FORMAT PENULISAN Dan CONTOH MAKALAH
FORMAT PENULISAN Dan CONTOH MAKALAH
4. Penulisan Sitasi/Kutipan
Kutipan wajib ditulis sebagai bentuk penghargaan terhadap bacaan yang
dijadikan sebagai sumber acuan.
PEMBENTUKAN ISTILAH KAMUS
oleh
Faradila Nurbaiti
16/404299/PSA/08020
1. Pendahuluan
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
dengan makna, konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Sementara itu, pembentukan istilah adalah usaha mencipta atau menggubah kata baru,
terutama untuk menyampaikan ilmu pengetahuan khusus dalam suatu bidang ilmu atau
Indonesia memiliki lembaga kerja pembakuan dan pembentukan istilah pada 1942
di bawah pemerintahan Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Lembaga itu bernama
Komisi Bahasa Indonesia yang diketuai oleh Mori (orang Jepang sebagai pemimpin
kantor pengajaran). Lalu pada 1945, setelah Jepang meninggalkan Indonesia, komisi ini
telah menghasilkan sekitar tujuh ribu buah istilah meliputi istilah bidang hukum,
lembaga bernama Panitia Pekerja Bahasa Indonesia yang diketuai oleh Mr. St. Takdir
Alisjahbana dengan salah satu tugasnya mengembangkan peristilahan akan tetapi panitia
itu gagal beroperasi karena situasi perang dan menghentikan kegiatannya. Setelah perang
kemerdekaan usai pada 1950, terbentuklah lembaga bernama Komisi Istilah dengan tugas
menyelenggarakan penyususnan istilah dalam bahasa Indonesia. Komisi ini terdiri atas 19
seksi yang anggotanya adalah para ahli berbagai kementerian. Komisi ini bekerja hingga
1967 dan menghasilkan kurang lebih 300.000 buah istilah Indonesia sebagai padanan dari
istilah asing.
bahasa dapat dilakukan dengan (1) mengambil kata atau frasa umum yang diberi makna
tertentu dalam bahasa Indonesia, misalnya kata garam yang merupakan nama zat dapat
diambil untuk ilmu pengetahuan seperti ilmu kimia dan diberi makna tertentu, (2)
membuat kombinasi dari kata-kata umum, (3) membantu kata turunan dari kata dasar
yang umum, (4) membuat kata turunan dengan analogi, (5) meminjam/menerjemahkan,
(6) pembentukan istilah dengan singkatan, dan (7) mengambil alih dari bahasa
dua prosedur, yakni (1) menerjemahkan ungkapannya dengan tidak mengubah makna dan
(2) Bagaimanakah cara dan tahap-tahap pembentukan istilah yang ada di dalam
kamus?
1.3. Tujuan
dan
(2) memaparkan cara dan tahap-tahap pembentukan istilah yang ada di dalam kamus.
Pada bagian ini, pembentukan istilah kamus dipaparkan menjadi dua subbagian,
yakni pemilihan kosakata sebagai sumber peristilahan dan cara serta tahapan dalam
pembentukan istilah.
Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah terdapat tiga sumber kosakata untuk
membentuk istilah dengan urutan prioritas pengambilannya. Ketiga sumber itu adalah:
yang masih digunakan. Misalnya, kata kedai dan kata kopi adalah dua buah kata
yang masih lazim digunakan lalu dijadikan istilah kedai kopi (istilah dalam bidang
Indonesia yang sudah tidak lazim dipakai, seperti hara (istilah dalam bidang
kimia) sebagai padanan kata nutrient. Contoh lainnya kata tenggat (istilah dalam
antara lain bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Bali, bahasa Aceh,
bahasa Bugis, dan lain-lain. Dalam hal ini juga dengan urutan prioritas, pertama
kosakata bahasa serumpun atau Nusantara yang masih lazim digunakan. Setelah
itu kosakata bahasa serumpun atau Nusantara yang sudah tidak lazim digunakan.
c. Kosakata bahasa asing, baik bahasa asing Eropa, bahasa asing Timur Tengah,
maupun bahasa asing Asia, tetapi dengan prioritas bahasa Inggris karena bahasa
Kosakata yang akan dijadikan istilah, baik dari bahasa Indonesia, bahasa-bahasa
persyaratan tertentu.
(a) Bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa Serumpun yang akan dipilih menjadi istilah
(1) Seandainya terdapat dua buah kata atau lebih yang maknanya mirip atau
mendekati sama, maka hendaklah dipilih kata yang paling cocok untuk konsep
Salah satu deretan kata tersebut dapat dipilih untuk dijadikan istilah dalam
bidang tertentu contohnya kita memilih kata agung untuk istilah jaksa agung,
hakim agung, dan masjid agung; tetapi kita tidak dapat memperoleh istilah
*hari agung dan *guru agung. Dalam hal ini, deretan kata yang dapat dipakai
(2) Seandainya terdapat dua buah ungkapan (kata atau gabungan) yang
rujukannya sama, maka hendaklah dipilih kata atau gabungan yang paling
ringkas misalnya;
(3) Seandainya terdapat dua ungkapan (kata atau gabungan kata) yang memiliki
rujukan yang sama, maka hendaklah dipilih ungkapan (kata atau gabungan
kata) yang konotasinya lebih baik dan lebih sedap didengar. Misalnya:
- Panti wreda mempunyai konotasi yang lebih baik dan lebih sedap
- Waria mempunyai konotasi yang lebih baik dan lebih sedap didengar
daripada banci.
- Turnanetra mempunyai konotasi yang lebih baik dan lebih sedap didengar
sebab (a) kita lebih memilih lembaga permasyarakatan, yang lebih panjang,
daripada penjara yang lebih ringkas; (b) antara istilah pelacur, wanita tuna susila
(WTS), dan pekerja seks komersial (PSK) kini lebih dipilih pekerja seks
komersial, yang lebih panjang. Di samping itu, konotasi kedua istilah yang dipilih
itu pun tetap tidak lebih baik. Hal tersebut tentu karena yang tidak baik untuk
masyarakat Indonesia.
(2) Kosakata asing yang dijadikan istilah lebih cocok daripada kosakata bahasa
Indonesia. Misalnya:
- aktor (dari actor) lebih cocok daripada pelaku atau lakon (istilah kesenian)
- klorofil (dari chlorophyll) lebih cocok daripadazat penghijau (istilah
biologi)
(istilah kesenian)
(3) Kosakata asing yang dijadikan istilah lebih ringkas daripada istilah Indonesia.
Misalnya:
- royalti (dari royalty) lebih singkat daripada uang jasa pengarang (istilah
keuangan)
perhubungan)
- kamera (dari camera) dipilih di antara alat foto, alat potret, atau tustel
- galeri (dari gallery) dipilih di antara balai seni, balai budaya atau toko
seni
- ideal (dari ideal) dipilih di antara idaman, cita-cita, atau teladan
kosakata dari sumber yang akan dijadikan istilah, maka akan dibicarakan bagaimana
Kosakata bahasa Indonesia, baik yang lazim digunakan maupun yang sudah
(1) Penyempitan makna adalah sebuah kata yang memiliki makna umum yang luas
dipersempit atau dibatasi hanya memiliki sebuah makna tertentu. Misalnya kata
menjadi dorongan atau tarikan yang akan menggerakkan benda bebas (tidak
terikat) dan menjadi istilah baru untk padanan kata force (istilah fisika). Kata
(2) Perluasan makna adalah sebuah kata yang semula jangkauan maknanya sempit
kemudian diperluas dan berlaku sebagai istilah dengan pengertian khusus dalam
bidang tertentu. Misalnya, kata sandang yang semula bermakna selendang
Kata garam yang semula bermakna ‘garam dapur (Na Cl)’ diperluas maknanya
sehingga mencakup semua jenis senyawa dalam bidang kimia. Kata pesawat yang
Indonesia apabila kosakata itu dapat mewadahi konsep atau pengertian dalam bidang
- lugas (dari bahasa Jawa) untuk mewadahi konsep yang bersahaja saja
- sulih (dari bahasa Jawa) untuk mewadahi makna ‘ganti’ untuk padanan
kata subtitute
- nyeri (dari bahasa sunda) untuk mewadahi konsep atau makna rasa sakit
- Luah (dari bahasa Minang) untuk mewadahi konsep atau makna ‘volume
zat cair yang mengalir melalui permukaan per satuan waktu sebagai
- Kiat (dari bahasa Minang) untuk mewadahi konsep atau makna ‘seni, cara
- Antasan (dari bahasa Bali) untuk mewadahi konsep ‘sungai kecil, anak
‘lapisan atas tanah gembur yang berumput dan berakar tumbuhan’ sebagai
Di samping itu, dapat juga sebuah kata dari bahasa-bahasa Nusantara yang untuk
dalam bahasa minang bermakna tanah rata atau daratan rendah dipersempit
merupakan kombinasi antara partisipan, topik, dan temper sebagai padanan istilah
domain.
(c) Bahasa Asing
dengan cara:
(1) Diserap secara utuh jika ejaan dan lafal masih sama dengan bahasa asingnya.
Misalnya:
resmi
(5) Istilah serapan asing yang sudah lama digunakan tetap digunakan. Misalnya:
Dalam pembentukan atau penciptaan sebuah istilah terdapat tujuh langkah yang
harus diikuti. Misalnya, kita sudah memiliki konsep A yang akan dibuat istilahnya, maka
(1) Langkah pertama, memilih sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang masih
(2) Langkah kedua adalah mencari dan memilih sebuah kata dalam bahasa
(3) Langkah ketiga adalah mencari dan memilih sebuah kata bahasa serumpun
(4) Langkah keempat adalah mencari dan memilih sebuah kata dalam bahasa
serumpun atau bahasa Nusantara yang sudah tidak lazim digunakan dengan
tersebut.
(5) Langkah kelima adalah mencari dan memilih sebuah kata dalam bahasa
(6) Langkah keenam adalah mencari dan memilih sebuah kata dalam bahasa asing
dan cara pembentukannya, maka hasilnya adalah calon istilah 6 untuk konsep
tersebut.
(7) Langkah ketujuh adalah memilih calon istilah yang terbaik di antara calon
kadangkala kita tidak selalu mendapati calon istilah di setiap langkah tersebut, maka
pemilihan istilah itu diberikan kepada ahli dalam bidang ilmu atau kegiatan yang
bersangkutan.
3. Kesimpulan
Pertama, sumber kosakata yang dapat digunakan dalam pembentukan istilah kamus dapat
berasal dari kosakata bahasa Indonesia yang masih digunakan, kosakata bahasa Indonesia
yang sudah tidak lazim dipakai, kosakata bahasa-bahasa serumpun (Melayu) atau bahasa-
yang penting untuk diperhatikan. Kedua, terdapat beberapa cara pembentukan istilah
kamus berdasarkan sumber kosakata yang dipilih dan juga terdapat tujuh langkah atau
Press. Incorporated.