Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

ALAM PADA MATERI GAYA MELALUI METODE


DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN TLADAN 1 KECAMATAN
KAWEDANAN KABUPATEN MAGETAN

REZKI ROCHMAYANTI
NIM: 858642677
email: rezkirochmayanti@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
gaya melalui metode Demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober
sampai Desember 2019 di kelas IV SDN Tladan 1 Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di
kelas. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengamatan (observasi) serta refleksi tindakan. Keempat
tahapan tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan
dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada
pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan mencatat hal- hal yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran
IPA khususnya materi gaya pada siklus I terdapat 9 orang siswa atau 69,23%
telah mengalami peningkatan hasil belajar (mencapai KKM). Pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 100% atau 13 siswa telah mencapai KKM. Hasil
belajar siswa pada akhir siklus I memperoleh nilai rata-rata 72,07, sedangkan
akhirsiklus II terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata menjadi 83,61. Dari
hasil itu sebagian besar siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah
ditentukan. Dengan demikian dari hasil analisa penelitian, bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang
gaya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode Demonstras
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang akademis. Selain itu kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar
ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya dengan mata pelajaran IPA
dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara aktif dan inovatif. IPA
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya
cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya. Adapun arti dari
pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
Hasil belajar siswa kelas IV SDN Tladan 1 pada pembelajaran IPA di
bawah KKM 70. Dari 13 siswa kelas IV SDN Tladan 1 8 siswa mendapat nilai di
bawah KKM, sedangkan hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Data diperoleh dari daftar nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada
awal semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan observasi, hal ini disebabkan karena keterlibatan siswa secara
langsung dalam pembelajaran sangat minim sehingga siswa tidak memahami
materi yang diajarkan. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada
materi karena guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
Menurut Syaiful dan Aswan (2010) metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan. Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung oleh
referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV
menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah penelitian tindakan
kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang sekaligus mengurangi
cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar mengajar IPA.
Besar harapan penulis dalam pembelajaran tentang materi gaya menggunakan
metode demonstrasi dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran
sehingga tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar IPA tentang materi gaya dapat
meningkat.
2. Analisis Masalah
 Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70.
 Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa tidak
memahami materi yang diajarkan.
 Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa sehingga
berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
 Guru menggunakan metode demonstrasi diharapkan siswa terlibat secara
langsung dalam pembelajaran. Di samping itu, siswa antusias dan tertarik pada
materi
 Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung oleh
referensi studi dan penelitian, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Gaya Melalui
Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN Tladan 1 Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan”.
Rumusan Masalah
“ Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang materi Gaya kelas IV di SDN
Tladan 1 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan?”
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang materi Gaya kelas IV di SDN
Tladan 1 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang
berarti bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:
Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA
b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA.
c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA tentang Gaya.
d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.
Bagi guru
a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan
memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa.
b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar.
c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
gaya.
Bagi Kepala Sekolah
a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk meningkatkan
mutu sekolah
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.
Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat
dapat memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitian
II. KAJIAN PUSTAKA
Belajar
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh
kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari
terbentuknya respon utama. Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis
maupun psikis yang menghasilkan tingkah laku yang baru dari individu yang
belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh
kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan. Pengertian ini
sangat berbeda dengan pengertian lama tentang belajar adalah latihan-latihan
pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya (Oemar, 2009). Menurut
Umar (2000) belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui
pengalaman, bertempuh pada kemmapuan diri di bawah bimbingan belajar.
Banyak ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsiran mengenai makna
“belajar” hal ini menyebabkan beberapa tafsiran itu berbeda satu sama lain.
Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya
secara komplek. Oleh sebab itu, belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Salah satu tanda bahwa sesorang telah belajar adalah adany aperunahan tingkah
laku pada diri seorang yang disebabkan karena terjadinya peningkatkan
pengetahuan, ketranpilan, maupun sikapnya.
Menurut Muhibbin, 2005 susunan prinsip-prinsip belajar tersebut adalah :
1. Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. Sesuai hakekat belajar
dan yang ke-3 sesuai dengan materi/bahan yang harus dipelajari
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor
dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern) (Ahmad,
2013): 1) Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di
antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan
dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. 2) Faktor dari luar diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik
(termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, meyenangkan),
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk
dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
Pengertian Hasil Belajar
Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar
itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang di
kehendaki dapat di ketahui melalui evaluasi.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata- kata bahasa
inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”. Natural artiya
alamiah, berhubungan dengan alam atau berkaitan dengan alam. Science artinya
ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau science itu dapat disebut
sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam atau ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA juga dapat membantu kita dalam
memahami dan mengetahui makhluk hidup disekitar kita.
Buxton dan Provenzo (2007) mengartikan IPA merupakan sekumpulan
fakta dan pengetahuan untuk menjelaskan tentang alam semesta. Melalui
pembelajaran sains dapat dapat mengetahui fakta dan pengetahuan tentang alam
semesta. Jadi, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Tujuan Pembelajaran IPA Di SD/ MI
Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa : 1) Mengembangkan
rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap saint, teknologi, dan masyarakat.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 2) Mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman konsep-konsep saint yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan
pentingnya saint dalam kehidupan sehari-hari. 4)Mengalihkan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman di bidang pengajaran lain. 5) Ikut serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai
macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.
Gaya
Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita menarik
atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda
tersebut. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat
dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada yang
lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan.
Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya
dinyatakan dalm Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda.
Macam Gaya
1. Gaya Otot
Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan mengangkat
buku, orang mendorong meja, dan kuda menarik delman
2. Gaya Magnet
Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan menarik
benda logam.
3. Gaya Gesek
Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya gesek adalah
gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar
kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang
bergesekan.
4. Gaya Pegas
Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur. Misalnya, tali
ketapel, tali busur panah, dan pegas.
5. Gaya Gravitasi
Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya yang
menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak hidup ke arah pusat
bumi. Gaya gravitasi bumi disebut juga gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu
benda terhadap pusat bumi (Jumali, dkk 2013).
Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda
1. Gaya menggerakkan benda diam
Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan
melambung ke udara jika tendang. Lemari akan bergeser jika kita dorong. Sepeda
akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan bergerak jika kita lempar.
2. Gaya membuat benda bergerak menjadi diam

Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor
yang sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya. Benda yang
bergerak tersebut dapat berhenti jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan
berhenti jika direm. Sepeda motor yang sedang bergerak akan berhenti jika direm.
Kelereng yang menggelinding akan berhenti jika kita tahan dengan tangan atau
kaki. Mengerem sepeda dan sepeda motor termasuk bentuk gaya. Begitu pula
dengan menahan kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya, dengan
demikian, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam.
3. Gaya mengubah kecepatan benda
Perhatikan mobil yang sedang bergerak! Jika kamu amati, kecepatan mobil
tersebut tidak akan sama. Kamu bisa melihatnya pada spidometer. Gerak mobil
terkadang cepat dan terkadang lambat. Apakah yang menyebabkan kecepatan
mobil tersebut berubah-ubah? Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak
gasnya, akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang
lain didepannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan
melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu,
gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda.
4. Gaya mengubah arah gerak benda
Sepeda tidak hanya dapat berjalan lurus, sepeda dapat kita belokkan ke
arah yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah sepeda, kita cukup membelokkan
setangnya. Hasilnya, arah sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang
bermain bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak bola
tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola harus diubah oleh pemain
bola. Caranya dengan menyundul atau menendang bola. Membelokan arah sepeda
dan bola termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, gaya dapt mengubah arah
gerak benda.
Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuatu proses,
berkenaan dengan materi pembelajaran. Metode demonstrasi biasanya berkenaan
dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan (Masitoh dan Laksmi,
2009). Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Wina, 2010)
Kelebihan Metode Demonstrasi
a) Dapat membuat pelajaran lebih jelas dan konkrit, sehingga tidak adanya
verbalisme.
b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c) Proses kegiatan pembelajaran lebih menarik.
d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencobanya untuk melakukan sendiri.
Kekurangan Metode Demonstrasi
a) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalui
tersedia dengan baik.
c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu
Subyek dan tempat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tladan
1 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan. Siswa kelas IV SDN Tladan 1
Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan pada tahun pelajaran 2018/2019
berjumlah 13 siswa, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini pada mata pelajaran IPA kelas IV pada
materi Gaya.
 Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran :
1. Pra siklus dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2019
2. Siklus pertama dilaksanakan pada Kamis, 7 November 2019
3. Siklus kedua dilaksanakan pada Jumat, 8 November 2019
 Pihak yang membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran :
1. Drs. Suyono, M.Pd selaku Supervisor 1 dan Tutor Pembimbing semester II
Universitas Terbuka Pokjar Magetan.
2. Hj. Dwi Hastuti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Tladan 1 Kecamatan
Kawedanan Kabupaten Magetan
3. Susanti Widya Rahayu, S. Pd selaku Supervisor 2
4. Rekan-rekan guru SDN Tladan 1 Kecamatan Kawedanan Kabupaten
Magetan
5. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD-BI Pokjar Magetan Semester II
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian tindakan sekolah
yang dirancang melalui 2 (dua) siklus, masing-masing siklus melalui tahapan :
(1) perencanaan (planning)
(2) pelaksanaan tindakan (action)
(3) pengamatan (observation)
(4) refleksi (reflecting).
Untuk memperjelas desain tersebut perhatikan desain penelitian tindakan
sekolah berikut ini :
Teknik Analisis Data
1. Untuk mengetahui hasil belajar
Untuk mengetahui hasil belajar setiap siswa pada akhir pembelajaran,
teknik penilaian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Nilai siswa = (Jumlah Skor yang dicapai/Skor Maksimal) x 100
2. Untuk mengetahui rata-rata kelas
Untuk mendapatkan nilai rata-rata kelas adalah menjumlahkan nilai yang
diperoleh siswa kemudian dibagi jumlah siswa, dengan rumus :
Nilai rat-rata = Jumlah semua nilai siswa / Jumlah Siswa
3. Ketuntasan Belajar
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar kelas menggunakan rumus :
Ketuntasan kelas = (Jumlah siswa yang tuntas belajar /
Jumlah Siswa) x 100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini data rekapitulasi hasil belajar dari pra siklus ke siklus selanjutnya:
Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata - Rata 65,92 72,07 83,61
Nilai Ketuntasan 53,84% 69,23% 100%
120
Hasil Belajar Siswa
100

80

60

40

20

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata -Rata Nilai Ketuntasan

Kegiatan–kegiatan yang termasuk dalam pendahuluan adalah yang


menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan mengaitkan kembali
tentang pengetahuan prasyarat. Penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa
bertujuan agar siswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran sehingga
memungkinkan tercapainya hasil belajar yang optimal. Pemberian motivasi
kepada siswa dapat menarik perhatian mereka pada materi pembelajaran,
sekaligus menjadikan siswa lebih bergairah dan lebih siap dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hujodo (1998), bahwa
siswa yang diberi motivasi akan lebih siap belajar daripada siswa yang tidak
diberi motivasi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
pemahaman siswa pada materi prasyarat sangat dibutuhkan sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hujodo (1998), bahwa informasi baru harus dikaitkan dengan
informasi sebelumnya sehingga menyatu dalam skema yang dimiliki siswa. Jadi
dengan mengecek keterkaitan antara pengetahuan dengan prasyarat yang dimiliki
siswa dengan materi yang dipelajari dapat membentuk pemahaman awal siswa
terhadap materi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajaran pada pra siklus yang telah diuraikan diatas, menyebabkan kurang
maksimalnya hasil belajar. Dari hasil tes pada siklus ini, hanya 7 orang siswa
yang nilainya memenuhi standar ketuntasan yaitu 70. Banyaknya siswa yang tidak
tuntas, secara tidak langsung mempengaruhi persentase daya serap klasikal yang
hanya mencapai 65,92% dan persentase ketuntasan belajar klasikal 53,84%. Siswa
yang belum tuntas diakibatkan aktifitas belajar siswa kurang aktif, seperti tidak
memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, tidak
memperhatikan demonstrasi yang di sampaikan guru, sebagaian siswa tidak serius
dalam melakukan demonstrasi.
Selain beberapa hal diatas yang menyebabkan siswa tidak tuntas dapat
juga dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk kriteria penilaian ini, beberapa
hal mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu : faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri yang terdiri dari faktor biologis dan faktor
fisiologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
individu itu sendiri yang terdiri dari faktor lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dan faktor waktu.
Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu
persentase daya serap klasikal yang hanya mencapai 72,07% dan persentase
ketuntasan belajar klasikal 69,32% maka perlu diadakan perbaikan dalam
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan
yang kemudian menjadi pertimbangan dalam.pelaksanaan siklus II.
Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan
pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran,
semakin memperhatikan informasi yang disampaikan sehingga antusias dalam
melakukan demostrasi dan intensitas menjawab pertanyaan guru sudah lebih aktif
dalam diskusi. Semua aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus II dinilai
baik, hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus II,
dimana daya serap klasikal mencapi 83,61% dan ketuntasan hasil belajar 100%.
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar pada Pra Siklus diperoleh presentase daya serap klasikal 65,92 dan
presentase ketuntasan belajar 53,84%. Hasil belajar pada Siklus I mengalami
peningkatan dengan presentase daya serap klasikal 72,07 dan presentase
ketuntasan belajar 69,23%. Hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan
dengan presentase daya serap klasikal 83,38 dan presentase ketuntasan belajar
mencapai 92,30%.
2. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA pada materi gaya di kelas IV SDN Tladan 1 Kecamatan Kawedanan
Kabupaten Magetan
Saran Tindak Lanjut
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat
diajukan peneliti, agar peneliti selanjutnya dapat lebih baik antara lain:
1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih variatif dalam menerapkan metode
pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti
pembelajaran. Metode demonstrasi dapat juga digunakan oleh guru untuk
pembelajaran mata pelajaran lain selain mata pelajaran IPA.
2. Bagi siswa, diharapkan lebih terbiasa dengan metode atau strategi- strategi
pembelajaran yang lainnya dan hendaknya lebih tekun dalam belajar, sehingga
akan meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Buxton dan Provenso. 2007. Teaching Science In Elementary and Middle School, a
Cognitive and Cultural Appreach. London: Sage Publication
Hujodo, dkk. 1998. Upaya-upaya Meningkatan Peran Pendidikan dalam Era
Globalisasi. Progam Pasca Sarjana. IKIP Malang
Masitoh dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Cetakan
Keempat. Jakarta: Rineka Cipta
Umar Tirtahardja. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai