Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322314792

Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Book · December 2014

CITATIONS READS

0 16,582

1 author:

Agus Subagyo
Universitas Jenderal Achmad Yani
20 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Bela Negara, Nasionalisme, Patriotisme, Pertahanan, Keamanan View project

Demokrasi View project

All content following this page was uploaded by Agus Subagyo on 08 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.

PENDIDIKAN PANCASILA
UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN

i
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara.

ii
Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si.

PENDIDIKAN PANCASILA
UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN

iii
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi sebagian
atau seluruh isi buku ini, serta memperjualbelikannya
tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit.

©2014, Penerbit Alfabeta, Bandung


Sos23 (xviii + 102) 14,5 x 20,5 cm
Judul Buku : PENDIDIKAN PANCASILA
Untuk Mahasiswa Kedokteran
Penulis : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.
Penerbit : ALFABETA, cv
Telp. (022) 200 8822 Fax. (022) 2020 373
Email: alfabetabdg@yahoo.co.id
Website: www.cvalfabeta.com
Cetakan Kesatu : Desember 2014
ISBN : 978-602-289-092-8
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)

iv
PANCASILA

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA


2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA

v
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945

PEMBUKAAN

(P r e a m b u l e)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala


bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah


Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka

vi
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

vii
PENGANTAR PENULIS

Era globalisasi telah mendorong masuknya nilai-nilai


liberalisme-kapitalisme ke dalam sendi-sendi dasar kehidupan
manusia di Indonesia. Liberalisme-kapitalisme telah
merangsek masuk dalam proses penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegera, sehingga sangat
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
keutuhan NKRI. Nilai-nilai liberalisme-kapitalisme yang di
dalamnya terdapat nilai individualisme, materialisme,
hedonisme, dan konsumerisme telah mempengaruhi pola
pikir, pola tindak dan pola hidup sebagian besar masyarakat
Indonesia. Nilai lokal dan nasional sebagai bagian dari
kearifan lokal dan warisan nasional, seperti gotong royong,
toleransi, tepa selira, tenggang rasa, dan musyawarah
mufakat, semakin lama semakin tergerus eksistensinya di
tengah masyarakat.

Sistem kapitalisme global telah merombak seluruh


tatanan kehidupan masyarakat Indonesia sehingga
berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Secara ideologi,
Pancasila sebagai ideologi negara cenderung kurang
diindahkan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Secara
politik, terjadi konflik elit politik, konflik politik dan
kekerasan politik di tingkat akar rumput. Secara ekonomi,
ketergantungan ekonomi nasional terhadap ekonomi global,
kemiskinan, pengangguran, lilitan utang luar negeri, dan

viii
kesenjangan pendapatan terjadi di tengah masyarakat. Secara
sosial budaya, budaya malu, budaya salah, dan nilai-nilai
kearifan lokal telah mengalami degradasi sehingga
mengancam jati diri bangsa. Secara pertahanan keamanan,
semakin marak gerakan separatisme, terorisme, anarkisme,
dan berbagai gejala disintegrasi bangsa yang sangat
mengancam keutuhan NKRI.

Sebagai warga negara Indonesia, kita semua harus


menaruh perhatian yang intensif terhadap persoalan bangsa
dan negara yang sedang menghadapi tantangan global.
Generasi muda penerus bangsa harus menyadari akan adanya
provokasi, infilitrasi dan penetrasi asing yang masuk dalam
setiap sektor kehidupan sehingga mempengaruhi “mind set”
berpikir para pemuda Indonesia. Para pemuda harus segera
mengantisipasi dengan berbagai langkah dan tindakan
kongkret sehingga akan dapat diciptakan daya tangkal yang
efektif dalam menghadapi gempuran nilai-nilai global Barat.

Pancasila merupakan “resep” yang manjur bagi bangsa


Indonesia yang sedang mengalami gempuran budaya global
Barat di tengah arus globalisasi. Pancasila harus dijadikan
sebagai daya tangkal, filter dan penangkal yang ampuh dalam
menghadapi nilai-nilai budaya global Barat yang sudah
merasuk dalam sendi-sendi dasar kehidupan masyarakat
Indonesia. Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman,
pegangan, panduan dan rambu-rambu bagi seluruh
masyarakat Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi
yang akan menggerus budaya lokal dan budaya nasional
Indonesia.

ix
Celakanya, di era reformasi saat ini, Pancasila kurang
populer di mata masyarakat, Pancasila enggan dipelajari para
pelajar, Pancasila dianggap membosankan oleh para
mahasiswa, Pancasila dipersepsikan warisan Orde Baru oleh
para aktivis LSM, dan Pancasila dipandang sebagai ideologi
yang kurang menarik dibandingkan dengan liberalisme-
kapitalisme. Padahal, Pancasila merupakan identitas bangsa,
Pancasila merupakan jati diri bangsa, Pancasila merupakan
ideologi negara, Pancasila adalah falsafah negara, dan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Sesuatu yang
ironi, dimana Pancasila selalu didengung-dengungkan dalam
setiap pidato politik dan retorika elit, namun dalam kenyataan
di lapangan Pancasila justru hanya dijadikan sebagai
“ornamen” dan “lip service” yang membosankan.

Melihat tantangan global dan kondisi nasional yang


karut marut dan centang perentang tersebut, maka sangat
penting untuk menghidupkan kembali Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila harus direvitalisasi nilai-nilainya sehingga akan
menjadi lebih “hidup”, lebih mengena, lebih menyentuh, dan
lebih aplikatif terhadap fenomena di lapangan. Pancasila
harus “dibumikan” ke dalam tataran riel dan kongkret di
tengah masyarakat sehingga akan dapat dipahami,
dimengerti, dikuasai, dijiwai, dan diimplementasikan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila harus mampu “down to
earth” di tengah masyarakat, sehingga masyarakat semakin
yakin dan percaya bahwa Pancasila merupakan solusi ampuh
dalam mengatasi krisis multidimensi yang terjadi di era
reformasi saat ini.
x
Buku yang ada di hadapan pembaca ini merupakan
salah satu langkah kongkret dalam “membumikan” Pancasila
di tengah masyarakat mahasiswa di lingkungan perguruan
tinggi. Buku ini ditulis sebagai bahan ajar ataupun referensi
penting bagi mahasiswa fakultas kedokteran dalam
mengambil mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selama ini,
dalam pengamatan penulis, hampir belum ada buku-buku
Pancasila yang langsung spesifik dan aplikatif mengkaitkan
dengan profesi dokter. Buku-buku Pancasila yang dikarang
oleh berbagai kalangan secara isi ataupun materi bermuatan
Pancasila secara umum dan belum ada yang mengkaitkan
dalam bidang ilmu tertentu, misalnya ilmu kedokteran.
Penulis tergerak untuk menulis buku ini dengan tujuan
memudahkan mahasiswa fakultas kedokteran memahami dan
mengamalkan Pancasila dalam profesi dokter dan dunia
kedokteran.

Mengapa Pancasila untuk fakultas kedokteran? Hal ini


dilatarbelakangi oleh penulis yang mengajar mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Fakultas Kedokteran Universitas
Jenderal Achmad Yani Cimahi sejak tahun 2011. Sebagai
pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila, penulis merasa
perlu dan mendesak untuk membuat buku Pendidikan
Pancasila yang diperuntukkan khusus untuk para mahasiswa
fakultas kedokteran sehingga para mahasiswa dapat
menyadari keterkaitan dan keterhubungan antara nilai-nilai
Pancasila dengan profesi dokter. Selama ini mahasiswa
fakultas kedokteran terkesan “bosan” dengan materi
Pendidikan Pancasila yang materinya sangat formalistik dan
kaku serta „itu-itu saja” sehingga terasa membosankan karena
xi
mereka selama ini juga telah mendapatkan materi Pendidikan
Pancasila ketika duduk di bangku sekolah dasar, menengah
dan atas. Penulis merasa perlu untuk membuat materi
Pendidikan Pancasila yang langsung aplikatif, kongkret, dan
menyentuh secara langsung kepada profesi dokter sehingga
mudah dicerna oleh para mahasiswa fakultas kedokteran.

Buku ini disusun dengan bahasa yang lugas, sederhana,


dan luwes, sehingga diharapkan dapat mudah dicerna dan
dipahami oleh para pembaca. Buku ini sangat layak dibaca
oleh para mahasiswa fakultas kedokteran di seluruh Indonesia
karena menampilkan aplikasi nilai-nilai Pancasila dengan
dunia kedokteran dan profesi dokter. Selain itu, buku ini
sangat cocok dibaca oleh para dosen, khususnya dosen yang
mengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila, sehingga akan
mendapatkan gambaran tentang bagaimana Pancasila bisa
lebih aplikatif dan kongkret diajarkan di kelas karena
langsung diaplikasikan dalam program studi atau fakultas
yang menyelenggarakan Pendidikan Pancasila.

Buku ini terdiri dari tujuh bab. Bab pertama membahas


tentang tinjauan umum Pancasila, mulai dari sekilas sejarah
lahirnya Pancasila, hubungan antara Pancasila dengan UUD
NRI 1945, empat pilar kebangsaan, dan proses pembelajaran
Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Bab kedua
membahas tentang aplikasi sila pertama Pancasila, Ketuhanan
Yang Maha Esa, ke dalam profesi dokter, dimana dalam
konteks ini lahirlah sosok “dokter pancasilais yang religius”.
Bab ketiga membedah tentang aplikasi sila kedua Pancasila,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ke dalam profesi

xii
dokter, dimana dalam kaitan ini muncullah sosok “dokter
yang humanis”. Bab keempat mengulas tentang aplikasi sila
ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia, dimana dalam kaitan
ini terbentuk sosok “dokter yang nasionalis”. Bab kelima
menjelaskan tentang aplikasi sila keempat Pancasila,
Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, dimana dalam konteks ini
tercipta sosok “dokter yang demokratis”. Bab keenam
memaparkan tentang aplikasi sila kelima Pancasila, Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dimana akan terwujud
sosok “dokter yang populis”. Bab tujuh menggambarkan
tentang sosok dan profil “dokter yang Pancasilais” di tengah
arus globalisasi yang mendorong perguruan tinggi sebagai
pencetak dokter harus meningkatkan kualitas tenaga
pendidik, pembenahan sarana prasarana, dan
penyempurnaan kurikulum pendidikan kedokteran.

Buku ini disusun pada medio April dan Mei 2014,


dimana penulis disela-sela kesibukannya mengajar
meluangkan waktu untuk menyelesaikan tulisan ini secara
intensif di tengah kegalauan penulis dalam mengarungi hidup
yang sangat pahit, mengenaskan, dan menyakitkan kala itu.
Penulisan buku ini di tengah “suasana kebatinan” penulis
yang merasakan keterpurukan hati, kegoncangan dalam
hidup dan berupaya mencoba bangkit dan “move on” atas apa
yang menimpa penulis. Penulis mencoba untuk keluar dan
menciptakan asa di tengah keputusasaan sembari berdoa
kepada Tuhan YME agar diberikan hidayah, anugerah, dan
hikmah yang mendalam atas apa yang dialami penulis selama
ini.
xiii
Bentuk kegalauan penulis dalam meniti kehidupan yang
pelik, rumit, komplek dan melelahkan selama tiga bulan
terakhir dilampiaskan dengan menulis buku, yang dimulai
dengan merangkai kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan
paragraf demi paragraf, sehingga jadilah sebuah naskah buku,
yang lahir di tengah suasana kebatinan yang tidak menentu
dalam hati sanubari penulis. Terimakasih tidak terhingga
penulis ucapkan kepada istriku, Erlin Wulandari, S.IP., dan
kedua putri kecilku yang sangat aku sayangi, Latisya Aurelly
Anindia Subagyo dan Davina Valerie Queensha Subagyo,
yang selalu menemani dan mendampingiku dalam suka dan
duka.

Semoga buku ini dapat menambah khazanah pustaka


tentang Pancasila dan memberikan referensi tambahan bagi
para mahasiswa fakultas kedokteran dalam menempuh mata
kuliah Pendidikan Pancasila, serta diharapkan menginspirasi
para dosen atau staf pengajar Pancasila untuk menulis buku
tentang Pancasila dikaitkan dengan bidang ilmu tertentu,
misalnya: Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Fakultas
Teknik, Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa Fakultas
Ekonomi, dan lain sebagainya. Masih banyak kelemahan dan
kekurangan dalam buku ini sehingga saran dan kritik
konstruktif selalu penulis harapkan dari sidang pembaca yang
budiman.

Cimahi, Juni 2014


Agus Subagyo

xiv
DAFTAR ISI

Teks Pancasila ....................................................................... v


Teks Pembukaan UUD NRI 1945 ...................................... vi
Pengantar Penulis ................................................................ viii
Daftar Isi ................................................................................. xv

BAB I
Pendahuluan........................................................................... 1
A. Sekilas Sejarah Lahirnya Pancasila ............................... 1
B. Hubungan antara Pancasila dan UUD NRI 1945 ....... 5
C. Konsensus Nasional: Empat Pilar Kebangsaan ......... 7
D. Pancasila Sebagai Mata Kuliah di Perguruan Tinggi 11

BAB II
Aplikasi Sila Pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa ................................................. 16
A. Dokter Harus Percaya dan Taqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa ................................................................ 16
B. Dokter harus saling Menghormati antar Pemeluk
Agama yang Berbeda-beda .......................................... 20
C. Dokter Harus Memegang Teguh Sumpah Dokter
dan Kode Etik Profesi Dokter ....................................... 22

xv
BAB III
Aplikasi Sila Kedua:
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab .............................. 29
A. Dokter Harus Gemar Melakukan Kegiatan
Kemanusiaan ................................................................... 29
B. Dokter Harus Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Kemanusiaan ................................................................... 32
C. Dokter Harus Mengembangkan Sikap Tenggang
Rasa dan Tepa Selira ...................................................... 36

BAB IV
Aplikasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia ...................... 39
A. Dokter Harus Mengutamakan Kepentingan Bangsa
dan Negara....................................................................... 39
B. Dokter Harus Memiliki Jiwa Nasionalisme,
Patriotisme, dan Cinta Tanah Air ................................ 47
C. Dokter harus Memajukan Pergaulan Demi Persatuan
dan Kesatuan Bangsa .................................................... 53

BAB V
Aplikasi Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan ............................................................................. 57
A. Dokter Memiliki Kedudukan, Hak dan Kewajiban
yang Sama ........................................................................ 57
B. Dokter Harus Mengutamakan Musyawarah
Mufakat ........................................................................... 62
C. Dokter harus Mematuhi Aturan Hukum dan
Perundang-undangan .................................................... 68

xvi
BAB VI
Aplikasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia .................................................................. 74
A. Dokter Harus Bersikap Adil terhadap Sesama
Manusia ........................................................................... 74
B. Dokter Harus Berpenampilan Sederhana
dan Bersahaja .................................................................. 78
C. Dokter Harus Mengembangkan Sikap
Kedermawanan Sosial .................................................... 82

BAB VII
Mewujudkan Dokter yang Pancasilais ............................ 86
A. Profesi Dokter di Era Globalisasi .................................. 86
B. Perguruan Tinggi Sebagai Pencetak Dokter ............... 89
C. Sosok dan Profil Dokter Pancasilais ............................. 92

Daftar Pustaka ....................................................................... 97


Biodata Penulis ..................................................................... 100

xvii
xviii

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai