“OBAT ANTIHIPERTENSI”
OLEH:
193110171
1B
DOSEN PEMBIMBING:
TAHUN 2020
OBAT ANTIHIPERTENSI
Hipertensi adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah. Karena
hipertensi adalah penyakit kronis maka pasien dengan penyakit hipertensi harus rutin
meminum obat. Jadi,i walaupun telah terjadi penurunan tekanan darah pasien hipertensi
harus tetap rutin meminum obat anti hipertensi yang tujuannya adalah untuk mengontrol
tekanan darah tersebut agar tidak naik kembali. Blood pressure adalah perkalian antara cardio
output dengan total peripheral resistance.
BP = CO X TPR
Ket :
BP = Blood Pressure
CO = Cardio Output
Ace Inhibitor
ARB
Alfa 1 Reseptor Blocker
Beta Blocker Selektif
Calsium Channel Blocker
Diuretik
Mekanisme kerja obat ACEi dan ARB
Apabila ada tubuh mengalami penurunan tekanan darah maka ginjal akan melepaskan akan
melepaskan renin untuk mengubah angitensinogen yang dihasilkan oleh liver sehingga
berubah menjadi angiotensin I.
Oleh Ace, angiotensin converting enzime akan menyebabkan angiotensin I berubah menjadi
angiotensin II. Apabila angiotensin II berikatan dengan reseptor nya (sub Type A-1) akan
mengakibatkan sekresi dari aldosteron sehingga terjadi retensi sodium dan air). Selain itu
juga menyebabkan vasoconstriction dan aktivasi sistem simpatik, yang mana ketiganya dapat
meningkatkan tekanan darah. Obat ACEi pada pasien hipertensi akan menghambat kerja dari
enzim ace, sehingga Angiotensin II tidak terbentuk. Sedangkan ARB akan menghambat
angiotensin II bertemu dengan reseptor nya sehingga tidak terjadi kenaikan tekanan darah.
Normalnya ACE akan memicu perombakan dari Bradikinin. Apabila ACEi masuk, maka
tidak akan ada break down dari Bradikinin yang memicu kadar dari Bradikinin tinggi
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya batuk kering
Captopril
Lisinnopril
Contoh ARB
Valsosartan
Irbesartan
Reseptor dari Alfa 1 terdapat di otot polos pembuluh darah. Apabila terjadi rangsangan
sistem simpatis memicu adrenalin dan non adrenalin reseptor Alfa 1 akan menyebabkan
vasoconstriction, dan ketika di block terjadi vasodilatasi yang menyebabkan penurunan dari
Peripheral Resistance dan mengurangi blood pressure.
Contoh obat
Prasozin
ESO : Hipotensi
Contoh obat
Bisoprolol
Metaprolol
Ca Channel ada dua macam, yaitu T type dan L type. Jadi apabila di block akan
menyebabkan mengurangi kontraksi otot jantung. L type kalsium channel terdapat di otot
polos Jantung, dan apabila di block akan menyebabkan berturunnya kontraktilitas dan
meningkatnya vasodilatasi yang dapat membantu penurunan tekanan darah. Sementara T type
terdapat di peace maker jantung (SA Node), yang apabila di block akan menyebabkan heart
rate menurun dan cardio output menurun sehingga tekanan darah menurun.
Contoh :
Terbagi 3
Loop diuretik adalah obat diuretik yang paling kuat, bekerja di lengkung henle dimana terjadi
reabsorpsi dari natrium. Jadi, loop diuretik akan menghambat reabsorpsi dari natrium
sehingga natrium akan di ekskresi. Banyak air yang di keluarkan akan menyebabkan pasien
diuresis dan ingin buang air kecil. Apabila diuresis terjadi akan menurunkan cardio output
dan tejadi penurunan blood pressure
Contoh obat :
Furosemid
Thiazide
Bekerja di bagian distal dari nefron yang mana di tempat tersebut juga terjadi reabsorpsi dari
natrium. Apabila dihambat natrium tidak akan di reabsorpsi dan memicu terjadinya diuresis.
Namun, cara kerja dari thiazide ini tidak terlalu kuat di bandingkan dengan loop diuretik, kan
tetapi mekanisme kerjanya sama yaitu menghambat reabsorpsi natrium dan menyebabkan
diuresis sehingga cardio output turun dan terjadi penurunan blood pressure.
Contoh obat :
HCT
Bekerja di bagian distal yang mana tempat terjadinya reabsorpsi Natrium dan pengeluaran
ekskresi kalium. Apabila dihambat, maka Natrium akan di ekskresi dan kalium di reabsorpsi
kan. Sehingga dapat memicu diuresis dan cardio output turun serata terjadi penurunan blood
pressure.
Contoh obat :
Spironolakton
ESO : Hiperkalemi