Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun


ketika dikembangkan, korelasi tidak hanya diartikan sebagai hubungan,
tetapi korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat
kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya
hubungan sebab-akibat.
Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila terjadi perubahan pada
variabel yang satu dengan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara
teratur dengan arah yang (Korelasi Positif) atau berlawanan arah (Korelasi
Negatif). Dalam Matematika, korelasi merupakan ukuran dari seberapa
dekat dua variabel berubah dalam hubungan satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan korelasi dan statistik korelasi ?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis dari korelasi ?
1.2.3 Apa saja sifat korelasi ?
1.2.4 Bagaimana rumus dari korelasi linier sederhana ?
1.2.5 Bagaimana penerapan rumus korelasi pada soal ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korelasi dan statistic
korelasi.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis korelasi.
1.3.3 Untuk mengetahui sifat korelasi.
1.3.4 Untuk mengetahui rumus dari korelasi linier sederhana.
1.3.5 Untuk mengetahui penerapan rumus korelasi dalam soal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Korelasi(r) merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur


kekuatan hubungan antar variabel. Analisis korelasi adalah salah satu teknik
analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel yang bersifat kuantitatif.
Statistik korelasi merupakan suatu cara atau metode untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel. Apabila terdapat hubungan
antar variabel maka perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu
variabel ( X ) akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel
lainnya yaitu variabel (Y ). Istilah tersebut dapat disebut dengan istilah
sebab-akibat, yang menjadi ciri dari statistik korelasi.

2.2 Jenis-Jenis Korelasi

1. Korelasi Product Moment : digunakan untuk menerapkan koefisien


korelasi antara dua variabel yang masing-masing mempunyai skala
pengukuran interval.
Rumus korelasi product moment :
a. Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi)
Σx . y
r xy = 2 2
√ (Σ x )( Σ y )
Dalam hal ini :
r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
x : deviasi dari mean untuk nilai variabel X
y : deviasi dari mean untuk nilai variabel Y
Σx . y : jumlah perkalian antara nilai X dan Y
x2 : kuadrat dari nilai x

2
y2 : kuadrat dari nilai y
b. Korelasi product moment dengan rumus angka kasar
N . Σx . y−( Σx ) ( Σy)
r xy =
√¿ ¿ ¿

2. Korelasi Point-Serial : digunakan untuk menghitung korelasi antara


dua variabel, yang satu berskala nominal dan yang lain berskala
interval. Apabila gejala yang berskala nominal tersebut diskor secara
dikotomi, maka sering disebut korelasi point-biserial (rp-bis).
Rumus :
M 1−M 2
rp−bis= .√p.q
St
Dalam hal ini :
rp−bis : koefisien korelasi point-biserial
M1 : mean gejala interval kelompok 1
M2 : mean gejala interval kelompok 2
St : standar deviasi total (kelompok 1 dan 2)
p : proporsi dari kelompok 1
q : 1-p

3. Korelasi Serial : digunakan untuk menguji hubungan antara dua


variabel, yang satu berskala pengukuran ordinal dan variabel lain
berskala pengukuran interval. Gejala ordinal adalah gejala yang
dibedakan menurut golongan, tanpa mengukur jarak antara titik yang
satu dengan titik berikutnya.
Rumus :
Σ {( ¿−ot ) M }
r ser=
( ¿−ot )2
SDtot . Σ { }
p
Dalam hal ini :
or : ordinat yang lebih rendah pada kurva normal.
ot : ordinat yang lebih tinggi pada kurva normal.
M : mean pada masing-masing kelompok.

3
SDtot : Standar seviasi total
2.3 Sifat-sifat Korelasi

Suatu korelasi yang terjadi pada satu variabel yang diikuti perubahan
pada variabel lain yang teratur arahnya atau sama maka disebut sebagai
korelasi positif. Sedangkan berkorelasi pada variabel satu diikuti perubahan
variabel lain yang berlawanan arahnya disebut sebagai korelasi negatif.

1. Korelasi Positif (r > 0): suatu hubungan antara variabel X dan Y yang
dapat dibuktikan dengan hubungan sebab-akibat dimana apabila terjadi
penambahan nilai pada variabel X maka akan diikuti penambahan nilai
pada variabel Y.
2. Korelasi Negatif (r < 0) : jika nilai variabel X meningkat maka nilai
variabel Y menurun atau sebaliknya (berlawanan arah).
3. Tidak Ada Korelasi (r = 0) : terjadi apabila kedua variabel (X dan Y)
tidak menunjukkan adanya hubungan linearnya.
4. Korelasi Sempurna (r = ±1) : terjadi apabila kenaikan atau penurunan
variabel X selalu sebanding dengan kenaikan atau penurunan pada
variabel Y.

2.4 Rumus Korelasi Linier Sederhana

N ( ΣXiYi )−( ΣXi ) ( ΣYi)


r=
√¿ ¿ ¿
Keterangan :
N : Jumlah Sampel
X ,Y : Variabel Pengamatan

4
2.5 Contoh Soal dan Pembahasan

1. Berikut ini adalah data iklan (X) dan penjualan (Y). Tentukan koefisien
korelasi !
No. X Y
1 2 6
2 3 5
3 5 7
4 6 8
5 8 12
6 9 11

Penyelesaian :
No. X Y XY X2 Y2
1 2 6 12 4 36
2 3 5 15 9 25
3 5 7 35 25 49
4 6 8 48 36 64
5 8 12 96 64 144
6 9 11 99 81 121
Jumla 33 49 305 219 439
h

N ( ΣXiYi )−( ΣXi ) ( ΣYi)


r=
√¿ ¿ ¿

( 6 )( 305 ) −( 33 ) (49)
r=
√ (6) ¿ ¿ ¿

= 0,93027
Jadi, Koefisien korelasi bernilai 0,93027.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa korelasi ialah


suatu hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Dapat dikatakan
berkorelasi jika pada variabel satu diikuti dengan perubahan pada variabel
lain yang teratur arahnya (korelasi positif) atau berlawanan arah (korelasi
negatif). Adapun tiga jenis korelasi ialah korelasi product moment, korelasi
point serial dan korelasi serial.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto,Rama.2019.Pengertian dan Jenis Korelasi.


https://rumus.co.id/pengertian-materi-jenis-macam-rumus-korelasi/
(diakses 6 November 2019)

Samada,Putra.2019.Analisis Korelasi Linier Sederhana.


https://www.slideshare.net/mobile/PutraSamada/analisis-korelasi-linier-
sederhana (diakses 6 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai