Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME FARMAKOLOGI

“OBAT ANTIHIPERTENSI”

OLEH:

DIA PINKE SARI

193110171

1B

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Verra Widhi Astuti, S.Kep, M. Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2020
OBAT ANTIHIPERTENSI

Hipertensi adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah. Karena
hipertensi adalah penyakit kronis maka pasien dengan penyakit hipertensi harus rutin
meminum obat. Jadi,i walaupun telah terjadi penurunan tekanan darah pasien hipertensi
harus tetap rutin meminum obat anti hipertensi yang tujuannya adalah untuk mengontrol
tekanan darah tersebut agar tidak naik kembali. Blood pressure adalah perkalian antara cardio
output dengan total peripheral resistance.

BP = CO X TPR

Ket :

BP = Blood Pressure

CO = Cardio Output

TPR = Total Peripheral Resistance

Klasifikasi anti hipertensi

Klasifikasi Systolic Blood Pressure Diastolic Blood Pressure


(mmHg) (mmHg)
Prehypertension 120 – 139 80 - 89
Stage 1 140 – 159 90 - 99
Stage 2 >160 >100
(Dipiro, 2016)

Obat anti Hipertensi

 Ace Inhibitor
 ARB
 Alfa 1 Reseptor Blocker
 Beta Blocker Selektif
 Calsium Channel Blocker
 Diuretik
 Mekanisme kerja obat ACEi dan ARB

Apabila ada tubuh mengalami penurunan tekanan darah maka ginjal akan melepaskan akan
melepaskan renin untuk mengubah angitensinogen yang dihasilkan oleh liver sehingga
berubah menjadi angiotensin I.
Oleh Ace, angiotensin converting enzime akan menyebabkan angiotensin I berubah menjadi
angiotensin II. Apabila angiotensin II berikatan dengan reseptor nya (sub Type A-1) akan
mengakibatkan sekresi dari aldosteron sehingga terjadi retensi sodium dan air). Selain itu
juga menyebabkan vasoconstriction dan aktivasi sistem simpatik, yang mana ketiganya dapat
meningkatkan tekanan darah. Obat ACEi pada pasien hipertensi akan menghambat kerja dari
enzim ace, sehingga Angiotensin II tidak terbentuk. Sedangkan ARB akan menghambat
angiotensin II bertemu dengan reseptor nya sehingga tidak terjadi kenaikan tekanan darah.
Normalnya ACE akan memicu perombakan dari Bradikinin. Apabila ACEi masuk, maka
tidak akan ada break down dari Bradikinin yang memicu kadar dari Bradikinin tinggi
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya batuk kering

Contoh ACE Inhibitor

 Captopril
 Lisinnopril

ESO : Batuk kering dan Rash

Contoh ARB

 Valsosartan
 Irbesartan

ESO : headache dan nausea

Mekanisme kerja obat Alfa 1 Blocker

Reseptor dari Alfa 1 terdapat di otot polos pembuluh darah. Apabila terjadi rangsangan
sistem simpatis memicu adrenalin dan non adrenalin reseptor Alfa 1 akan menyebabkan
vasoconstriction, dan ketika di block terjadi vasodilatasi yang menyebabkan penurunan dari
Peripheral Resistance dan mengurangi blood pressure.

Contoh obat

 Prasozin

ESO : Hipotensi

Mekanisme kerja obat Beta Blocker Selektif


Reseptor Beta terdapat di seluruh tubuh. Obat Beta Blocker Selektif bekerja di jantung dan
tidak mempengaruhi sistem lainnya. Di jantung terdapat peace maker yang mempunyai
reseptor Beta yang berfungsi untuk mengatur heart rate seseorang. Apabila bila di block akan
menyebabkan terjadinya penurunan heart rate dan terjadi penurunan cardio output dan
mengakibatkan blood pressure menurun. Selain itu, reseptor Beta juaga terdapat di otot
jantung atau miocard. Apabila otot jantung di block maka akan menyebabkan berkurangnya
kontraktilitas dari otot jantung dan mengurangi cardio output, sehingga tekanan darah
menjadi turun. Reseptor Beta yang terdapat di dinding pembuluh darah apabila di block akan
memicu terjadinya vasodilatasi. Ketiga hal ini akan membantu penurunan dari tekanan darah
seseorang.

Contoh obat

 Bisoprolol
 Metaprolol

ESO : Bradikardi dan hipertensi

Mekanisme kerja obat Ca Channel Blocker

Ca Channel ada dua macam, yaitu T type dan L type. Jadi apabila di block akan
menyebabkan mengurangi kontraksi otot jantung. L type kalsium channel terdapat di otot
polos Jantung, dan apabila di block akan menyebabkan berturunnya kontraktilitas dan
meningkatnya vasodilatasi yang dapat membantu penurunan tekanan darah. Sementara T type
terdapat di peace maker jantung (SA Node), yang apabila di block akan menyebabkan heart
rate menurun dan cardio output menurun sehingga tekanan darah menurun.

Contoh :

 L Type CCB : Dihidropiridin (Nifedipin)


 T Type CCB : Veramil dan diltiazem

ESO : Hipotensi dan udem Perifer

Mekanisme kerja obat diuretik

Terbagi 3

Loop diuretik adalah obat diuretik yang paling kuat, bekerja di lengkung henle dimana terjadi
reabsorpsi dari natrium. Jadi, loop diuretik akan menghambat reabsorpsi dari natrium
sehingga natrium akan di ekskresi. Banyak air yang di keluarkan akan menyebabkan pasien
diuresis dan ingin buang air kecil. Apabila diuresis terjadi akan menurunkan cardio output
dan tejadi penurunan blood pressure

Contoh obat :

 Furosemid

ESO : hipokalemia, hiponatremia, hiperurisemia

Thiazide

Bekerja di bagian distal dari nefron yang mana di tempat tersebut juga terjadi reabsorpsi dari
natrium. Apabila dihambat natrium tidak akan di reabsorpsi dan memicu terjadinya diuresis.
Namun, cara kerja dari thiazide ini tidak terlalu kuat di bandingkan dengan loop diuretik, kan
tetapi mekanisme kerjanya sama yaitu menghambat reabsorpsi natrium dan menyebabkan
diuresis sehingga cardio output turun dan terjadi penurunan blood pressure.

Contoh obat :

 HCT

ESO : hipokalemia, hiponatremia, dan hiperurisemia

Diuretik hemat kalium

Bekerja di bagian distal yang mana tempat terjadinya reabsorpsi Natrium dan pengeluaran
ekskresi kalium. Apabila dihambat, maka Natrium akan di ekskresi dan kalium di reabsorpsi
kan. Sehingga dapat memicu diuresis dan cardio output turun serata terjadi penurunan blood
pressure.

Contoh obat :

 Spironolakton

ESO : Hiperkalemi

Anda mungkin juga menyukai