Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Dalam sebuah penelitian ilmiah ada salah satu hal yang harus dipikirkan yaitu instrumen
penelitian atau sering disebut juga dengan alat pengumpul data. Pada kesempatan ini, kami akan
membahas tentang apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian yang dikemukakan oleh para
ahli dalam bidang penelitian dan apa saja jenis-jenis instrumen penelitian.
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan
sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode
penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu.
Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu instrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk
memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan pengertian instrumen
penelitian, jenis, lagkah-langkah penyusunan, dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian?
2.      Apa saja jenis-jenis instrumen penelitian?
3.      Apa saja lamgkah-langkah menyusun instrumen penelitian?
4.      Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu instrumen penelitian
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah instrumen penelitian
4.      Untuk mengetahui cara menguji validitas dan reliabilitas
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Instrumen Penelitian


Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan objektif.  Adapun
jenis data yang dimaksud diantaranya:
1.   Data Kuantitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung
atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
2.   Data Kualitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang,
cukup, kurang dan lain-lain.
Instrumen mudah untuk dibayangkan jika apa yang diukur bersifat tangible (jelas). Dan sulit
dibayangkan jika apa yang diukur bersifat intangible (tidak jelas). Instrumen yang baik harus
bersifat valid dan reliabel (ajeg atau dapat dipercaya).
Instrumen valid ialah instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur.
Instrumen reliabel jika hasil pengukurannya bersifat ajeg atau konsisten. Instrumen sebagai alat
pengumpul data berperan sangat penting dalam sebuah penelitian. Karena tanpa instrumen yang
baik, maka tidak mungkin akan memperoleh data yang betul-betul bisa dipercaya, sehingga dapat
mengakibatkan kesimpulan yang salah.
Oleh karenanya instrumen penelitian harus ditetapkan secara tepat sehingga dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian dan menguji hipotesis.[1]
B.       Jenis-jenis instrumen penelitian
1.      Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif
Dalam instrumen yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh
karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validitas terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik
secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validitas adalah peneliti sendiri,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki
lapangan.
Peneliti kualitatif  sebagai “human instrument”berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
    
2.      Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen dan pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen
tersebut  tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data.[2] Instrumen dalam penelitian
kuantitatif dapat berupa:
a)    Tes
Tes adalah  suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pernyataan,
pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Ditinjau dari bentuk jawaban responden,  maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes
lisan, tes tertulis,  dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban responden
dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk objektif.
Setiap jenis atau bentuk tes tentu mempunyai tujuan dan fungsi  masing-masing. Salah satu
bentuk tes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif karena jawabannya antara
benar atau salah.
Tes objektif menuntut responden untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan
jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan dan
pernyataan yang belum sempurna. 
b)         Angket (quesioner)
Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk
menjaring data atau informasi yang harus dijawab oleh responden. Angket mempunyai kesamaan
dengan wawancara kecuali implementasinya, dimana angket dilaksanakan secara tertulis.
Keuntungan angket, antara lain: a) responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi
oleh hubungan dengan peneliti, dan waktu relatif lama, sehingga objektifitas dapat terjamin, b)
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup banyak.
Angket terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
a)      Angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban
b)      Angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka
dimana responden secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.[3]
c)      Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Atau observasi dilakukan secara non partisipatif yaitu pengamat tidak ikut
serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat.[4]
d)     Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya
jawab baik langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.[5]
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa
karena memiliki ciri-ciri:
a)   Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus dipikirkannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b)   Peneliti sebagai alat penyesuaian diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan
aneka ragam data sekaligus.
c)   Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang
dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d)  Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan
semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan
pengetahuan kita.
e)   Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
f)    Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan, atau pelakan.
g)   Dalam penelitian dengan menggunakan tes atau angket yang bersifat kuantitatif yang
diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik. Sedangkan
yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.[6]

C.      Langkah- langkah Menyusun instrumen Penelitian


     Dalam mengukur suatu variabel penelitian, seorang peneliti dapat menyusun sendiri
instrumen penelitian. Namun dalam hal-hal tertentu, peneliti dapat menggunakan instrumen yang
telah ada, yaitu beberapa instrumen yang telah ada, yaitu beberapa instrumen baku atau
instrumen yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Instrumen yang telah ada itu
dapat pula merupakan instrumen yang disusun berdasarkan suasana sosial budaya asing. Untuk
itu, peneliti tidak cukup hanya menerjemahkan setiap butir instrumen, melainkan harus
menyadurnya dengan seksama. Pemakaian instrumen yang telah ada tersebut tidak luput dari
kriteria yang dikenakan pada instrumen yang disusun sendiri. Dengan kata lain, penyaduran
instrumen harus pula diikuti oleh pengujian mutu instrumen sesuai dengan kriteria yang
dimaksud.
     Jika instrumen dibuat atau dikembangkan sendiri, maka ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan, yaitu: a) merumuskan masalah penelitian, b) menemukan variabel penelitian, c)
menentukan instrumen yang akan digunakan, d) menjabarkan konstruksi setiap variabel, e)
menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel, f) menyusun butir-butir instrumen, g) kaji ulang
butir-butir instrumen, h) menyusun perangkat sementara, i) uji coba perangkat instrumen, j)
perbaikan instrumen, k) penataan perangkat instrumen akhir.
     Salah satu langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba
perangkat instrumen. Langkah ini sering diabaikan oleh peneliti karena menjadi beban berat dan
dianggap kurang ada manfaatnya. Padahal, langkah uji coba ini sangat besar manfaatnya dan
mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mengetahui: a) apakah instrumen itu dapat di
administrasikan dengan mudah, hal ini dapat dilakukan dengan observasi, b) apakah setiap butir
itu dapat dibaca dan dipahami oleh responden, c) ketepatan instrumen, baik butir instrumen
maupun perangkat instrumen secara keseluruhan, dan d) ketetapan (reliabilitas) instrumen.[7]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Jenis-jenis instrumen penelitian ada dua,
yaitu instrumenpenelitian untuk penelitian kualitatif dan
instrumen penelitian untukpenelitian kuantitatif. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat
berupa tes, angket, wawancara, dan observasi.
Salah satu langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba
perangkat instrumen. Dan syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validitas dan
reliabilitas.

B.     Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Penlulis juga mengharapkan kritik dan saran terhadap peningkatan
kualitas dalam penulisan makalah ini. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
ini dan isi penulisan makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.spengetahuan.com/2015/11/pengertian-instrumen-penelitian-menurut-para-ahli-
jenisnya.html, pada 23 juli 2017  pukul 11.35
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,  Bandung:Alfabeta Bandung.
Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai