Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Fisika

Muai Panjang Benda Padat

Disusun Oleh:
M. Reyhand Islami Syokran (1800822201029)

Dosen Pembimbing :
Myson ,Ir., MT

Fakultas Teknik Sipil


Universitas Batanghari Jambi
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang talah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
penulisan laporan Muai Panjang Benda Padat dalam usaha untuk memenuhi tugas
mata kulia Praktikum Fisika teknik di Universitas Batang Hari jambi hari ini.

Saya sampaikan terima kasih kepada Bapak dan pihak-pihak lain yang telah
emberikan bimbingan dan bantuannya pada saya, sehingga tugas penulisan laporan ini
dapat saya selesaikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman atau rekan satu
kelompok atas kerja samanya, sehingga percobaan dapat di lakukan dengan baik.

Saya harap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
bagi saya sendiri.

Jambi, 1 mei 2019

(M. Rayhand Islami Syokran)


Bab I
Pendauluhan

A. Latar Belakang

Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambahpanjang,


lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).Pada sambungan rel
kereta api ditemukan bahwa sambungannya tidak pasmelainkan agak renggang. Dibuat
demikian bukan tanpa alasan melainkankarena rel dapat memuai sehingga apabila
dibuat tidak renggang akanmenimbulkan lengkungan pada sambungan dan itu sangat
berbahaya jika adakereta yang melintas. Dalam hal ini ilmu pengetahuan sangat
berperan penting terutama dalam ilmu fisika yang salah satunya mempelajari ilmu
fisika tentang penguaian untuk mengetahui pemanjangan pemuian besi, kuningan dan
almunium memiliki perbedaan pada masa pemuaiannya.

B. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui definisi pemuaian


 Untuk mengetahui pemuaian panjang
 Untuk mengetahui koefisien muai panjang
 Untuk mengetahui manfaat dan kerugian pemuaian panjang
 Untuk mengetahui perbedaan muai panjang antara besi, kuningan dan almunium.

C. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian kita dapat mengaplikasikan konseppemuaian pada


benda dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari hal-hal yangi di lingkungan sekitar.
Bab II
Pembahasan

A. Definisi Pemuaian

Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambahpanjang, lebar,
luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).Pemuaian tiap-tiap benda akan
berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dankoefisien muai atau daya muai dari benda
tersebut. Di smp Anda telahmengetahui bahwa setiap zat (padat,cair, atau gas) disusun
oleh partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika sebuah benda dipanaskan, partikel-partikel
di dalamnya bergetar lebih kuat hingga saling menjauh. Kita katakan bahwabenda
memuai. Kika benda didinginkan, getaran-getaran partikel lemah, dan partikel-pertikel
saling mendekat. Akibatnya, benda menyusut.

Pada umumnya setiap zat mengalami pemuaian (penambahan panjang,luas, atau


volume) ketika suhunya naik dan mengalami penyusutan ketikasuhunya turun, kecuali
pada benda-benda tertentu seperti air pada suhu 0-4derajat celcius dan bismut pada suhu
tertentu. Pemuaian terjadi baik zat padat, cair, maupun gas. Di smp Anda telah
mempelajari ketiga pemuaian zatini secara kualitatif. Pada subbab ini kita akan
mempelajari pemuaian gassecara kuantitatif kita batasi pada pemuaian volume atau
tekanan.

B. Pemuaian panjang

Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena


menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap
tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat
kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis
bahan.
Bila sebatang logam pada suhu t1 mempunyai panjang L0, maka akibat dipanaskan suhu
menjadi t2 panjangnya akan bertambah menjadi Lt. Rumus umum untuk muai panjang
dapat dinyatakan sbb:
Lt=L0 (1+ α∆t)

 Lt= panjang akhir (m, cm)


 L0= panjang awal (m, cm)
 α = koefisien muai panjang (/°C)
 ∆t= perbedaan suhu (°C)

Jika kita ingin mengetahui pertambahan panjang benda padat (logam) akibat
kenaikan suhu dimana koefisien muai panjang (α) dapat diketahui dan digunakan rumus:
∆L=L0 α. ∆t
Beberapa Koefisien Muai Panjang Benda:

C. Pemuaian luas

Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai
pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti halnya pada
pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien
muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan
pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama
dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas
bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali
koefisien muai panjang.

Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan


sebagai berikut :
ΔA = Ao.β.Δt Keterangan:
At= luas akhir (m2, cm2)
A = Ao + ΔL
A0= luas awal (m2, cm2)
A = Ao {1 + β.Δt)
β=2α= koefisien muai luas
(/°C)
D. Pemuaian volume ∆t= selisih suhu (°C)
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan
udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk
menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.
Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya
sama dengan 1/273Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume
dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja
beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah :
Keterangan:
ΔV = Vo.γ .Δt V= Volume akhir(m3)
V = Vo + ΔV ∆V=pertambahan volume (m3)
V = Vo (1 + γ .Δt) γ = koevisien muali volume (1 ℃ )
V0= volume awal
BAB II
METODOLOGI
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum dilaksanakan di laboratorium UP MIPA Universitas Batanghari, Pada
tanggal 29 April 2019, Pukul 15.30-17.30 WIB.
B. ALAT DAN BAHAN
- Moechen broek
- Lampu Spiritus
- Mistar
- Termometer
- Serbet
- Penjepit
- Kuningan
- Batang Aluminium
- Batang Besi
- Korek Api
C. PROSEDUR PERCOBAAN

a) Menyiapkan alat-alat serta perlengkapan lainnya dalam keadaan bersih dan


kering.
b) Mengukur panjang masing-masing logam (L0) yang ingin dipanaskan dan
meletakkan pada alat moeschen broek.
c) Mencatat berapa suhu kamar ataupun logam tersebut sebagai suhu awal (t1).
d) Menyalakan lampu spiritus, dimana pada masing-masing logam telah ditempelkan
termometer untuk mengontrol suhu sebagai pertambahan panjang (∆L) logam.
e) Mengamati skala pada alat disaat telah menunjukkan 40 C, 50 C, 600 C (t2).
f) Mengulangi prosedur a sampai e sebanyak 3x.
g) Membuat hasil pengamatan pada table.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DATA HASIL PENGAMATAN
NO Obyek Lo T1 T2 Pembacaan skala 1 (10-3mm) Koefisien
(cm) 1 2 3
1 Aluminium 20 30° 40° 14 13 13
50° 18 20 21
60° 25 27 25
2 Kuningan 20 30° 40° 9 9 10
50° 15 13 16
60° 17 18 20
3 Besi 20 30° 40° 5 5 4
50° 9 10 9
60° 12 13 12

B. HASIL
a. Perhitungan koefisien muai panjang masing-masing logam berdasarkan rumus yang
ada.
1. Aluminium
*Ulangan 1
Dik : L0 = 20 cm
Tl = 30o
T2= 40o
Lt = L0 + 1.4cm
= 20 + 1,4 = 21,4cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
21,4= 20 .α .(40-30)oC
21,4= 20 . α(10)oC
21,4 = 200 α
α = 21,4/200=1,07x10-2cm
α = 0,007mm
*Ulangan 2
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 500
Lt = L0 + 1,8cm
= 20 + 1,8= 21,8 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
21,8= 20 .α .(50-30)0C
21,8 = 20 . α (20)0C
21,8= 400 α
α =21,8/400=5,45x10-2cm
=4,5x10-3mm
α = 0,0045mm
*Ulangan 3
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 600
Lt = L0 +2,5 cm
= 20 + 2,5=25 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
22,5= 20 .α .(60-30)0C
22,5 = 20 . α (30)0C
22,5= 600 α
α =22,5/600=3,75x10-2cm
=7,5x10-3mm
α = 0,0075mm
2.Kuningan
*Ulangan 1
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 30o
T2 = 40o
Lt = L0 + 0.9cm
= 20 + 0,9= 20,9 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
20,9 = 20 .α .(40-30)0C
20,9= 20 . α(10)0C
20,9 = 200 α
α = 20,9 /200=0,1045x10-2cm
=4,5x10-3mm
α =0,0045mm
*Ulangan 2
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 500
Lt = L0 +1,5 cm
= 20 +1,5= 21,5 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
21,5 = 20.α .(50-30)0C
21,5 = 20 . α(20)0C
21,5= 400 α
α = 21,5 /400=5,375x10-2cm
=3,75x10-3mm
α = 0.00375mm
*Ulangan 3
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 600
Lt = L0 + 1,7 cm
= 20 + 1,7 = 21,7 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
21,7 = 20.α .(60-30)0C
21,7 = 20 . α(30)0C
21,7= 600 α
α = 21,7 /600=3,6x10-2cm
=6x10-3mm
α = 0.006mm

3.Besi
*Ulangan 1
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 400
Lt = L0 + 0,5 cm
20 +0,5 =20,5 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
20,5 = 20 .α .(40-30)0C
20,5 = 20 . α (10)0C
20,5 = 200 α
α = 20,5 /200=0,25x10-2cm
=25x10-3mm
α = 0,0025mm
*Ulangan 2
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 500
Lt = L0 + 0,9cm
= 20 + 0,9 = 20,9 cm
Dit : α = .....?
Lt = L0 . α . ∆t
20,9 = 20 .α .(50-30)0C
20,9 = 20 . α (20)0C
20,9 = 400 α
α = 20,9 /400=5,225x10-2cm
=2,25x10-3mm
α = 0,00225mm
*Ulangan 3
Dik : L0 = 20 cm
T1 = 300
T2 = 600
Lt = L0 + 1,2 cm
= 20 + 1,2= 21,2 cm
Dit : α = .....?
` Lt = L0 . α . ∆t
21,2 = 20 .α .(60-30)0C
21,2= 20 . α(30)0C
21,2 = 600 α
α = 21,2 /600=3,53x10-2cm
=5,3x10-3mm
α = 0,0053mm
C. Grafik

aluminium
90
80
70
60
50
Axis Title 40

30
20
10
0
40 50 60

Besi
60

50

40

Axis Title 30
20

10

0
40 50 60

kuningan
40
35
30
25
Axis Title 20
15
10
5
0
40 50 60

D. Dokumentasi

a. Perbandingan hasil yang diperoleh dengan muai panjang yang ada pada literature
Pemuaian yang terjadi pada zat padat dapat berupa muai panjang, muai luas, atau
muai volume. Pemuaian juga bergantung dari jenis bahannya (zat). Hasil akhir
koefisien muai panjang aluminium dan kuningan dari percobaan yang kami lakukan
sama dengan ketetapan koefisien muai panjang yang berdasarkan literatur.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

 Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada
zat gas
 Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas
biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273

Berdasarkan hasil dari pengamatan kami benda dapat mengalami pemuain ketika benda
tersebut dipanaskan,yang mana pemuaian yang terajdi pada ketiga benda tersebut yaitu
aluminum,kuningan,dan besi memiliki taraf perubahan panjang dan derajat suhu yang
berbeda-beda.Dari perhitungan kami besi memiliki molekul yang lebih rapat dibanadingkan
dengan aluminium dan kuningan.Sedangkan aluminum memiliki molekul yang lebih
renggang dibandingkan besi dan kuningan sehingga lebih mudah mengalami pemuaian.

Perbedaan hasli data dengan literatur jug disebabkan oleh kesalaha-kesalahan yang
dilaukakan selama percobaan,misalnya kurang ketelitian pada saat pengambilan
data,keadaan suhu ruangan dan alat atau bahan yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai