Anda di halaman 1dari 12

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Efektifitas Hidrogel Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Penurunan


Jumlah Makrofag pada Penyembuhan Luka Fase Proliferasi Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Galur Wistar Kondisi Hiperglikemia

Gadis Mutiara PI*, Nurdiana**, Yulian Wiji Utami*

ABSTRAK

Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah ≥ 126 mg/dl yang menyulitkan penyembuhan luka. Kan-
dungan daun binahong berupa saponin, flavonoid, polifenol, triterpenoid, antosianin, asam ursolat dan kar-
bonat diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Makrofag sebagai sel yang mem-
fagosit daerah luka dan membersihkan debris akan meningkat pada fase inflamasi dan akan menurun
jumlahnya pada fase proliferasi ketika luka mulai menutup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perawatan luka kondisi hiperglikemia menggunakan hidrogel binahong terhadap jumlah makrofag.
Desain penelitian adalah true experiment dengan metode randomized posttest only controlled group design
dilakukan terhadap hewan coba tikus putih jantan galur Wistar. Jumlah sampel adalah 30 tikus (n = 5) dan
dibagi dalam 6 kelompok yaitu 4 kelompok perlakuan yaitu menggunakan basis hidrogel, hidrogel binahong
konsentrasi 2,5 %, 5 %, 7,5 %, dan 2 kelompok kontrol normal saline (NS) pada tikus kondisi sehat dan kon-
disi hiperglikemia. Data yang diukur adalah jumlah makrofag pasca perawatan luka selama 12 hari. Analisis
uji one-way ANOVA didapatkan p = 0,000 (p < 0,05). Melalui uji post hoc test hidrogel binahong 5 % mem-
iliki perbedaan signifikan (p < 0,05) dengan K (-) NS (p = 0,004), K (+) NS (p = 0,000), basis hidrogel (p =
0,001), hidrogel binahong 2,5 % (p = 0,018). Dapat disimpulkan bahwa perawatan luka menggunakan hidro-
gel binahong dapat menurunkan jumlah makrofag pada penyembuhan luka fase proliferasi di jaringan kulit
luka tikus dengan kondisi hiperglikemia.

Kata kunci: Hiperglikemia, Hidrogel binahong, Jumlah makrofag.

The Effectiveness of Binahong Hydrogel (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) to Reduce


Macrophages Number in Proliferation Phase of Wound on Hyperglycemia Rats
(Rattus norvegicus) Wistar Strain

ABSTRACT

Hyperglycemia is a condition with high blood sugar (≥ 126 mg/dl) which complicate wound healing. Bi-
nahong is consist of saponin, flavonoid, polyphenol, triterpenoid, anthocyanin, ursolic acid and carbonate that
can accelerate wound healing process. Macrophages, cells that engulfs cells debris and damaged tissue,
will increase in inflammatory phase and will reduced when the wound start closing. This study was to deter-
mined the effect of topical hyperglycemia wound care using hydrogels binahong to reduce macrophages in
male rat Wistar strain. This study used true-experiment using randomized posttest only controlled group de-
sign. The sample were 30 rats (n = 5) and divided into six groups: hydrogel base, hydrogel binahong with
concentration 2.5 %, 5 %, 7.5 %, and two control groups normal saline (NS) that are non hyperglycemia and
and hyperglycemia rats. The recorded data are macrophages number on post-treatment wound for 12 days.
One way ANOVA showed p = 0.000 (p < 0.05) and post hoc test showed 5 % hydrogels binahong have sig-
nificant differences (p < 0.05) with K (-) NS (p = 0.004), K (+) NS (p = 0.000), hydrogel base (p = 0.001), hy-
drogel binahong 2.5 % (p = 0.018). It can be concluded that hydrogel binahong can reduce macrophages on
proliferation phase in rats with hyperglycemia wound.

Keywords : Binahong hydrogel, Hyperglycemia, Macrophage.

* Program Studi Ilmu Keperawatan, FKUB


** Lab Farmakologi, FKUB

29
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

PENDAHULUAN dengan baik akan berkembang menjadi


ulkus dan gangren, dan dapat berujung pada
Menurut WHO (2000), hiperglikemia amputasi.4 Untuk itu, sangatlah penting bagi
adalah kadar gula darah ≥ 126 mg/dL (7,0 perawat mengetahui penatalaksanaan yang
mmol/L), dengan kadar gula darah antara tepat untuk luka dengan keadaan kadar
100 dan 126 mg/dL (6,1 sampai 7,0 mmol/L) glukosa yang tinggi.
dikatakan suatu keadaan toleransi abnormal Pada penderita dengan keadaan kadar
glukosa. Hiperglikemia biasanya disebabkan glukosa yang tinggi (hiperglikemia) dapat
oleh defisiensi insulin, seperti yang dijumpai menimbulkan pengapuran dan penyempitan
pada diabetes tipe 1 atau karena penurunan pembuluh darah. Gangguan peredaran
responsifitas sel terhadap insulin seperti pembuluh darah besar dan kecil,
yang dijumpai pada diabetes tipe 2. Pada mengakibatkan sirkulasi darah menjadi
kondisi hiperglikemia yang tidak terkontrol kurang baik, pemberian nutrisi dan
dapat menyebabkan berbagai macam oksigenasi berkurang, penyumbatan aliran
komplikasi seperti gangguan elektrolit dan darah terutama pada daerah kaki, sehingga
meningkatnya resiko infeksi.1 dapat menyebabkan terjadinya luka yang
Prevalensi penderita hiperglikemia sukar sembuh.5 Hal ini menyebabkan
belum diketahui secara pasti tetapi penderita dengan kadar glukosa yang tinggi
berdasarkan studi populasi dinyatakan memerlukan perawatan luka yang baik.
bahwa prevalensi hiperglikemia sangat Pada umumnya perawatan luka di
bervariasi. Berdasarkan studi observasi yang masyarakat dilakukan dengan balutan
dilakukan oleh Umpierrez et al. pada tahun disertai dengan kompres betadine dan
2002 melaporkan prevalensi hiperglikemia di normal saline karena bahan-bahan tersebut
dunia mengalami peningkatan dari 32 % mudah didapatkan. Namun penggunaan
menjadi 38 % yang dirawat di rumah sakit, jangka panjang balutan tersebut dapat
dengan 16 % diantaranya tidak memiliki menyebabkan penyembuhan luka yang
riwayat diabetes mellitus. Dari persentase lambat dan dapat muncul berbagai infeksi.3
tersebut, sekitar 70 % pasien diabetes Hal ini menyebabkan masyarakat mencari
dengan sindrom koroner akut dan sekitar 80 alternatif pengobatan lain salah satunya
% pasien bedah jatung pada fase dengan tanaman herbal. Penggunaan
perioperatif di rumah sakit.2 tanaman herbal semakin digemari oleh
Hiperglikemia sangat erat kaitannya masyarakat dengan adanya trend back to
dengan penyakit diabetes mellitus. Menurut nature. Masyarakat menengah ke bawah
Diabetic Federation, jumlah penderita banyak menggunakan bahan-bahan dari
diabetes mellitus yang ada di Indonesia bahan alam terutama dalam upaya preventif,
tahun 2001 terdapat 5,6 juta jiwa untuk usia promotif, dan rehabilitatif untuk
di atas 20 tahun. Pada tahun 2020 menanggulangi berbagai penyakit.6
diestimasikan akan meningkat menjadi 8,2 Tanaman herbal saat ini mengalami
juta, apabila tidak dilakukan upaya perkembangan yang cukup pesat, salah
perubahan gaya hidup sehat pada satunya adalah binahong. Binahong adalah
penderita.3 Kadar gula yang tinggi sering salah satu tanaman di Indonesia yang oleh
menimbulkan komplikasi diantaranya adalah masyarakat dipercayai sebagai obat yang
terjadinya perubahan patologis pada dapat mempercepat penyembuhan luka.
ekstremitas. Salah satu perubahan patologis Daun binahong (Anredera cordifolia
yang terjadi pada ekstremitas adalah (Ten.) Steenis) mengandung senyawa
timbulnya luka. Luka yang bila tidak dirawat flavonoid, alkaloid, polifenol, terpenoid,

30
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

antosianin, asam ursolat, asam askorbat dan karena itu, diperlukan tambahan terapi
saponin. Pada penelitian eksperimental yang dengan bentuk sediaan yang ditujukan untuk
dilakukan oleh Astuti (2011) tentang ekstrak luka hiperglikemia salah satunya adalah
etanol binahong dengan hidrogel sangat sediaan hidrogel. Hidrogel untuk
efektif dalam penyembuhan luka insisi tanpa penggunaan dermatologi secara umum
menimbulkan iritasi. Binahong terbukti efektif mempunyai sifat tidak berminyak, mudah
sebagai antiinflamasi dan antibakteri, menyebar, dan mudah dibersihkan.10
pembentukan prostaglandin, pelepasan Berdasarkan data di atas, peneliti tertar-
histamin, merangsang pembentukan ik untuk melakukan penelitian tentang efek-
kolagen, sebagai antimikroba, perangsang tifitas hidrogel binahong (Anredera cordifolia
pertumbuhan sel-sel baru pada luka dan (Ten.) Steenis) terhadap jumlah makrofag
memicu makrofag bermigrasi ke daerah luka pada luka tikus (Rattus norvegicus) galur
untuk membunuh organisme yang Wistar kondisi hiperglikemia.
menyerang dan menghasilkan sitokin untuk Manfaat teoritis penelitian ini adalah
mencegah terjadinya inflamasi. Kemudian menambah khasanah keilmuan akan
dalam waktu singkat sitokin akan diproduksi manfaat ekstrak binahong sebagai tanaman
yang dapat mengaktifkan fibroblas, obat keluarga. Sementara manfaat praktis
keratinosit dan mengikat makrofag ke dalam adalah menambah pengetahuan bagi profesi
luka.7 keperawatan tentang potensi perawatan luka
Makrofag merupakan sel yang berperan tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar
pada fase inflamasi dan proliferasi. Makrofag kondisi hiperglikemia menggunakan ekstrak
berasal dari monosit dalam sirkulasi yang binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
diinduksi untuk bermigrasi menembus Steenis), serta mengembangkan intervensi
endotel oleh kemokin atau kemotraktan lain. asuhan keperawatan pada pasien dengan
Makrofag mensekresi sejumlah produk yang luka tikus putih galur Wistar kondisi
aktif secara biologik sesaat setelah hiperglikemia dan sebagai dasar teori bagi
diaktifkan. Makrofag sebagai sel yang penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan
memfagosit daerah luka dan membersihkan perawatan luka hiperglikemia.
debris akan meningkat pada fase inflamasi
dan akan menurun jumlahnya pada fase BAHAN DAN METODE
proliferasi ketika luka mulai menutup.8
Tujuan penanganan luka adalah Desain Penelitian
melakukan penyembuhan luka dalam waktu Penelitian ini merupakan true experi-
sesingkat mungkin dengan mengurangi rasa ment dengan pengamatan randomized post-
sakit dan ketidaknyamanan hingga semini- test only controled group design. Pada
mal mungkin. Perawatan luka harus rancangan penelitian ini terdapat dua ke-
menghasilkan lingkungan fisiologis yang lompok kontrol dan empat kelompok perla-
kondusif untuk proses perbaikan dan regen- kuan. Kelompok kontrol ke-1 perawatan
erasi jaringan luka.9 Lingkungan fisiologis menggunakan normal saline pada tikus kon-
yang kondusif dapat diperoleh dari bentuk disi sehat, kelompok kontrol ke-2 perawatan
sediaan yang digunakan untuk perawatan menggunakan normal saline pada tikus kon-
luka. Bentuk sediaan perawatan luka disi hiperglikemia, kelompok perlakuan ke-1
sebaiknya mampu memberikan lingkungan perawatan menggunakan basis hidrogel
yang lembab. Lingkungan yang lembab akan pada tikus kondisi hiperglikemia, kelompok
mencegah dehidrasi jaringan dan kematian perlakuan ke-2 perawatan menggunakan
sel, dan mempercepat angiogenesis. Oleh hidrogel binahong 2,5 % tikus kondisi hiper-

31
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

glikemia, kelompok perlakuan ke-3 perawa- 0,2 ml dalam 10 mmol sehingga pH larutan
tan luka tikus kondisi hiperglikemia menjadi 4,5. STZ disuntikkan pada tikus
menggunakan hydrogel binahong 5 %, dan secara intraperitonial dosis 55 mg/kgBB.
kelompok perlakuan ke-4 perawatan luka Tiga hari kemudian dilakukan pengukuran
tikus kondisi hiperglikemia menggunakan kadar glukosa darah ekor dengan glukome-
hidrogel binahong 7,5 %. ter. Tikus yang menjadi hiperglikemia (> 126
mg/dL) akan digunakan dalam penelitian.
Kriteria Sampel
Sampel yang digunakan tikus putih Pembuatan Luka Tikus Kondisi
(Rattus norvegicus) galur Wistar jantan, Hiperglikemia
umur 2,3 – 3 bulan, berat badan 180 - 250 Lakukan cek kadar gula darah sebelum
gram dan diinduksi STZ hingga terjadi pen- dilakukan pembuatan luka. Dilakukan
ingkatan gula darah ≥ 126 mg/dl. pembuatan luka hiperglikemia jika kadar
gula darah puasa mencapai ≥ 126 mg/dL.
Pembuatan Ekstrak Daun Binahong Daerah luka dibuat dengan ukuran 2 x 1 cm,
Daun binahong diperoleh dari Balai Ma- dan kedalaman < 2 mm. Punggung tikus
teria Medika di kota Batu pada bulan Juni dicukur menggunakan mesh dengan ukuran
2013. Setelah daun binahong kering dil- 5 x 3 cm. Anestesi umum pada tikus dengan
akukan proses penghalusan menggunakan ketamine hydrochloride 1 ml (120 mg/kg)
blender sehingga menjadi bentuk serbuk. secara intraperitonial. Tikus dimasukkan ke
Serbuk binahong ditimbang kemudian diren- dalam kandang dan ditunggu selama 5 menit
dam dengan etanol sampai volume 1000 ml, hingga hewan coba hilang kesadaran.
kemudian kocok hingga tercampur. Lalu Kemudian disinfeksi menggunakan povidon
didiamkan selama 24 jam hingga menguap, iodine di bagian yang akan dilukai. Cubit
setelah itu masuk dalam proses evaporasi. bagian kulit dengan pinset kemudian eksisi
bagian kulit yang yang sudah ditandai
Pembuatan Hidrogel Binahong menggunakan gunting bedah. Setelah luka
Langkah-langkah pembuatannya adalah dibuat lakukan perawatan luka dengan
basis hidrogel dan ekstrak daun binahong prosedur yang sudah ditentukan. Masukkan
disiapkan sesuai dengan jumlah yang dibu- tikus ke dalam kandang dan biarkan
tuhkan untuk pembuatan konsentrasi yang kesadarannya kembali.
ditetapkan (2,5 %, 5 % dan 7,5 %). Kemudi-
an basis hidrogel ditambahkan dengan Analisis Data
ekstrak daun binahong dan diaduk hingga Hasil penelitian dianalisis dengan soft-
homogen dengan menggunakan cawan dan ware SPSS version 17.00 dengan uji nor-
sendok pengaduk. Formula standar dasar malitas data menggunakan uji Kolmogorov-
hidrogel binahong yang digunakan menurut Smirnov, uji homogenitas menggunakan test
Astuti (2011).7 Jadi, total sediaan hidrogel of homogenity of variance, one-way ANOVA,
yang digunakan dalam penelitian ini dan uji post hoc Tukey HSD.
sebanyak 5.700 mg dan ekstrak daun bi-
nahong sebanyak 3.600 mg. HASIL

Pembuatan Tikus Kondisi Hiperglikemia Pada hari ke-12, tikus dimatikan dan
Pertama berat badan tikus ditimbang. dilakukan pembedahan untuk mengambil
Kadar glukosa diukur menggunakan glu- jaringan luka yang masih tersisa. Tujuan
kometer. STZ dilarutkan pada buffer sitrat pengambilan jaringan luka ini untuk

32
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

mendapatkan gambaran luka secara histolo- dikonversi ke software OlyVIA (viewer for
gis menggunakan mikroskop Olympus yang histology examination).

A B

C D

E F

Gambar 1. Tampilan histologi makrofag (tanda lingkaran warna merah atau anak panah) dengan
pewarnaan hematoxylin-eosin menggunakan mikroskop Olympus XC10 (400x).
Keterangan: (A) Batas luka yang diukur, (B) Kelompok kontrol ke-1 (tikus sehat dengan perawatan luka
menggunakan normal saline), (C) Kelompok kontrol ke-2 (tikus hiperglikemia dengan perawatan luka
menggunakan normal saline), (D) Kelompok perlakuan ke-1 (tikus hiperglikemia dengan perawatan luka
menggunakan basis hidrogel), (E) Kelompok perlakuan ke-2 (tikus hiperglikemia dengan perawatan luka
menggunakan hidrogel binahong 2,5 %), (F) Kelompok perlakuan ke-3 (tikus hiperglikemia dengan perawa-
tan luka menggunakan hidrogel binahong 5 %), (G) Kelompok perlakuan ke-4 (tikus hiperglikemia dengan
perawatan luka menggunakan hidrogel binahong 7,5 %)

33
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Gambar 2. Pengaruh jenis perlakuan terhadap jumlah makrofag

Pada Gambar 1 dan Gambar 2 dapat Nilai signifikansi antar kelompok dilihat
terlihat penurunan jumlah makrofag pada dari tabel multiple comparison dengan
fase proliferasi jaringan luka kondisi hiper- melihat ada tidaknya tanda bintang (*) pada
glikemia. Penurunan jumlah makrofag berva- kolom mean difference dan nilai signifikan <
riasi setiap jaringan dan perlakuan. Pada 0,05 adalah kelompok yang memiliki perbe-
penelitian ini dilakukan pengujian efek perla- daan paling signifikan. Pada Tabel 1 menun-
kuan hidrogel binahong konsentrasi 2,5 %, jukkan bahwa kelompok perlakuan hidrogel
hidrogel binahong konsentrasi 5 %, dan hi- binahong 5 % memiliki perbedaan signifikan
drogel binahong konsentrasi 7,5 % terhadap dengan kelompok kontrol 1 dengan normal
jumlah makrofag pada hari ke-12 setelah saline kondisi sehat, kelompok kontrol 2
perawatan luka pada kondisi hiperglikemia. dengan normal saline kondisi hiperglikemia,
kelompok perlakuan dengan basis hidrogel,
ANALISIS DATA dan kelompok perlakuan dengan hidrogel
Pada test of homogenity of variance binahong 2,5 % yang masing-masing mem-
didapat nilai signifikansi 0,111. Oleh karena iliki nilai signifikansi atau p-value sebesar
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima atau 0,004, 0,000, 0,001, dan 0,018. Berdasarkan
berarti jumlah makrofag pada semua ke- hasil uji post hoc juga menunjukkan bahwa
lompok perlakuan memiliki variansi yang kelompok hidrogel binahong konsentrasi 5 %
sama atau homogen. Dengan demikian, tidak memiliki perbedaan yang signifikan
asumsi kesamaan varians untuk uji ANOVA dengan kelompok perlakuan hidrogel bi-
sudah terpenuhi. nahong konsentrasi 7,5 % dengan p value
Langkah selanjutnya yaitu pengujian sebesar 0,062.
one-way ANOVA dengan selang ke-
percayaan 95 % atau taraf kesalahan 5 %. Tabel 1. Hasil post hoc test
Pada uji ANOVA terlihat bahwa F hitung
adalah 12,536 dengan signifikansi 0,000.
Oleh karena signifikansi < 0,05, maka H0
ditolak, atau rata-rata jumlah makrofag anta-
ra empat kelompok tersebut memang ber-
beda.

34
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

dilakukan untuk membuktikan pengaruh


perawatan hidrogel binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap
penurunan jumlah makrofag pada luka tikus
putih (Rattus norvegicus) galur Wistar
dengan kondisi hiperglikemia.
Makrofag diproduksi di sumsum tulang
belakang dari sel induk mieolid yang
mengalami proliferasi dan dilepaskan ke
dalam darah sesudah atau satu periode
melalui fase monoblas promonosit. Monosit
Dengan demikian dapat disimpulkan
yang telah meninggalkan sirkulasi darah
bahwa terdapat pengaruh perawatan luka
akan mengalami perubahan-perubahan
hiperglikemia menggunakan hidrogel
untuk kemudian menetap di jaringan sebagai
binahong terhadap penurunan jumlah
makrofag.11 Makrofag dapat digerakkan atau
makrofag pada tikus.
didistribusikan ke jaringan lain yang
mengalami peradangan. Makrofag bergerak
PEMBAHASAN
dengan mempergunakan gerakan amuboid,
gerakan amuboid ini juga terjadi jika ada
Penelitian tentang penggunaan daun
rangsangan.
binahong telah banyak dilakukan tetapi perlu
Makrofag akan membersihkan luka dari
dikembangkan dan diteliti lebih lanjut karena
bakteri, sel-sel mati, dan debris dengan cara
banyak mengandung zat yang berguna
fagositosis. Makrofag juga mencerna dan
dalam mengatasi berbagai penyakit berat.
mendaur ulang zat-zat tertentu, seperti asam
Menurut Astuti (2006), saponin yang ada
amino dan gula, yang dapat membantu
dalam daun binahong berguna sebagai
dalam perbaikan luka. Makrofag akan
antimikrobial dan perangsang pertumbuhan
melanjutkan proses pembersihan debris luka
sel-sel baru pada luka. Saponin memicu
dan menarik lebih banyak makrofag. Setelah
makrofag bermigrasi ke daerah luka untuk
makrofag membersihkan luka dan
membunuh organisme yang menyerang dan
menyiapkannya untuk perbaikan jaringan,
menghasilkan sitokin untuk mencegah
sel epitel bergerak dari bagian tepi luka di
terjadinya inflamasi.7 Daun binahong yang
bawah dasar bekuan darah atau keropeng.
sifatnya mudah ditemukan di Indonesia
Sel epitel terus berkumpul di bawah rongga
menjadi referensi sehingga timbul pemikiran
luka selama sekitar 48 jam. Akhirnya di atas
untuk melakukan penelitian ini. Di
luka akan terbentuk lapisan tipis dari
masyarakat tanaman ini dikenal dapat
jaringan epitel dan menjadi barier terhadap
menyembuhkan luka dengan sudah
organisme penyebab infeksi dan dari zat-zat
dibuktikan di beberapa penelitian tentang
beracun.12
luka seperti luka bakar dan luka insisi.
Makrofag sebagai sel yang memfagosit
Namun untuk penelitian terhadap kondisi
daerah luka dan membersihkan debris, akan
hiperglikemia belum ada penelitian lebih
meningkat pada hari ke-3 dan bertahap akan
lanjut, sehingga dapat dilakukan penelitian
mulai berkurang. Makrofag pada fase
untuk mendasari penelitian-penelitian
proliferasi akan mulai berkurang ketika luka
selanjutnya sehingga dapat digunakan untuk
mulai menutup. Makrofag akan
pengembangan potensi binahong sebagai
memproduksi fibroblas bersamaan dengan
tanaman obat. Tujuan penelitian ini
limfosit. Fibroblas berperan dalam

35
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

pembentukan jaringan dan memproduksi kelompok perlakuan baik dengan basis


kolagen dalam jumlah besar.8 hidrogel, hidrogel binahong 2,5 %, 5 %, dan
Pada penelitian ini digunakan empat 7,5 % maupun kelompok kontrol ke-2
kelompok perlakuan, dengan tiga perlakuan dengan normal saline pada tikus kondisi
menggunakan ekstrak binahong dan hiperglikemia dan kontrol ke-1 dengan
hidrogel pada perawatan luka tikus putih normal saline pada tikus sehat.
galur Wistar kondisi hiperglikemia, satu Pada uji post hoc dapat dilihat bahwa
perlakuan menggunakan normal saline pada terdapat perbedaan rata-rata jumlah
tikus kondisi hiperglikemia dan satu makrofag yang signifikan antara pemberian
perlakuan menggunakan normal saline pada hidrogel binahong 5 % memiliki perbedaan
tikus sehat sebagai kelompok kontrol. signifikan dengan kelompok kontrol ke-1
Kelompok perlakuan dengan hidrogel dengan normal saline, kelompok kontrol ke-2
binahong diberikan dengan tiga konsentrasi dengan normal saline, kelompok perlakuan
berbeda yaitu 2,5 %, 5 %, dan 7,5 %. dengan basis hidrogel, dan kelompok
Penurunan makrofag dianalisis pada hari ke- perlakuan dengan hidrogel binahong 2,5 %
12 karena pada fase proliferasi mencapai yang masing-masing memiliki nilai
puncaknya pada hari ke-12.13 signifikansi atau p-value sebesar 0,004,
Penurunan jumlah makrofag yang paling 0,000, 0,001, dan 0,018. Berdasarkan hasil
signifikan ditunjukkan pada rerata jumlah uji post hoc juga menunjukkan bahwa
makrofag yang terkecil yaitu pada perlakuan kelompok hidrogel binahong konsentrasi 5 %
hidrogel binahong 5 % dengan rata-rata tidak memiliki perbedaan yang signifikan
jumlah makrofagnya mencapai 11,45 sel per dengan kelompok perlakuan hidrogel
lapang pandang. Rata-rata jumlah makrofag binahong konsentrasi 7,5 % dengan p-value
semakin meningkat pada perlakuan dengan sebesar 0,062.
hidrogel binahong 7,5 % sebanyak 17,05 sel Perlakuan dengan menggunakan
per lapang pandang, hidrogel binahong 2,5 normal saline telah dilakukan sejak lama.
% sebanyak 18,15 sel per lapang pandang. Penggunaan normal saline untuk perawatan
Kelompok kontrol ke-1 dengan normal saline luka menggunakan metode balutan kasa wet
pada luka sehat sebanyak 19,50 sel per dry. Cairan normal saline bersifat fisiologis,
lapang pandang dilanjutkan dengan non toksik, dan ekonomis. Ketika kasa
perlakuan menggunakan basis hidrogel lembab menjadi kering akan menekan
sebanyak 20,80 sel per lapang pandang permukaan jaringan yang berarti segera
pada luka kondisi hiperglikemia. Rata-rata diganti balutannya. Hal ini mengakibatkan
jumlah makrofag paling tinggi didapatkan terganggunya pertumbuhan jaringan sehat
pada kelompok kontrol ke-2 yaitu perlakuan dan menimbulkan rasa nyeri yang
dengan normal saline pada luka kondisi berlebihan. Penggantian kasa akan merusak
hiperglikemia sebanyak 25,30 sel per lapang pertumbuhan jaringan yang dalam masa
pandang. Perbedaan jumlah makrofag perbaikan, sehingga akan menambah fase
mungkin dipengaruhi oleh pemberian inflamasi. Fase inflamasi yang lama akan
konsentrasi hidrogel binahong yang meningkatkan pertumbuhan jumlah
diberikan dan juga cara perawatan yang makrofag yang berarti terdapat proses
dilakukan. infeksi pada penyembuhan luka.
Berdasarkan hasil uji one way ANOVA Perlakuan dengan menggunakan
menunjukkan nilai signifikasi 0,000 (P < normal saline pada fase proliferasi luka
0,05) yang berarti terdapat perbedaan rata- kondisi hiperglikemia menghasilkan rerata
rata jumlah makrofag antara masing-masing jumlah makrofag 25,30 sel per lapang

36
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

pandang, dan jumlah ini merupakan jumlah dalam menghambat proses terjadinya
yang paling tinggi. Hasil penelitian ini inflamasi melalui efek penghambatan pada
menunjukkan bahwa sifat isotonis normal jalur metabolisme asam arakhidonat,
saline dinilai tidak efektif untuk perawatan pembentukan prostaglandin, dan pelepasan
luka kondisi hiperglikemia. histamin pada radang. Jadi pada fase ini
Pada perlakuan menggunakan basis makrofag bisa dengan mudah menjalankan
hidrogel terdapat penurunan jumlah fungsinya sebagai fagosit bagi sel-sel debris
makrofag pada fase proliferasi dengan rerata dan mikroorganisme lain yang ada dalam
jumlah makrofag 20,80 sel per lapang luka.
pandang. Hal ini menunjukkan bahwa basis Asam ursolat dapat menstimulasi
hidrogel tidak mampu secara signifikan keluarnya reseptor peroxisome proliferator-
dalam menurunkan jumlah makrofag pada activated receptor (PPAR), PPAR
fase proliferasi luka kondisi hiperglikemia. merupakan ligan yang mengaktivasi faktor-
Sifat fisik sediaan hidrogel penyembuh luka faktor transkripsi intraselluler yang telah
dapat dipengaruhi oleh proses sterilisasi berimplikasi dalam proses biologikal yang
yang digunakan dan formula sediaan. sangat penting seperti inflamasi, remodelling
Proses sterilisasi dapat mengubah viskositas jaringan, dan aterosklerosis. PPAR dalam
hidrogel. Hidrogel untuk penggunaan ranah biologi molekuler merupakan
dermatologi secara umum mempunyai sifat sekelompok reseptor protein nuklear yang
tidak berminyak, tiksotropi, mudah berfungsi sebagai faktor-faktor transkripsi
menyebar, mudah dibersihkan dan yang meregulasi pengeluaran dari gen.
mempunyai sifat emolien. Stimulasi PPAR ini akan meningkatkan
Penurunan makrofag pada fase diferensiasi epidermis yang merupakan fase
proliferasi terbentuk pada kelompok formasi jaringan.14 PPARs juga mengatur
perlakuan ekstrak daun binahong yang respon inflamasi, dengan mengurangi
dicampur dengan hidrogel. Hal ini diduga inflamasi serta mengendalikan peradangan
karena efek kandungan senyawa aktif pada sel. Pada kondisi hiperglikemia terjadi
seperti saponin, tannin, flavonoid, fenol, dan peningkatan glukosa dalam darah yang pada
minyak atsiri. Kandungan tersebut dapat mekanisme tertentu menjadikan tubuh tahan
membantu proses penyembuhan luka terhadap efek insulin, sedangkan PPAR
dengan mekanisme seluler yang berbeda- akan meningkatkan sensitivitas insulin dalam
beda, yaitu sebagai antiinflamasi, tubuh dengan metabolisme lemak dan
antimikroba, dan antioksidan. Selain itu, glukosa dalam tubuh serta berperan dalam
menurut Prasetyo (2008) efek dari hidrogel difensiasi sel.10
itu sendiri yang secara umum mempunyai Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
sifat tidak berminyak, tiksotropi, mudah Steenis) sebagai antimikroba, mengandung
menyebar, mudah dibersihkan dan alkaloid, polifenol, triterpenoid dan saponin
mempunyai sifat emolien. Kandungan- sebagai efek antimikroba dan bakteri.
kandungan tersebut diduga bekerja secara Mekanisme alkaloid dan polifenol dengan
sinergis sehingga dapat menghasilkan mengganggu komponen penyusun
penyembuhan luka secara optimal pada peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
hiperglikemia.6 lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) utuh dan menyebabkan kematian sel
Steenis) sebagai antiinflamasi, diperkirakan tersebut. Sel yang mati akan difagosit oleh
karena adanya senyawa golongan flavonoid makrofag sehingga dapat mempercepat fase
dan asam ursolat. Mekanisme flavonoid penyembuhan luka. Beberapa hasil

37
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

penelitian menunjukkan bahwa senyawa Kandungan nutrisi pada binahong


terpenoid dapat menghambat pertumbuhan (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) antara
dengan mengganggu proses terbentuknya lain mengandung asam askorbat yang dapat
membran dan atau dinding sel, membran meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
atau dinding sel tidak terbentuk atau infeksi, berfungsi dalam pemeliharaan
terbentuk tidak sempurna. membran mukosa, mempercepat
Sementara mekanisme kerja saponin penyembuhan dan sebagai antioksidan.16
mengganggu permeabilitas membran sel Asam askorbat merupakan kofaktor dari
bakteri, yang mengakibatkan kerusakan proses hidroksilasi prolin dan lisin yang
membran sel dan menyebabkan keluarnya esensial terhadap pembentukan kolagen.
berbagai komponen penting dari dalam sel Hidroksiprolin dan hidroksilisin dari
bakteri yaitu protein, asam nukleat dan kandungan asam askorbat termasuk
nukleotida. Saponin mempunyai esensial dalam menstabilasi struktur tripel
kemampuan sebagai pembersih dan helix dari kolagen dengan ikatan hidrogen
antiseptik yang berfungsi membunuh atau yang kuat dan adanya cross-link. Tanpa
mencegah pertumbuhan dari stabilisasi ini, struktur akan mengalami
mikroorganisme yang timbul pada luka disentrigitas secara cepat.17 Asam askorbat
sehingga luka tidak mengalami infeksi yang juga berperan dalam kekuatan kelenturan.
berat. Kekuatan kelenturan (tensile strenght)
Daun binahong (Anredera cordifolia penting dalam menekan penyembuhan
(Ten.) Steenis) sebagai antioksidan, ulserasi karena luka tekan yang telah
antioksidan mampu menetralisir radikal sembuh beresiko untuk mengalami
bebas yang dapat menyerang dan gangguan.
menyebabkan kerusakan pada sel-sel Vitamin C juga dibutuhkan untuk
protein, lipid, dan karbohidrat. Radikal bebas perbaikan sistem imun. Vitamin C
mampu mengganggu integritas, struktur, dan merupakan komponen penting yang
fungsi sel sehingga dibutuhkan antioksidan diperlukan untuk proses hidroksilasi prolin
untuk menetralisir dampak negatif radikal dan lisin menjadi prokolagen yang penting
bebas tersebut. Ekstrak binahong untuk sintesis kolagen. Selain berperan
mempunyai zat yang bersifat sebagai dalam sintesis kolagen, vitamin C juga
antioksidan, seperti antosianin dan flavonoid. berperan meningkatkan fungsi neutrofil dan
Cara kerja antioksidan adalah dengan angiogenesis. Karbohidrat dan protein
memutus reaksi berantai dari radikal bebas merupakan sumber energi terpenting yang
sehingga dapat mencegah kerusakan diperlukan dalam sintesis kolagen. Bahan
jaringan. Flavonoid memiliki mekanisme mineral, yaitu seng berperan dalam sintesis
kerja dengan menghambat proses kolagen dan proses epitelisasi.
peroksidasi lemak yang berfungsi Semakin tinggi konsentrasi hidrogel
mengurangi radikal bebas sehingga dapat binahong maka senyawa-senyawa aktif
memperlambat kematian jaringan, seperti flavonoid, asam ursolat dan saponin
meningkatkan vaskularisasi, kolagen, yang terkandung akan semakin banyak
mencegah kerusakan sel dan meningkatkan dikombinasikan dengan sifat hidrogel
sintesa DNA.15 Sementara mekanisme sebagai topikal penyembuh luka yang cepat.
antioksidan dari antosianin adalah Kandungan binahong yang semakin tinggi
menginduksi makrofag untuk mensekresi akan menjadikan daya anti bakteri ekstrak
tumor nekrosis alpha dan menunjukkan binahong menjadi lebih kuat, kematian sel
peran dalam melawan bakteri. menjadi berkurang, serta penyembuhan luka

38
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

akan berlangsung lebih cepat. Akan tetapi SARAN


batas konsentrasi hidrogel binahong adalah
tidak lebih dari 5 %, karena pada konsentrasi Berdasarkan kesimpulan yang telah
7,5 % mungkin dapat mengiritasi kulit tikus dikemukakan maka diberikan saran-saran
sehingga dosis ini kurang efektif. untuk mengadakan perbaikan di masa
Perlakuan hidrogel binahong mendatang yaitu:
konsentrasi 5 % merupakan konsentrasi 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut
yang paling optimal untuk perawatan luka mengenai dosis STZ yang efektif untuk
kodisi hiperglikemia. Hidrogel binahong pembuatan tikus hiperglikemia dan
konsentrasi 5 % terbukti mampu pengecekan gula darah secara berkala
menurunkan jumlah makrofag pada fase untuk memastikan hewan coba tetap
proliferasi perawatan luka kondisi pada kondisi hiperglikemia.
hiperglikemia sebesar 11,45 sel per lapang 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut
pandang. Hal ini menunjukkan kandungan mengenai perbedaan jumlah makrofag
yang ada pada daun binahong khususnya pada jaringan normal dengan jaringan
saponin mampu membantu makrofag dalam yang mengalami proses penyembuhan
proses penyembuhan pada fase inflamasi luka setelah dirawat menggunakan
sehingga produksi makrofag pada fase hidogel binahong (Anredera cordifolia
proliferasi menurun. Saponin yang ada pada (Ten.) Steenis).
daun binahong akan merangsang 3. Perlu penelitian lanjut pada hidogel
munculnya makrofag pada fase inflamasi binahong (Anredera cordifolia (Ten.)
dan antibakterinya membantu makrofag Steenis) sebagai obat perawatan luka
mempercepat proses penyembuhan. kondisi hiperglikemia dalam bentuk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan yang lain seperti sediaan obat
terdapat pengaruh perawatan luka padat atau cair.
hiperglikemia menggunakan hidrogel 4. Preparat histologi yang digunakan
binahong dalam penurunan jumlah makrofag sebaiknya dipersiapkan dengan lebih
sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis baik, agar mendapatkan hasil scan yang
yang telah disusun adalah benar. Namun maksimal untuk mempermudah
masih diperlukan uji lebih lanjut tentang identifikasi dan penghitungan.
farmakokinetik, farmakodinamik, toksisitas, 5. Aplikasi klinis dari penelitian ini masih
dan efek hidrogel binahong ini pada hewan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk
coba dan clinical trial pada manusia. mengetahui dosis yang aman dan tepat
untuk hidrogel binahong (Anredera
KESIMPULAN cordifolia (Ten.) Steenis) agar dapat
 Perlakuan efektif secara signifikan berfungsi untuk menurunkan jumlah
dalam menurunkan jumlah makrofag makrofag pada terapi luka kondisi
pada penelitian ini adalah menggunakan hiperglikemia, sehingga dapat
hidrogel binahong 5 % pada perawatan mencegah terjadinya ulkus dan dapat
luka tikus kondisi hiperglikemia. digunakan sebagai pengobatan
 Pemberian hidrogel binahong (Anredera alternatif untuk berbagai kalangan
cordifolia (Ten.) Steenis) secara topikal masyarakat di Indonesia.
berpengaruh positif terhadap penurunan
DAFTAR PUSTAKA
jumlah makrofag pada fase proliferasi
luka tikus putih (Rattus novergicus) 1. (WHO) World Health Organization.
galur Wistar kondisi hiperglikemia. Definition, Diagnosis, and Classification

39
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

of Diabetes Mellitus and Its (online).


Complication. Part 1: Diagnosis and http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/id/in
Classification of Diabetes Mellitus. dex.php?option=com
Report of WHO Consultation. 2000. _docman&task=doc_download&gid=34
(online).http://www.staff.ncl.ac.uk/philip. &Itemid=118. Diakses 2 April 2013.
home/who_dmg. pdf. Diakses 29 Maret 9. Granick MS and Gamelli. Surgical
2013. Wound Healing and Management. New
2. Decroli E, Jazil K, Asman M, Syafril S. York: Informa Healthcare. 2007.
Profil Ulkus Diabetik pada Penderita 10. Yuliani SH. Formula Sediaan Hidrogel
Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Penyembuh Luka Ekstrak Etanol Daun
RSUP Dr M. Djamil Padang. Majalah Binahong. Yogyakarta: Universitas
Kedokteran Indonesia. 2008. Vol 58. Gadjah Mada. 2012.
(online). 11. Efendi Z. Daya Fagosit Pada Jaringan
http://indonesia.digitaljournals.org/index Longgar Tubuh. Medan: Universitas
.php/idnmed/article/download/561/557. Sumatra Utara. 2003.
Diakses 31 maret 2013. 12. Potter PA, dan Perry GA. Buku Ajar
3. Departemen Kesehatan RI. Laporan Fundamental Keperawatan Konsep,
Survey IMT di 12 kota Besar tahun Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
2005. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina 2002.
Kesehatan Masyarakat, Departemen 13. Wahyuningsih SPA. Pemanfaatan
Kesehatan RI. 2005. Ekstrak Jamur Coriolus versicolor untuk
4. Frykberg RG. The High Risk Foot in Meningkatkan Jumlah Total Leukosit
Diabetes Melitus. New York: Churchill dan Makrofag pada Tikus Wistar
Livingstone. 2000. setelah Pemaparan 2-Methoxyethanol.
5. Mayfield JA, Reiber E, Sanders LJ, Berk Penel Hayati. 2008; 13:173-177.
Janisse D, Pogach LM. Preventive Foot 14. Lim H and Dey SK. PPAR Delta
Care in People with Diabetes. 2004. Functions as A Prostacyclin Receptor
http://www.gensurg.co.uk/diabetic%20f in Blastocyst Implantation. Trends
oot%20-%20treatment.htm. Diakses 6 Endocrinol Metab. 2000; 11:137-42.
April 2013. 15. Nayak S, Nalabothu P, Sandiford S et
6. Prasetyo BF. Aktivitas dan Uji Stabilitas al. Evaluation of Wound Healing
Sediaan Gel Ekstrak Batang Pisang Activity of Allamanda cathartica L. and
Ambon (Musa paradisiaca var Laurus nobilis L. Extract on Rats. BMC
sapientum) dalam Proses Complement Alt Med. 2006; 6:12.
Persembuhan Luka pada Mencit (Mus doi:10.1186/1472-6882-6-12.
musculus albinus). Magister Sains. 16. Hidayati I. Uji Aktifitas Salep Ekstrak
Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Daun Binahong (Anredera cordifolia
IPB. 2008. (Ten.) Steen) sebagai Penyembuh
7. Astuti SM. Determination of Saponin Luka Bakar pada Kulit Punggung
Compound from Anredera cordifolia Kelinci. Surakarta: Universitas
(Ten) Steenis Plant (Binahong) to Muhammadiyah. 2009.
Potential Treatment for Several 17. Collins N. The Facts about Vitamin C
Diseases. Journal of Agricultural and Wound Healing. 2009. (online).
Science. 2011; 3. http://www.o-wm.com/content/the-facts-
8. Suhariyanto B. Antibiotik Topikal untuk about-vitamin-c-and-wound-healing.
Penyakit Kulit Pada Wisatawan. 2011. Diakses 29 Maret 2013.

40

Anda mungkin juga menyukai