1
Volume akhir
Volume terpindahkan = x 100%
Volume awal
60 ml
= x 100%
60 ml
= 100%
Hari Ke-2
Volume akhir
Volume terpindahkan = x 100%
Volume awal
55 ml
= x 100%
60 ml
= 91,66%
Hari Ke-3
Volume akhir
Volume terpindahkan = x 100%
Volume awal
53 ml
= x 100%
60 ml
= 88,33%

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari bahwa hasil tidak sesuai
literatur, yaitu % kurang dari 95%.

6.6 Sentrifugasi
Hasil sentrifugasi tidak terdapat endapan.

Kesimpulan:
Tidak adanya endapan pada hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur
karena hasil didapatkan larut seluruhnya.

7. PEMBAHASAN
        Pada praktikum kali ini membuat sediaan dalam bentuk sirup. Sirup adalah
sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Dalam praktikum
pembuatan ambroxol sirup, diperlukan zat tambahan sirupus simplex, juga
sebagai pemanis. Sirop simplex adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa.
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64 - 66% kecuali dinyatakan lain. Dalam
pembuatan sirup ini, zat aktif yang digunakan adalah ambroxol.
Ambroxol adalah obat batuk berdahak atau ekspektoran.
Dosis yang digunakan untuk anak usia 6 – 12 tahun yaitu : 2 – 3 kali sehari 5 ml
sirup atau 2,5 ml sirup.
Ambroxol adalah salah satu obat yang masuk kegolongan mukolitik, yaitu
obat yang fungsinya adalah mengencerkan dahak. Ambroxol umumnya digunakan
untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat produk dahak yang berlebihan pada
kondisi seperti ini bronkiektasis dan emfisema. Dengan obat mukolitik, dahak
yang diproduksi akan lebih encer sehingga lebih mudak dikeluarkan ddari
tenggorokan saat batuk. Dengan demikian, pipa saluran pernapasanpun lebih
terbuka dan terasa lega
Pada saat praktikum pembuatan ambroxol sirup, memerlukan sirup
simplex,sebagai pemanis. Tetapi pada saat praktikum, sirup simplex sudah
tersedia dalam laboratorium farmasi, sehingga mahasiswa tidak membuat sediaan
sirup simplex. Pertama yang dilakukan yaitu menimbang ambroxol sebanyak
1,080mg, sirup simplex 72ml,PPG 72ml, menthol 0,054g , nipagin 0,072g ,
nipasol 0,0648g , dan aquadest ad 360ml pada timbangan yang sudah di
setarakan. Bahan-bahan yang di timbang tersebut adalah untuk 6 botol.
Selanjutnya pencampuran bahan-bahan dengan menggunakan alat mixered
philips dengan kecepatan pengadukan 2,769 cps dalam waktu 42 detik ,
selanjutnya adalah melarutkan setiap zat, pertama melarutkan ambroxol dengan
etanol 10 ml ad larut karena kelarutan ambroxol larut dalam etanol , lalu
melarutkan mentol dlm etanol, lalu melarutkan nipasol dalam ppg ad larut karena
nipasol tidak larut dalam air, lalu nipagin larutkan dalam air panas ad larut, karena
nipagin tidak larut dalam air biasa .Pencampuran bahan dilakukan dengan pertama
yang di masukan zat aktif ambroxol nyalakan mixer diamkan selama 5menit atau
ad jernih , lalu kedua masukan sirup simplex sedikit demi sedikit ad homogen ad
jernih sirup simplex berfungsi sebagai perasa ,lalu masukan nipagin ad homogen
nipagin fungsinya sebagai pengawet ,lalu masukan PPG ad homogen setelah
penambahan PPG larutan menjadi keruh PPG fungsinya sebagai pelarut nipasol
,setelah itu masukan nipasol ad homogen,lalu yg terakhir penambahan menthol ad
homogen setelah penambahan menthol larutan jernih kembali, menthol fungsinya
sebagai corrigen odoris. Lalu yang terakhir penambahan aquadest ad 167ml.
Evaluasi produk pertama evaluasi fisik yaitu Organoleptik, Massa jenis,
Viskositas, PH, Volume terpindahkan dilakukan pengamatan selama 3 hari . pada
organoleptis meliputi bau sediaan yang kami buat berbau khas seperti ragi , lalu
untuk rasa tidak kami lakukan , pada literatur rasa manis ,warna cairan jernih pada
evaluasi ini tidak memenuhi syarat karena pada literatur tidak berbau .
Massa jenis untuk mengetahui kerapatan dari partikel sediaan.didapat kan
hasil hari ke satu 1,055 g/ml tidak memenuhi syarat karena pada literatur harus
>1,2 . lalu pada hari ke dua 1,054 g/ml ,hari ke tiga 1,018 g/ml masih tidak
memenuhi persyaratan .
Viskositas untuk mengetahui kekentalan sediaan seberapa besar
konsistensi sediaan. hari kesatu hasil 2,769 cps dengan waktu 42 detik dan tidak
memenuhi persyaratan karena pada literatur 10-30cps ,hari kedua 2,38 cps dalam
waktu 36.20 detik ,hari ketiga 1,65 cps dalam waktu 26 detik.
PH untuk mengukur derajat keasaman sediaan ,hari pertama 3,79 o ,hari
kedua 4,01o, hari ketiga 4,09o .
Volume terpindahkan hari pertama 100%, hari kedua 91,66%,hari ketiga
88,33% sediaan tidak memenuhi syarat karena kurang dari 100% dalam 3
hari.tidak memenuhi syarat karena mengalami penurunan volume yang akan
mempengaruhi dosis.
Sentrifugasi dilakukan untuk mengetahui adanya endapan atau tidak.
sediaan didapatkan hasil sediaan tidak ada endapan maka sediaan memenuhi
syarat.

8. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa pada sediaan obat sirup
ambroxol yang kami buat pada uji organoleptis bau nya berbau , uji massa jenis
1,018 g/ml,uji viskositas 1,65 cps dalam 26 detik , PH 4,09o , pada volume
terpindahkan 88,33% , maka sediaan tidak memenuhi persyaratan . pada uji
sentrifugasi tidak ada endapan maka sediaan memenuhi persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth


Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.
Inggris.

Sean, C. 2009. Martindale the Complete Drug Reference Thirty- sixth edition.
RPS. USA

Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu resep. Jakarta: Penerbit buku kedokteran.

LAMPIRAN

A. Kemasan Sekunder
B. Label

Anda mungkin juga menyukai