Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN PROFESIONAL

DOSEN PEMBIMBING :

Diya Arini, S.Kep. Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH :

Meldy Berlianni

1820028

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019-2020


SECTIO CAESAREA

I. GAMBARAN UMUM

A. PENGERTIAN

Obstetri operatif mengacu pada proses tindakan pembedahan yang


dilakukan untuk menangani penyulit kehamilan, persalinan dan kelahiran
prosedur yang paling umum adalah induksi persalinan, episiotomi, versi,
penggunaan forsep, dan kelahiran caesarea.

Jadi persalinan caesarea adalah kelahiran bayi melalui abdomen dan insisi
uterus.

Indikasi persalinan caesarea :

- Distres janin

- Presentasi sungsang

- Distoria, seperti : cefalo pelvik disporparsi (CPD), Ketuban Pecah Dini


(KPD), placenta previa, hipertensi akibat kehamilan (PIH), ruptur
uterus, perdarahan karena atonia uteri, laserasi jalan lahir.

- Persalinan caesarea sebelumnya

Penyulit persalinan caesarea pada pasien meliputi infeksi, perdarahan,


pembekuan darah dan cedera operasi pada kandung kemih dan usus,
insisi umum pada persalinan caesarea adalah segmen bawaan
transversal, insisi segmen bawah uterus mengurangi resiko ruptur
uterus pada persalinan yang akan datang.

B. Penatalaksanaan kehamilan dan persalinan pada bekas Sectio


Caesarea

1. Seorang wanita yang telah mengalami Sectio Caesarea sebaiknya


tidak hamil selama 2 tahun.

Apabila wanita hamil setelah mengalami Sevtio Caesarea ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan :

- Versi luar tidak dilakukan

- Wanita harus dirawat mulai kehamilan 28 minggu


2. Semua wanita dengan bekas Sectio Caesarea harus melahirkan
pengelolaan persalinan dengan bekas Sectio Caesarea :

- Apabila Sectio Caesarea yang sebelumnya adalah Sectio


Caesarea klasik maka harus dilakukan Sectio Caesarea primer.

- Apabila sebab Sectio Caesarea tetap (seperti panggul sempit


aobolut), harus dilakukan Sectio Caesarea primer.

Bila sebab Sectio Caesarea tidak tetap dan persalinannya lancar


maka diperbolehkan melahirkan pervaginam dengan ketentuan
sebagai berikut :

- Kondisi ibu harus sehat dan riwayat medisnya harus tersedia.

- Janin harus dalam posisi verteks, dengan tanpa KPD. Dan atau
penyulit yang lain.

- Pusat persalinan harus mampu memberikan monitoring pada


ibu dan bayi, transfusi darah, layanan anesthesia dan
ketersediaan tenaga dokter.

- Tidak dibenarkan pemakaian oxytocin dalam kala I untuk


memperbaiki HIS.

- Kala II harus dipersingkat.

Pasien diperbolehkan mengendan 15 menit

Jika dalam waktu 15 menit bagian terandah anak turun dengan


pesat. Maka pasien diperbolehkan mengedan kembali selama 15
menit. Jika setelah 15 menit kepala tidak turun dengan cepat, dapat
dilakukan F.E. vakum extraksi jika syarat-syarat telah dipenuhi.
C. Standar tindakan preoperatif meliputi

a. Puasa

b. Pencukuran abdomen dan parineal dari garis niple samping pubis

c. Pemasangan kateter untuk independen

d. Penandatanganan ijin operasi

e. Dua unit darah disiapkan untuk pemberian transfusi

f. Pemasangan infus

g. Obat-obatan premedikasi

h. Persiapan bayi : Penghangat, resusitasi dan perlengkapan


penghisap lendir, pemberian kepala ahlia anak.

D. Komplikasi

Potensial komplikasi yang mungkin timbul :

- Perdarahan

- Syok hipovolemik

- Atonia uteria

II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pada ibu post Sectio Caesarea hal-hal yang perlu dikaji antara lain riwayat
kesehatan selama prenatal, laporan proses persalinan, pemeriksaan fisik
dan aspek psikososial ibu-ayah dan keluarga lain.

1. Pada pengkajian riwayat kesehatan prenatal meliputi kehamilan yang


keberapa, kebiasaan dalam memeriksa kehamilan, riwayat persalinan
caesarea, keluhan selama kehamilan serta ada tidaknya kelainan
penyerta seperti penyakit kencing manis, anemia, preeklampsi.

2. Pengkajian proses persalinan dari laporan persalinan yaitu :

- Lamanya persalinan dan type persalinan

- Kondisi placenta dan cairan amnion


- Obat-obatan yang digunakan selama persalinan seperti analgesik

- Respon keluarga terutama ayah dalam menghadapi proses


persalinan

3. Pengkajian fisik, meliputi :

a. Tanda Vital

Monitor tanda vital setiap 4 jam untuk 24 jam pertama selanjutnya


setiap 8 jam stabil. Monitor tanda vital ditekankan kepada
pengkajian penilaian kemampuan adaptasi kardio vaskuler dan
pengenalan tanda dini adanya infeksi. Adanya flukturasi pada hasil
pemeriksaan tekanan darah atau potensial perdarahan jika ada
kenaikan 30 mmHg sistolik atau 15 mmHg diastolik kemungkinan
disebabkan adanya preeklamapsi pada prenatal atau intranatal.
Pada suhu tubuh bila terdapat kenaikan 38oC. Dalam dua kali
observasi kemungkinan adanya infeksi.

b. Uterus

Pemeriksaan uterus dengan palpasi untuk menilai kontraksi, posisi


dan tinggi fundus, yang berguna untuk menilai proses involusi.
Adanya penyimpangan posisi uterus kemungkinan disebabkan
pengaruh vesika urinaria yang penuh atau atonia uteri.

c. Lochea

Pada observasi lochea yang perlu diamati adalah jumlah, type bau
sera warna.

d. Payudara

Pengkajian payudara meliputi keadaan putting susu ada tidaknya


pembengkakan dan apakah ASI sudah diproduksi serta keluhan
sehubungan dengan proses dimulainya menyusui.

e. Fungsi Kandung Kemih

Pengkajian fungsi kandung kemih meliputi kemampuan BAK,


keluhan-keluhan selama BAK baik selama terpasang DC atau
tanpa DC, ada tidaknya pembesaran kandung kemih bila terjadi
retensi urine. Pengkajian meliputi : auskultasi, bising usu, keluhan
mual dan muntah.

f. Extremitas bawah
Pengkajian mencakup keluhan yang dirasakan pada ektremitas ada
tidaknya edema dan gejala trombophlebitis yaitu kemerahan,
hangat nyeri pada betis dan pada saat dorsa flexi.

g. Istirahat dan Kenyamanan


Pengkajian mencakup jumlah istirahat dan tidur ibu pada periode
awal post Sectio Caesaredan keluhan yang terkait dengan
kebutuhan.

4. Pengkajian dan Kenyamanan

Pengkajian mencakup jumlah istirahat dan tidur ibu pada periode awal
post Sectio Caesarea, respon adaptasi anggota keluarga terhadap
kehadiran anggota keluarga baru dan keadekuatan support dari sistem
keluarga.

B. RENCANA KEPERAWATAN

DAFTAR STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


(SAK)
NO. SAK K 014
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS SECTIO CAESAREA
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Ketidakberdayaan maternal : Setelah dilakukan tindakan 1.Integrasikan informasi


Keputusan, kesedihan, kemarahan keperawatan ….x 24 jam pasangan persalinan caesarea ke dalam
berhubungan dengan persalinan dalam kondisi fisik dan emosi yang baik persiapan kelahiran anak
caesaria dengan kriteria : 2. Berikan dorongan
- Pasangan mengekspresikan pengekspresian perasaan
perasaannya 3.Berikan kesempatan maksimal
- Pasangan membuat keputusan pada pasangan untuk membuat
untuk dilakukan persalinan keputusan
caesarean 4.Lakukan komunikasi secara efektif
- Caesarea merupakan keputusan 5.Jaga privacy
tindakan yang terbaik yang 6.Gunakan pendekatan
dapat terlihat dari kesiapan mental terapeutik dan kontak mata
dan ketenangan pasangan 7.Ceritakan tentang jalannya persalinan bila
ibu tidak sadar.
8. Libatkan suami klien dalam pengalaman
persalinan
9. Berikan dukungan pada suami

NO. SAK K 015


KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS SECTIO CAESAREA
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Nyeri berhubungan dengan trauma setelah dilakukan tindakan 1. Kurangi kecemasan


jaringan dan spasme otot sekunder keperawatan selama ….x 24 jam, klien 2. Manajemen lingkungan
akibat operasi ditandai dengan : melaporkan nyeri berkurang/ hilang 3. Manajemen medikasi
- Klien mengeluh daerah operasi dengan kriteria : 4. Administrasi medikasi
terasa nyeri - Klien menyatakan rasa nyeri 5. Manajemen energi
- Skala nyeri… berkurang dan dapat beristirahat 6. Manajemen nutrisi
- Wajah tegang dengan nyaman 7. Monitoring Vital Sign
- Tekanan darah …. mmHg - tekanan darah 110/70mmHg-
- Respirasi ….x/menit 120/80 mmHg
- Nadi …..x/menit - Respirasi 16-20x/menit
- Nadi 80-100x/menit
- Aktifitas klien sesuai dengan
tahap mobilisasi
- Ekspresi wajah rileks
NO. SAK K 016
KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS SECTIO CAESAREA
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Potensial komplikasi retensi urine Perawat akan memonitor tanda-tanda 1. Kaji tanda-tanda distensi
Retensi urine kandung kemih
2. Lakukan bladder training sebelum cateter
dilepaskan
3. Lepaskan kateter 1 sampai 2 jam setelah
pemberian cairan intravena dihentikan.
4. Ukur output pada dua kali berkemih
pertama
5. Motivasi pada klien untuk banyak minum
air putih

NO. SAK K 017


KELOMPOK SAK KEBIDANAN
DIAGNOSA MEDIS SECTIO CAESAREA
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

Kurang perawatan diri berhubunganPasien dan atau keluarga 1. Kaji persepsi pasien tentang
dengan kurangnya pengetahuan menunjukkan/mendemonstrasikan kelahiran, tingkat kebingungan
kemampuan dalam melakukan pasien dan kebutuhan
perawatan post portum dan bayi pengetahuan.
2. Kaji kesiapan pasien untuk menerima
pengetahuan
3. Buat rencana pendidikan kesehatan sesuai
dengan permasalahan dan kebutuhan
pasien.
4. Tekankan pentingnya mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai