TUGAS MAKALAH Rs - Sugiono HUSADA
TUGAS MAKALAH Rs - Sugiono HUSADA
KEPANJEN
2018
INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT SUGIONO HUSADA
Administrasi
Wakanda S.
Pelayanan Foto Dengan
Kontras
Radiografer
Perawat Radiologi
KETERANGAN
Pendekatan yang dipakai dengan dalam menetapkan jenis dan luas ruangan
adalah :
- Fungsi ruangan/jenis kegiatan.
- Proteksi terhadap bahaya radiasi terhadap petugas, pasien, lingkungan.
- Efisiensi.
Persyaratan ruangan :
1. Ketebalan dinding.
Bata merah dengan ketebalan 25cm (duapuluh lima sentimeter) dan
kerapatan jenis 2,2g/cm3 (dua koma dua gram per sentimeter kubik), atau
beton dengan ketebalan 20 cm (dua puluh sentimeter) atau setara dengan 2
mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), sehingga tingkat radiasi sekitar
ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui batas dosis 1 mSv/tahun (satu
milisievert per tahun).
2. Pintu dan ventilasi.
- Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah hitam dengan
ketebalan tertentu sehingga tingkat Radiasi di sekitar ruangan Pesawat
Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas Dosis 11 mSv/tahun (satu
milisievert per tahun).
- Ventilasi setinggi 2 (dua) meter dari lantai sebelah luar agar orang di
luar tidak terkena paparan radiasi.
- Di atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu berwarna
merah yang menyala pada saat pesawat dihidupkan sebagai tanda
sedang dilakukan penyinaran (lampu peringatan tanda bahaya radiasi).
3. Ruangan diliengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai dengan
kebutuhan.
4. Pada tiap-tiap sambungan Pb, dibuat tumpang tindih/overlapping.
5. Jenis dan ukuran ruangan :
a. Ruang penyinaran/ Ruang X-ray
- Ukuran ruangan : sesuai kebutuhan/besarnya alat.
- Ruang X-ray tanpa fluoroskopi, minimal:
Alat dengan kekuatan s/d 125 KV : 4m (p) x 3m (l) x 2,8m (t)
Alat dengan kekuatan >125 KV : 6,5m (p) x 4m (l) x 2,8m (t)
- Ruang X-ray dengan fluoroskopi : 7.5m (p) x 5,7m (l) x 2,8m (t)
b. Ruang CT Scan
- Ukuran : 6m (p) x 4m (l) x 3m (t)
- Dilengkapi dengan :
Ruang operator
Ruang mesin
Ruang AHU/Chiller
c. Ruang Panoramic-cephalometri
Ukuran : 3m (p) x 2m (l) x 2,8 m (t)
d. Ruang Ultra sonografi/USG
Ukuran : 4m (p) x 3m (l) x 2.7m (t)
Dinding : terbuat dari batu bata, tanpa Pb
Perlengkapan : meja/tempat tidur pemeriksaan, kursi pasien
e. Ruang Baca dan Konsultasi Dokter
- Terpisah dengan ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 2m (p) x1,5m (l) x
2,7 m (t)/ dokter spesialis radiologi dan dapat menampung :
1 buah meja kerja
2 buah kursi
1 buah lemari
- Perlengkapan : light box
f. Ruang CR dan PACS
- Ukuran: mnimal 3m (p) x 3m (l) x 2,7m (t)
- Dapat menampung : a. Tempat printer
b. Tempat processing
c. Tempat rekam medis elektronik
g. Ruang ganti pakaian
- Ada disetiap ruang pemeriksaan.
- Luas : disesuaikan dengankebutuhan, minimal 1m (p) x 1,5m (l) x
2,7m (t) dan dilengkapi dengan lemari baju/locker.
h. WC
- Ada di ruang fluoroskopi, CT scan, BNO/IVP, USG
- Ukuran : minimal 1,5m (p) x 1m (l) x 2,7m (t)
i. Ruang persiapan tindakan (khusus untuk rumah sakit kelas A dan
rumah sakit kelas B)
- Ukuran : minimal 2m (p) x 2m (l) x 2,8m (t)
- Dilengkapi dengan :
Tempat tidur
Oksigen
Emergency kit
Ac
Tempat pencucian alat
- Untuk sarana pelayanan kesehatan lain: disesuaikan dengan
kebutuan.
j. Gudang untukfilm dan non film
Ukuran, suhu dan kelembaban disesuaikan dengan kebutuhan.
k. Ruang lain :
No. Dok:
BADAN PENGAWAS TENAGA 01/Form.02/DPFRZR
Halaman:
NUKLIR
11dari 38
FORMULIR PERMOHONAN IZIN
Pesawat Sinar–X Diagnostik dan
Intervensional
Nama RS/Klinik
Alamat RS/Klinik
Kabupaten/kotamadya
Kode pos:
Propinsi
:
Telepon/fax
: /
Email:
Merk
Merk
Tipe/model
Tipe/model
Nomor seri
:
Nomor seri
Kondisi maks
: kV mAs
Tahun produksi/instalasi: /
Alamat Importir/Penghibah:
Importir
Nomor izin
Hibah dari
:
No. Dok:
01/Form.02/DPFRZR
Halaman:
15dari 38
Nama
:
ruangan
Perisai radiasi mobile (harus ada)
Jumlah : unit
perisai
Ukuran : cm x cm x cm
perisai
Ukuran kaca : cm x cm x cm, mm Pb
Pb
6. PERSONIL
Fungsi1
Nama
Tempat/tgl lahir
Pendidikan terakhir
1Cantumkan profesi pekerja radiasi, misalnya Dokter Spesialis radiologi, Dokter Bedah, Dokter
Spesialis jantung, Dokter gigi, dll
2
Dosimeter saku minimal 2 (dua) buah
Radiografer
Jumlah (unit)
Jumlah (unit)
a. Film badge
a. Apron
b. TLD
b. elindung tiroid
c. Pocket dosimeter2
c. Pelindung gonad
d. Kacamata Pb
e. Sarung tangan
2
f. Tabir radiasi mobile
No. Dok:
01/Form.02/DPFRZR
Halaman:
19dari 38
5. SOP Pemeriksaan
2. Teknik pemeriksaan
Pemeriksaan CT Scan menggunakan dua jenis potongan,
yaitu potongan axial dan coronal.
a. Potongan coronal
o Posisi pasien: posisi supine diatas meja pemeriksaan
dengan posisi tubuh dekat dengan gantry.
o Posisi obyek: Tubuh diposisikan sehingga mid sagittal
plane tubuh sejajar dengan lampu indicator horizontal. Untuk
kepala hiperfleksi dan diletakkan pada head holder Lengan
pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Untuk
mengurangi pergerakan dahi dan tubuh pasien sebaiknya di
fiksasi dengan sabuk khusus pada head holder dan meja
pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan
pasien.
b. Potongan axial
o Posisi pasien: pasien berbaring supine di atas meja
pemeriksaan. Kedua lengan di samping tubuh, kaki lurus ke
bawah. Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
o Posisi obyek: Tubuh diletakkan tepat di terowongan
gantry, mid sagittal plane berada pada pertengahan meja. Mid
axial tubuh tepat pada sumber terowongan gantry.
3. Scan parameter
3.1 Kepala
a. Scanogram: kepala lateral
b. Range: range satu dari basis cranii sampai pars
petrosum dan range dua dari pars petrosum sampai
vertex.
c. Slice thickness: 2-5 mm (range satu) dan 5-10 mm
(range II).
d. FOV: 24 cm.
e. Gantry tilt: sudut gantry bergantung besar kecilnya
sudut yang terbentuk oleh orbito meatal line dengan
garis vertical.
f. 120 kV.
g. 250 mA.
h. Reconstruction algorithm: soft tissue.
i. Window width: 0-90 HU (otak supretentorial), 110-
160 HU (otak pada fossa posterior), 2000-3000 HU
(tulang).
j. Window level: 40-45 HU (otak supretentorial), 30-40
HU (otak pada fossa posterior), 1000-1500 HU
(tulang).
3.2 Thorax
a. Scanogram : Thorax AP
b. Range : Apeks paru-paru sampai diafragma
c. Slice Thickness : 5 - 10 mm
d. FoV : 30 - 50 cm
e. Gantry Tilt : Gantry tidak perlu dimiringkan (00)
f. kV : 137
g. mAs : 180
3.3 Abdomen
a. Topografi / topogram / scoutview
AP view
Length (Sesuaikan area scanning)
Batas atas proc. Xipoideus
Batas bawah Crista illiaca
kV : 120, mAs : 500
2. Posisi antero-posterior
a. Posisikan seluruh bagian thorax menempel
pada kaset di meja pemeriksaan dalam posisi
supinasi.
b. Pusat sentrasi diarahkan pada daerah cypoid
3. Posisi postero-anterior
a. Posisikan seluruh bagian thorax menempel
pada kaset di bucky stand dalam posisi erect.
4. Posisi lateral
a. Posisikan seluruh bagian thorax dalam
posisi lateral menempel meja. Pemeriksaan dalam
posisi supinasi.
b. Pusat sentrasi diarahkan pada daerah
pertengahan objek.
Petugas yang 1. Petugas front office (FO).
melaksanakan 2. Radiographer.
3. Dokter spesialis radiologi.
Alat 1. Pesawat sinar x konvensional.
2. Kaset.
3. Processing film (computed radiography).
Surat permintaan
diterima dan diproses
oleh administrasi
7. Limbah
1. Pemilahan Limbah
a. Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b. Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil
limbah adalah kunci pembuangan yang baik.
2. Tempat Penampungan Sementara
a. Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus
membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
b. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis
harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak
lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-
lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.
3. Transportasi
a. Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
b. Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kenderaan khusus.
c. Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
d. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri
yang terdiri: Topi/helm, Masker, Pelindung mata, Pakaian panjang
(coverall), Apron untuk industri, Pelindung kaki/sepatu boot dan sarung
tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya
fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
c. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
d. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang
pengganggu.