Anda di halaman 1dari 2

Nama : Briliani Azmi Santoso

Nim : D1051191064

Prodi : Teknik Lingkungan

Tema : Virus Corona (Covid-2019)

Perkembangan Wabah Virus Corona dalam Skala Internasional

Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya
dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler
untuk bereproduksi sendiri. Virus memiliki tubuh yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
oleh indra penglihatan kita. Virus pertama kali ditemukan pada Zaman Mesir kuno (1400 SM).
Sampai saat ini, telah banyak virus-virus yang belum ditemukan obatnya seperti HIV/AIDS dan
corona.

Virus Corona mewabah pada bulan Desember tahun 2019 lalu di Kota Wuhan, Cina. Di
Wuhan tepatnya pada Provinsi Hubei, terdapat sebuah pasar seafood Huanan yang memiliki luas
sebesar 50.000 meter persegi. Pasar tersebut menyediakan aneka hewan-hewan laut, maupun
hewan liar salah satunya kelalawar untuk dikonsumsi. Para ahli mengatakan bahwa virus tersebut
menular dari kelalawar ke manusia.

Virus ini berawal dari hewan kemudian menular ke manusia melalui udara. Virus ini
memerlukan masa inkubasi 2-6 hari. Untuk kasus terbaru 2019-nCoV, material genetiknya
merupakan rekombinasi virus yang berasal dari kekelawar dan ular. Sehingga, untuk menemukan
vaksin virus tersebut membutuhkan waktu yang lama.

Virus corona merupakan virus yang dapat menginfeksi saluran pernafasan. Awalnya,
virus ini menyebabkan infeksi saluran pernafasan ringan seperti flu. Akan tetapi, lama kelamaan
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Gejala awal
manusia yang terjangkit virus tersebut ialah suhu tubuh meningkat menjadi 38°C, batuk dan
sesak nafas. Umumnya, gejala ini muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus corona.

Virus corona dapat terjangkit melalui kontak fisik seperti saling menjabat tangan atau
bersentuhan dengan benda-benda yang sudah terjangkit. Selain itu, tidak sengaja menghirup
percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19 juga dapat menimbulkan resiko
tertular virus tersebut. Virus ini dapat menyerang siapa saja, akan tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang
sakit, atau orang yang memiliki imunitas lemah. Oleh sebab itu, masyarakat yang negaranay
sudah terjangkit oleh virus tersebut diwajibkan mengenakan masker ketika beraktivitas.

Pada satu bulan pertamanya (28/1/2020), sudah ada 4.682 kasus yang terdeteksi di China
dengan rincian 4.607 kasus, 106 meninggal. Dalam kurun waktu sebulan, virus ini telah
mewabah ke negara-negara tetangganya seperti Hongkong, Korea Selatan, Taiwan dan negara-
negara lainnya. Faktor yang menyebabkan mewabahnya virus corona ini ialah mobilitas manusia
yang tinggi. Aktivitas manusia di era modern ini menyebabkan virus menjangkit lebih banyak
jiwa.

Menurut penelitian, 1 orang yang sudah terjangkit virus corona akan dapat menjangkitkan
virus tersebut kepaada 14 orang lainnya. Hal ini lah yang menyebabkan beberapa negara seperti
Italia dan Cina menerapkan aturan lockdown. WHO memperkirakan ada lebih dari 20 negara
yang saat ini terjangkit virus corona. Per Kamis (19/3/2020), seperti dikutip dari Johns Hopkins
University, total ada sebanyak 214.894 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu,
angka kematian sebanyak 8.732 orang dan pasien sembuh 83.313 orang.

Angka kematian virus corona tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh imunitas tubuh
sang penderitanya. Untuk menghindari virus tersebut, kita harus selalu menjaga kebersihan diri
seperti rajin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum. Selain itu, hindari
bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung dan menggunakan masker saat
bepergian.

Anda mungkin juga menyukai