Anda di halaman 1dari 2

Kasus 2

Bapak R merupakan seorang kepala keluarga yang mempunyai 1 istri dan dua anak, laki
laki dan perempuan. Anak perempuannya duduk di bangku SMK dan anak laki-lakinya masih
duduk di bangku SMP. Bapak R bekerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Istri Bapak R
merupakan ibu rumah tangga yang juga mengurus kebun salak milik kakaknya tepat dibelakan
rumah beliau. Keluarga Bapak R termasuk aktif mengikuti kegiatan desa. Dalam hal beribadah,
keluarga Bapak R sering melakukan solat maghrib berjamaah dan mengajak anak-anak pergi ke
pengajian untuk menambah ilmu agama.

Bapak R beserta istri sering menghabiskan waktu bersama anaknya. Mereka banyak
berinteraksi sesudah waktu maghrib. Untuk hari Sabtu dan Minggu anak Bapak R libur tidak
masuk sekolah dan keluarga Bapak R memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan kerja bakti
bersama keluarga. Keluarga R mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengajak melakukan
kegiatan rekreasi untuk menghabiskan waktu bersama. Karena menurut Bapak R dan istri, hal itu
tidak penting karena yang lebih penting adalah hidup bisa untuk makan dan membiayai anak
sekolah. Kesadaraan akan berolahraga keluarga R masih kurang. Istri Bapak R mengatakna tidak
pernah mengikuti acara senam desa. Anak – anaknya pun berolahraga hanya pada saat di sekolah
saja.

Keluarga Bapak R mengatakakan ketika ada masalah dalam keluarga diselesaikan


berasama – sama. Keluarga Bapak R pun tidak mempunyai peraturan khusus untuk anak –
anaknya. Hanya saja, beliau semua tidak membolehkan anak – anaknya untuk pergi keluar ketika
malam hari karena dianggap berbahaya. Kemudian ketika sakit, keluarga Bapak R langsung
memeriksakannya ke puskesmas terdekat untukmendapat pengobatan lebih lanjut. Ketika sedang
sakit, keluarga R belum mengetahui akibat- akibat apa saja yang ditimbulkan dari penyakitnya
itu. Namun untuk masalah – masalah penyakit ringan, keluarga Bapak R sudah dapat melakukan
perawatan sederhana seperti membeli obat warung.

Dalam hal kognitif anak, Bapak R dan istri kurang bisa mendampingi jika terjadi
kesulitan dalam hal tugas sekolah. Karena menurut mereka, mereka kurang paham dan tidak
lebih pintar dari mereka. Anak laki – laki Bapak R pun hanya sering dibantu oleh kakak
perempuanya jika ada kesulitan. Namun, Bapak R mengatakan sebelum anak mereka ujian,
beliau akan memberikan reward untuk anaknya jika mendapat 5 besar di kelasnya. Hal ini
dilakukan untuk memberi semangat dan motivasi dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai