Anda di halaman 1dari 12

KESULITAN KEUANGAN (FINANCIAL DISTRESS)

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUT

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan
Profesi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Dedy Kusuma (1203011921002)


Regita Mitha Dewi (1203011921008)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
KESULITAN KEUANGAN ( FINANCIAL DISTRESS )

5.1 Apakah Financial Distress ?

Definisi financial distress merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan


dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Dengan kata lain financial distress merupakan
suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya.

Financial Distress terjadi karena berbagai peristiwa yang menimpa perusahaan di


bawah tekanan keuangan. Daftar kejadian yang hampir tak terbatas, tapi di sini ada beberapa
contoh:

- Pengurangan dividen - PHK

- Penutupan pabrik - CEO pengunduran diri

- Kerugian - Anjlokmya harga saham

Secara tersirat terdapat 2 cara pandang mengenai financial distress yaitu : stocks dan flows

 Berbasis saham terjadi ketika sebuah perusahaan memiliki kekayaan bersih negatif,
sehingga nilai aset kurang dari nilai utangnya.
 Kebangkrutan flows terjadi ketika arus kas operasi tidak cukup untuk memenuhi
kewajiban saat ini. Kebangkrutan flows mengacu pada ketidakmampuan untuk
membayar utang seseorang.
5.2 Apa Yang Terjadi Ketika Perusahaan Mengalami Financial Distress ?

Beberapa hal yang mungkin dilakukan oleh perusahaan yang mengalami Financial
Distress antara lain :

1. Menjual aset – aset utamanya


2. Merger dengan perusahaan lain
3. Mengurangi belanja modal untuk penelitian dan pengembangan
4. Menerbitkan saham atau obligasi baru
5. Negosiasi dengan bank atau kreditor lainnya
6. Mengkonversi utang menjadi ekuitas
7. Mengajukan permohonan kepalitan

Strategi ketika terjadi financial distress :

 Langkah nomor 1,2,3 merupakan langkah – langkah yang terkait dengan aset
perusahaan atau disebut dengan aset restructuring
 Langkah nomor 4,5,6,7 merupakan langkah terkait sisi kanan laporan posisi keuangan
perusahaan ( sisi pendanaan ) dan merupakan contoh financial restructuring
 Perusahaan yang mengalami financial distress dapat sekaligus melakukan asset
restructuring dan financial restructuring

Manfaat melaksanakan asset restructuring :

a) Perusahaan menjual aset yang tidak terkait dengan bisnis utama perusahaan, misalnya
anak perusahaaan atau divisi yang tidak berkontribusi kepada keuntungan perusahaan
b) Hasilnya dari aset restructuring adalah perusahaan memiliki struktur organisasi baru
yang lebih ramping dan dapat fokus pada strategi baru yang sesuai dengan core
business perusahaan

5.3 Kebangkrutan, Likuidasi dan Reorganisasi


Peerusahaan yang tidak memperoleh atau memilih untuk tidak mebuat kesepakatan
terkait dengan pembayaran utangnya kepada kreditor, memiliki dua pilihan, yaitu melakukan
likuidasi atau reorganisasi.

Likuidasi berarti menghentikan kegiatan operasi perusahaan ( going concern ).


Kegiatan yang dilakukan dalam likuidasi adalah perusahaan menjual aset – aset yang dimiliki.
Hasil dari penjualan tsb kemudian dibagikan kepada kreditur dan sisanya ( jika ada ) kepada
para pemegang saham perusahaan.

Reorganisasi adalah pilihan untuk mempertahankan kelangsungan usaha ( going


concern ) perusahaan, diantaranya yaitu dengan menerbitkan efek baru untuk menggantikan
efek lama. Likuidasi dan reorganisasi dapat dilakukan melalui mekanisme kebangkrutan.

Kebangkrutan adalah sebuah uoaya hukum yang permohonannya dapat diajukan


sendiri oleh perusahaan atau dapat diajukan oleh kreditor.

5.4 Likuidasi

Di Amerika Serikat, langkah yang harus ditempuh untuk melakukan sraight liquidation
tercantum dalam Chapter 7 of the Bankruptcy Reform Act of 1978. Langkah tersebut
mencakup :

1. Permohonan diajukan kepada pengadilan federal. Permohonan bisa diajukan sendiri


oleh perusahaan maupun kreditor. Kurator ditunjuk oleh kreditor untuk
mengambilalih aset debitur. Kurator bertugas melakukan likuidasi dibagikan kepada
kreditor. Jika aset masih tersisa setelah digunakan untuk membayar biaya-biaya dan
pembayaran kepada kreditor, maka sisanya dibagikan kepada pemegang saham.
Setelah perusahaan ditetapkan bangkrut, maka proses likuidasi dimulai. Pembagian
hasil likuidasi dilakukan berdasarkan urutan prioritas berikut :
a) Beban administrasi terkait proses likuidasi perusahaan yang bangkrut
b) Klaim-klaim tanpa jaminan yang terajdi setelah penhgajuan permohonan
involuntary bankruptcy
c) Upah,gaji dan komisi
d) Iuran kepada dana pensiun yang terjadi dalam 180 hari sebelum tanggal
pengajuan permohonan kebangkrutan
e) Klaim dari konsumen
f) Klaim pajak
g) Klaim kreditor bank dengan atau tanpa jaminan
h) Klaim dari pemegang saham preferen
i) Klaim dari pemegang saham biasa

Urutan prioritas dalam likuidasi disebut dengan Absolute Priority Rule ( APR )

5.5 Reorganisasi

Di Amerika Serikat, reorganisasi diatur dalam Chapter 11 of the Federal Bankruptcy Reform
Act of 1978. Langkah reorganiasi adalah sebagai berikut :

1) Permohonan dapat diajukan oleh perusahaan (vohmtary petition) atau oleh 3 atau lebih
kreditor (bisa diajukan 1 kreditor jika jumlah kreditor kurang dari 12). Permohonan
kepailitan oleh kreditor (involuntary petition) harus disertai keterangan bahwa
perusahaan tidak membayar utangnya. Pada umumnya, hakim federal menerima
permohonan dan menetapkan waktu untuk menyampaikan bukti dari klaim kreditor dan
pemegang saham. Pada umumnya, perusahaan masih tetap beroperasi.

2) Waktu untuk menyiapkan rencana reorganisasi adalah 120 hari. Setelah diajukan,
perusahaan diberi waktu 180 hari untuk meminta persetujuan terhadap rencana tersebut.

3) Kreditor dan pemegang saham dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Sekelompok


kreditor dianggap menerima rencana jika 2/3 dari kelompok tersebut (berdasarkan jumlah
kredit) dan 1/2 dari kelompok tersebut (berdasarkan jumlah kreditor) menyetujui rencana
reorganisasi.

4) Setelah disetujui kreditor, rencana reorganisasi disahkan oleh pengadilan

5) Pembayaran dalam bentuk kas, aset property, dan efek dilakukan kepada kreditor dan
pemegang saham. Rencana reorganisasi bisa juga mencakup penerbitan efek baru.

5.6 Mana yang lebih baik : private workout atau Kepailitan?

Definisi kepailitan Perusahaan menurut ISDA (International Swaps and Derivatives


Association) (dikutip oleh Hadad, et al,2003. Adalah terjadinya salah satu kejadian-kejadian
sebagai berikut :
1. Perusahaan yang mengeluarkan surat hutang berhenti beroperasi (pailit).
2. Pembahasan tidak mampu membayar hutang.
3. Timbulnya tuntutan kepalitan.
4. Proses kepalitan sedang terjadi.
5. Telah ditunjukan nya receivershipnya (kuratornya).
6. Ditindakannya seluruh asset ke pada Bank ( Rosvita, 2010).
Berikut adalah perbandingan antara private workout dengan kepailitan:
1. Kedua kebangkrutan formal dan latihan pribadi melibatkan pertukaran klaim keuangan
baru untuk klaim finansial sebelumnya.
2. Ketika digunakan, private workout lebih baik daripada kepailitan.
3. Struktur modal yang kompleks dan kurangnya informasi membuat private workout kurang
disukai (Sitompul, 2014).
Keuntungan dari kepailitan yaitu penghitungan bunga (kewajiban membayar bunga) bagi
debitur menjadi terhenti, keuntungan pajak dan hanya membutuhkan persetujuan 1/2 dari
kreditur yang memiliki 2/3 dari hutang. Kekurangan kepailitan yaitu proses yang panjang dan
mahal, hakim diminta untuk menyetujui keputusan bisnis penting, dan gangguan untuk
manajemen.
5.6.1. Prosedur Hukum Kepailitan
Prosedur kepalitan dimulai ketika debitur tidak dapat memenuhi atau meramalkan
tidak akan dapat memenuhi skedul pembayaran angsuran kepada kreditnya.Pada saat itu
timbul masalah-masalah berikut:
1. Apakah ketidak mampuan memenuhi skedul pembayaran hutang itu merupakan kesulitan
kas yang sementara (inovasi tehnis) ataukah merupakan kesulitan permanen yang
disebebkan oleh penurunan nilai aktiva dan daya laba di bawah kewajiban hutangnya
(Inovasi Kepalitan).
2. Bila kesulitannya hanya bersifat sementara, perpanjangan jangka waktu pinjaman akan
dapat memulihkan kembali perusahaan tersebut. Dalam hal nilai aktiva memang telah
menurun maka kerugian sudah tidak dapat dihindari. Masalahnya adalah siapa yang akan
memikul kerugian itu? Untuk ini ada dua teori yaitu (1) Doktrin proritas mutlak yang
menyatakan bahwa semua klaim harus di bayar sesuai dengan prioritas tiap klaim tanpa
mengacuhkan konsekuensinya terhadap pemegang klaim lainnya,dan (2) doktrin prioritas
relative yang lebih bersifat sleksibel dan mempertimbangkan secara adil semua yang
mempunyai hak tuntunan.
3. Apakah perusahaan bersangkutan “lebih berharga mati daripada hidup?” yaitu apakah
perusahaan itu akan lebih berharga bila tetap dipelihara dan terus melanjut kan
operasionalnya ataukan lebih baik likuidasi da dijual per potong. Menurut doktrin prioritas
mutlak,yang di pilih adalah likuidasi Karen dengan cara kreditur senior dapat di bayar
lebih dahulu walaupun dengan merugikan kreditur yunior dan pemegang saham. Pada
doktrin prioritas relative, kreditur senior diminta menunggu dulu sampai pembayaran
untuk kreditur yunitur da pemegang saham juga sudah terkumpul.
4. Siapakah yang akan mengandalkan perusahaan dalam periode likuidasi atau rehabilitasi
ini?Apakah manejernya sendiri yang tetap mengendalikannya ataukah diserahkan kepada
lembaga perwalian?
Menurut ketentuan hukum, suatu proses kepalitan di mulai dengan pegajuan
permohonan kepada pengadilan perdata.Permohonan ini dapat bersifat sukarela oleh
manajemen perusahaan sendiri atau juga bersifat paksaan dari para kreditur perusahaan.Dari
antara para kreditur yang tidak mempunyai jaminan dibentuk sebuah panitia yang ditunjuk
pengendalian untuk melakukan perundingan dengan manejem mengenai kemungkinan
reorganisasi di mana di atur trestukturisasi hutang dan kewajiban lain perusahaan. Untuk
menjaga kepentingan para kreditur dan pemegang saham, mungkin saja pengadilan menunjuk
lembaga perwalian. Dalam hal tidak di tunjuk lembaga perwalian maka manejen yang ada
tetap pengendalian perusahan.(Fred;1991;666-667)

5.7. Perpackaged Bangkruptcy


5.7.1. Definisi Prepackaged Bankruptcy
Restrukturisasi keuangan dapat melibatkan likuidasi atau reorganisasi. Restrukturisasi
keuangan dapat dicapai melalui private workout atau kepailitan. Salah satu cara baru dalam
restrukturisasi keuangan yaitu dengan prepackaged bankruptcy.
• Prepackaged bankruptcy merupakan sebuah kebangkrutan di mana debitur dan kreditur
pra-menegosiasikan rencana reorganisasi dan kemudian hasil negosiasi tersebut berakhir
dengan permohonan pailit.
• Manfaat utama adalah hal ini memaksa semua pihak untuk menerima reorganisasi
kebangkrutan. Menawarkan banyak keuntungan dari kebangkrutan pada umumnya jauh
lebih efisien (www.e-akuntansi.com).
Prepackaged bankruptcy is often viewed as a hybrid from of corporate reorganization
combining some of the features of an out-of-court restructuring with some of the features of a
traditional chapter 11 reorganization. as in an out-of-court restructuring, the creditors and
teh debtor negoatiate the terms of the reorganization outside of court. as in traditional
chapter II, a a bankrupcty petition and a plan of reorganization must be field and ratified by
the court before the prepack becomes effective (Tashjian et al, 1996).

5.7.2. Prosedur Prepackaged Bankruptcy


Prepackaged bankruptcy adalah kombinasi antara private workout dengan legal
bankruptcy. Berikut adalah prosedur prepackaged bankruptcy:
 Sebelum perusahaan mengajukan permohonan kebangkrutan, perusahaan terlebih dahulu
melakukan pendekatan dengan kreditor serta membawa rencana reorganisasi perusahaan.
 Kedua belah pihak kemudian melakukan negosiasi untuk mencari kesepakatan mengenai
rincian bagaimana keuangan perusahaan direstrukturisasi.
 Kemudian perusahaan dan kreditor sekaligus menyiapkan dokumen administrasi yang
diperlukan sebelum mengajukan permohonan kebangkrutan.
 Permohonan disebut prepackage jika pada perusahaan mengajukan permohonan ke
pengadilan, namun pada saat yang sama, juga sudah melampirkan rencana reorganisasi
lengkap dengan persetujuan dari kreditor.

5.7.3. Advantages to Prepackaged Bankruptcy


Advantages to prepackaged bankruptcy
1. Time
2. Cost
3. Certainty
4. Minimal Damage to Public Image
5. Unanimous Consent Not Required
6. Control
7. Obtaining Protective Provisions
8. Tax Benefits (Berkoff, 2014)

5.7.4. Disadvantages to Prepackaged Bankruptcy


Disadvantages to prepackaged bankruptcy:
1. Exposure
2. Risk
3. Difficult to Avail Itself
4. No Protection of the “safe-harbor”
5. Creditors can object to the sale of assets (Berkoff, 2014).

5.7.5. Restrukturisasi Hutang Perusahaan yang Kesulitan


Pada perusahaan yang pada dasarnya sehat, dimana kesulitan keuangannya dinilai
bersifat sementara, para krediturnya biasanya menghubungi langsung perusahaan
bersangkutan untuk merundingkan jalan keluar agar secepatnya perusahaan dapat berdiri
kembali diatas kakinya sendiri. Dalam perencanaan tersebut biasanya dipersyaratkan
restrukturisasi hutang perusahaan. Dalam restrukturisasi ini termasuk perpanjangan jangka
waktu pinjaman atau komposisi dimana kreditur secara sukarela mengurangi tagihan kepada
perusahaan bersangkutan. Kedua perusahaan itu dimaksudkan agar debitur dapat terus
berusaha dan untuk menghindari biaya proses hukum. Walaupun kreditur tertunda menerima
kembali uangnya dan mungkin juga bisa mengurangi, tetapi dengan cara ini lebih banyak
uangnya yang dapat kembali dari pada misalnya ditempuh prosedur hukum. Begitupula bagi
perusahaan bersangkutan ada kesempatan dapat diselamatkan (Brigham dan Weston,
1991:666).
Restrukturisasi hutang dimulai dengan pertemuan antara perusahaan yang sedang
kesulitan dengan para krediturnya, para kreditur akan menunjuk satu panitia yang
beranggotakan empat atau lima kreditur terbesar dan satu atau dua kreditur kecil. Pertemuan
ini diatur dan dipimpin oleh biro penyesuaian (adjustment bureau) yang berasal dari asosiasi
manajer kredit setempat. Begitu keputusan dapat dicapai bahwa masalahnya dapat diatasi biro
maka akan menunjuk peneliti untuk membuat laporan lengkap. Biro dan dan panitia kreditur
menggunakan data dalam laporan tersbeut untuk merumuskan renacana penyesuaian tagihan.
Kemudian diadakan lagi pertemuan antara debitur dan krediturnya untuk merundingkan
perpnajangan, komposisi atau kombinasi keduanya. Mungkin diperlukan beberapa kali
pertemuan sebelum dapat diperoleh persetujuan final (Brigham dan Weston, 1991:666).
Sekurang-kurangnya ada 3 kondisi yang diperlukan agar restrukturisasi hutang dapat
dipertimbangkan yaitu: (1) debitur termasuk yang bermoral baik, (2) debitur harus
menunjukan kemampuan untuk memulihkan kembali perusahaanya, dan (3) kondisi usaha
mendukung pemulihan kembali (Brigham dan Weston, 1991:666).
Kreditur umumnya lebih menyukai perpanjangan jangka waktu karena pembayaran
dapat diharapkan dapat diterima penuh. Pada beberapa kejadian, kreditur tidak bisa
menyetujui perpanjangan waktu tetapi juga bersedia tagihannya disubordinasikan tagihan
supplier baru yang muncul pada masa perpanjangan itu. Dalam hal ini kreditur harus
mempunyai keyakinan bahwa debitur dapat mengatasi masalahnya (Brigham dan Weston,
1991:667).
Pada komposisi, diatur penciutan tagihan per-kas. Para kreditur menerima suatu
persentase dari tagihannya kepada debitur, dan ini mungkin saja hanya mencapai 10%. Kas
yang diterima tersebut dianggap sebagai pelunasan seluruh hutang yang tertunggak. Antara
kreditur dan debitur biasanya dirundingkan mengenai penghematan yang dapat dilakukan
karena tidak menjalani prosedur kepailitan formal yaitu biaya administrasi, honor pengacara
hukum, biaya investigasi, dll. Selain penghematan, debitur juga dapat terhindar dari rusaknya
nama baik yang bersangkutan. Dengan demikain mungkin bersedia menyerahkan
penghematan yang diterimanya itu kepada kreditur dalam bentuk presentase pengembalian
yang lebih tinggi (Brigham dan Weston, 1991:667).
Proses tawar menawar tersebut mungkin saja menghasilkan restrukturisasi yang tersiri
atas perjanjiian dan komposisi. Sebagai contoh, penyelesaian hutang dapat diatur 25%
dibayar sekarang ditambah 6 angsuran senilai 10% atau total pembayaran sebesar 85%
(Brigham dan Weston, 1991:667).
Penyelesaian sukarela bersifat non formal dan sederhana. Biaya relatif murah karena
biaya biaya adm dan yuridis dapat ditekan sampai minimum. Prosedur ini dianggap paling
menguntungkan bagi kreditur. Lagipula perusahaan yang tadinya diperkirakan akan pailit
dapat diselamatkan dan jadi langganan tetap di masa depan. Salah satu yang merupakan
kemungkinan keburukan adalah tetapnya debitur yang sama mengolah perusahaan yang
bersangkutan. Situasi ini dpaat berakibat aktiva perusahaan, tetapi ada beberapa cara untuk
pengamanan kepentingan kreditur. Kemungkinan buruk lainnya adalah kreditur kecil yang
memaksa dibayar penuh. Karena itu, dapat diperysratakan bahwa tagihan dibawah 500 dollar
dan atau 1000 dollar harus dibayar penuh. Bila dalam hal ini juga diatur persyaratan
komposisi dan semua klaim dibawah 500 dollar dibayar penuh, maka semua kreditur
diperhitungkan atas dasar 500 dollar tersebut ditambah suatu persentase dari sisa tagihan
(Brigham dan Weston, 1991:667).

5.8. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan dengan Model Z-Score (Altman)


Analisis prediksi kebangkrutan merupakan analisis yang dapat membantu perusahaan
untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan yang
disebabkan oleh masalah-masalah keuangan. Metode Z-Score (Altman) adalah skor yang
ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi, 2003:73).
5.8.1 Rasio-Rasio Keuangan Metode Z-Score (Altman)
Metode Z-Score (Altman) menggunakan berbagai rasio untuk menciptakan alat
prediksi kesulitan. Karakteristik rasio tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
kemungkinan kesulitan keungan masa depan. Kesulitan keungan tersebut akan tergambar
pada rasio-rasio yang telah diperhitungkan. Terdapat lima rasio-rasio keuangan yang
digunakan dala metode Z-Score, salah satu diantaranya dikemukakan oleh Darsono, dkk.
(2004:106) dibawah ini:
WCTA (Working capital to total asset atau modal kerja dibagi total aset), RETA
(Retained earning to total asset atau laba ditahan dibagi total aktiva), EBITTA (Earning
before interest and taxes to total asset atau laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva),
MVEBVL (Market value of equity to book value of liability atau nilai pasar sekuritas dibagi
dengan nilai buku utang), dan STA (Sales to total asset atau penjualan dibagi total aktiva).
Rasio-rasio ini digunakan khusus untuk perusahaan manufaktur yang go public. Perubahan
rasio terjadi pada rasio MVEBVL (Market value of equity to book value of liability atau nilai
pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang) menjadi BVEBVL (Book Value of equity to
book value og liability atau nilai buku modal dibagi dengan nilai buku utang) yang digunakan
untuk perusahaan manufaktur yang tidak go public, karena perusahaan jenis ini tidak
memiliki nilai pasar untuk ekuitasnya.

5.8.2 Formula Metode Z Score (Altman)


Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk
melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Z-Score
(Altman) ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut yang dikemukakan oleh
Darsono, dkk. (2004:105).

Z= 1,2 (WCTA )+ 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA) 

Perhitungan  analisis Z-Score terdiri dari tiga versi, diantaranya versi pada perusahaan
manufaktur yang telah go public, perusahaan manufaktur pribadi yang belum go public, dan
perusahaan  bukan  manufaktur. Formula di atas merupakan versi yang pertama kali
dikembangkan oleh Altman khusus untuk perusahaan manufaktur yang go public.

5.8.3 Intrepretasi Nilai Z-Score


Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan serangkaian rasio-rasio
keungan yang dimasukkan dalam suatu persamaan diskriminan maka akan menghasilkan
suatu angka atau skor tertentu. Angka ini memiliki memiliki penjelasan atau interprestasi
tertentu.
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan
sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81
diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor 1,81 sampai 2,99
diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu (Muslich, 2000:60).

Anda mungkin juga menyukai