Disusun Oleh :
2. Seorang perempuan, 16 tahun, tinggal di desa suka maju yang baru saja
mengalami gempa bumi dan saat ini sedang mengungsi bersama keluarganya
di tenda pengungsian bersama 200.000 warga lainya baik laki-laki maupun
perempuan yang bercampur baur dalam aula terbuka, kemudian bidan
memberikan advokasi agar pelayanan dilakukan berbasis gender. Apakah
dasar hukum dari advokasi bidan tersebut?
a. Permenkes RI no 64 tahun 2013 pasal 20
b. Permenkes RI no 64 tahun 2013 pasal 21
c. Permenkes RI no 64 tahun 2013 pasal 22
d. Permenkes RI no 64 tahun 2013 pasal 23
e. Permenkes RI no 64 tahun 2013 pasal 24
5. Seorang perempuan, 16 tahun, tinggal di desa suka maju yang baru saja
mengalami gempa bumi dan saat ini sedang mengungsi bersama keluarganya
di tenda pengungsian bersama 200.000 warga lainya baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak terpisah. Apakah strategi yang tepat untuk menangulangi
masalah potensial yang dapat terjadi pada perempuan tersebut?
a. Melakukan penyediaan logistic
b. Melakukan adokasi dan sosialisasi disemua tingkat
c. Melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
d. Menyusun rencana kesiapsiagaan dibidang kespro disetiap tingkat
e. Penentuan focal point kespro dalam situasi darurat bencana disetiap
tingkatan
MATERI 3
MEKANISME KOORDINASI UNTUK
IMPLEMENTASI PAKET PELAYANAN AWAL
MINUMUM (PPAM)
Dalam kondisi bencana banyak sekali pihak yang terlibat dalam penanganan bencana
seperti pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pihak swasta, media dll . Bencana yang
terjadi dapat bersifat Lokal, Daerah dan Nasional, Penanganan Bencana melibatkan lintas sektor
dan lintas departemen. . PPAM Kespro menitik beratkan kepada pelayanan kesehatan Ibu, Bayi,
Anak Balita dan Perempuan yang dipastikan semakin rentan saat krisis/bencana berlangsung.
Penerapan Paket Pelayanan Awal Minimum Kespro pada saat bencana perlu dikoordinir oleh
seorang koordinator kespro. Koordinator ini berperan penting untuk memastikan ketersediaan
pelayanan dan menghindari kegiatan yang tidak efektif, efisien dan tumpang tindih. Akibat dari
ketiadaan koordinator kespro di lapangan dapat menyebabkan penghamburan sumber daya
manusia dan material yang tidak diperlukan. Koordinator kespro adalah ketua dari tim siaga kespro
yang berada di bawah tim penanggulangan bencana bidang kesehatan dan bertanggung jawab
kepada koordinator tim penanggulangan krisis kesehatan di setiap jenjang administrasi. Pendekatan
klaster merupakan salah satu dari tiga pilar utama reformasi bantuan kemanusiaan, sementara dua
lainnya adalah penguatan sistem Koordinator Bantuan Kemanusiaan dan penguatan pembiayaan
bantuan kemanusiaan. Klaster kesehatan tingkat pusat (atau kelompok koordinasi yang telah ada
yang menggunakan pendekatan klaster) harus berperan sebagai mekanisme bagi seluruh
organisasi yang terlibat untuk bekerja sama dalam kemitraan untuk menyelaraskan semua
usaha dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang tersedia secara efisien dalam kerangka
kerja sasaran, prioritas dan strategi yang telah disepakati sebelumnya, untuk kesejahteraan
bersama.
Peran dan fungsi kester: Klaster harus memperkenankan berbagai organisasi yang terlibat untuk
bekerja sama dan dengan aparat kesehatan setempat, menyelaraskan usaha, secara efektif,
Berbagai organisasi yang turut serta diharapkan sejauh mungkin dapat menjadi mitra yang proaktif
dalam mengkaji kebutuhan. Mekanisme koordinasi merupakan proses yang rumit, banyak
orang/lembaga yang berkontribusi, namun demikian penanganan kespro dan seksual dalam situasi
darurat harus dilakukan secara efektif dan bertanggungjawab, untuk itu diperlukan koordinator
dengan kapasitas yang memadai seperti kepemimpinan bertanggung jawab.
SOAL MATERI 3
1. Seorang bidan diposko kesehatan reproduksi, kehabisan kit persalinan bersih yang
ditujukan kepada ibu hamil yang beresiko untuk melahirkan dalam waktu dekat dan
ingin memperbanyak kit tersebut. Apakah tindakan yang dapat dilakukan o leh bidan
tersebut?
a. Membeli di apotik
b. Melapor kepada koordinator posko
c. Melaporkan kepada puskesmas tersekat
d. Melapor kepada koordinator kesehatan reproduksi
e. Mengajukan permohonan kepada dinas kesehatan setempat
2. Seorang bidan diposko kesehatan reproduksi, kehabisan kit persalinan bersih yang
ditujukan kepada ibu hamil yang beresiko untuk melahirkan dalam waktu dekat dan
ingin memperbanyak kit tersebut dan telah melaporkan kepada koordinator
kesehatan reproduksi setempat. Apakah tujuan dari tindakan bidan ter sebut?
a. Membina koordinasi yang terintegrasi
b. Memeudahkan dalam proses pemecahan masalah
c. Melakukan efisiensi keinerja dengan pembagian tugas
d. Melakukan penanganan sesuai dengan kemampuan sumber daya
e. Melimpahkan tanggung jawab kepada pihak yang lebih berwenang
3. Seorang perempuan, hamil 34 minggu, datang ke rumah sakit dengan keluhan mulas- mulas
setelah berusaha menyelamatkan diri dengan cara berlari dari gempa bumi, dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda-tanda persalinan, dan kapasitas rumah sakit tidak
memadai untuk melakukan pertolongan. Apakah tindakan yang dapat dilakukan oleh
koordinator kesehatan reproduksi di rumah sakit tersebut untuk dapat menolong perempuan
tersebut?
a. Berusaha menyediakan sarana dan prasarana
b. Merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih baik
c. Melaporkan situasi kepada Pusat penanggulangan krisi
d. Melaporkan kepada koordiantor kespro di dinas kesehatan
e. Melaporkan situasi kepada Pusat penanggulangan krisi Kesehatan
5. Seorang bidan yang bertugas dipuskesmas yang sesaat telah terjadi tsunami,
melakukan pertolongan terhadap warga yang sedang mengungsi di posko
pengungisan dengan cara membantu pendistribusian makanan dapur umum
lapangan, karena banyak pengungsi yang kelaparan dan kurangnya sumber daya pada
posko seta membuat pasien dipelayanan kesehatan reproduksi menunggu untuk
ditangani. Apakah yang seharusnya dilakukan dalam situasi tersebut?
a. Penyediaan makanan siap saji
b. Memberdayakan masyarakat yang ada
c. Melalukan koordinasi dengan dinas terkait
d. Menambah sumber daya manusia pada posko
e. Membentuk koordinator kesehatan reproduksi