Anda di halaman 1dari 2

Prognosis

Prognosis dari sindroma koroner akut, terutama grup NSTEMI dan angina tidak stabil, bervariasi karena pasiennya juga heterogen. Untuk
menilai prognosisnya maka yang harus dilakukan adalah stratifikasi risiko. Stratifikasi risiko dapat dilakukan dengan sistem skoring. Sistem
skoring tersebut adalah:

TIMI (Trombolysis in Myocardial Infarction)

Skoring menggunakan sistem skoring TIMI adalah sebagai berikut:

 Risiko rendah (0-2 poin)


 Risiko sedang (3-5 poin)
 Risiko tinggi (5-7 poin)

Penilaian skor TIMI adalah sebagai berikut:

 Usia 65 tahun atau lebih (1 poin)


 3 atau lebih faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular (1 poin)\
 Penggunaan aspirin dalam 7 hari terakhir (1 poin)
 Riwayat stenosis koroner lebih dari 50% (1 poin)
 Lebih dari 1 kali episode angina pada saat istirahat dalam waktu kurang dari 24 jam (1 poin)
 Deviasi segmen ST (1 poin)
 Peningkatan enzim jantung (1 poin)

GRACE (Global Registry of Acute Coronary Events)

Sistem skoring GRACE juga dapat digunakan sebagai stratifikasi risiko sindrom koroner akut:

 Risiko rendah (0-133 poin)


 Risiko sedang (134-200 poin)
 Risiko tinggi (lebih dari 200 poin)
Penilaian skor GRACE, meliputi umur, laju denyut jantung, tekanan darah sistolik, kadar kreatinin, Kelas Killip, riwayat henti jantung,
peningkatan enzim jantung, dan deviasi segmen ST.[16,17]

Pasien yang dengan cepat dilakukan revaskularisasi memiliki prognosis yang lebih baik. Pasien dengan komplikasi gagal jantung atau kelas
Killip yang tinggi memiliki angka mortalitas yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai