Anda di halaman 1dari 6

PROSES PENYEMBUHAN LUKA ULKUS DIABETIKUM DENGAN

METODE MODERN DRESSING DIKLINIK MAITIS EFRANS WOUND


CARE
Nadya Putri Nabila, Pauzan Efendi, Husni

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Keperawatan,


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu
Email : nadya17ylh@yahoo.com

Abstrac: Diabetes mellitus (DM) is one of the most common chronic diseases
experienced by the world population and ranks fourth cause of death in developing
countries. Long-term complications of diabetes mellitus one of them is diabetic ulcer
(15%) and is the most cause (85%) of amputation in patients with diabetes mellitus.
Currently, more than 5,000 modern types of dressings are reported to be available to treat
wounds, especially diabetic ulcers. To know the process of wound healing diabetic ulcer
was done with the design of case study research with a sample of 2 people and this study
was conducted for 4 weeks. The study was conducted at the Maitis Efrans Wound Care
clinic in Bengkulu City. The result was obtained that the assessment of diabetic ulcer
wounds before modern wound care on the respondents was a total score of 54 and the
respondents two total score of 50 were stated wound regeneration. The healing process of
the responder's second ulcers progressed, the total score of one respondent was 30 and the
respondent two was 28. Respondents. Progress on the two respondents stated better
influenced by wound healing factor that is, age factor.
Keywords: Modern dressing, healing process of diabetic ulcers

Abstak: Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak
dialami oleh penduduk dunia dan menempati urutan keempat penyebab kematian
dinegara berkembang. Komplikasi jangka panjang dari diabetes mellitus salah satunya
adalah ulkus diabetikum (15%) dan merupakan penyebab terbanyak (85%) terjadinya
amputasi pada pasien diabetes mellitus. Saat ini, lebih dari500 jenis modern dressing
dilaporkan tersedia untuk menangani luka khususnya ulkus diabetikum. Untuk
mengetahui proses penyembuhan luka ulkus diabetikum tersebut dilakukan dengan desain
penelitian studi kasus dengan jumlah sample 2 orang dan penelitian ini dilakukan selama
4 minggu. Penelitian ini dilakukan di klinik Maitis Efrans Wound Care kota Bengkulu.
Hasilnya didapatkan, bahwa pengkajian luka ulkus diabetikum sebelum perawatan luka
modern pada responden satu total skor bernilai 54 dan pada responden dua total skor
bernilai 50 dinyatakan luka beregenerasi (wound regeneration). Proses penyembuhan
ulkus kedua responnden tersebut mengalami kemajuan, total skor akhir responde satu
bernilai 30 dan responden dua bernilai 28. Responden. Kemajuan pada responden dua
tersebut dinyatakan lebih bagus dipengaruhi oleh factor penyembuhan luka yaitu, factor
usia.
Kata Kunci : Modern dressing, proses penyembuhan ulkus diabetikum

Diabetes Mellitus (DM) salah satu yang ditandai oleh hiperglikemia karena
penyakit kronis yang paling banyak gangguan sekresi insulin, kerja insulin,
dialami oleh penduduk dunia dan atau keduanya. Keadaan hiperglikemia
menempati urutan ke empat penyebab kronis dari diabetes berhubungan dengan
kematian di negara berkembang (WHO, kerusakan jangka panjang, gangguan
2013). Diabetes Mellitus (DM) merupakan fungsi dan kegagalan berbagai organ,
salah satu kelompok penyakit metabolik

146
Nabila dkk, Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum … 147

terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan bahwa komplikasi lanjut ulkus diabetik
pembuluh darah (ADA, 2012). adalah infeksi kronis. Menurut The
Data dari studi global menunjukan National Institute of Diabetes Digestive
bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus AND Kidney Disease, diperkirakan 16 juta
pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang Amerika Serikat diketahui
orang. Jika tidak ada tindakan yang mengalami diabetes dan jutaan diantaranya
dilakukan, jumlah ini diperkirakan akan beresiko untuk mengalami diabetes. Dari
meningkat menjadi 552 juta pada tahun keseluruhan pasien diabetes, 15%
2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah mengalami ulkus dikaki, dan 12-14% dari
menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. yang mengalami ulkus dikaki memerlukan
Selain itu pengeluaran biaya kesehatan amputasi (NIDDK, 2008).
untuk Diabetes Mellitus telah mencapai International Diabetes Federation
465 miliar USD (IDF,2011). (IDF,2015) menjelaskan bahwa, prevalensi
International Diabetes Federation dengan penderita Diabetes Mellitus pada
(IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 tahun 2015 adalah 415 milyar orang.
juta orang tidak menyadari bahwa mereka Sedangkan menurut Sulistyowati (2015)
mengidap DM. Sebesar 80% orang dengan memaparkan bahwa, untuk prevalensi
DM tinggal di negara berpenghasilan penderita ulkus kaki diabetik sekitar 15%
rendah dan menengah (IDF, 2011). Pada dengan risiko amputasi 30 %, angka
tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta mortalitas 32%, dan di Indonesia ulkus
orang yang menderita DM di Asia kaki diabetik merupakan penyebab paling
Tenggara (IDF,2009). Jumlah penderita besar untuk dilakukan perawatan di rumah
DM terbesar berusia antara 40-59 tahun sakit sebesar 80%.
(IDF, 2011). Menurut Purwanti (2013), bahwa di
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu Indonesia terdapat 1785 penderita DM
sindroma gangguan metabolisme dan yang sudah mengalami komplikasi seperti,
ditandai dengan hiperglikemia yang neuropati (65,3%), retinopati (42%),
disebabkan oleh defisiensi absolut atau nefropati (7,3%), makrovaskuler (16%),
relatif dari sekresi insulin dan atau mikrovaskuler (6%), dan luka kaki diabetik
gangguan kerja insulin (Greenspan et.al (15%) sedangkan angka kematian akibat
dikutip dari Rizal,2008). Menurut kriteria ulkus kaki diabetik dan ganggren
diagnostik Perkumpulan Endokrinologi mencapaiu 17-23% serta angka amputasi
Indonesia (PERKENI) tahun 2006, mencapai 15-30%, selain itu angka
seseorang didiagnosa menderita Diabetes kematian 1 tahun pasca amputasi sebesar
Mellitus jika mempunyai kadar glukosa 14,8%. Hal ini didukung oleh data
darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar Riskesdas (2013), bahwa kenaikan jumlah
glukosa darah puasa >126 mg/dl. penderita ulkus diabetik di Indonesia dapat
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus yang terlihat dari kenaikan prevalensi sebanyak
sangat khas adalah meningkatnya frekuensi 15%.
berkemih (poliuria), rasa haus berlebihan Metode perawatan luka yang
(polidipsia), rasa lapar yang semakin besar berkembang saat ini adalah menggunakan
(polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, prinsip moisture balance,yang disebutkan
serta penurunan berat badan (Price, 2005). lebih efektif dibandingkan metode
Komplikasi jangka panjang dari konvensional. Perawatan luka
diabetes melitus salah satunya adalah ulkus menggunakan prinsip moisture balance ini
diabetik (15%) dan merupakan penyebab dikenal sebagai metode modern dressing
terbanyak (85%) terjadinya amputasi pada (Bowszyc, 2014). Penelitian lain juga
pasien diabetes melitus (ADA, 2007). menyatakan bahwa lingkungan yang
Clayton dan Tom (2009) mengungkapkan lembab dapat mempercepat respon
148 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 102-204

inflamasi, sehingga proliferasi sel menjadi akhir minggu keempat. Di sisi lain, hanya
lebih cepat (Bryant, 2007). Dalam suasana 42% dari luka di kelompok konvensional
lembab metabolisme sel akan menjadi ditemukan steril setelah dua minggu
lebih baik karena tersedia air, nutrisi, dan perawatan. Setelah empat minggu
vitamin lebih banyak.Efek suasana lembab pengobatan konvensional 12 (20%) luka
dapat mencegah dehidrasi jaringan, masih ditemukan sekumpulan organisme
kematian sel, mempercepat angiogenesis, patogen. Di Kota Bengkulu banyak
meningkatkan pemecahan jaringan mati masyarakat khususnya yang didiagnosa
dan fibrin, serta mengurangi nyeri saat ulkus diabetikum belum mengetahui apa
medikasi (Makoto, 2012). itu perawatan ulkus diabetikum dengan
Saat ini, lebih dari 500 jenis modern Metode modern dressing dan bagaimana
wound dressing dilaporkan tersedia untuk proses perawatannya. Pada umumnya di
menangani luka. Bahan modern wound Rumah sakit di Kota Bengkulu masih
dressing dapat berupa hidrogel, film menggunakan Metode Konvensional.
dressing, hydrocolloid, calcium alginate, Beberapa penelitian menunjukkan
foam absorbant dressing, antimicrobial perawatan luka pada pasien ulkus
dressing, (Geary, 2012 ). diabetikum dengan menggunakan modern
Penggunaan perawatan luka dengan dressing sangat efektif, seperti penelitian
menggunakan modern dressing Salia Marvinia Widaryati pada Januari
berkembang pesat dalam perawatan luka tahun 2013 yang berjudul Efektifitas
pada pasien diabetes (Sotani, 2009). metode perawatan luka Moisture Balance
Survey terhadap diabetes di Jakarta terhadap penyembuhan luka pada pasien
menunjukkan bahwa 1 dari 8 orang ulkus diabetikum di Klinik Perawatan
mengalami diabetes. Baik pria maupun Luka Fikes UMM Yogyakarta. Dimana
wanita, tua maupun muda, tinggal di kota hasil penelitiannya didapatkan kondisi luka
maupun di desa, memiliki risiko yang sebelum dilakukan perawatan luka
sama. moisture balance didapatkan jumlah rerata
Sebagian besar rumah sakit di 28,9 dan setelah dilakukan perawatan luka
Indonesia masih menerapkan prinsip moisture balance didapatkan jumlah rerata
perawatan luka konvensional sebagai 19,3. Hasil analisis menunjukkan 2,201,
contoh sebanyak 30 rumah sakit di terdapat perbedaan yang signifikan anatara
Surabaya, hanya ada 3 rumah sakit yang sebelum dan sesudah perawatan luka
menerapkan metode penyembuhan luka dengan teknik moisture balance pada
dengan cara modern. Sedangkan di pasien ulkus diabetikum. Dengan latar
Indonesia, jumlahnya lebih sedikit lagi, belakang masalah diatas bahwa prinsip
dari total 1012 rumah sakit hanya 25 perawatan luka dengan menjaga agar luka
rumah sakit atau 2.4% yang menerapkan dalam keadaan lembab. Peneliti mencoba
metode ini (Ismail, 2008). Perawatan mengetahui bagaimana gambaran proses
konvensional dan modern memiliki penyembuhan luka ulkus diabetikum
perbedaan dan ciri khas masing-masing dengan metode modern dressing di Klinik
baik dalam teori, praktik, maupun Maitis Efrans Wound Care Kota Bengkulu.
kelebihan dan kekurangannya. Menurut
Sing et.al (2011) menyatakan enam puluh BAHAN DAN CARA KERJA
persen dari kelompok modern dressing Penelitian ini dilakukan dengan
dalam merawat luka menunjukkan bersih menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
dari organisme secara penuh dalam dua pendekatan penelitian tanpa menggunakan
minggu, dan sekitar 90% dalam empat angka statistik tetapi dengan pemaparan
minggu meskipun hanya enam luka tidak secara deskriptif yaitu berusaha
menunjukkan bersih dari organisme di mendeskripsikan suatu gejala,peristiwa,
Nabila dkk, Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum … 149

kejadian yang terjadi menjadi faokus dua yang berumur 45 tahun didapatkan
perhatiannya untuk kemudian dijabarkan total skor awal 49 dan total skor akhir 28.
sebagaimana adanya. Berdasarkan faktor penyembuhan luka
Metode yang digunakan adalah salah satunya yaitu nutrisi, pasien dengan
metode studi kasus sesuai dengan yang luka ganggren memerlukan diet tinggi
disampaikan oleh Yin (2008), studi kasus protein, vitamin a, c, b12, zat besi, dan
digunakan sebagai suatu penjelasan kalsium (Harman, 2007). Pemenuhan
komprehensif yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi untuk kedua responden
berbagai aspek seseorang, suatu kelompok, terutama protein, selama proses perawatan
suatu organisasi, suatu program, atau suatu dan penelitian ini pasien dianjurkan untuk
situasi kemasyarakatan yang diteliti, mengkonsumsi putih telur sebanyak 6
diupayakan dan ditelaah sedalam mungkin. butir/hari. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Cecep Triwibowo tahun 2015
HASIL mengenai Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka
ganggren pada penderita diabetes mellitus
di ruang rawat inap RSUD DR. Pirngadi
Medan.
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa dari 20 responden
paling banyak 14 orang (70%) nutrisi yang
terpenuhi yaitu dengan mengkonsumsi diet
tinggi protein, vitamin A, C, B12, zat besi,
dan kalsium dapat mengalami
penyembuhan luka dengan kriteria
sembuh. Penyembuhan luka membutuhkan
dua kali lipat kebutuhan protein dan
karbohidrat dari biasanya untuk segala
Hasilnya didapatkan bahwa ulkus usia. Diet seimbang mengandung bahan
diabetikum pada responden satu nutrisi yang dibutuhkan untuk perbaikan
mengalami regenerasi yaitu dari kondisi luka seperti asam amino ( daging, ikan dan
awal sebelum dilakukan perawatan luka susu), energi sel (bijibijian, gula, madu,
modern dengan total skor 54 dan pada buah-buahan dan sayuran), vitamin C (
kondisi akhir setelah dilakukan perawatan buah kiwi, strawberry, dan tomat), vitamin
sebanyak 12 kali dengan total skor 30 A ( hati, telur, buah berwarna hijau cerah,
dinyatakan luka berregenerasi dan dan sayur-sayuran), Vitamin B ( kacang,
responden dua kondisi awal sebelum daging dan ikan), zinc (makanan laut,
dilakukan perawatan luka modern dengan jamur, kacang kedelai, bunga matahari),
total skor 49 dan pada kondisi akhir setelah bahan mineral (makanan laut dan kacang
dilakukan perawatan sebanyak 12 kali dari biji-bijian), air (Ekaputra, 2013).
dengan total skor 28 dinyatakan luka Faktor penyembuhan luka lainnya yaitu
berregenerasi (Wound Regeneration). usia, pada responden dua kemajuan proses
penyembuhan ulkus diabetikumnya lebih
PEMBAHASAN bagus dibandingkan responden 1, hal ini
dikarenakan usia responden termasuk
Berdasarkan hasil penelitian pada masih bagus untuk proses penyembuhan
responden satu yang berumur 67 tahun ulkus diabetik. Hal ini sesuai dengan
didapatkan kemajuan proses penyembuhan pendapat atau teori (Harman,2007) yang
ulkus diabetikum, dimana total skor awal mengatakan bahwa usia anak sampai
54 dan total skor akhir 30. Pada responden
150 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 102-204

dewasa memiliki penyembuhan luka yang membasahi balutan. Kedua Hydrocolloid,


cepat daripada yang tua. Hal ini jenis hydrocolloid yang digunakan yaitu
dikarenakan orang tua yang mengalami Duoderm extra thin, dapat menjaga
penurunan fungsi multi organ. kestabilan kelembaban luka dan sekitar
Kemajuan proses penyembuhan luka, menjaga dari kontaminasi air dan
ulkus diabetikum pada kedua responden ini bakteri, bisa digunakan untuk balutan
juga dipengaruhi oleh kadar gula darah primer dan balutan sekunder. Ketiga
responden. Gula darah responden satu Alginate, jenis alginate yang digunakan
selama proses perawatan didapatkan pada kedua responden ini adalah Kaltostat
berkisar antara 180 – 300 g/dl. Sedangkan yang berguna untuk mengangkat jaringan
pada responden dua berkisar antara 197 – mati.
245 g/dl. Menurut teori, hiperglikemia Pada pasien dengan ulkus diabetikum
(tingginya kadar gula) yang terus menerus membutuhkan perawatan jangka panjang
mengakibatkan sirkulasi darah terutama untuk dapat sembuh kembali. Dalam
pada kaki menurun, dengan gejala-gejala penelitian Sheehan (2007), dilaporkan
sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, perawatan pasien dengan ulkus diabetikum
atau melakukan aktifitas fisik, kaki terasa akan menunjukkan penutupan luas area
dingin dan tidak hangat. Sumbatan yang luka pada 4 minggu pertama dan sembuh
terjadi pada pembuluh darah sedang atau total 12 minggu. Pada penelitian ini kedua
besar ditungkai kaki menyebabkan gangren responden telah menunjukkan kemajuan
diabetik yaitu luka pada kaki yang dalam proses penyembuhan ulkus
berwarna merah kehitam-hitaman, berbau diabetikum, dimana pada 12 kali
busuk dan akibatnya terjadi kematian perawatan luka yang berlangsung selama 1
jaringan (Karyadi, 2002). bulan total skor yang didapat peneliti
Ulkus diabetik pada kedua responden mengalami penurunan. Semakin tinggi
ini diukur dengan menggunakan nilai BWAT menunjukkan karekteristik
pendekatan Bates-Jansen Wound luka semakin tidak baik begitu sebaliknya
Assesment Tool (BWAT). Proses semakin kecil nilai maka proses
perawatan luka ini kedua responden penyembuhan luka semakin membaik. Hal
menggunakan Bahan modern wound ini sejalan dengan penelitian Ellisa
dressing berupa : Pertama Foam Dressing, Maharani (2015) yang berjudul Pengaruh
jenis sabun yang digunakan untuk mencuci teknik modern dressing terhadap proses
luka tersebut adalah setelah diberi sabun penyembuhan luka diabetes melitus di
luka tersebut dicuci dengan air rebusan klinik perawatan luka Griya Assyifa
daun jambu biji, lalu dikeringkan dengan didapatkan hasil Ada pengaruh teknik
menggunakan kassa steril. Setelah kering modern dressing terhadap proses
luka di bungkus dengan plastik untuk penyembuhan luka diabetes melitus di
selanjutnya diberikan sinar ozon dan sinar Klinik Perawatan Luka Griya Assyifa’
Ultraviolet yang berfungsi untuk Kabupaten Jember.
meminimalisir kuman-kuman pada luka Kelemahan pada penelitian ini yaitu
tersebut. Selanjutnya dilakukan tindakan kurang bervariasinya umur pasien dan
pembuangan jaringan nekrotik dengan jumlah sample yang sedikit, sehingga
menggunakan gunting jaringan dan pinset memperoleh hasil yang kurang maksimal.
cirugis yang steril. Setelah bersih luka Dengan umur responden yang bervariasi
diberikan salep khusus untuk luka yaitu peneliti bisa melihat proses penyembuhan
Metcovazin. Selanjutnya menggunakan luka ulkus diabetikum berdasarkan faktor
Film Dressing, jenis film dressing yang penyembuhan lainnya.
digunakan yaitu Op-site. Ini digunakan
pada perawatan ke-7 karena eksudat < 25%
Nabila dkk, Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum … 151

KESIMPULAN pada responden dua total skor bernilai 50


dinyatakan luka berregenerasi (wound
Berdasarkan hasil penelitian regeneration). Proses penyembuhan ulkus
mengenai Gambaran proses penyembuhan diabetikum pada kedua responden tersebut
ulkus diabetikum dengan menggunakan mengalami kemajuan, total skor akhir
metode Modern Dressing di Klinik Maitis responden satu bernilai 30 dan responden
Efrans Wound Care Center Kota dua bernilai 28. Responden dua mengalami
Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa : prose penyembuhan ulkus diabetikum lebih
Pengakajian luka ulkus diabetikum bagus dibanding responden satu yang
sebelum perawatan luka modern pada disebabkan oleh faktor usia.
responden satu total skor bernilai 54 dan

DAFTAR RUJUKAN
Arisanty,Irma. 2014.Konsep Dasar: Manajemen RISKESDA, 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun
Perawatan Luka. EGC: Jakarta. 2013. Badan Penelitian dan
Ekaputra, E. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Pengembangan Kesehatan Kementrian
Jakarta: Trans Info Media. Kesehatan RI Tahun 2013.
Gitarja. 2000. Perawatan Luka Diabetikum. Edisi 2. Singh, A., Phratilba, E.M., Amrit, N., Prajanna, S.,
Bogor. Wocare Publishing & Nihal, T., 2011. Awareness and
Maryunani, A. (2013). Perawatan luka modern Attitude Towards Diabetes in the Rural
(Modern Wound Care) terkini dan Population of Arunachal Pradesh,
terlengkap sebagai bentuk tindakan Northeast, India. IJEM vol. 16 : 83-86
keperawatan mandiri. Jakarta: In Smelltzer, S.C., Bare, B.G. 2001. Buku Ajar
Media. Keperawatan Medikal –Bedah Brunner
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian & Suddarth. Vol. 2. Edisi 8. Jakarta :
Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta EGC.
PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku
Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV edisi
Indonesia. Jakarta: Pusat penerbitan Ilmu penyakit
(http:ml.scribd.com/doc/73323977/Kon dalam FK UI:2006
sesnsus-DM-Tipe-2-Indonesia-2011

Anda mungkin juga menyukai