Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD TAUFIQUL HAKIM

NIM : 1806026072
KELAS : SOSIOLOGI 4B

RESPONSE PAPER (REVIEW) SOSIOLOGI AGAMA


Menurut Dr. H. Goddijn/Dr. W. Goddijn Sosiologi Agama adalah bagian dari
sosiologi umum/non agama (versi barat) yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris, profan
dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum yang jernih dan pasti dari struktur,
fungsi-fungsi dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala
kelompokkan keagamaan. Sedangkan menurut kamus Sosiologi, Sosiologi Agama (Sociology
of Religion) adalah sosiologi yang melibatkan analisa yang sistematik dan mengenai
fenomena agama dengan menggunakan konsep dan metode Sosiologi. Sosiologi Agama
adalah suatu cabang ilmu yang otonom, muncul sekitar akhir abad ke-19. Sosiologi agama
membicarakan salah satu aspek dari berbagai fenomena sosial, yaitu agama dalam
perwujudan sosial. Menurut Durkheim, moralitas yang mengatur hubungan seseorang dengan
orang lain dan bisa menjadi patokan bagi seluruh anggota kelompok tidak bisa dipisahkan
dari agama. Moralitas dan agama juga tidak dapat dipisahkan dari kerangka sosial. Secara
umum, objek kajian Sosiologi Agama dibagi menjadi dua bagian, yaitu sasaran langsung
(obyek material) dan sudut pendekatan (obyek formal). Sosiologi Agama menangani
masyarakat agama sebagai sasarannya langsung. Masyarakat agama yang demikian itu akan
disoroti secara berturut-turut struktur dan fungsinya, pengaruhnya terhadap masyarakat luas
umumnya dan atas stratifikasi sosial khususnya. Sejauh ini agama telah membaur di dalam
kemasyarakatan yang nyata dan agama bukanlah sebagai suatu sistem ajaran (dogma dan
moral) itu sendiri. Sosiologi agama tidak membuat evaluasi mengenai ajaran dogma dan
moral yang diyakini pemeluk-pemeluknya. Jika ilmu ketuhanan (teologi) mempelajari
tentang agama dari kacamata kehendak Tuhan, maka Sosiologi Agama mempelajari dari
sudut empiris sosiologis atau dengan kata lain dilihat dari segi dimensi sosiologisnya, seperti
seberapa jauh unsur kepercayaan mempengaruhi pembentukan kepribadian pemeluk-
pemeluknya; ikut mengambil bagian dalam menciptakan jenis-jenis kebudayaan; mewarnai
dasar dan haluan negara; mempengaruhi terbentuknya partai-partai politik dan golongan non
politik; memainkan peranan dalam munculnya strata sosial, dalam lahirnya organisasi-
organisasi; seberapa jauh agama ikut mempengaruhi proses sosial, perubahan sosial,
sekulerisasi, fanatisme, bentrokan, dan lain sebagainya. Ada beberapa aspek keberagamaan
yang menjadi rentang wilayah kajian Sosiologi Agama diantaranya :
1. Perwujudan Agama di Kepulauan Indonesia
2. Penelitian Mengenai Berbagai Kepercayaan
3. Penelitian Mengenai Pranata Keagamaan
4. Penelitian Mengenai Organisasi-Organisasi yang Berhubungan dengan Suatu Bangsa
5. Penelitian Mengenai Berbagai Peranan dalam Keagamaan
6. Penelitian Mengenai Agama dan Pelapisan Sosial
7. Penelitian Mengenai Agama dan Masyarakat Daerah
8. Penelitian Mengenai Agama dan Golongan Sosial
9. Penelitian Mengenai Gerakan Keagamaan
10. Penelitian Mengenai Perasaan dan Pengalaman Keagamaan (Religious Emotion and
Religious Experience)
11. Penelitian Mengenai Agama sebagai Motivasi untuk Bertindak
12. Penelitian Mengenai Peranan Agama dalam Perubahan Sosial
13. Penelitian Mengenai Agama sebagai Faktor Integrasi Masyarakat
14. Penelitian Mengenai Masalah Hubungan Antarpemeluk Agama atau Antarkelompok
Keagamaan
Sosiologi Agama bermaksud membantu para pemimpin agama dalam mengatasi masalah-
masalah sosioreligius yang tidak kalah beratnya dengan masalah-masalah sosial non
keagamaan. Kedudukan Sosiologi Agama sangat dekat dengan Sejarah dan Filsafat serta
merupakan suatu refleksi dan analisis sistematis terhadap masyarakat, kebudayaan dan agama
sebagai proyek manusia. Sosiologi Agama tidak melulu membicarakan suatu agama yang
diteliti oleh para penganut agama tertentu tetapi semua agama dan di semua daerah di dunia
tanpa memihak dan memilih-milih. Pengkajiannya bukan diarahkan kepada bagaimana cara
seseorang beragama, melainkan diarahkan kepada kehidupan agama secara kolektif terutama
dipusatkan pada fungsi agama dalam mengembangkan atau menghambat kelangsungan hidup
dan pemeliharaan kelompok-kelompok masyarakat. Jadi, pelembagaan berlangsung pada tiga
tingkat yang saling mempengaruhi, yaitu antara ibadah, doktrin, dan organisasi.
Sosiologi Agama pada prinsipnya sama dengan ilmu Sosiologi Umum, yang
membedakan hanyalah obyek materinya, jika Sosiologi Umum membicarakan semua
fenomena yang ada pada masyarakat umum, sedangkan Sosiologi Agama membicarakan
salah satu aspek dari berbagai fenomena sosial, yaitu agama dalam perwujudan sosial. Jika
Sosiologi Umum membahas masyarakat dalam arti yang sangat umum dan luas, maka
Sosiologi Agama membahas Sosiologi dari segi masyarakat khususnya masyarakat agama.
Sehingga hanya sosiologilah yang mamu mempelajari masyarakat secara umum baik
masyarakat secara umum maupun masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. Sosiologi pada
awalnya merupakan ilmu yang hanya mengkaji masyarakat, namun karena pengaruh
Durkheim kemudian Sosiologi mulai mendapat tempat di kehidupan modern. Menurut
Durkheim, hanya Sosiologilah yang dapat membantu memahami gejolak di masyarakat yang
bergerak di atas kaki mereka sendiri. Sosiologi Agama merupakan cabang ilmu dari Sosiologi
Umum dan bukan Ilmu Teologi, bukan ilmu yang sakral, tetapi ilmu yang profan (tidak
bersangkutan dengan agama atau tujuan keagamaan), ilmu yang empiris dan positif, ilmu
yang dilakukan dan dibina oleh sosiolog yang entah orangnya suci atau tidak suci. Sosiologi
Agama juga dapat digunakan sebagai landasan keilmuan dan digunakan untuk melakukan
riset tentang masyarakat yang dipengaruhi oleh keagamaan di kehidupan kesehariannya. Jadi,
akan seimbang jika mempelajari Sosiologi Umum dan Sosiologi Agama karena kita dapat
mengetahui apa saja pengaruh agama bagi kehidupan sosial masyarakat.
Namun dalam mereview materi tersebut diatas, masih menimbulkan pertanyaan
apakah mampu Sosiologi Agama menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan sosial keagamaan yang akhir-akhir ini sering terjadi di berbagai daerah
di Indonesia.

Referensi
Firdaus. 2015. Relevansi Sosiologi Agama dalam Kemasyarakatan. Al-AdYaN. Vol. X, No.
2.

Anda mungkin juga menyukai