Perbaikan Laporan Kasus Anestesi-Siti Wahyuni Maharani R
Perbaikan Laporan Kasus Anestesi-Siti Wahyuni Maharani R
Disusun Oleh :
Siti Wahyuni Maharani.R, S.Ked.
10542 0547 14
Pembimbing :
dr. Zulfikar Tahir, M. Kes, Sp. An
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II LAPORAN KASUS........................................................................
A. IDENTITAS PASIEN......................................................................2
B. ANAMNESIS....................................................................................2
C. PEMERIKSAAN FISIK..................................................................3
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................5
E. KESAN ANESTESI.........................................................................5
F. PENATALAKSANAAN PRE OPERATIF...................................5
BAB III LAPORAN ANESTESI................................................................
A. PRE OPERATIF..............................................................................6
B. TINDAKAN ANESTESI.................................................................6
C. PENATALAKSANAAN ANESTESI.............................................6
D. INTRA OPERATIF.........................................................................7
E. PASCA OPERATIF.........................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................9
BAB V PENUTUP........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An Mw
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 6 tahun
Berat Badan : 20 kg
Agama : Islam
Alamat : Bontoa
No. RM : 462720
Diagnosis : Tonsilitis Kronik
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu kandung
pasien pada tanggal 10 Oktober 2019, pukul 19.00 WIB di perawatan V RSUD Syeh
Yusuf Gowa
a. Keluhan utama : Nyeri Tenggorokan
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri menelan sejak 5 hari.
Nyeri telan dirasakan saat makan, minum ataupun menelan ludah. Menurut
orangtuanya, keluhan nyeri telan dirasakan setelah beberapa hari, sebelumnya
sempat mengalami demam dan pilek. Nyeri telan tidak disertai dengan ngorok
maupun nafas tersengal-sengal saat tidur. Pasien sering mengalami demam,
batuk, pilek yang kumat-kumatan hampir tiap bulan dalam 1 tahun terakhir.
Saat ini pasien tidak mengeluhkan pilek, hidung tersumbat, nyeri di kedua
telinga, kurang pendengaran, gemerebek maupun sakit kepala .
4 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien periksa ke dokter
umum dengan keluhan yang sama dan dikatakan mengalami radang amandel.
Dalam 1 bulan terakhir kambuh 2 kali. Bila kambuh pasien merasakan nyeri
tenggorokan, susah menelan, disertai demam dan batuk pilek. Keluhan terasa
setelah mengkonsumsi minuman dingin, jajan sembarangan dan berminyak.
Saat ini pasien tidak mengalami batuk dan pilek. Pasien juga tidak
mengeluhkan demam.
6
c. Riwayat penyakit dahulu :
1) Riwayat asma disangkal
2) Riwayat alergi makanan dan obat disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat asma, alergi dan riwayat penyakit yang sama dengan pasien
disangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada 10 Oktober 2019
Status Generalisata
4. Tanda Vital :
Suhu : 37,0 0C
Pernapasan : 24 x/menit
B1 (Breath) :
• Airway : bebas, gerak leher bebas, tonsil (T3-T3) tenang, faring hiperemis (-),
pernapasan tambahan ronchi (-/-), wheezing (-/-), skor Mallampati : 2, massa (-),
B2 (Blood) :
• Akral hangat pada ekstremitas atas (+/+) dan ekstremitas bawah (+/+), tekanan
darah : 100/60 mmHg, denyut nadi : 96 kali/menit, reguler, kuat angkat, bunyi
suhu: 370C.
B4 (Bladder) :
B5 (Bowel) :
• Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, massa (-), jejas (-), nyeri tekan (-)
• Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas atas (-/-), edema
9. Thorax
Status Lokalis
Regio mulut : sianosis (-/-),T3-T3 tenang, Uvula dan palatum mole dan durum
terlihat.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
8
Laboratorium
Pemeriksaan Nilai normal
Hematologi
Hemoglobin 11,3 11,5-16 g/Dl
Leukosit 9,3 4.0-10.0 103/mm3
Eritrosit 4,28 3.80-5.80x106/m
Trombosit 390000 150000-500000/mL
CT/BT 7’15”/2’30”
Kimia Klinik
SGOT 15 <32 U/L
SGPT 3 <31 U/L
Ureum 34 0-50 mg/dL
Creatinin 0,9 <1,1 mg/dL
Seroimmunologi
HbsAg Non Reaktif Negatif
E. KESAN ANESTESI
Laki-laki 6 tahun menderita Tonsilitis Kronik dengan ASA II
G. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka :
Diagnosis pre operatif : Tonsilitis Kronis
Status Operatif : ASA II, Mallampati II
Jenis Operasi : Tonsilektomi
Jenis Anastesi : Anastesi Umum
BAB III
LAPORAN ANESTESI
Tindakan : Tonsilektomi
Teknik Anestesi : Semi open modifikasi sistem pipa T dari Ayre yaitu
A. PRE OPERATIF
1. Informed consent kepada pasien tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan.
6. Tanda vital:
- Nadi : 82 x/menit
B. TINDAKAN ANESTESI
Anestesi Umum
C. PENATALAKSANAAN ANESTESI
Memastikan alat-alat dan medikasi yang dibutuhkan selama proses anestesi sudah
lengkap seperti:
3. Gudel.
4. Plester.
10
5. Mandrin.
6. Resusitator.
7. Suction.
8. Kasa steril.
11. Lampu.
D. INTRA OPERATIF
Pasien diposisikan pada posisi yang nyaman yaitu posisi ekstensi leher
menggunakan ganjal di dasar bahu. Pastikan posisi endotracheal tube tidak bergeser
saat dilakukan ekstensi leher. Pasien dipasangkan manset dan monitor, premedikasi
pasien diinjeksikan obat midazolam 0,5 mg/kgBB, fentanyl 1-2 mcg/kgBB yang
tube no.4,5 dan Guedel, balon ETT dikembangkan. Setelah terpasang baik
sevofluran disini dipilih karena sevofluran mempunyai efek induksi dan pulih dari
anestesi lebih cepat dibanding dengan gas lain, dan sevofluram baik untuk induksi
pada anak-anak maupun dewasa. Sevofluran dikenal dengan obat single breath
induction, yaitu hanya dalam satu tarikan napas dapat membuat pasien laangsung
11
terinduksi/tertidur dan otot rangka lemas sehingga memudahkan untuk melakukan
intubasi. Kedalaman anestesi dinilai dari tanda-tanda mata (bola mata menetap), nadi
1. Kesadaran : Composmentis
2. TD : 90/50mmHg
3. Nadi : 83 x/meit
4. Pernapasan : 24 x/menit
5. SpO2 : 100%
E. PASCA OPERATIF
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Sebelum dilakukan tindakan pembedahan Tonsilektomi pada pasien. Penting
untuk dilakukan persiapan pre-operasi yang harus disiapkan dengan baik. Kunjungan
pra anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi dan pembedahan baik elektif
dan darurat mutlak harus dilakukan untuk keberhasilan tindakan tersebut meliputi
Pada kelompok anak pra sekolah dan usia sekolah, kunjungan anestesi
dilakukan selain untuk menilai keadaan umum, keadaan fisik, mental, dan menilai
Pada anamnesis pasien laki-laki 6 tahun, masuk RSUD Syekh Yusuf dengan
keluhan nyeri tenggorokan disertai demam yang sering di keluhkan sejak 1 tahun
pembedahan tonsilektomi dan evaluasi untuk pemilihan jenis anestesi yang akan
dilakukan.
ketika menghadapi operasi. Visite pre-operasi yang dilakukan oleh dokter spesialis
anestesi bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental pasien secara optimal,
anestesi penting untuk mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi dan muntah
pada pembedahan elektif.5 Sebelum dilakukan operasi pada pasien ini dipuasakan
13
Persiapan pra anestesi yang dilakukan meliputi persiapan alat, penilaian dan
persiapan pasien, serta persiapan obat anestesi yang diperlukan. Penilaian pasien pre-
operatif sangat menunjang keberhasilan operasi yang akan dilakukan. Peniliaian pre-
operatif dalam hal ini meliputi: riwayat penyakit pasien sekarang dan dahulu berupa
penyakit jantung, respirasi, metabolik dan alergi.6 Persiapan operasi dilakukan pada
tanggal 10 Oktober 2019. Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan tekanan
darah 100/60 mmHg; nadi 82x/menit; respirasi 24x/menit; suhu 36,5OC. Dari
dengan hasil: Hb 11,3 g/dl; WBC 9.300L; PLT 390.000L dan CT/BT 7’15”/2’30”.
bahwa pasien masuk dalam ASA II, dimana pada pasien didapatkan hasil lab Hb
Sebelum dilakukan operasi pasien dipuasakan selama 6-8 jam. Tujuan puasa untuk
mencegah terjadinya aspirasi isi lambung karena regurgitasi atau muntah pada saat
dilakukannya tindakan anestesi akibat efek samping dari obat- obat anastesi yang
Penggantian puasa juga harus dihitung dalam terapi cairan ini yaitu 6 x
maintenance.7 Sehingga kebutuhan cairan yang harus dipenuhi selama 6 jam ini
dikirim dari perawatan V. Pasien masuk keruang OK 2 pada pukul 09.20 dilakukan
pemasangan elektroda EKG dan O2 dengan hasil Nadi 79x/menit dan SpO2 99%.
Dilakukan injeksi midazolam 10mg sebagai obat penenang. Untuk anak pra sekolah
14
dan usia sekolah yang tidak bisa tenang dan cemas, pemberian penenang dapat
0,5mg/kgBB. Efek sedasi dan hilangnya cemas dapat timbul 10 menit setelah
3,6
pemberian. dan pemberian fentanyl 60mcg. Penggunaan premedikasi pada pasien
ini betujuan untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien dengan pemberian
Selanjutnya diberikan obat induksi intravena, pada anak yang tidak takut
pada suntikan atau pada mereka yang sudah terpasang infus. Induksi dapat dilakukan
dengan menggunakan propofol 2-3 mg/kg 4 yaitu 40 mg propofol .3,4 Diikuti dengan
pemberian pelumpuh otot non depolarizing seperti atrakurium 0,3 -0,6 mg/kg atau
Pasien disungkupkan dengan sungkup muka yang telah terpasang pada mesin
anestesi yang menghantarkan gas (sevoflurane) dengan oksigen dari mesin ke jalan
napas pasien sambil melakukan bagging selama kurang lebih 2 menit untuk menekan
pengembangan paru dan juga menunggu kerja dari pelemas otot sehingga
karena hanya dengan satu tarikan napas dapat membuat pasien langsung
Pada saat ingin mulai melakukan intubasi pada anak, perlu diperhatikan hal-
hal dan kesiapan alat dan bahan sebelum dilaukan intubasi, dan harus memahami
bahwa terdapat perbedaan intubasi antara anak dan dewasa. Dimana pada anak
memiliki anatomi yang berbeda dengan dewasa. Yaitu pada anak memiliki memiliki
saluran napas atas yang lebih pendek dibandingkan orang dewasa karenannya lebih
mungkin menyebabkan masalah dengan obstruktif. Lidah anak relatif lebih besar,
15
letak laring pada anak setinggi C3-C4 lebih anterior sempi, kaku dan diameter
Pada anak-anak, digunakan blade laringoskop yang lebih kecil dan lurus,
jenisnya tergantung pada pilihan ahli anestesi dan adanya gangguan saluran
pernapasan. Pipa trakea dipilih berdasarkan prinsip babwa pipa yang dapat
dibengkokkan tidak digunakan di bawah nomor 7, dan dua nomor lebih rendah harus
dengan laju napas 24 x/ menit. Sesaat setelah operasi selesai gas anestesi diturunkan
Juga diharapkan agar pasien dapat melakukan nafas spontan menjelang operasi
hampir selesai.
Operasi selesai tepat jam 10.00 WITA. Lalu mesin anestesi diubah ke manual
supaya pasien dapat melakukan nafas spontan. Gas sevofluran dihentikan karena
16
pasien sudah nafas spontan dan adekuat. Kemudian dilakukan ekstubasi endotracheal
pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur pembedahan.
akhir Nadi 85x/menit, dan SpO2 99%. Pembedahan dilakukan selama 40 menit
(Recovery Room). Selama di ruang pemulihan, jalan nafas dalam keadaan baik,
menanyakan keluhan pasien jika ada, setelah keadaan pasien membaik kemudian
18
BAB V
PENUTUP
kondisi pasien dan memperkirakan masalah yang mungkin timbul sehingga dapat
mengantisipasinya.
pada operasi tonsilektomi pada penderita laki-laki, usia 6 tahun, status fisik ASA
II, dengan diagnosis tonsilitis kronik yang dilakukan teknik anestesi Semi open
modifikasi sistem pipa T dari Ayre yaitu peralatan dari Jakson-Rees dengan ETT
No.4,5.
Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang
berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya. Selama di ruang
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
20