Anda di halaman 1dari 5

JPSP: Jurnal Psikologi Sains dan Profesi Vol. 2, No.

2, Agustus 2018: 185-192


ISSN: 2614-2279 e-ISSN: 2598-3075

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM SEBAGAI SALAH SATU UPAYA


MENJAWAB TANTANGAN MEA

Diana Harding, Anissa Lestari Kadiyono,Yuyun Hidayat, Nurul Yanuarti


Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
E-mail: dhard_harding@yahoo.com

ABSTRAK, MEA (MasyarakatEkonomi ASEAN) menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-
negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya.
MEA dapat mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok perdagangan
tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importer non-ASEAN. MEA juga akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Dalam rangka menjawab tantangan MEA tersebut,
tentu saja hal ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Perlu adanya
suatu perencanaan, konsep yang tertata, serta partisipasi antara pihak pemerintah, swasta dan akademisi. Salah satu upaya
pihak akademisi dalam menghadapi tantangan MEA adalah menyiapkan suatu konsep yang tertata dalam hal pelatihan &
pengembangan SDM, sehingga konsep tersebut bisa dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait. Pelatihan & pengembangan
SDM merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM, karena pada dasarnya setiap manusia dapat
“diasah”, dilatih dan dikembangkan.

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi Asean; Pelatihan; Pengembangan; SDM

HUMAN RESOURCE TRAINING AND DEVELOPMENT ASAN ANSWER TOAEC CHALLENGE

ABSTRACT, AEC(ASEAN Economic Community) is urgently needed to minimize the gap between ASEAN countries in terms of
economic growth by increasing the dependence of members in it. AEC can develop meta-national concepts in the food supply
chain, and produce a single trading block that can handle and negotiate with non-ASEAN exporters and importers. AEC will
also accelerate economic growth, social progress and cultural development. In order to answer the challenges of the AEC, of
course this cannot be separated from the involvement of various parties in solving the existing problems. There needs to be
a plan, organized concept, and participation between the government, the private sector and academics. One of the efforts of
academics in facing the challenges of the AEC is to prepare a concept that is organized in terms of HR training & development,
so that the concept can be implemented by the parties concerned. HR Training & Development is very important in improving
the quality of human resources, because basically every human being can be “honed”, trained, and developed.

Key words: Asean Economic Community; Training; Development; HR

PENDAHULUAN kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Terciptanya


kesatuan pasar dan basis produksi tersebut akan membuat
Terbentuknya kawasan ekonomi terintegrasi di arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang
wilayah Asia Tenggara yang dikenal dengan istilah besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN dari satu negara ke negara lainnya di kawasanAsia
Economic Community (AEC), Indonesia dan sembilan Tenggara. MEA juga akan dibentuk sebagai kawasan
anggota ASEAN lainnya memasuki persaingan yang ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang
sangat ketat di bidang ekonomi. Pada dasarnya, MEA memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition
merupakan wadah yang sangat penting bagi kemajuan policy, consumer protection, Intellectual Property Rights
negara-negara ASEAN dalam mewujudkan kesejahteraan (IPR), taxation, dan e-commerce. Dengan demikian, dapat
sehingga keberadaannya harus disikapi dengan positif. tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan
Negara-negara di kawasan AsiaTenggara diharapkan bisa berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan
berkompetisi dan bisa menempatkan ASEAN masuk konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta;
ke dalam pasar terbesar di dunia. Berdasarkan ASEAN menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman
Economic Blueprint (2008), MEA menjadi sangat dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation,
dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara- dan meningkatkan perdagangan dengan media elektronik
negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian berbasis online (Blueprint Asean Economic Community,
dengan meningkatkan ketergantungan anggota-anggota 2008). Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi
di dalamnya. MEA dapat mengembangkan konsep meta- kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan
nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada.
blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor
bernegosiasi dengan eksportir dan importer non-ASEAN. yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian
MEA juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, Indonesia. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat
186 Pelatihan dan Pengembangan SDM sebagai Salah Satu Upaya Menjawab Tantangan MEA Diana Harding, Anissa Lestari Kadiyono, Yuyun Hidayat, Nurul Yanuarti 187

kesempatan yang sangat besar bagi pencari kerja karena sejumlah 305,6 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk Tabel 1. Jumlah orang yang dilatih menurut pelatihan pada tahun 2009-2016
dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai Indonesia tersebut diikuti dengan meningkatnya penduduk
kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain berusia produktif (usia 15-64 tahun). Indonesia ini telah
itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari memasuki bonus demografi (rasio ketergantungan ter-
pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa hadap penduduk tak produktif), yakni 49,6%. Atas dasar
hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan itu, penduduk Indonesia yang produktif lebih banyak dari
bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja pada penduduk yang tak produktif. Saat ini Indonesia
terbaik sesuai kriteria yang diinginkan. Hal ini dapat mengalami bonus demografiini dikarenakan proses tran-
memunculkan risiko ketenagakerjaan bagi Indonesia. sisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun
Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program
masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal Keluarga Berencana (KB) menurunkan tingkat fertilitas
dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya
industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia program-program pembangunan lainnya. Akan tetapi usia
berada di peringkat keempat ASEAN (Republika Online, produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi
2013). Berdasarkan data yang terpublikasi di Kementrian beban negara, terutama dari segi pertumbuhan ekonomi
Tenaga Kerja Indonesia, berikut terdapat data mengenai dan lapangan kerja yang juga harus meningkat seiring
jumlah pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri: dengan jumlah tenaga kerja yang semakin tinggi.
Dalam rangka meminimalkan risiko serta mening- Sumber Data: Direktorat Stankomproglat, Direktorat BinaTalenta, Direktorat Produktivitas & Kewirausahaan, Direktorat Bina Pemagangan,
Setditjen Binalattas
katkan daya saing tenaga kerja Indonesia, saat ini
pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melakukan upaya peringkat 108, tidak berubah dari tahun 2012. UNDP Salah satu upaya pihak akademisi dalam menghadapi
peningkatan kesiapan sumber daya manusia Indonesia. akan merilis laporan serupa pada tanggal 14 Desember tantangan MEA adalah menyiapkan suatu konsep yang
Salah satunya adalah dibentuknya Lembaga Pengelola 2015. Tentunya kita berharap ada peningkatan peringkat tertata dalam hal pelatihan & pengembangan SDM,
Dana Pendidikan (LPDP). Hal ini dilatarbelakangi adanya Indonesia. Peningkatan peringkat akan sedikit banyak sehingga konsep tersebut bisa dilaksanakan oleh pihak-
amanah UUD 1945 mengamanahkan bahwa sekurang- membantu meningkatkan kepercayaan diri Indonesia pihak yang terkait. Pelatihan & pengembangan SDM
kurangnya 20% Anggaran Penerimaan dan Belanja dalam menghadapi MEA 2016 (www.kemenkeu. merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
Negara (APBN) digunakan untuk fungsi pendidikan. go.id). Selain itu, berdasarkan data yang terpublikasi kualitas SDM, karena pada dasarnya setiap manusia dapat
Melalui Undang-undang Nomor 2 tahun 2010 tentang di Kementrian Tenaga Kerja Indonesia, pemerintah “diasah”, dilatih, dan dikembangkan. Pelatihan merupakan
APBN-P 2010, pemerintah dan DPR sepakat bahwa saat ini telah melakukan program pelatihan bagi tenaga kegiatan dalam hubungannya dengan peningkatan penge-
Gambar 1. Jumlah Penempatan PMI
sebagian dari dana fungsi pendidikan dijadikan sebagai kerja Indonesia. Sampai saat ini, sudah cukup banyak tahuan, sikap maupun keahliandan perilaku. Pelatihan
Keterangan : PMI = Pekerja Migran Indonesia
(Sumber : Data KementrianTenaga Kerja Indonesia)
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional yang dikelola calon tenaga kerja yang diberikan pelatihan dalam mencakup perubahan dalam proses terencana untuk
dengan mekanisme pengelolaan dana abadi (endowment rangka meningkatkan keterampilan serta kualitas SDM memodifikasi sikap, pengetahuan dan keterampilan tertentu
fund) oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU). Menteri Indonesia seperti dapat dilihat pada tabel di atas. melalui pengalaman belajar guna mencapai kinerja yang
Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Namun demikian, dari data tersebut masih terlihat efektif dalam sebuah atau beberapa aktivitas pengetahuan,
Nomor 252/ PMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2011 bahwa program pelatihan yang dilakukan belum sepenuh- keterampilan, sikap-sikap dan perilaku sosial (Casio,
menetapkan Organisasi dan Tata Kelola LPDP sebagai nya meningkat. Dari tahun ke tahun datanya menunjukkan 1998). Pelatihan dan pengembangan tenaga kerja pun
sebuah lembaga non eselon yang langsung bertanggung angka yang fluktuatif. Kondisi tersebut menunjukkan sebenarnya mampu menolong tenaga kerja baru dalam
jawab kepada Menteri Keuangan dan berpedoman adanya kendala dalam pelaksanaan program pelatihan masalah dan kesulitan pada masa penyesuaian diri dengan
pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan yang dicanangkan oleh pemerintah. Kendala yang diha- lingkungan pekerjaan di tempat kerjanya yang baru
Penyantun LPDP yang terdiri dari Menteri Pendidikan dan dapi adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang perlu (Wanous, 1993;Waung, 1995). Bukti menunjukkan bahwa
Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama. dilatih, serta bukan suatu hal yang mudah memberikan tenaga kerja yang menerima pelatihan awal terlebih
LPDP berusaha untuk mencetak pemimpin masa depan sertifikasi kepada calon tenaga kerja Indonesia. Hal dahulu, sampai mereka akhli dan terampil, akan lebih
handal yang tersebar di berbagai bidang. Pengelolaan tersebut terkendala pada faktor waktu, lokasi, dan tenaga puas dan sedikit kemungkinan untuk berhenti selama 6
Gambar 2. Jumlah Penempatan PMI Berdasarkan 5 Negara dana abadi pada LPDP ditujukan untuk menjamin keber- profesional yang melakukan sertifikasi serta biaya yang bulan pertama bekerja, dibandingkan dengan tenaga kerja
Keterangan: PMI = Pekerja Migran Indonesia langsungan program pendidikan bagi generasi mendatang besar. Dengan demikian, apabila hal ini tidak tertangani yang tidak memperoleh pelatihan terlebih dahulu di awal
(Sumber : Data KementrianTenaga Kerja Indonesia) sebagai pertanggungjawaban antargenerasi. LPDP juga dengan baik, maka risiko Indonesia serta dampak negative (Wanous, et al., 1992; Wanous, et al., 1979)
Pada sisi demografi penduduk, Indonesia memiliki fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manu- dalam menghadapi tantangan MEA akan semakin
peluang yang cukup besar mengingat Indonesia memiliki sia di berbagai bidang yang menunjang percepatan besar. Tenaga Kerja Indonesia akan habis terkuasai oleh Pengertian Pelatihan DanPengembanganSDM
jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Total pembangunan Indonesia. Beberapa di antara prioritas yang persaingan pasar global yang memudahkan pekerja luar Training and development berfokus pada perubahan
jumlah penduduk Indonesia hampir 40% dari total kese- menjadi fokus LPDP antara lain adalah di bidang teknik, menduduki posisi-posisi pekerjaan yang ada di Indonesia. atau peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
luruhan penduduk ASEAN. Fakta ini bisa dijadikan sains, pertanian, hukum, ekonomi, keuangan, kedokteran, individu. Pelatihan (training) biasanya berupa penyediaan
acuan untuk menguasai pasar ASEAN jika didukung agama, serta sosial dan kebudayaan. Upaya dalam Menghadapi Tantangan MEA pengetahuan dan keterampilan bagi karyawan untuk
dengan produktivitas yang tinggi. Jumlah penduduk Pembentukan LPDP juga tidak lepas dari upaya Dalam rangka menjawab tantangan MEA tersebut, dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan menjadi lebih
Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Badan Indonesia dalam meningkatkan Index Peningkatan tentu saja hal ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai baik lagi. Kegiatan pengembangan (development) memi-
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menye- Manusia. Pada tahun 2014, United Nation Development pihak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Perlu liki fokus jangka panjang pada persiapan karyawan
butkan bahwa jumlah penduduk saat ini sejumlah 254 juta Program merilis laporan Index Pembangunan Manusia adanya suatu perencanaan, konsep yang tertata, serta untuk tanggung jawab pekerjaan di masa depan, juga
dan memproyeksikan pada tahun 2035 akan bertambah Indonesia pada tahun 2013 dimana Indonesia berada di partisipasi antara pihak pemerintah, swasta, dan akademisi. meningkatkan kapasitas karyawan untuk melakukan
Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018 Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
188 Pelatihan dan Pengembangan SDM sebagai Salah Satu Upaya Menjawab Tantangan MEA Diana Harding, Anissa Lestari Kadiyono, Yuyun Hidayat, Nurul Yanuarti 189

pekerjaan mereka pada saat ini (Werner & DeSimone, tinggi. Analisis kebutuhan pelatihan, melibatkan tiga 1. Analisis Pengetahuan (knowledge analysis) Prinsip-PrinsipPelatihandanPengembangan
2012: 527). Menurut Mondy (2008: 210), pelatihan kegiatan analisis, yaitu: 1) Analisis Organisasi/Lingkungan/ Untuk menentukan tingkat dan kebutuhan pengetahuan, Agar pelaksanaan program pelatihan dan pengem-
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang guna Negara, 2) Analisis Jabatan/Tugas, 3) Analisis Individu. dapat digunakan pendekatan yang berbeda untuk bangan dapat berfungsi lebih efektif atau sesuai dengan
memberi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan menganalisis suatu keterampilan dan mungkin secara tujuan, maka yang melaksanakan harus berpedoman pada
para pembelajar untuk dapat melaksanakan pekerjaan 1) AnalisisOrganisasi/Lingkungan/Negara langsung melalui pendekatan analisis pengetahuan. prinsip-prinsip yang mendasari pelaksanaan program
mereka pada saat ini. Sedangkan Dessler (2008: 280), Pada analisis ini kegiatan yang dilakukan adalah Setiap pendekatan dapat digunakan baik bagi individu pelatihan dan pengembangan. Agar pelaksanaan program
menyatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk mem- menganalisis Rencana Jangka Panjang, Menengah dan maupun untuk kelompok. Metode analisis pengetahuan pelatihan dan pengembangan dapat berfungsi lebih efektif
berikan keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan Pendek dari MEA. Untuk memenuhi tujuan-tujuan mengandung pertanyaan-pertanyaan yang sederhana atau sesuai dengan tujuan perusahaan/organisasi/negara
baru maupun karyawan yang sudah ada dalam melakukan tersebut, maka perlu dibuat perencanaan mengenai penge- untuk menjaring pengetahuan yang ada, teknik tujuan, maka lembaga yang melaksanakan pelatihan
pekerjaannya. Bernard Keys dan Joseph Wolfe dalam tahuan, keterampilan, perilaku yang diperlukan di masa observasi terdiri dari seperangkat aturan atau informasi dan pengembangan harus berpedoman pada prinsip-
Richard L. Daft (201:122), mengemukakan bahwa pela- depan, termasuk pula pengembangan perusahaan itu yang harus diikuti, atau untuk kasus yang lebih pelik prinsip yang mendasari pelaksanaan program pelatihan
tihan dan pengembangan merupakan upaya terencana sendiri. Rencana-rencana dituangkan dalam pernyataan dapat digunakan seperangkat tes. dan pengembangan, yaitu masing-masing individu
yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi pegawai jenis kegiatan/usaha, tujuan akhir dari kegiatan tersebut, 2. Observasi & Wawancara berbeda dalam bakat, keinginan dan latar belakang
untuk mempelajari berbagai keterampilan dan perilaku sumber daya dan dana untuk menunjang kegiatan tersebut, Observasi mengenai jabatan atau tugas, dan tampilan pendidikan, minat dan pengalamannya. Hal-hal tersebut
yang berhubungan dengan pekerjaan. Gomes (2003: demikian pula faktor-faktor lainnya yang termasuk pada kerja seseorang, mudah sekali untuk dilakukan dan harus diperhatikan dalam merencanakan suatu program
197) mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk non pelatihan perlu dipertimbangkan. pada umumnya menggunakan metode analisis yang pelatihan dan pengembangan SDM. Dengan mengetahui
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan sesuai untuk kasus-kasus seperti itu. Namun demikian perbedaan tersebut maka dapat direncanakan waktu, sifat,
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab dirinya. 2) Analisis Jabatan/Tugas masih menyisakan beberapa kegiatan yang tidak dapat cara pelatihan dan pengembangan yang tepat dan metode
Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan Analisis tugas ini dimulai dengan meneliti uraian menggunakan observasi yang sifatnya praktis. Untuk yang akan dilaksanakan, sehingga diharapkan akan
istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan suatu posisi/jabatan, kemudian diikuti dengan penelitian kegiatan observasi diikut sertakan tenaga pewawancara mendapatkan hasil yang optimal.
langsung terkait dengan performansi kerja pada pekerjaan persyaratan jabatan untuk melakukan tugas jabatan. termasuk diantaranya untuk wawancara penilaian Keterangan yang menunjukkan pengetahuan,
yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus Analisis tugas ini dimaksudkan untuk menjawab pertanya- dan wawancara untuk kegiatan yang sejenis. Untuk kecakapan serta sikap apakah yang diperlukan oleh
karena pengembangan mempunyai jangkauan yang lebih an tentang apa yang harus diajarkan pada seorang tenaga kegiatan wawancara seperti ini diperlukan seorang masing-masing pekerjaan yang akan diembannya merupa-
luas dibandingkan dengan pelatihan. Dengan demikian kerja untuk menghasilkan hasil kerja yang efektif. Dengan pewawancara yang terampil, dan mereka harus kan pedoman yang paling jelas untuk sisi pelatihan yang
pelatihan dan pengembangan merupakan: demikian, pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, terbuka terhadap perbedaan di dalam suatu interaksi diinginkan. Setelah syarat-syarat tersebut diperiksa
a) Usaha dalam bentuk proses tertentu untuk meningkatkan dan perilaku apa yang harus dikembangkan untuk meme- antar individu. Seorang pewawancara harus dapat terhadap persyaratan bagi para pemegang jabatan dan
ketrampilan dan pengetahuan, serta sikap dan perilaku nuhi persyaratan posisi-posisi atau jabatan kosong yang mengidentifikasi segala sesuatu yang disampaikan oleh pelamar pekerjaan, maka mereka harus menentukan
sesuai dengan perubahan teknologi atau sesuai dengan diperlukan. subjek yang diwawancarai. Akhirnya, pewawancara kebutuhan pelatihan. Motivasi merupakan hal yang
tuntutan pekerjaan/jabatan. harus mampu untuk memberikan penilaian terhadap penting dalam proses belajar. Individu menyesuaikan
b) Proses yang berkelanjutan di kelas, di program, di 3) Analisis Individu suatu informasi, memilah-milah informasi yang diri dalam proses belajar tersebut. Ia harus mempunyai
lingkungan organisasi kerja/bisnis. Analisis individu ini mengupayakan untuk men- muncul, dan mengadakan evaluasi terhadap informasi tujuan dengan kepentingannya tersebut dan tujuan itu
c) Proses untuk mempersingkat waktu dalam memperoleh jawab pertanyaan tentang siapa yang memerlukan yang signifikan. harus selalu diingatkan untuk memberikan motivasi yang
pengalaman, baik untuk anggota organisasi yang baru pelatihan dan jenis pelatihan apa yang diperlukan. Untuk 3. Kuesioner terus menerus sehingga memudahkan dalam menerima
maupun yang sudah berpengalaman, umumnya bagi itu perlu dilihat pengetahuan, kemampuan, dan keteram- Selain dengan metode observasi dan wawancara, pelajaran. Partisipasi aktif para peserta pelatihan dan
anggota organisasi yang sudah berpengalaman. pilan apa yang belum dikuasainya, serta sikap dan perilaku informasi dapat juga dicari melalui pendekatan metode pengembangan dalam proses belajar dan mengajar dapat
kerja bagaimana yang perlu dimiliki oleh tenaga kerja. kuesioner. Metode ini dapat digunakan untuk menjaring meningkatkan minat dan motivasi peserta. Dalam hal
Pelatihan dan pengembangan merupakan dua Semua ini nanti akan dikaitkan dengan persyaratan posisi- tingkat pengetahuan seseorang. Penggunaan kuesioner ini peserta dan pengajar saling bertukar pikiran hingga
istilah yang saling berhubungan, dan dimaksudkan posisi yang dibutuhkan industri/perusahaan. tampaknya lebih subjektif dibandingkan dengan memudahkan dalam pemecahan masalah. Peserta-peserta
untuk merencanakan suatu desain untuk memudahkan wawancara, dan juga lebih subjektif dibandingkan pelat.ihan dan pengembangan hendaknya dipilih dengan
peningkatan keahlian, pengetahuan, sikap dan perilaku. METODE dengan observasi yang dilengkapi dengan wawancara. seksama. Hal ini penting sehingga hanya orang-orang
Langkah pertama dari suatu proses pelatihan adalah menen- Keterampilan untuk menilai suatu kuesioner sangat dengan kemampuan yang disyaratkan serta pengalaman
tukan kebutuhan pelatihan. Apabila proses penentuan Beberapa metode untuk memperoleh persyaratan diperlukan dari seorang analis. sebelumnya yang cukup yang mengikuti program
kebutuhan pelatihan dilakukan dengan cermat dan dengan tugas/jabatan yang rinci, dengan menyebutkan dan pelatihan dan pengembangan.
hati-hati, maka organisasi yang menyelenggarakan pela- menjelaskan secara singkat. Singkat bukan berarti meng- Program Pelatihan
tihan akan dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya. anggap metode itu tidak penting, akan tetapi sebaliknya Apabila tahap analisis pelatihan telah selesai dan Proses belajar mengajar
Suatu program pelatihan akan terlaksana dengan baik mereka melibatkan sebagian besar waktu untuk mela- urutan prioritas pelatihan telah ditentukan maka tahap Pada dasarnya proses pelatihan merupakan proses
dan sasaran pelatihan dapat tercapai sesuai dengan yang kukan penelitian. Semua teknik atau cara tersebut memi- selanjutnya adalah merencanakan program pelatihan sesuai belajar mengajar. Peserta pelatihan akan belajar untuk
diharapkan, tergantung pada proses analisis kebutuhan liki jarak yang lebar dan bervariasi, beberapa sangat dengan urutan prioritas pelatihan tersebut. Perumusan meningkatkan keterampilannya sesuai dengan tuntutan
pelatihan sebelum pelatihan dilaksanakan. Dengan sederhana dan beberapa menggunakan teknik yang program pelatihan harus melibatkan antara lain: (1) lima tugas/jabatan yang semakin tinggi. Para pelatih (fasilitator)
demikian analisis kebutuhan tersebut sebenarnya merupa- sangat canggih yang mempersyaratkan keahlian dan komponen pelatihan dan (2) proses belajar-mengajar. akan membantu memberikan dukungan serta bantuan
kan hal yang penting yang harus dilakukan sebelum pengalaman. Beberapa tergantung pada keadaan dari Kelima komponen ini harus dirumuskan secara bijak dan agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang
pelatihan itu sendiri dilaksanakan. Ketepatan program tugas tertentu yang memerlukan tipe analisis tertentu. tepat sasaran. Komponen-komponen yang penting di dalam diharapkan. Peningkatan keterampilan yang diperoleh
pelatihan merupakan suatu hal yang utama, agar dihasilkan Berikut beberapa metode yang cukup dapat menganalisis suatu program pelatihan tersebut adalah: tujuan pelatihan, melalui pelatihan akan membantu penanganan tugasnya
orang-orang yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi. keahlian/keterampilan individu secara masal dan cepat. peserta pelatihan, pelatih, materi pelatihan, metode di kemudian hari dengan lebih baik. Proses belajar pada
Kesiapan kerja ini, di kemudian hari dapat dimanfaatkan Metode tersebut adalah: pelatihan. pelatihan dan pengembangan merupakan proses belajar
semaksimal mungkin untuk mencapai produktivitas yang pada orang dewasa (Arnold & Mc.Clure, 1989). Peserta

Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018 Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
190 Pelatihan dan Pengembangan SDM sebagai Salah Satu Upaya Menjawab Tantangan MEA Diana Harding, Anissa Lestari Kadiyono, Yuyun Hidayat, Nurul Yanuarti 191

pelatihan sebagai orang yang menerima pelajaran dalam belajar dengan bekerja pada trainer yang terlatih. Hal umum untuk memastikan bahwa proses pelatihan adalah akan membantu mendorong serta mencapai peningkatan
rangka meningkatkan atau belajar keterampilan baru, ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pelatihan. Di kualitas SDM yang cepat dan menyeluruh.
baik berupa keterampilan teknis maupun keterampilan dan keahlian kejuruan pemantrian, pertukangan, elektris dalamnya termasuk juga evaluasi dan validasi pelatihan Tahap akhir dari program pelatihan dan pengembangan
non teknis. Pada orang dewasa, proses belajar tiada henti maupun kesehatan. (Rae, 1986). SDM adalah dengan melakukan evaluasi program
sepanjang hidup; para pelatih akan memberikan fasilitas pelatihan. Evaluasi ini merupakan fungsi monitoring
dan dukungan pada proses belajar tersebut. Belajar Program Pemagangan HASIL DAN PEMBAHASAN apakah program pelatihan yang dijalankan sudah efektif
merupakan perubahan yang relatif tetap dari perilaku Selain program pelatihan dan mentoring, program dan efisien atau tidak. Evaluasi inibisa dilakukan oleh
sebagai hasil suatu pengertian, latihan atau pengalaman. yang dapat memacu serta meningkatkan keterampilan Dengan demikian, program pelatihan dan pengem- pemerintah juga akademisi untuk melihat efektivitas
Terlebih lagi para calon tenaga kerja yang akan bertugas para tenaga kerja adalah program pemagangan. Program bangan SDM untuk meningkatkan tenaga kerja Indonesia pelaksanaan program pelatihan yang sudah dilakukan.
di negara lain dan bekerja di kebudayaan yang berbeda ini, menempatkan calon tenaga kerja pada lingkungan dalam menjawab tantangan MEA perlu dimulai dari tahap Pihak akademisi bisa melakukan penelitian-penelitian
membutuhkan pelatihan khusus (Tung, 1997). Pelatihan kerja nyata, sehingga para calon tenaga kerja dapat melihat awal yaitu: 1) analisis kebutuhan pasar tenaga kerja di yang mengukur tentang pelaksanaan program pelatihan
yang dibutuhkan adalah pelatihan keterampilan berba- langsung proses kerja dan cara-cara kerja yang diperlukan. Indonesia, 2) analisis kebutuhan pelatihan, 3) penyusunan yang dilakukan oleh pemerintah. Hasil yang diperoleh
hasa negara yang akan dituju, pengetahuan tentang Proses belajar yang terjadi yaitu dengan belajar dari program pelatihan & pengembangan, serta tahap akhir dapat memiliki manfaat bagi kedua belah pihak, baik
kebudayaan negara setempat secara umum, dan penge- pengalaman langsung (experiential learning). Hasil yang yaitu evaluasi program pelatihan. Hal tersebut dapat bagi para akademisi sendiri yaitu dapat memberikan
tahuan spesifik budaya bisnis dan peraturan kerja negara diharapkan dari program ini adalah para calon tenaga kerja terlaksanadengan kerja sama antara pihak pemerintah, sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
setempat (Ronen, 1989). Pelatihan pada tenaga kerja dapat langsung berpartisipasi secara aktif ketika mereka swasta, dan akademisi. Pada tahap analisis kebutuhan dan bagi pihak pemerintah mengetahui seberapa besar
direncanakan untuk memfasilitasi karyawan dalam bekerja. Salah satu tahap yang paling sulit mengenai pasar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan analisis kebutuhan efektivitas pelatihan yang sudah dilakukan. Konsep
mempelajari pekerjaan, mempelajari rentang pelaksanaan pelatihan adalah bagaimana melaksanakan evaluasi pelatihan, pemerintah bisa bekerja sama dengan pihak pelatihan dan pengembangan SDM tersebut dapat digambar-
pekerjaan, memberikan keterampilan baru terkait peker- pelatihan. Apakah pelatihan yang telah dilaksanakan akademisi. Peran akademisi yaitu menyelenggarakan kan seperti pada gambar 3.
jaan, menyampaikan perilaku kerja yang sesuai dengan itu efektif atau tidak? Bagaimana mengukur efektivitas penelitian dan survei terkait dengan kebutuhan pasar
pekerjaan yang akan dilakukan. pelatihan? Dampak spesifik apa yang muncul dari setiap TKI. Selain itu, peran akademisi, khususnya bidang ilmu
program pelatihan yang diberikan pada para pekerja Psikologi dapat melakukan analisis terkait kebutuhan
Fungsi Pelatihan (Muchinsky, 1983) evaluasi pelatihan merupakan langkah yang penting program pelatihan dengan berbagai metode serta teknik-
1. Pemeliharaan karena: teknik sesuai dengan kajian dan bahasan ilmu psikologi.
Untuk memastikan tenaga kerja melakukan pekerjaan a. Memberi masukan kepada para pelatih apa yang harus Hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang tepat dapat
dengan cara-cara yang sesuai dengan harapan dikerjakan dan apa yang tidak perlu dilakukan. tercipta suatu program pelatihan yang sesuai dengan
organisasi/industry sehingga mampu mempertahankan b. Proses evaluasi memberikan petunjuk bahwa program kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Analisis
prestasi secara konsisten guna meraih tujuan yang ingin pelatihan member dampak yang positif terhadap kebu- kebutuhan pelatihan yang tepat dapat mengurangi waktu,
dicapai. tuhan jangka panjang (Arnold &McClure, 1989). tenaga serta biaya yang sia-sia. Peran pemerintah dalam
2. Memotivasi Selain itu, menurut Mc. Gehee (1961) evaluasi pelatihan pelaksanaan program pelatihan sangat besar terutama
Untuk meningkatkan minat terhadap pekerjaan dan memiliki dua aspek, yaitu: dalam hal pendanaan serta fasilitasi penyelenggaran
menggerakkan tenaga kerja untuk melaksanakan a. Menentukan apakah perubahan perilaku yang dihasil- pelatihan. Kita sadari bahwa untuk melakukan pelatihan
pekerjaan lebih efektif dan berprestasi. kan oleh program pelatihan memberikan sumbangan kepada para tenaga kerja membutuhkan dana yang sangat
3. Sosialisasi secara umum. besar.
Karyawan diperkenalkan pada prioritas, nilai, norma, b. Membandingkan berbagai teknik pelatihan untuk Dengan demikian, pemerintah perlu berinvestasi
prosedur, dan sistem organisasi secara umum. menentukan teknik pelatihan mana yang paling tepat terkait peningkatan dan pengembangan SDM agar tenaga
yang dapat memberikan sumbangan pada pencapaian kerja Indonesia dapat memiliki keterampilan yang tinggi,
Keterampilan yang dapat ditingkatkan melalui tujuan. handal di bidangnya masing-masing, mampu bersaing di
pelatihan, yaitu: pasar global, serta dapat meningkatkan produktivitasnya.
1. Motorskill: Kerampilan melakukan gerakan motorik Menurut Cascio (1991) melalui program pelatihan Akan tetapi, pihak swasta pun tidak bisa menutup mata
untuk memanipulasi lingkungan fisik. akan diperolehdua hal yaitu apakah program pelatihan akan pentingnya program pelatihan dan pengembangan
2. CognitiveSkill: Keterampilan dalam mengelola faktor- tersebut berguna atau tidak. Berguna atau tidaknya suatu SDM. Daya saing industri tidak akan bisa meningkat tanpa Gambar 3. Konsep Pelatihan &Pengembangan SDM
faktor atau attitudinal (sikap-sikap yang perlu dimiliki) program pelatihan harus dikaitkan dengan tingkah laku adanya sumber daya manusia yang handal dan kompetendi SIMPULAN
untuk memahami segala sesuatu yang terkait dengan peserta pelatihan setelah kembali bekerja dan dikaitkan bidangnya. Industri/perusahan/organisasi juga sama-sama
tuntutan kerja. dengan pencapaian tujuan pelatihan itu sendiri. perlu berinvestasi dalam hal pelatihan dan pengembangan Lingkungan pada dasarnya akan selalu berubah. MEA
3. Interpersonal Skill: Keterampikan untuk berinteraksi SDM. Memberikan program mentoring dan pemagangan yang saat ini sudah berlangsung memberikan perubahan
dengan orang lain dalam rangka mencapai tujuan Bagaimana Mengukur Efektivitas suatu Pelatihan dari industri/perusahaan merupakan salah satu upaya terhadap kondisi lingkungan kerja dan industri di dalam
tertentu, seperti kerjasama. Banyak pendapat mengatakan bahwa validasi dan yang akan membantu dalam meningkatkan keterampilan negeri. Perubahan yang terjadi dapat memberikan dampak
evaluasi pelatihan itu harus selayak mungkin. Dalam tenaga kerja dengan biaya yang relatif lebih kecil. Selain positif dan juga negatif terhadap bangsa Indonesia dan
Program Mentoring berbagai ruang lingkup pelatihan, validasi dan evaluasi itu, pihak akademisi juga perlu terlibat dalam proses TenagaKerja Indonesia (TKI) khususnya. Dengan
Program lain yang bisa diberikan kepada para calon tersebut merupakan suatu kegiatan yang sangat sulit untuk program pelatihan, hal ini dikarenakan dibutuhkannya demikian Indonesia tidak bisa berdiam diri menghadapi
tenaga kerja, yaitu kegiatan mentoring dimana mereka dilakukan. Akan tetapi dengan berbagai cara, validasi seorang yang ahli dalam memberikan pelatihan kepada tantangan MEA tersebut. TKI harus siap bersaing
mendapatkan seorang pembimbing (mentor) untuk jangka dan evaluasi pelatihan tersebut dapat dilakukan, antara para calon tenaga kerja Indonesia. Peran akademisi dalam dalam persaingan pasar global yang bebas. Tantangan
waktu tertentu, bisa sampai lima tahun. Akan tetapi lain dengan menggunakan teknik-teknik wawancara, hal ini yaitu sebagai pelatih (instruktur) serta menyusun pekerja asing, persaingan yang semakin ketat, perubahan
pada umumnya, program mentoring berjalan selama 1-2 observasi dan pengisian angket. Pengukuran efektivitas modul-modul, metode serta teknik pelatihan yang metodis. teknologi, peningkatan tuntutan kerja harus mampu
tahun. Para calon tenaga kerja bisa menjadi asisten dan pelatihan dirumuskan sebagai pengukuran yang bersifat Kerjasama antara pihak pemerintah, swasta dan akademisi dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia. Hal tersebut tidak
Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018 Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
192 Pelatihan dan Pengembangan SDM sebagai Salah Satu Upaya Menjawab Tantangan MEA

mungkin dapat terjadi apabila Indonesia tidak memiliki Isaac, Stephen & Michael, WilliamB.1981.Handbook
tenaga kerja yang kompeten. Kerjasama yang kuat in Research and Evaluation. San Diego: EdITS
antara pihak pemerintah, swasta dan akademisi dalam Publisher.
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
Kemenkeu | Opening The New Horizon. (2018). Retrieved
SDM sangat perlu dilakukan agar TKI yang terlatih dan
from https://www.kemenkeu.go.id/
kompeten semakin besar dan menyeluruh. Kendala biaya
dapat diminimalkan apabila pihak pemerintah, swasta Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
dan akademisi sama-sama memberikan perhatian yang (2018). Retrieved from http://kemnaker.go.id/
besar dalam hal investasi pengembangan sumber daya Kolb, DavidA.; Rubin, Irwin M. & Osland, Joyce.1991.
manusia. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka Organizational Behavior, an Experiential
semakin banyak TKI yang terampil dan ahli serta mampu Approach. New Jersey: PrenticeHall, Engle wood
bertahan dalam persaingan pasar global. Pada akhirnya, Cliffs.
produktivitas Indonesia dan prestasi Indonesia di kawasan
ASEAN dapat meningkat. Mondy, R. Wayne. (2008). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Terj. Edisi kesepuluh jilid I bekerja sama
DAFTAR PUSTAKA dengan. Penerbit Erlangga. Jakarta: Erlangga.
Otto, Calvin P .& Glaser, Rollin O. (1970). The
Arnold, William E. &McClure, Lynne. (1989). Management of Training, A Handbook for Training
Communication Training & Development. New and Development Personnel. Massachusett:
York: Harper & Row Publisher. Addison-Wesley Publishing Company
Association of Southeast ASIAN Nations (2008). Asean Republika Online. (2018). Retrieved fromhttps://www.
Economic Community Blueprint. Jakarta: Asean republika.co.id
Secretariat
Rae, Leslie.(1986). How to Measure Training
Boydell, T.H.(1980). Petunjuk dalam Mengungkapkan Effectiveness. Hampshire: Gower Publishing
Kebutuhan Latihan dan Tenaga Kerja. Jakarta: CompanyLtd.
Bhratara Karya Aksara
Schultz, Duane P. & Schultz, Sydney E.(1990).
Cascio, Wayne, F.(1991). Applied Psychology in Personnel Psychology and Industry Today, An Introduction
Management. New Jersey: Prentice Hall. to Industrial & Organizatonal Psychology. New
Dawson, Peter P.(1985). Fundamentals of Organizational York: Macmillan Publishing Company.
Behavioran Experiential Approach. New Jersey: Suryana Sumantri. (1987). Laporan Penyelenggaraan
Prentice-Hall,Inc., Englewood Cliffs. Latihan Motivasi Berprestasi dalam Rangka
Desimone, Randy L & Werner, Jon M. (2012). Peningkatan Hasil Belajar. Bandung: Universitas
Human Resouces Development. Sixth Edition. Padjadjaran.
South-Western Cengage Learning, Canada. Suryana Sumantri. (1995). Pengaruh Pelatihan
Dessler, Gary. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Tingkah Laku Kerja Terhadap
Terj.Edisi kesepuluh jilid I bekerjasama dengan Motif Berprestasi, Sikap dan Morel Kerja, Serta
Paramita Rahayu. Indonesia: PT. Macanan Jaya Tingkah Laku Kerja Dalam Rangka Meningkatkan
Cemerlang. Hasil Kerja. Disertasi–Tidak diterbitkan. Bandung:
UniversitasPadjadjaran
Daft, Richard L.(2011). Era Baru Manajemen. Terj. Edisi
kesembilan buku II bekerjasama dengan Tita Tracey, W.R. (1977).Designing Trainingand Develop-
Maria Kanita. Jakarta: Salemba. ment System. Bombay: Taraporevala Publishing
Industries Private Ltd.
Gomes, Faustiono Cardoso. 2003. Manajemen
Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Watson, Ch.E. (1979). Management Development
Through Training. Massachusetts: Addison-
Wesley Publishing Company.

Jurnal Psikologi Sains dan Profesi - Vol. 2, No. 2, Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai