MEDIA CETAK
(Kajian Semantik Jurnalistik)
Oleh:
Erwan Kustriyono
Vega Prisma Kurniawati
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pekalongan
Jl. Sriwijaya, No. 3 Kota Pekalongan
e-mail: erwan_kustriyono@ymail.com
ABSTRACT
Language journalism in the print media, especially tabloid is a form of language as a
communication tool in the form of writing. English tabloid journalism using a variety of language.
Tabloid Nova is one concrete manifestation of the function of the language used in the print media.
Sentences and vocabulary used in the print media articles in the tabloid Nova analyzed through
semantic study journalism. Study semantic tabloid journalism in Nova obtain seven types of
changes of meaning and find eleven factors affecting the change of meaning.
Keywords: semantic journalism, changing the meaning, and the print media (tabloids)
ABSTRAK
Bahasa jurnalistik dalam media cetak khususnya tabloid merupakan wujud bahasa sebagai alat
komunikasi dalam bentuk tulis. Bahasa tabloid menggunakan ragam bahasa jurnalistik. Tabloid
Nova merupakan salah satu wujud nyata dari fungsi bahasa yang dipakai dalam media cetak.
Kalimat serta kosakata yang digunakan dalam artikel media cetak dalam tabloid Nova dianalisis
melalui kajian semantik jurnalistik. Kajian semantik jurnalistik dalam tabloid Nova memperoleh
tujuh jenis perubahan makna dan menemukan sebelas faktor yang mempengaruhi terjadinya
perubahan makna.
Kata kunci: semantik jurnalistik, perubahan makna, dan media cetak (tabloid)
sangat beragam, yang paling nyata dalam alat komunikasi bahasa terdiri dari berbagai
bidang bahasa, khususnya bahasa yang macam ragam. Salah satu ragam yang muncul
digunakan dalam media cetak sebagai wujud dalam bahasa adalah bahasa ragam jurnalistik.
nyata bahasa jurnalistik. Bahasa memiliki Penggunaan ragam bahasa jurnalistik banyak
pengaruh yang sangat luar biasa terhadap digunakan sebagai sarana penyampaian
13
14
tulis. Bahasa jurnalistik merupakan ragam memiliki sifat ekspresif dan efektif. Bahasa
bahasa yang biasa digunakan dalam media ekspresif yaitu bahasa yang dapat menggugah
pendapat Chaer (2010:2) yang efektif yaitu bahasa yang memenuhi kriteria
mengungkapkan pendapatanya bahwa bahasa jelas sesuai dengan kaidah tata bahasa dan
jurnalistik atau bahasa Indonesia ragam tidak berbelit-berbelit serta mudah dipahami
jurnalistik memiliki karakteristik tersendiri pembacanya. Selain itu bahasa tabloid juga
dibandingkan ragam bahasa lain. Ragam disajikan semenarik mungkin. Berita yang
bahasa jurnalistik ditulis sesuai dengan tujuan akan disampaikan disusun dalam kalimat-
tulisan jurnalistik dan sasaran pembacanya. kalimat yang menarik sehingga orang lain
dalam media cetak seperti tabloid merupakan Salah satu tabloid wanita yang
salah satu penerapan bahasa sebagai alat banyak tersebar di masyarakat saat ini yaitu
komunikasi dalam bentuk tulis. Tabloid tabloid Nova. Tabloid Nova terbit sepekan
merupakan bentuk lain dari surat kabar yang sekali. Salah satu artikel yang ada pada
ukurannya lebih kecil. Pendapat tersebut tabloid Nova adalah rubrik “Profil”. Wacana
dikuatkan oleh Sudarman (2008:12) yang yang ada di dalam rubrik “Profil” tabloid
menuliskan bahwa tabloid merupakan surat Nova berisi mengenai artikel para tokoh
kabar dalam format yang lebih kecil dan masyarakat dengan kisahnya masing-masing.
biasanya terbit sepekan sekali. Media massa Artikel pada rubrik ini ditulis dalam dua
cetak seperti tabloid memiliki frekuensi halaman setiap edisinya. Karya-karya yang
penyebaran yang cukup tinggi dan banyak berupa tulisan inilah yang sarat akan makna.
inilah yang relevan dengan kajian makna Salah satu kajian di dalam ilmu
Analisis dalam artikel ini membahasa objek dari kajian semantik. Membahas
yang mempengaruhi perubahan makna kata seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,
pada rubrik “Profil” tabloid Nova. Artikel ini paragraf, dan wacana memiliki dasar yang
menggunakan pendekatan secara teoretis berupa konsep yang bersifat mental dalam
menggunakan kajian semantik, sementara itu, pikiran manusia yang disebut dengan makna
dikemukakan oleh Moeleong (2012:6) satuan bahasa. Satuan bahasa itu merupakan
sebagai penelitian yang bermaksud untuk wadah bagi pemakai bahasa untuk
dialami oleh subjek penelitian misalnya mengenai makna tersebut. Makna akan
perilaku, motivasi, dan lain sebagainya secara menjadi jelas bila berada di dalam
holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk konteksnya, dan biasa disebut dengan istilah
khusus yang alamiah. Data dalam penelitian Menurut Suwandi (2011:48) kata
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak
16
konsep, pesan, pernyataan maksud, informasi dalam semantik, yaitu (1) perluasan atau
dan isi. Hal ini senada dengan pendapat generalisasi merupakan gejala yang terjadi
Kridalaksana (dalam Suwandi 2011:48) yang atau proses perubahan makna dari yang
pengertian yang paling dekat dengan makna. atau spesialisasi merupakan proses perubahan
Menurutnya arti adalah konsep yang makna yang awalnya memiliki makna luas
Berdasarkan pendapat yang telah terbatas hanya pada sebuah makna yang
dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa dimaksud, (3) peninggian makna atau
makna makna muncul atau hadir apabila ameliorasi merupakan suatu proses
seseorang menuturkan suatu kata tertentu, ia perubahan makna di mana makna akan
dapat membayangkan apa yang sedang menjadi lebih tinggi, hormat, dan baik
dimaksud dari kata tersebut dan dapat nilainya daripada makna sebelumnya, (4)
menjelaskan pengertiannya. Hubungan antara penurunan makna atau peyorasi adalah proses
kata apa yang dimaksud dengan pengertian perubahan makna yang mengakibatkan
itulah yang disebut makna. Suatu objek makna baru atau makna yang sedang
tuturan dapat saja sama tetapi belum tentu dirasakan lebih rendah, kurang
makna yang dimaksud juga sama. menyenangkan, dan kurang halus nilainya
mengenai makna tentu tidak terlepas dari merupakan perubahan makna akibat
perubahan makna. Bahasa selalu mengalami pertukaran tanggapan dua indera (dari indera
makna suatu kata dapat mengalami indera perasaan ke indera pendengaran; dan
perubahan makna sebagai akibat persamaan masyarakat pemakai bahasa, (6) faktor
sifat, dan (7) metafora adalah pemakaian kata perkembangan ilmu dan teknologi, sebuah
tertentu untuk suatu objek dan konsep lain kata yang pada mulanya mengandung konsep
berdasarkan kias atau persamaan. yang sederhana sampai kini tetap dipakai
Ada berbagai faktor yang melatar meskipun makna yang dikandungnya telah
faktor penyebab terjadinya perubahan makna, terjadi pada kata-kata yang menjadi
yaitu (1) faktor linguistik, perubahan makna pembendaharaan dalam bidang kehidupan
karena faktor linguistik bertalian erat dengan atau kegiatan tertentu juga dilakukan dalam
fonologi, morfologi, dan sintaksis, (2) faktor bidang kehidupan lain, (8) faktor pengaruh
kesejarahan, perubahan makna karena faktor bahasa asing, perubahan makna juga banyak
perkembangan leksem, (3) faktor sosial berupa peminjaman makna, (9) faktor
masyarakat, perubahan makna karena faktor asosiasi, kata-kata yang digunakan di luar
leksem di dalam masyarakat, (4) faktor hubungannya dengan makna kata tersebut
psikologis, perubahan makna karena faktor pada bidang asalnya, (10) faktor pertukaran
psikologis ini disebabkan oleh keadaan tanggapan indera dalam perubahan makna ini
psikologis seperti rasa takut, menjaga berhubungan dengan indera manusia yaitu
perasaan, dan sebagainya, (5) faktor mata, telinga, hidung, lidah dan kulit, (11)
karena faktor kebutuhan kata baru bahasa, sejumlah kata yang digunakan oleh
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak
18
ungkapan dalam bahasa Indonesia sekalipun tabloid Nova terdata kata ibu-ibu pada (data
tidak diucapkan secara tidak keseluruhan 1) merupakan perubahan makna yang bersifat
“Profil” tabloid Nova yang digunakan makna lain. Kata ibu memiliki makna ‘wanita
sebagai data analisis dalam artikel ini terdapat yang sudah melahirkan’, kemudian pada
enam perubahan makna, yaitu (1) perluasan (data 1) maknanya meluas dan berkembang
(generalisasi), (2) penyempitan (spesialisasi), menjadi ‘sebutan untuk wanita yang sudah
(3) peninggian (ameliorasi), (4) penurunan bersuami dan memiliki anak’. Sehingga kata
(peyorasi), (5) pertukaran (sinestesia), (6) ibu mengalami perluasan makna seiring
Perubahan makna dalam arti karena adanya konteks budaya dan kondisi
terlihat dalam data (1) sebagai berikut. spesialisasi merupakan proses perubahan
Ternyata trik ini jadi pemantik yang makna yang awalnya memiliki makna luas
dimaksud. Penyempitan makna ini juga tidak nilainya daripada makna sebelumnya.
lepas dari konteks pemakaian kata tersebut. Peninggian dalam kata pada umumnya
Hal ini Nampak dalam data (2) yang terjadi untuk memberikan penghargaan
menunjukan adanya spesialisasi dalam kata dan penghormatan kepada kata atau objek
tersebut. Berikut ini data yang dapat yang dimkasud. Hal ini dapat dilihat dalah
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak
20
(4) Penurunan (Peyorasi) Sering tertulis kata atau frasa “pria dan
kurang halus nilainya daripada makna tanggapan dua indera (dari indera
Berikut contoh data yang dapat disajikan. dan sebagainya). Indera tersebut yang
..., perempuan Batak berusia 30-an melekat dalam diri manusia. Sehingga
daripada makna semula (lama). Kata tanggapan indera. Kata menajamkan pada
‘membuat jadi jelas’ yang berkaitan berarti duduk di kursi dengan meletakkan
terkena kulit atau tubuh terasa sakit. Metafora adalah pemakaian kata
perubahan makna sebagai akibat terhadap kata yang dimkasud. Metafora dapat
persamaan sifat. Persamaan sifat ini dilihat dalam analisisi pada data sebagai
makna dan maksud yang berbeda. Data ... tetapi juga bersosialisasi di dunia
tersebut dapat dilihat dalam contoh data maya dengan membangun jaringan
Kata duduk pada (data 6) karena memakai kata tertentu untuk suatu
merupakan perubahan makna jenis objek dan konsep lain berdasarkan kias atau
persamaan sifat. Kata duduk dalam kalimat komputer yang banyak dipakai untuk
tersebut memiliki makna ‘menjabat’. komunikasi secara online; dunia semu (tidak
Sedangkan kata awalnya duduk dapat nyata)’. Frasa “dunia maya” jika di analisis
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak
22
satu kata “dunia” yang berarti dunia, leksem seperti halnya leksem betina
sedangkan “maya” yang memiliki arti tidak berpadanan dengan leksem wanita.
untuk artikel ini ada beberapa factor yang adalah faktor sosial masyarakat, faktor ini
makana. Perubahan makna ini sangat di dalam masyarakat seperti halnya kata-kata
masyarakat dan yang terpenting adalah “Profil” tabloid Nova. Demikian juga dengan
maksud dan fungsi yang ingin dicapai dari faktor psikologis, kata-kata yang
bahasa yang digunakan. Baik dalam bahasa berhubungan dengan keadaan psikologis juga
tulis ataupun bahasa lisan. Bahasa tulis yang muncul dalam tabloid ini. Hal ini umumnya
dimaksud dalam artikel ini adalah bahasa digunakan agar wacana dalam rubrik “Profil”
tulis ragam jurnalistik. Sehingga kajian dalam tabloid Nova terkesan sopan. Karena yang
artikel ini masuk dalam ranah kajian semantik menjadi mitra atau pembaca dari tabloid ini
jurnalistik. Adapun sebelas faktor yang pada umumnya adalah ibu-ibu dan wanita.
dalam rubrik “Profil” tabloid Nova dapat Faktor perubahan makna yang
dideskripsikan sebagai berikut. Faktor selanjutnya yaitu faktor kebutuhan kata baru.
rubrik “Profil” tabloid Nova. Begitu pula Perkembangan bahasa dan penggunaan kata
bahasa jurnalistik yang digunakan oleh media memberikan perubahan makna yang
massa seperti halnya dalam rubrik “Profil” signifikan. Pembaca tabloid ini adalah ibu-
tabloid Nova . maka salah satu penyebab ibu dan wanita, sehingga membutuhkan
bahasa adalah masyarakat dalam hal ini makna yang terjadi pada tiap-tiap kata
masyarakat yang menikmati dengan bahasa berhubungan erat dengan bidang kehidupan
mendorong munculnya kata baru. Faktor Selain itu, faktor pengaruh bahasa asing juga
berhubungan erat dengan penggunaan bahasa asing sanga berpengaruh terhadap bahasa
dalam sebuah wacana. Maka semakin Indonesia dan bahasa jurnalistik, karena
membutuhkan kata baru untuk memberikan dan bahasa jurnalistik maka akan
rujukan atau mewakili makna baru. Makna membutuhkan atau menyerap banyak bahasa
yang dikandung pada tiap-tiap leksem dapat asing dalam setiap kata, frasa, klausa dan
perubahan makna yaitu faktor perbedaan pada kata duduk, kata tersebut dapat juga
latar belakang, tentu sangat berpengaruh memiliki banyak makna sesuai dengan
rubrik “Profil” tabloid Nova. Apalagi pangsa Faktor selanjutnya yaitu faktor
pasar dan pembaca taboid Nova akan pertukaran tanggapan indera. Faktor ini tidak
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak
24
asing, karena banyak digunakan dalam Inilah fungsi dari kajian bahasa semantik
erat dengan indera manusia. Faktor yang Berdasarkan hasil pembahasan, dapat
pemakaian bahasa. kata-kata yang diguanakan makna yang terjadi, yaitu yaitu (1) perluasan
nilai rasa yang sama. Oleh sebab itu kata-kata (3) peninggian (ameliorasi), (4) penurunan
yang digunakan dalam wacana rubrik “Profil” (peyorasi), (5) pertukaran (sinestesia), (6)
tabloid Nova menggunakan sejumlah kata persamaan (asosiasi), dan (7) metafora. Selain
Selain faktor tersebut ada faktor terjadinya perubahan makna dalam rubrik
penyingkatan, yang kebetulan pada saat “Profil” tabloid Nova ada 11 faktor, yaitu (1)
pengambilan data dalam artikel ini tidak faktor linguistik, (2) faktor kesejarahan, (3)
ditemukan. Mungkin di artikel atau edisi lain faktor sosial masyarakat, (4) faktor
akan menemukan faktor penyingkatan ini. psikologis, (5) faktor kebutuhan kata baru, (6)
Karena jika dicermati secara keseluruhan faktor perkembangan ilmu dan teknologi, (7)
perubahan makna, baik secara lisan ataupun lingkungan, (8) faktor pengaruh bahasa asing,
tulis. Khususnya dalam bahasa jurnalistik (9) faktor asosiasi, (10) faktor pertukaran
yang berkaitan erat dengan pembaca atau tanggapan indera, dan (11) faktor perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, M. Burhan. 2011. Penelitian
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana.
Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak