Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kedokteran Komunitas

KONSEP KEDOKTERAN KELUARGA


DALAM SUDUT ISLAM
(INTEGRASI KEISLAMAN)

DISUSUN OLEH :

TRISKA REZKYANTI PUTRI


70600116035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, limpahan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kedokteran
komunitas dengan judul “Konsep Kedokteran Keluarga Dalam Sudut Islam
(Integrasi Keislaman)” tepat pada waktunya. Tugas makalah kedokteran
komunitas ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah kedokteran
komunitas.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk dijadikan bahan evaluasi. Semoga makalah ini dapat memberikan hikmah
dan manfaat pada pembaca.

Makassar, 18 November 2019


Penulis,

Triska Rezkyanti P

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan...........................................................................3
2.2 Teori Kepemimpinan...................................................................................6
2.3 Tugas Kepemimpinan …………………………………………………......8
2.4 Fungsi Kepemimpinan……………………………………………………..9
2.5 Gaya dan Tipe Kepemimpinan…………………………………………..11
2.6 Syarat – Syarat Kepemimpinan………………………………………….14
2.7 Ciri-ciri Kepemimpinan yang Baik……………………………..............14
2.8 Faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan…………………………….15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan baik secara
sendiri ataupun bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat (Levey and Loomba, 1973). Terdapat 2 bentuk dari pelayanan
kesehatan, yakni pelayanan kesehatan personal (personal health services) atau
sering disebut pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan
kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering disebut
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) (Hodgetts dan
Cascio, 1983). Kedua bentuk dari pelayanan kesehatan tersebut memiliki ciri-
ciri tersendiri, yakni Jika pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan
untuk menyembuhkan penyakit (curative) dan memulihkan kesehatan
(rehabilitative) disebut dengan nama pelayanan kedokteran, sedangkan jika
pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan (promotive) dan mencegah penyakit (preventive) disebut dengan
nama pelayanan kesehatan masyarakat. Sasaran kedua bentuk pelayanan
kesehatan ini juga berbeda. Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah
perseorangan dan keluarga. Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan
masyarakat adalah kelompok dan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang
sasaran utamanya adalah keluarga disebut dengan nama pelayanan dokter
keluarga (family practice).
Islam sebagai sebuah ajaran tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, tetapi juga juga mengatur bagaimana hubungan manusia
dengan sesama manusia yang mencakup pelbagai aspek kehidupan yang
termasuk di dalamnya permasalahan kesehatan. Seorang dokter muslim harus
memiliki akhlak yang baik. Dokteran bertujuan memelihara kesehatan,
menjaga kebugaran tubuh, dan menjauhkannya dari  penyakit, Di antara

1
keutamaan kedokteran adalah menjaga hidup seseorang. Hal ini termasuk
dalam lima  perkara urgen yang sangat diperhatikan dalam Islam, yaitu
menjaga agama, menjaga akal, menjaga darah, menjaga kehormatan, dan
menjaga agama. Di antara keutamaan seorang dokter adalah menolong
sesama muslim dan masyarakat dalam menolak bahaya (penyakit). Hal ini
sesuai dengan tujuan dari pelayanan kedokteran.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan kedokteran keluarga?
2) Apa saja batasan dan karakteristik dokter keluarga
3) Apa prinsip kedokteran keluarga?
4) Apa tujuan dan manfaat pelayanan dokter keluarga?
5) Apa prinsip keluarga dalam islam?
6) Bagaimana karakterisktik dokter muslim
7) Bagaimana sikap dan sifat seorang dokter muslim?
1.3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian kedokteran keluarga
2) Mengetahui batasan dan karakteristik dokter keluarga.
3) Mengetahui prinsip kedokteran keluarga.
4) Mengetahui tujuan dan manfaat pelayanan dokter keluarga.
5) Mengetahui prinsip keluarga dalam islam.
6) Mengetahui karakterisktik dokter muslim.
7) Mengetahui sikap dan sifat seorang dokter muslim.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedokteran Keluarga


Menurut The American Academy of Family Physician (1969),
pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh
dan memusatkan pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit, pada
mana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi
oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh
atau jenis penyakit tertentu saja. Sedangkan menurut Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) mendefinisikan dokter keluarga adalah dokter yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik
berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita
atau keluarganya.
1) Batasan dan Karakteristik Dokter Keluarga
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di
antaranya yang dipandang cukup penting, yakni:
a. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga
sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit
tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969).
b. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas
yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu
kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta
ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk
kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi

3
dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan
dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam
menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah,
pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi
Karakteristik dari kedokteran keluarga menurut Lan R.
McWhinney (1981) adalah:
a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan,
bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau
teknik - teknik kedokteran tertentu.
b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu
kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit atau pendidikan kesehatan.
d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisiko tinggi.
e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan
kesehatan yang tersedia di masyarakat.
f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan
pasiennya.
g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.
h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.
i. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai
manager dari sumber - sumber yang tersedia.
Sedangkan menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982) adalah:
a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang,
melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai
anggota masyarakat sekitarnya.
b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan
sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang
disampaikan.

4
c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya
penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik -
baiknya.
e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanankesehatan
lanjutan.
2) Prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Prinsip – prinsip pelayanan / pendekatan kedokteran keluarga
adalah dengan memberikan / mewujudkan :
a. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
b. Pelayanan yang kontinu
c. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
e. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral
dari keluarganya
f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
dan lingkungan tempat tinggalnya
g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
h. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
i. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
3) Tujuan dan Manfaat Pelayanan Kedokteran Keluarga
Tujuan pelayanan dokter keluarga terdiri atas dua macam, yakni :
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan
tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada
umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota
keluarga.
b. Tujuan Khusus

5
 Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya,
pelayanandokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan
karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian
tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja,
tetapi pada pasien sebagai manusiaseutuhnya, dan bahkan
sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya
masing - masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang
seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan
dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian
suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih
memuaskan.
 Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran
yang lebih efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan
dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena
pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinarnbungan. Dengan diutamakannya
pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit
akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada
gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya
kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang
menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Karena salah satu
keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat
dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran
yang berulang - ulang, yang besar peranannya dalam mencegah
penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui
selalu bersifat terbatas.

6
Sedangkan manfaat dari kedokteran keluarga adalah:
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit
sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan
yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit
dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.
2.2 Prinsip Keluarga dalam Islam
Institusi keluarga merupakan satu-satunya wadah legal yang
menghimpun laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama. Selain itu,
keluarga juga merupakan kesatuan terkecil yang bertanggung jawab
mewujudkan terciptanya masyarakat yang damai dan berkeadaban. Oleh
sebab itu, keluarga harus menjadi benteng yang terlindungi. Lihat Henry
Shalahuddin dalam Buku Seri Kuliah, Islam, Gender, dan Keluarga tth, h.
37.
Secara umum fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi,
sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas
kebutuhan perseorangan, dan control sosial. Islam memandang pernikahan
sebagai bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.13
Pernikahan dianggap sebagai media pemenuhan tujuan Ilahi, sebab melalui
pernikahan akan melahirkan hubungan manusia yang luas dan kompleks,
antara satu sama lain saling mengikat, yang merupakan materi bagi sebagian
besar dari ketentuan moral seperti kewajiban melahirkan keturunan,
mencintai, mendukung, menghibur, menuntun, mendidik, menolong dan
menemani.14 Karena dalam pernikahan mengandung tanggung jawab dan
sekaligus rasa saling memiliki dan saling berharap (mutual expectation)
antara satu dengan yang lainnya. Di samping itu, terjalin juga ikatan batih,
yaitu ikatan sosial antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, yang
darinya timbul hak dan kewajiban yang harus berjalan secara seimbang.
Itulah subtansi dari lembaga keluarga.
2.3 Kesehatan dalam Pandangan Islam

7
2.4 Karakterisktik Dokter Muslim
Abu al-Fadl merinci karakteristik dokter Islam atas 3 hal.
Pertama,percaya akan adanya kematian yang tidak terelakkan seperti yang
ditegas kan dalan al-Quran dan hadist Nabi.Untuk menmdukung prinsip ini
ia mengutip pernyataan Ibnu Sina yang menyatakan bahwa pengetahuan
mengenai pemeliharaan kesehatan itu tidak bisa membantu untuk
menghindari kematian maupun membebaskan diri dari penderitaan lahir. Ia
juga tidak memberikan cara-cara untuk memperpanjang usia agar hidup
selamanya. Dengan demikian tidak berarti dokter muslim menentang
teknologi biomedis,misalnya mempertahankan kehidupan dengan
memberikan pasien oksigen dari tabung oksigen untuk
pernafasan,Sebab,berupaya mempertahankan hidup seseorang adalah tugas
mulia,siapa yang menyelamatkan hidup seorang manusia ,seolah dia
menyelamatkan seluruh manusia.ini sejalan dengan penegasan ayat al-Quran
(Q.s.al-Maidat 5:32) yang artinya:
“Barang siapa yang membunuh seseorang manusia,bukan karena orang
itu (membunuh)orang lain,atau bukan karena membuat kerusakan di muka
bumi,maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya.Dan barang
siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia ,maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusia di muka bumi”
Kedua,menghormati pasien,diataranya berbicara baik kepada pasientidak
membocorkan rahasia dan perasaan pasien,damn tidak melakukan pelecehan
seksual,itulah sebabnya disarankan pasien didampingi orang ketiga.
Ketiga,pasrah kepada Allah SWT sebgai Dzat penyembuh.tidak berarti
membebaskan dokter dari segala diagnosis dan pengobatan. Dengan
kepasrahan demikian,maka akan menghindari perasaan bersalah jika seala
upaya dilakukan mendapatkan kegagalan.
2.5 Sikap dan sifat seorang dokter muslim
Menurut Dr Zubair Ahmad al-Sibaidan Dr Muhammad „Ali al-Bar
dalam karyanya Al-Thabib,Adabuh wa Fiqhuh ada sikap dan sifat seorang
dokter muslim yaitu:

8
1) Berkeyakinan atas Kehormatan Profesi
Bahwa profesi kedokteran adalah profesi yang sangay mulia tapi
tergantung pada dua syarat,yaitu:
a. Dilakulan dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan
b. Menjaga akhlak mulia dalam prilaku dan tindakakan sebagai dokter
Seorang dokter diberi di beri amanah untuk memelihara kesehatan
yang merupakan karunia dari Allah SWT yang paling berharga bagi
manusia,sebagaimana dinyatakan dalam hadist Nabi:
Nabi bersabda: “Mohonlah kepada Allah kesehatan,sebab tidak ada
sesuatu pun yang di anunerahkan kepada hamba-Nya yang lebih utama
dari kesehatan”.(HR Ahmad,al-Tharmuzi,dan ibn Majah)
Selain itu dokter juga menjadi tumpuan pasien, keluarga,
masyarakat, bahkan bangsa. Mengingat kedudukan profesi kedokteran
tersebut,seharusnya dalam menjalankan profesi tidak hanya berfikir
tentang materi tetapi lebih pada pengabdian dan perbaikan umat.
Keyakinan akan kehormatan profesi tersebut merupakan motivator untuk
memelihara akhlak yang baik dalam hubungannya dengan masyarakat.
2) Berusaha menjernihkan jiwa
Kejernihan jiwa akan menntukan kualitas kualitas perbuatan
manusiasecara keseluruhan,jika dokter hatinya jernih maka perbuatannya
akan selalu positif,hal ini sejalan dengan penegasan Rasulullah:
“Ingatlah bahwa tubuh manusia ada segumpal darah yang apabila baik
maka seluruhnya baik,dan apabila buruk maka seluruh tubuh menjadi
buruk,ingatlah itu adalah hati.”(HR al-Bukhari,Muslim,Ahmad,al-
Damiri,dan Ibnu Majah)
3) Lebih Mendalami Ilmu yang Dikuasainya
Dalam hadist Nabi disebutkan bahwa mencari ilmu merupakan
kewajiban sepanjang hayat.Sebagaimana diketahui bahwa ilmu itu dari
hari ke hari mengalami perkembangan. Oleh karena itu, dokter dituntut
untung mengupgrade ilmunya . Dalam ajaran Islam sangat ditekankan

9
dalam mengamalkan sesuatu dilakukan secara professional dan penuh
ketelitian. Nabi bersabda:
“sesungguhnya Allahmenyukai bila seseorang di antara kalian
mengerjakan pekerjaannya dengan teliti” (HR al-Baihaqi)
4) Menggunakan Metoda Ilmiah dalam Berfikir
Bagi dokter muslim diharuskan dalam berfikir menggunakan metoda
ilmiah sesuai dengan kaidah logika ilmiah sebagaimana yang terjabar
dalam disiplin ilmu kedokteran modern. Ajaran Islam menekankan agar
berfikir atau merenung terhadap berbagai sebab,tujuannya agar
mendapatkan keyakinan yang benar. Sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surat al-Baqarqh ayat 164 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih berganti
siang dan malam,bahtera yang berlayar di laut membawa aap yang
berguna bagi manusia,dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa
air,lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati(kering)-nya dan
Dia sebarkan sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,damn pengisaran
angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;Sungguh
(terdapat ) tanda-tanda (keesaan dsn kebesaran ALLAH) bagi kaum yang
memikirkan.”(Q.s.al-Baqarah:164)
Juga firman Allah yang artinya:
“Katakanlah :perhatikan apa yang ada di lagit dan di bumi”
(Q.s.yunus;101)
5) Memiliki Rasa Cinta Kasih
Rasa cinta kasih adalah rasa yang timbul dari hati yang paling
dalam,dia akan menyinari hati orang lain,alam semesta,dan segala
sesuatu. Cahaya itu kemudian memantul kepada dirinya sendiri dan
melimpah kepada kejernihan,kerelaan,dan kemantapan. Anjuran Nabi :
“Tidaklah seseorang dari kalian sehingga mencintai bagi saudaranya apa
yang disukai untuk dirinya”( HR al-Bukhari,Muslim,Ahmad,al-
Damiri,dan Ibnu Majah,al-Nasai,dan al-Tumudzi)

10
Jika seseorang telah memiliki rasa cinta kasih,maka ia akan bebuat
baik dan mengenyampingkan perbuatan tercela.
6) Keharusan Bersifat Benar dan Jujur
Benar dan jujur bagi seorang dokter dalam berkomunikasi engan
masyarakat adalah hal yang terpenting agar mendapatkan kepercayaan
dri pasien serta masyarakat.Benar dan jujur adalahsifat yang
kompeherensif dan memiliki banyak makna,termasuk menepati janji dan
menyampaikan amanah. Al-Quran sangat menekankan sifat benar dan
adil di dalam surat at-Taubah ayat 119 yang artinya:
“Hai orang-orang beriman,bertakwalah kamu kepada Allah,dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”
Dan Allah berfirman dalam surat al-Mu‟minun ayat 8 yang berisikan
memelihara amanat.
7) Berendah hati (tawadhu’)
Seorang dokter dituntut untuk rendah hati.Sifat yang sering
menyebabkan seseorang dijauhi oleh orang lain adalah sifat sombong
dan keangkuhan. Ajaran Islam sangat mengecam perilaku ini Allah
berfirman dalam surat an-Nahl ayat 23 yang artinya:
“sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”
8) Keadilan dan Kesetimbangan
Dokter adalah orang yang paling banyak berurusan dengan masalah
manusia dan kemanusiaan. Kehidupan seseorang sangat ditentukan oleh
kualitas hubungan bermasyarakat. Dokter dalam Islam sangat dilarang
untuk tidak adil dalam hal pelayanan masyarakat. Allah berfirman dalam
surat al-Baqarqh ayat 142 yang artinya:
“Dan demikian (pula)kami telah menjadikan kamu(umat Islam),umat
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
Rasul(Muhammad) menjadi saksi (perbuatan) kamu. (Q.s. al-
Baqarah;142)
9) Mawas Diri

11
Mengingat tugas dokter melayani masyarakat dan tanggung jawab
menyangkut nyawa dan keselamatan orang lain. Mereka sering menjadi
sasaran tuduhan ,disebabkan adanya anggapan masyarakat menganggap
mereka orang yang paling mengetahui rahasia kehidupan dan kematian.
Jadi dengan sering seorang dokter mawas diri,seorang dokter muslim
menyadari kekurangannya sebagai seorang dokter,dan terhindar dari
segala sifat tercela. Sesuai dengan tuntunan dalam akhlak islam,dokter
harus tulus ikhlas karena Allah,penyantun,peramah,sabar,penyimpan
rahasia,dan bertanggung jawab.
Berbuat ikhlas sangat dituntut dalam Islam sebagaimana dinyatakan
dalam Al-Quran dalam Al-Quran surat al-Isra‟;36 yang artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran,penglihatan,damb
hati,semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya(Q.s.al-Isra‟;36)
Nabi juga bersabda:
“Setiap kalian adalah pengembala,dan setiap kalian bertanggung
jawab atas gembalanya itu”.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi. Terdapat beberapa teori kepemimpinan,
yakni teori kepemimpinan sifat (trait theory), teori kepemimpinan perilaku dan

12
situasi, teori kewibawaan pemimpin, teori kepemimpinan situasi, dan teori
kelompok. Terdapat 2 fungsi utama kepemimpinan, yakni fungsi yang
berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan masalah dan
fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau sosial.
Terdapat 2 gaya kepemimpinan, yakni gaya otoriter dan gaya demokrasi,
sedangkan tipe kepemimpinan terdapat 3, yakni otokratis, demokratis, dan
laissezfaire. Terdapat beberapa syarat kepemimpinan, yakni kekuasaan,
kewibawaan, dan kemampuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyawati, Arsita Eka. Kedokteran Keluarga Dan Wawasannya.


Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
https://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUAR
GA_.pdf

13
2. Anggraini, Merry Tiyas. Buku Ajar Kedokteran Keluarga. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang: 2015
3.
1. Yudiaatmaja, Fridayana. Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya.
Media Komunikasi FIS Vol 12, No 2; 2013
2. Bass, B.M.. Leadership and Performance Beyond the Expectations. 1985
3. Siagian P. Sondang. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta. 2003.
4. Harbani, Pasolong. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.
2008.
5. Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu?. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2006.

14

Anda mungkin juga menyukai