Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD H.Nasihin
PUSKESMAS NIP.196712101989121001
GIRIJAYA

1. Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan hipertensi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
Tentang Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Girijaya
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Prosedur/ Alat dan bahan :

Langkah 1. Rekam medis


2. Alat tulis
3. Formulir permintaan laborat Langkah-langkah :
Langkah-langkah :
1. Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat. Tekanan darah
meningkat. Nadi tidak normal. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa
status neurologis, akral, dan pemeriksaan fisik jantungnya (JVP, batas jantung,
dan rochi).
Keluhan hipertensi antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-
debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.Keluhan
tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi.
2. Lakukan diagnosis banding
Peningkatan tekanan darah akibat white coat hypertension, rasa nyeri,
peningkatann tekanan intraserebral, ensefalitis, akibat obat dll
3. Lakukan diagnosis penunjang

UL, tes fungsi ginjal, gula darah, profil lipid, foto toraks, EKG, sesuai penyakit
penyerta : asam urat, aktivitas renin plasma, aldosteron, katekolamin urin, USG
pembuluh darah besar, USG ginjal ekokardiografi
4. Terapi

Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang. Kontrol


pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil
pengobatan.

a. Hipertensi tanpa compelling indication


1. Hipertensi stage-1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari,
furosemid 2x20-80 mg/hari), atau pemberian penghambat ACE (captopril
2x25-100 mg/hari atau enalapril 1-2 x 2,5-40 mg/hari), penyekat reseptor
beta (atenolol 25-100mg/hari dosis tunggal), penghambat kalsium.
2. Hipertensi stage-2.
3. Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu,
dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik, tiazid dan
penghambat ACE atau antagonis reseptor AII (losartan 1-2 x 25- 100
mg/hari) atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
4. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
masing-masing antihipertensi diatas.Sebaiknya pilih obat hipertensi yang
diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari. (diltiazem extended
release 1x180-420 mg/hari, amlodipin 1x2,5-10 mg/hari, atau nifedipin
long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.

6. Diagram Alir -

7. Hal-hal yang Konseling dan Edukasi


harus
diperhatikan
Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi seperti:
a. Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak (Dietary
Approaches To Stop Hypertension).
b. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
c. Gaya hidup aktif/olah raga teratur.
d. Stop merokok.
e. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).

Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan yang
harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol tekanan
darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya
untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang digunakan untuk
tiap obat dan berapa kali minum sehari.

Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan


pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang
disarankan meskipun tak ada gejala.
8. Unit Terkait 1. Ruang tindakan
2. Pelayanan umum
3. Ruang KIA/KB imunisasi
4. Pustu
5. Polindes
6. laboratorium
9. Dokumen Rekam medis
Terkait
10. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai