DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
1. ANNISA HIRDAYANTI
2. DESAK HARTAMI MALIK
3. EFA FORIAPRASTI DINA HIDAYAT
4. FENI FERNIANSAH
5. HENGKY SUTOMO
6. KHUSNUL CHOTIMAH
7. JINAN ESTIDA HAYATI UMAJAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat dan
Karunia-Nya sehingga kita semua dapat menjalankan aktivitas kita sehari-hari,
khususnya kami yang dengan karunia-Nyalah, kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan tema “KONSEP DAN BENTUK PREVENSI SEKUNDER
DALAM KEPERAWATAN JIWA”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhamamd SAW, yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang.Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan kami, baik dari
segi penulisan maupun ketajaman analisis permasalahan didalamnya, Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
dalam penulisan makalah pada masa yang akan datang. Dan akhirnya kami
mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapa/ibu/saudara untuk membaca makalah
kami.Serta mohon maaf atas segala kekurangannya. Terdorong oleh rasa ingintahu,
kemauan, kerja sama dan kerja keras, kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan
keinginan ini.
Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan
serta bantuan, baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait.Oleh kerena
itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih banyak kepada
Dosen dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk serta saran-saran
yang baik.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 LatarBelakang....................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Prevensi Skunder ................................................................................. 3
2.1.1 Definisi Prevensi Skunder........................................................ 3
2.1.2 Tujuan Prevensi Skunder.......................................................... 3
2.1.3 Cara atau Tehnik Prevensi Skunder.......................................... 4
2.1.4 Pengobatan Prevensi Skunder................................................... 5
2.1.5 Peran Perawat dalam Prevensi Skunder................................... 7
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan............................................................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 17
Kesimpulan.................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Definisi
2
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder inimenekankan pada diagnosa
dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakitatau
kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.
Misalnyamengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita. (Nurhayati, Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan Komunitas)
2.1.2. Tujuan
3
2) Penemuan kasus juga membutuhkan adanya tanda/gejala spesifik
dari gangguan jiwa secara dini yang didapat dari penelitian.
2.1.4 Pengobatan
Dalam prevensi sekunder diperlukan bahwa pengobatan siap, mudah
didapat untuk semua kasus yang ditemukan. Meskipun tampaknya
sederhana, tetapi tindakan pengobatan ini mengandung risiko yang
lebih berat dibanding dengan prevensi primer. Tindakan pengobatan
harus menghasilkan :
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA