Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan untuk pekerjaan Proyek Preservasi Rehabilitasi
Jalan Batas Kabupaten Lampung Tengah/Kabupaten Lampung Timur – Simpang
Bakauheni (PN), maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proyek Preservasi Rehabilitasi Jalan Batas Kabupaten Lampung
Tengah/Kabupaten Lampung Timur – Simpang Bakauheni (PN) mempunyai
panjang 115,546 km, lebar jalan 7 meter dan lebar bahu 1,5 meter.
2. Proyek Preservasi Rehabilitasi Jalan Batas Kabupaten Lampung
Tengah/Kabupaten Lampung Timur – Simpang Bakauheni (PN) ini
menggunakan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) yang terdiri dari
lapis AC-BC (binder) setebal 6 cm sedang ditingkatkan ke lapis AC-WC
(wearing) setebal 4 cm.
3. Dari perbandingan tebal lapis aspal AC-BC dan aspal AC-WC dengan
spesifikasi sesuai dengan tabel 4.5, didapatkan rata-rata hasil berupa :
Tabel 5.1 Perbandingan rata-rata hasil core dengan standar spesifikasi
Ketebalan hasil core drill Standar spesifikasi Bina
Keterangan
Sta (cm) Marga 2010 (cm)
AC-BC AC-WC AC-BC AC-WC
153+02
6,03 4,17 6,0 4,0 Memenuhi
5
152+92
6,06 4,03 6,0 4,0 Memenuhi
9

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan lapis aspal AC-
BC dan lapis aspal AC-WC di lapangan memenuhi standar spesifikasi.

5.2 Saran

79
Saran penulis yang dapat diberikan kepada pelaksanaan pekerjaan Proyek
Preservasi Rehabilitasi Jalan Batas Kabupaten Lampung Tengah/Kabupaten
Lampung Timur – Simpang Bakauheni (PN) adalah sebagai berikut :
80

1. Selama proses pekerjaan di lapangan berlangsung terjadi keterlambatan


material agregat, penurunan suhu campuran aspal karena jarak angkut dari
Amp yang jauh ke lokasi pekerjaan dan beberapa alat berat rusak. Solusinya
dengan mempercepat pemesanan material agregat, melakukan pengaturan
suhu di Asphalt Mixing plant, dan mengganti alat berat yang sudah rusak
sebelumnya.
2. Dalam melaksanakan setiap aspek pekerjaan dalam proyek, hendaknya
menyiapkan planning cadangan untuk setiap pekerjaan terhadap kondisi serta
situasi yang akan datang.
3. Perlu dilakukan pemeliharaan dan pengecekan alat secara rutin, agar tidak
terjadi kerusakan pada alat yang bisa mengakibatkan terhambatnya pekerjaan
di lapangan.
4. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dilokasi proyek harus lebih
diperhatikan kelengkapannya guna meminimalisir resiko kecelakaan dalam
bekerja serta hal ini menyangkut aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
80

Anda mungkin juga menyukai