Anda di halaman 1dari 3

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustina D.R Nurcahyanti dkk (2011) tentang Aktivitas
antioksidan dan antibakteri ekstrak polar dan non polar biji selasih (Ocimum sanctum linn ). Mereka
meneliti biji selasih dalam kemampuannya mereduksi besi(III) menjadi besi (II), diperoleh hasil
bahwa ekstraks methanol memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi, hasil tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Juntachote dan Berghofer yang mengatakan bahwa ekstrak
polar yaitu etanol dari selasih memiliki peningkatan aktivitas antioksidan yang tinggi berbanding
lurus dengan jumlah konsentrasinya. Sifat mereduksi suatu senyawa karena adanya antioksidan yang
bersifat reduktor. Aktivitas antioksidan akan memutuskan ikatan rantai radikal bebas dengan
pemberi atom hidrogen. Ektraks semipolar (etil asetat) juga dapat menghambat perkembangan
bakteri E.Coli & B.anthracis, selain itu biji selasih juga dapat digunakan untuk antimikroba yang
mampu melawan bakteri Mycobacterium tubercolosis Staphylococcus aureus in vitro, Bacilicus
pumilus.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muhammad Da’I dkk (2012) dengan judul UJI AKTIVITAS
ANTIRADIKAL EKSTRAK ETANOL DAUN Elephabtopus schaber L., Ocimum basilicum L.forma citraum
Back., Graptopgylum pictum Griff, & Gynura procumbensMerr. Dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-
Pikril Hidrazil) SERTA PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTALNYA. Mereka menemukan bahwa aktivitas
antiradical ekstrak etanol daun selasih, ungu, sambung nyawa dan tapak liman memiliki aktivitas
yang tinggi dengan nilai IC 50 yang tinggi. Symbol IC50 menunjukan aktivitas antiradical besarnya
konsentrasi senyawa yang dapat menangkap antiradical sebanyak 50%. Senyawa yang dikatakan
aktif sebagai anti oksidan jika memiliki nilai IC 50 kurang dari 100mg/mL. flavonoid dan polifenol
memiliki kontribusi yang besar terhadap aktivitas antioksidan dari suatu buah buahan atau sayuran.
Aktivitas antioksidan dari senyawa fenolik diketahui sifat redoksnya, yang memungkinkan sebagai
agen pereduksi, pendonor hindrogen dan penghelat logam. Hubungan antara aktivitas antioksidan
dan kadar fenolik dilihat memalui regresi linier antara kadar fenolik total terhadap nilai IC 50. Hasil
penelitian didapat 71,2% aktivitas penangkapan radikal bebas dari senyawa fenolik yang diuji.

Peneltian lain yang dilakukan oleh Solikhah, Samuel BudiWardana Kusuma dan NanikWijayati
mengenai UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN KEMANGI (Ocimum
basilicum L.). Mereka meneliti aktivitas antibakteri pada ethanol kemangi yang dilakukan pada dua
bakteri uji yaitu S.aureus dan E. coli dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran. Hasilnya
ekstraks etanol kemangi pada konsentrasi 25, 50 dan 100% tidak menunjukan aktivitas terhadap
bakteri tersebut yang ditandai dengan tidak adanya diameter daerah hambat yang terlihat
disekeliling sumuran. Menurut Dzidic, et al. (2008) menyatakan bahwa salah satu mekanisme
resistensi bakteri yaitu inaktifikasi antibiotik dengan memproduksi enzim. Salah satu enzim yang
dapat menginaktifikasi antibiotik adalah -glukoronidase. S.aureus merupakan bakteri yang mampu
menghasilkan ß-glukoronidase sehingga diduga senyawa aktif dalam ekstrak etanol batang kemangi
dapat diuraikan oleh ß-glukoronidase menjadi senyawa lain yang tidak bersifat toksik bagi bakteri.
Sedangkan ekstrak etanol daun kemangi pada konsentrasi 100, 50 dan 25% menunjukkan
terbentuknya zona bening disekitar sumuran. Diameter daaerah hambat mengalami kenaikan
artinya semakin besar konsentrasi maka semakin besar bahan aktif yang berfungsi sebagai
antibakteri sehingga kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri juga semakin besar. Hal ini
disebabkan semakin tinggi kadar senyawa bioaktif maka umumnya bersifat bakterisida (mematikan
mikroba).
Keterkaitan dengan ayat Al Quran

Allah berfirman dalam surah Abasa ayat 24 – 32

ِِ
( ‫ض َش ّقا‬ َ ‫األر‬ْ ‫) ثُ َّم َش َق ْقنَا‬٢٥( ‫صبًّا‬
َ ‫اء‬ َ ‫) أَنَّا‬٢٤( ‫سا ُن إِلَى طَ َعامه‬
َ ‫صبَْبنَا ال َْم‬ َ ْ‫َفلَْي ْنظُ ِر اإلن‬
( ‫) َو َح َدائِ َق غُلْبً ا‬٢٩( ‫)و َز ْيتُونًا َونَ ْخال‬
َ ٢٨( ‫ضبًا‬ ْ َ‫)و ِعنَبًا َوق‬ ِ
َ ٢٧( ‫) فَأَْنبَْتنَا ف َيها َحبًّا‬٢٦
٣٢( ‫اعا لَ ُك ْم َوأل ْن َع ِام ُك ْم‬ً َ‫) َمت‬٣١( ‫) َوفَاكِ َهةً َوأَبًّا‬٣٠
Artinya :

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, kamilah yang telah


mencurahkan air melimpah (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu di
sana Kami tumbuhkan biji-bijian dan anggur dan sayur-sayuran, dan zaitun dan pohon kurma, dan
kebun-kebun (yang) rindang, dan buah-buahan serta rerumputan, (Semua itu) untuk kesenanganmu
dan untuk hewan-hewan ternakmu

Menurut para mufassir dalam surah ‘Abasa ayat 24-32 ini lafaz mata’an dapat diartikan sebagai
kenikmatan, kesenangan dan juga kemanfaatan. Oleh karena itu Allah swt menciptakan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan ini tidak lain adalah sebagai kelangsungan hidup manusia dan hewan
ternaknya. Seperti pepohonan yang rindang sebagai peristirahatan, dan di dalam tumbuh-tumbuhan
juga terdapat banyak zat yang terkandung, salah satunya adalah kandungan dalam buah-buahan
serta sayur-sayuran yang dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pangan. Sedangkan hewan
ternak, kelangsungan hidupnya juga bergantung dari tumbuh tumbuhan seperti sapi, kambing yang
makanan pokoknya adalah rumput-rumputan.

KESIMPULAN

Tumbuhan Selasih (Ocimum Sp.) merupakan herba tegak, sangat harum, memiliki tinggi 0,3-0,6 m.
Batang sering keunguan, memiliki tangkai daun 0,5-2 cm, daun berbentuk elips dengan ujung
runcing bintik-bintik berupa kalenjar, sedangkan bijinya keras berwarna coklat tua. Oleh karena biji
selasih meliliki antrioksidan yang tinggi dan kandungan flavonoid yang dapat menghambat
pertumbuhan beberapa bakteri seperti E.Coli & B.anthracis, maka biji selasih dapat dijadikan sebagai
pengawet alami pada makanan sehingga makanan tersebut dapat disimpan dalam kuru waktu yang
lama. Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa Allah menciptakan biji bjian, tumbuh tumbuhan serta
buahan buahan untuk keberlangsungan hidup makhluk Nya sehingga mereka dapat beribadah
kepada Penciptanya.
DAFTAR PUSTAKA

Zahra, Salsabila ,Yoppi Iskanda._. KANDUNGAN SENYAWA KIMIA DAN BIOAKTIVITAS Ocimum
Basilicum L. Jurnal Farmaka.15(3) : 143-152

Solikhah, dkk.2016. UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN KEMANGI
(Ocimum basilicum L.). Indonesian Journal of Chemical Science.5(2): 103-107

HIKMAH, BADI’ATUL.2018. MANFAAT TUMBUHAN BAGI MANUSIA (Studi Sains atas Surah ‘Abasa 24-
32)._.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai