Kebiasaan
Kebiasaan (custom) dapat diartikan sebagai sumber hukum dalam arti formal
yang tidak tertulis. Kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu
yang dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama dan keseluruhan aturan
yang ditaati oleh masyarkat sebagai hukum, meskipun aturan tersebut tidak
ditetapkan oleh pemerintah.
Contoh dalam kehidupan masyarakat kebiasaan bertegur sapa bila bertemu
dengan orang yang telah dikenal, suatu keluarga mengalami peristiwa yang
menggembirakan seperti kelahiran anaknya, pesta ulang tahun, pernikahan dan lain
sebagainya. Apabila dalam suatu keluarga mengalami hal tersebut, namun tidak
melakukan kebiasaan itu, maka terjadi kecenderungan keluarga tersebut menjadi
gunjingan masyarakat.
Namun tidak semua kebiasaan itu mengandung hukum yang adil dan
mengatur tata kehidupan masyarakat sehingga tidak semua kebiasaan dijadikan
sumber hukum.
Adat
Pengertian adat secara etimologi, dalam hal ini adat berasal dari bahasa Arab
yang berarti “kebiasaan”, jadi secara etimologi adat dapat didefinisikan sebagai
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang lalu menjadi suatu kebiasaan yang tetap
dan dihormati orang, maka kebiasaan itu menjadi adat. Adat merupakan kebiasaan-
kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang
dianggap memiliki nilai yang dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya.
Adat istiadat merupakan kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam
masyarakat dengan maksud mengatur tata tertib. Ada pula yang mengikat norma
dan kelakuan di dalam masyarakat, sehingga dalam malakukan suatu tindakan
mereka akan memikirkan dampak akibat dari berbuatannya atau sekumpulan tata
kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi
sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yang memilikinya.
1. Menurut KBBI Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun
temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat
integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat.
2. Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha
diterapkan dalam lingkungan masyarakat.
3. Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu
kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.
4. Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan
telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.
Ada beberapa pengertian adat istiadat menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
Yang dalam tulisannya pada tahun 1660 menyatakan bahwa “adat” berasal
dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari “adah” yang memiliki
arti cara atau kebiasaan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa adat merupakan
suatu gagasan kebudayaan yang mengandung nilai kebudayaan, norma,
kebiasaan serta hukum yang sudah lazim dilakukan oleh suatu daerah.
Biasanya apabila adat ini tidak dipatuhi maka akan ada sangsi baik yang
tertulis maupun langsung yang diberikan kepada perilaku yang
melanggarnya.
Adat istiadat mempunyai ikatan dan pengaruh yang kuat dalam masyarakat,
kekuatan mengikatnya tergantung pada masyarakat “atau bagian
masyarakat” yang mendukung adat istiadat tersebut yang terutama
berpangkal tolak pada perasaan keadilannya.
Kesimpulan
Kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan
berulang-ulang dalam waktu yang lama dan keseluruhan aturan yang ditaati oleh
masyarkat sebagai hukum, meskipun aturan tersebut tidak ditetapkan oleh
pemerintah.
Adat-istiadat merupakan tradisi suatu masyarakat yang sudah ada sejak
jaman nenek moyang (dahulu) dan masih di pegang teguh oleh masyarakat sampai
sekarang. Mereka akan mewariskannya ke anak cucu mereka agar dapat
dilestarikan.
Namun, belum tentu kebiasaan atau adat istiadat itu pasti menjadi sumber
hukum formal. Ada kebiasaan tertentu di daerah hukum adat tertentu yang dilarang
untuk diberlakukan karena dirasakan tidak adil dan tidak berperikemanusiaan
sahingga bertentangan dengan Pancasila yang merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Misalnya di Indonesia, kebiasaan Mengayau (pemenggalan) pada
suku Dayak pada zaman dahulu yang betentangan dengan Pancasila. Dalam pasal
27 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman di Indonesia yang menjelaskan bahwa hakim sebagai penegak hukum
dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat. Dalam penjelasan tersebut dikemukakan bahwa dalam
masyarakat yang masih mengenal hukum tidak tertulis, hakim merupakan perumus
dan penggali nilai-nilai hukum yang ada di masyarakat. Maka dari itu, hakim harus
mengetahui kondisi masyarakat untuk mengenal, merasakan dan memahami
hukum dan keadilan yang hidup di masyarakat.