Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Keperilakuan Penganggaran Modal

Oleh :

Kelompok 7

Luh Ayu Meliani / 1707531009

Ni Made Ardi Naraswari / 1707531062

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

2019
FAKTOR-FAKTOR KEPERILAKUAN

Manajer keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada


penyusunananggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun dalam pelaporan
kinerjasetelahnya. Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunanjenis lain dari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting). Karena
keterlibatan ini,penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya faktor-faktor
keperilakuan,yang sangat mempengaruhi proses penganggaran modal dan pengambilan
keputusan.

a.Definisi Penyusunan Anggaran Modal

Penyusunan anggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses mengalokasikan danauntuk


proyek atau pembelian jangka panjang. Keputusan penyusunan anggaran modal dibuatketika
kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang relatif besar, komitmendana
jangka panjang dan ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibatdan
kesulitan dalam mengestimasikan variabel-variabel pengambilan keputusan (jumlah aruskas,
penentuan waktu dan seterusnya).

b.Jenis dan Pentingnya Faktor-faktor Keperilakuan dari Penyusunan Anggaran Modal

Identifikasi dan spesifikasi atas proyek potensial memerlukan kreativitas dan kemampuan untuk
mengubah ide yang bagus menjadi suatu proyek yang praktis. Menurut pemikiran,keputusan
yang telah dipilih tersebut akan benar-benar objektif, tetapi hal tersebut sangatlahtidak mungkin
terjadi. Ketidakpastian yang melekat dalam data yang menggambarkan suatuproyek (seperti
mengestimasikan waktu dari arus kas atau nilai sisa) tidak memungkinkanpenerapan teknik
seleksi untuk dapat sepenuhnya objektif. Karena hasil dari teknik analisis harusdiinterpretasikan
dengan hati-hati, maka kemampuan manusia untuk mempertimbangkan danmenilai adalah faktor
yang penting.Sebagai contoh lain dari keberadaan faktor keperilakuan ini, kesuksesan atau
kegagalan terdahulu dari suatu proyek bergantung pada kinerja dari karyawan yang menerapkan
proyek tersebut. Akibatnya, tidak bijak untuk mengevaluasi dan menerapkan proyek modal tanpa
mempertimbangkan konteks keperilakuan dari proses tersebut. Beberapa faktor keperilakuan
tersebut, antara lain:

1. Masalah dalam Mengidentifikasikan Proyek Potensial

Dalam proses penganggaran harus memiliki kemampuan kreatif untuk mencari dan meninjau
susunan rancangan modal potensial yang tersedia untuk organisasi. Salah satu proyek yang telah
teridentifikasi (yang tidak mudah dengan sendirinya), mereka harus cukup menetapkan atau
mendefinisikan sehingga proses pertimbangan bisa berlangsung. Kecuali variabel keputusan
yang penting telah digambarkan, pembuatan keputusan mengenai pemakaian rancangan potensial
yang tidak harus dicoba.

Ini berguna untuk mencatat bahwa hampir selalu ada minat yang besar dalam mengevaluasi
kesuksesan dari rancangan yang dipilih. (Bahkan, kita akan merekomendasikan bahwa
pandangan setelah-implementasi mengarah pada rancangan yang dilakukan). Sekalipun begitu
rancangan dibatalkan, salah satunya karena tidak ada identifikasi atau tidak ada pemilihan,
hampir tidak pernah dipertimbangkan pada basis post hoc. Bisa jadi peluang biaya dari
rancangan ini membatalkan lebih besar dari keuntungan yang dipilih dan rancangan yang
diimplementasikan.

2. Masalah Prediksi yang Disebabkan oleh Prilaku Manusia

Ketika input pada model keputusan matematika yang disebutkan lebih awal terlihat wajar secara
langsung, ketidakpastian yang mendasar harus diakui. Ini harus disadari bahwa beberapa dari
input ini (seperti penentuan waktu dan ukuran arus kas) tergantung pada kemampuan untuk
memprediksi perilaku yang dibebankan dengan pengimplementasian rancangan. elancaran dan
kesesuaian rancangan aktivitas individu dan kelompok yang dijalankan melebihi periode lima
sampai 20 tahun adalah membahayakan. Sebagai contoh, ketika keputusan penganggaran
mungkin diprediksi pada manajemen rancangan individu, orang tersebut bisa meninggalkan
organisasi atau ditransfer atau diganti oleh orang yang sangat berbeda, jadi, mempengaruhi
keakuratan dari penaksiran data.
Orang yang belajar dari waktu ke waktu ketika mereka mengoperasikan prosedur khusus. Oleh
karena itu, perubahan yang berhasil dari sebuah rancangan dari waktu ke waktu harus diambil ke
dalam perhitungan dalam memprediksi keputusan data dengan mempertimbangkan peningkatan
kinerja personil yang terlibat dalam rancangan.

3. Masalah Manajer dan Ukuran Kinerja Jangka Pendek

Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan proyek , maka manajer
individual akan mengambil alih proyek-proyek dari pendahuluan mereka dan memulai beberapa
proyek mereka sendiri. Sedikit sekali proyek yang akan dimulai dan diselesaikan oleh manajer
yang sama karena tingkat perputaran yang cukup cepat , misalnya ( promosi,transfer dan
seterusnya) yang terjadi dikebanyakan organisasi.

4. Masalah yang Disebabkan oleh Identifikasi Diri dengan Proyek

Manajemen puncak sebaiknya menyadari bahwa proses mencoba untuk membuat proyes yang
buruk terlihat bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang terbaik sekalipun. . Harus ada suatu
mekanisme yang elegan untuk “menyelamatkan” proyek sebelum manajer yang sebenarnya
sangat bagus meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional untuk menghindari
keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka usulkan tidak berhasil.

5. Pengembangan Anggota dan Proyek Modal

Dalam proses seleksi proyek, manajemen puncak harus mempertimbangkan apakah proyek yang
diusulkan adalah baik untuk pengembangan dari sipengusul proyek tersebut pada saat ini. Proyek
tersebut mungki saja terlalu besar bagi orang atau divisi tersebut untuk diserap tanpa membuat
mereka manjadi putus asa.

Dengan demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan suatu proyek yang melibatkan sedikit
laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat pelatihan karyawan.

6. Penyusunan Anggaran Modal sebagai Ritual

Beberapa ilmuan keperilakuan menyarankan bahwa seluruh proses penyusunan anggaran modal
adalah sebuah ritual. Mereka menyarankan bahwa hanya sedikit proyek yang diajukan oleh
manajer tingkat bawah kecuali jika usulan tersebut memiliki peluang yang bagus untuk disetujui.
Terlalu banyak rasa malu dan “hilang muka” yang diidentifikasikan dengan proyek yang ditolak

7. Perilaku Mencari Resiko dan Menghindari Resiko

Individu bereaksi secara berbeda terhadap resiko. Beberapa orang tampaknya menikmati
pengambilan keputusan yang beresiko dan berada dalam situasi yang beresiko sementara yang
lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. kondisi tertentu dari tingkat penghindara
resiko oleh pengambilan keputusan dalam penyusunan anggaran modal akan mempengaruhi
bagaimana orang tersebut bereaksi atas proyek. Berdasarkan kelompok data yang sama, dua
pengambil keputusan yang berbeda kemungkinan besar akan membuat keputusan yang
berlawanan bergantung pada perasaan mereka terhadap resiko.

8. Membagi Kemiskinan

Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting dalam proses
penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih banyak proyek anggaran modal
yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan dengan dana yang tersedia untuk
mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan rasionalisasi modal.

Tampilan Rasio

Dalam meninjau faktor-faktor ini, juga dicatat bahwa terdapat masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memilih proyek modal dan kebutuhan
akan kreativitas dan penilaian manusia.

Kesimpulannya, seseorang dapat mengatakan bahwa proses penyusunan anggaran memiliki


tampak muka rasionalitas, terutama ketika model matematis yang rumit digunakan. Model
matematis tersebut memberikan atmosfir kepastian, logika, dan ilmu pengetahuan. Tetapi, yang
mendasari proses pengambilan keputusan adalah faktir-faktor keperilakuan yang disebutkan
dalam bab ini. Sayangnya, para pengambil keputusan mungkin tidak ingin mengakui bahwa
faktor-faktor manusia yang irasional mungkin menjadi faktor yang terpenting dalam penerimaan
atau penolakan terhadap suatu proyek tertentu.

Saran-Saran Perbaikan
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan dari faktor-faktor
keperilakuan manusia terhadap proses penyusunan anggara modal? Pertama, adalah penting
bahwa mereka yang terlibat dalam penyusunan anggaran modal menyadari faktor-faktor
keperilakuan yang melekat pada proses tersebut. dimana mungkin, faktor-faktor ini
sebaiknya tidak diperbolehkan untuk mengaburkan data keputusan yang relevandan yang
bersifat lebih rasional. Sementara dalah tidak mungkin untuk tidak sama sekali
menghilangkan faktor-faktor manusia, suatu pendekatan yang berhasil akan menekankan
pada kesadaran akan faktor-faktor tersebut dan uasaha-usaha untuk mengendalikan
dampaknya yang disfungsional.

Kesimpulannya, disarankan bahwa mereka yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran
modal dan dalam manajemen proyek modal sebaiknya paling tidak menyadari akan faktor-
faktor keperilakuan yang terlibat. Paling tidak, mereka sebaiknya mengambil langkah-
langkah aktif untuk memastikan bahwa faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran
modal tidak menghasilkan keputusan yang suboptimal.

Anda mungkin juga menyukai