Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KLIMAKTERIUM

Disusun oleh :

DINI OKTOVIA

FAUZAL FITRA

MELVI MELANI PUTRI

WULAN NOFRI YANTI

DEVA NANDA SUSANTI

RONAULI SITOMPUL

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.Apriza,M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang telah melimpahkan rahmat,
inayah, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini . Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, bagi kita semua.

Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar dapat lebih
baik. Saya mengakui bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bangkinang, maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................3
2.1 Klimakterium...............................................................................................................................3
2.2 Masa Klimakterium..........................................................................................................................3
2.3 Masa Klimakterium...........................................................................................................................4
2.4 Tanda dan Gejala............................................................................................................................4
2.5 Batasan Usia Klimakterium...............................................................................................................8
2.6 Perubahan Fisik pada Masa Klimakterium........................................................................................8
2.7   Etiologi/Penyebab.......................................................................................................................10
2.8 Faktor yang berpengaruh terhadap gejala klimakterium...............................................................11
2.9 Pengelolaan klimakterium............................................................................................................11
2.10 Asuhan keperawatan...............................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain fisik, perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup
seorang wanita dalam menjalani masa menopouse. Memang, perubahan psikis
pada masa menopouse sangat tergantung pada masing-masing individu. Pengaruh
ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap
menopouse. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan
mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik.
Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi akan mengalami
perubahan. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi jaringan),
panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot
rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat
berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol
kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan klimakterium?


2. Apa epidemiologi hipertensi pada kehamilan?
3. Apa saja klasifikasi dari hipertensi pada kehamilan?
4. Apa saja faktor resiko dari hipertensi pada kehamilan?
5. Apa saja patofisiologi dari hipertensi pada kehamilan?
6. Apa manifestasi klinis dari hipertensi pada kehamilan?
7. Bagaimana diagnosis dari hipertensi pada kehamilan?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari hipertensi pada kehamilan?

1
9. Bagaimana pencegahan hipertensi pada kehamilan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa definisi hipertensi pada kehamilan?


2. Untuk mengetahui apa epidemiologi hipertensi pada kehamilan?
3. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi dari hipertensi pada kehamilan?
4. Untuk mengetahui apa saja faktor resiko dari hipertensi pada kehamilan?
5. Untuk mengetahui apa saja patofisiologi dari hipertensi pada kehamilan?
6. Untuk mengetahui apa manifestasi klinis dari hipertensi pada kehamilan?
7. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis dari hipertensi pada kehamilan?
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari hipertensi pada
kehamilan?
9. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan hipertensi pada kehamilan?

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Klimakterium
Fase reproduksi atau periode fertile (subur) berlangsung sampai usia sekitar 45
tahunan. Pada masa inilah organ reproduksi wanita mengalami fungsi yang
sebenarnya yaitu hamil dan melahirkan.

Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir
disebut klimakterium, yaitu yang terjadi pada usia kurang lebih 46-55 tahunan.
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari priode
reproduktif ke priode non reproduktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun
sekitar monopouse. Pada masa ini fungsi reproduksi mulai menurun.

2.2 Masa Klimakterium.


Masa klimakterium ini berlangsung secara bertahap menurut Kasdu (2002)
sebagai berikut:

a. Premenapause : Masa sebelum berlangsungnya perimenapause, yaitu


sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau
tanda-tanda menopause, mulai pada usia 40 tahun. Perdarahan terjadi karena
menurunnya kadar hormone estrogen, insifusiensi corpus lutheum, kegagalan
proses ovulasi, sehingga bentuk kelainan haid dapat bermanifestasi seperti
amenorrhae, polimenorrhae, serta hipermonorrhae.
b. Perimenopouse : periode dengan keluhan memuncak, rentang 1-2 tahun
sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Masa wanita mengalami akhir
dari datangnya haid sampai berhanti sama sekali. Pada masa ini menopause
masih berlangsung. Keluhan sistimatik berkaitan dengan vasomotor, keluhan
yang sering dijumpai adalah berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat
banyak, depresi, serta perasaan mudah tersinggung.

3
c. Post menopause : masa setelah menopause sampai senilis. Masa
berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause. Keluhan local pada
system urogenital bagian bawah, atrofi vulva dan vagina menimbulkan
berkurangnya produksi lender atau timbulnya nyeri senggama.

Setelah periode klimakterium selesai, selanjutnya wanita akan mengalami periode


post menopause yang selanjutnya periode senilis (Kasdu, 2002). Pasca menopause
adalah fase dimana ovarium tidak berfungsu sama sekali. Kadar estradiol berada
antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormone gonadotropin ini disebabkan oleh
terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang
cukup. Folikel memproduksi inhibin dalam jumlah yang cukup dan inhibin inilah
yang menekan sekresi FSH, bukan sekresi LH pada usia reproduksi. Kadar
estradiol yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropik dan tidak
mungkin haid lagi (Baziad, 2003).

2.3 Masa Klimakterium


Pada usia reproduktif, ovarium mengandung 200.000-400.000 folikel yang
berisi bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk sel tulang matang. Ovarium
juga menghasilkan dua jenis hormone utama, yaitu estrogen dan progesterone.
Kemampuan ovarium menghasilkan folikel dan hormone menurun dengan
bertambahnya usia. Klimakterium terjadi apabila pembentukan sel telur pada folikel
telah dihentikan. Klimakterium juga ditandai dengan berhentinya sekresi estrogen
dan progesterone (siagian, 2010). Setelah memasuki usia klimakterium akan selalu
ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mlU/ml) .

2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Helena (1973), klimakterium ini diawali dengan satu fase pendahuluan atau
fase preliminer yang menandai satu proses “pengahiran”. Munculah tanda-tanda
antara lain :

4
1. Menstruasi menjadi tidak lancar atau tidak teratur, datang dalam interval
waktu yang lebih lambat atau lebih awal.
2. Haid yang keluar banyak sekali, atau malah sedikit sekali.
3. Muncul gangguan vasotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh
darah.
4. Merasa pusing-pusing, sakit kepala terus menerus.
5. Berkeringat terus-terusan.
6. Neuralgia atau nyeri syaraf terus-terusan.
Semua gejala ini adalah fenomena klimakteris, akibat perubahan fungsi kelenjar
hormonal. Terjadi pula erosi kehidupan spikis, sehingga terjadilah krisis yang
terwujud dalam gejala-gejala psikologis seperti : depresi (kemurungan), mudah
tersinggung dan meledak marah, banyak kecemasan, sulit tidur, sukar tidur karena
bingung dan gelisah. Gejala-gejala ini dapat dianggap sebagai “jeritan minta tolong”
agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya. Klimakterium
dapat dibagi menjdi dua tahap, yaitu :
a. Tahun-tahun dimana menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau
terhenti sama sekali , namun organ endrokrin seksual masih terus
berfungsi.
b. Tahap kedua adalah berhentinya secara definitif organ pembentuk sel
telur. Berhentinya lembaga kehidupan.

Tahap pertama disebut masa pra-klimakteris, biasanya dibarengi aktivitas-aktivitas


pra-klimakteris. Ditandai dengan gejala meningkatnya nafsu hubungan seksual.
Sekaligus muncul kegairahan berjuang yang menyala-nyala seperti dimasa puber.
Karena itu dimasa ini sering timbul tingkah laku yang aneh-aneh, atau tidak sesuai
dengan atribut ketuaan. Masa pra-klimakteris ini mirip sekali dengan masa pubertas,
karena itu disebut pubertas kedua. Sedang periode klimakterium sendiri banyak
kemiripannya dengan periode pubertas. Tingkah laku orang pada periode ini sering

5
lucu, aneh-aneh, janggal atau tidak pada tempatnya. Misalnya wanita kaya dan gemuk
memakai rok mini atau rok panjang merah belah pinggir tinggi. Tingkah laku yang
”berlebihan” tersebut bermaksud untuk :

 Mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali pola kebiasaan di


masa muda.
 Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta macam-
macam bahan kosmetik, agar kelihatan masih ”remaja”. Kemunduran aktivitas
organ endrokrin menyebabkan lapisan lemak dibawah kulit jadi menebal, kulit
kehilangan gaya regangnya jadi mengeriput. Tidak hanya pada segi jasmani
saja terjadi kemunduran, tapi juga fungsi-fungsi psikis dan kepribadian,
seperti daya pikir, daya ingat, vitalitas, pendengaran, penglihatan, toleransi
terhadap stres, dll.
 Gejala Psikologis pada  masa klimakterimum :
a. Kemurungan
b. Mudah tersinggung / mudah marah
c. Mudah curiga
d. Insomnia
e. Tertekan
f. Kesepian
g. Tidak sabar
h. Tegang dan cemas
 Syndrome Menopouse pada masa klimakterimum :
a. Berhentinya menstruasi, makin jarang dan makin sedikit.
b. Mengalami atropi pada sistem reproduksi.
c. Penampilan kewanitaan menurun.
d. Keadaan fisik kurang nyaman.
e. Kemerah-merahan pada leher, dahi, bagian atas dada, berkeringat,
pusing, iritasi, frigid.

6
f. Berat badan
g. Perubahan kepribadian.
 Perubahan Kejiwaan pada masa klimakterimum:
a. Merasa tua.
b. Tidak menarik lagi.
c. Rasa tertekan karena takut menjadi tua.
d. Mudah tersinggung.
e. Mudah kaget.
f. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami.
g. Rasa takut karena suami menyeleweng.
 Gangguan psikologis pada masa klimakterium pada wanita lansia.
a. Ketakutan.
 Ketergantungan fisik dan ekonomi.
 Sakit-sakitan yan kronis.
 Kesepian.
 Kebosanan karena tidak diperlukan.
b. Perubahan mental.
 Belajar : kurang mampu belajar yang baru.
 Berfikir : terlalu berhati-hati dalam mengungkapkan alasan.
 Kreatifitas berkurang.
 Berkurang rasa humor.
 Perbendaharaan kata semakin menurun.
c. Gangguan mental.
 Agresi : menyerang disertai kekuatan.
 Kemarahan dan rasa tidak senang yang kuat.
 Kecemasan yang tidak berobyektif.
 Kacau dan sering bingung.

7
 Penolakan ; ketidakmampuan untuk mengakui secara sendiri terhadap
keinginan, fikiran, perasaan pada kejadian nyata.
 Ketergantungan : meletakakkan kepercayaan terhadap orang lain.
 Depresi : perasaan sedih & pesimis.
 Ketakutan : reaksi emosional terhadap sumber luar.
 Manipulasi : proses bertingkah laku untuk memuaskan diri sendiri /
orang lain dengan cara serdik, tidak jujur / tipu muslihat.
 Rasa sakit yang tidak berpenyebab.

2.5 Batasan Usia Klimakterium


Periode akhir dari klimakterium pada wanita terjadi pada usia antara 40-58
tahun ( Nelson, 2008). Pada perempuan Indonesia menopause terjadi diusia 50-55
tahun, tetapi dapat saja lebih awal ( Adji, 2007).

Umumnya wanita Indonesia mengalami menopause diusian 46-55 tahun dan


sssebagian besar wanita menopause terjadi pada umur antara 46-55 tahun. Meskipun
begitu ada beberapa wanita mengalami menstruasi terakhir sebelum usia 45 tahun
tetapi ada pula wanita yang sesudah 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir
(Purwanto, 2007).

2.6 Perubahan Fisik pada Masa Klimakterium


penurunan drastic kadar hormone estrogen dan progesterone pada sebagian
wanita akan mempengaruhi perubahan fisik diantaranya adalah kulit mengendur,
inkontinensia, jantung berdebar-debar saat melakukan aktivitas, dalam jangka
panjang rendahnya hormone estrogen akan menimbulkan ancaman osteoporosis
(Wirakusumah, 2003).

Selain terjadi kekeroposan tulang pada wanita dengan kejadian klimakterium


dijumpai perubahan fisik yang berupa kulit menipis, keriput, kuku rapuh dan
berwarna kekuningan, mata kering dan kesulitan dalam penggunaan lensa kontak,

8
rambut menipis, sering diketemukan tumbuhnya rambut disekitar bibir, hidung dan
telinga dan juga terjadi perubahan organ reproduksi (Baziad, 2003).

Perubahan yang terjadi pada organ Reproduksi meliputi:

1) Rahim, Rahim mengalami atropi, panjang menyusut dan dindingnya menipis


jaringan myometrium terjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan
fibrotic. Leher Rahim menyusut tidak menonjol kedalam vagina bahkan lama-
lama merata dengan dinding vagina.
2) Saluran telur, lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengkerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria
menghilang. Indung telur setelah wanita melewati akhir usia 30 tahun,
produksi indung telur berangsur-angsur menurun. Dengan demikian,
pelepasan sel telur tidak selau pada pelepasan siklus haid. Pada saat ini, jarak
haid menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu yang lebih
lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit atau semakin banyak,
sampai akhirnya pelepasan sel telur tidak lagi terjadi dan haidpun berhenti.
3) Servik dan vagina, serviks mengalami pengerutan dan memendek. Vagina
mengalami kontraktur, panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan.
Forniks menjadi dangkal, atropi vagina berangsur-angsur menghilang.
Selaput lender alat kelamin akan menipis dan tidak lagi mempertahankan
elastisitasnya akibat fibrosis.
4) Vulva, Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak, jaringan
elastis,  Kulit menipis, pembuluh darah berkurang → pengerutan lipatan
vulva, Rambut di mons pubis berkurang tebalnya, Nyeri saat senggama
(dispareunia), mengkerutnya introitus
Perubahan pada organ non reproduksi :
1) Dasar panggul, Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi,
melemahnya daya sokong akibat prolapsus utero vaginal) turunnya alat-alat
kelamin bagian dalam

9
2) Anus dan perineum, Lemak dibawah kulit berkurang, atropi otot sekitarnya,
menyebabkan otot tonus spingter melemah, dan menghilang, sering terjadi
inkontinensia akut vagina.
3) Vesika urinaria (Blodder), Aktivitas kendali, spingter dan otot-otot detrussor
(otot-otot blodder) hilang.
4) Lemak subkutan diserap, atropi parenxim, lobulur menciut, stroma jaringan
dan ikat fibrosa menebal, puting susu mengecil, kulit erektill, pigmentasi
sehingga mendatar dan mengendor

Perubahan pada susunan ekstrogenital :


1) Adipostiosir (penimbunan lemak), Diduga berhubungan dengan penurunan
estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
2)  Hiperkolesterolania
3)  Arteriosklerosis
4) Hipertensi, Peningkatan tekanan darah selama masa klimakterium terjadi secara
bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnya
5) Virilasasi (tumbuhnya rambut), Penurunan t2 dan peningkatan pembentukan
sistron (t2)
6) Osteopenin, pengurangan kadar mineral tulang → osteoporosis (pengeroposan
tulang).

2.7   Etiologi/Penyebab
Klimakterium terjadi karena perubahan atau regresi fungsi ovarium, beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause dini, yaitu :

 Terpapar radiasi yang berlebih


 Proses persalinan yang sulit
 Status kesehatan yang jelek
  Tidak akuratnya jarak kehamilan

10
 Aborsi
 Breest peeding
 Hipothiroid dan obesitas

2.8 Faktor yang berpengaruh terhadap gejala klimakterium


 Faktor psikologis
Tenaga dan gairah menurun, konsentrasi menurun kemampuan akademik menurun,
perubahan emosi, mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, kesunyian,
ketakutan akan keganasan.
 Faktor sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan.
Apabila faktor-faktor diatas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis,
psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.
 Faktor budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita
untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.
 Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah maupun yang belum
berumah tangga, menarik yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan
klimakterium yang ringan

2.9 Pengelolaan klimakterium


1. Terapi pengganti hormon (TPH)
Adalah pengobatan yang paling menonjol untuk mengatasi vasodilatasi dan
kekeringan vagina serta untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis,
mencegah atau memulihkan atropi genital, serta perubahan dinding uterus,
menghilangkan hot flushor. Obat yang sering digunakan adalah :
 Estrogen ditambah dengan progestin

11
Estrogen dalam bentuk konyugasi diminum bersama-sama dengan progestin sintetik,
pengertian ditambahkan untuk mengurangi resiko hyperplasia endometrium, kanker
payudara dan pemakaian estrogen tunggal untuk medroksigrogestin asetan (provera)
 Estrogen
Meliputi oral, transdermal, krim vagina, suntikan dengan berbagai macam variasi
estrogen
 estrogen biologis oral
   estrogen konyugasi
 krim vagina estrogen
   Kontraindikasi
Terapi pengganti estrogen : kehamilan, ca payudara/endometrium dalam waktu 5
tahun terakhir, riwayat tromboembolik, penyakit hiper akut, gangguan heparkronik,
penyakit empedu, pankreas, hipertensi, endometriosis.
 Efek samping
 Estrogen : kadang-kadang mual muntah, retensi cairan, sakit pada payudara,
kram kaki, dan perdarahan banyak, reaksi yang serius adalah gangguan
tromboembolik, gangguan pembuluh darah otak, emboli paru, infark miokard,
ca endometrium, mempercepat tumor payudara yang sudah ada.
 Progestin : kram kaki, retensi cairan, kembung, distres, gastrointestinal,
depresi dll
2. Suplemen Kalsium dan Vitamin
Suplemen kalsium, vit A, D, K akan meningkatkan kondisi tulang lebih baik
mencegah rasa tak nyaman akibat osteoporosis dan mengurangi terjadinya kiposit
serta nyeri pinggang Vit E + K mengganti keadaan vasodilatasi lebih baik.
Untuk kebutuhan kalsium       :  800-1000 mg/hari jika premenopause
                                                1200-1500 mg/hari jika menopause
Non farmakologik
1. Diet dan Exercise

12
Diet nutrisi yang mengandung tinggi kalsium, fosfor dan vit Bm serta
menghindari daging, kopi, teh, alkohol yang berlebihan, coklat opt mengontrol BB –
exercise dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan kesehatan yang
meliputi :
Kagel exercise setiap hari : untuk meningkatkan tonus otot dan kontrol bloder, olah
raga sedang untuk meningkatkan tonus otot dan membantu mencegah osteoporosis
(berjalan/bersepeda)
2. Mencegah ketidaknyamanan
 Mengurangi dispareunia, dengan cara pemberian lubrikan lokal (water sotudie
lubrikant)
 Mengurangi rasa gatal pada vagina dengan cara memberikan vit E dan krim
kortison
  Memakai pembalut bila menggunakan krim vagina
 Mengurangi hot flusher, dengan cara pemberian/menggunakan pakaian tipis
dan menyerap keringat, hindari tempat panas dan tingkatkan intake cairan
  Mengurangi kekeringan, gatal pada kulit dapat diberikan krim dna lotion.
Untuk mengatasi gangguan psikososial
1. Psikoterapi
Merupakan alternatif utama untuk membantu wanita yang mengalami kesulitan
dalam menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada periode klimakterium.
Kegiatan psikoterapi ini antara lain :
Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan,
meliputi ide negatif, mengenai kondisi fisiknya, kecemasannya, mengenai
masa depan saat menghadapi periode klimakterium
Dengarkan secara aktif keluhan klien
Berikan alternatif pemecahan masalah serta pilihan alternatif tersebut
Tingkatkan mekanisme koping yang adaptif
Jika memungkinkan pertemukan dengan orang-orang yang mengalami
masalah bagaimana dalam pemecahan masalah dalam suatu kelompok.

13
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai klimakterium dengan penekanan
pada :
Periode klimakterium ini merupakan proses fisiologis yang normal
Berikan wawasan pemikiran baru mengenai kehidupan seksual setelah
menjalani menopause, bahwa menopause bukan akhir kehidupan seksual
klien.
Efek samping pemberian terapi estrogen seperti mual-muntah, penambahan
BB, perdarahan pervagina yang tak seperti biasanya
Untuk mencegah kehamilan selama periode klimakterium, gunakan
kontrasepsi sedikitnya 1 tahun setelah periode menstruasi berakhir, sadari

2.10 Asuhan keperawatan


Diagnosa Keperawatan yang muncul
1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh : Hipertermia b.d. ketidakstabilan
vasomotor akibat estrogen menurun ditandai dengan suhu tubuh > 37,5 0C,
adanya warna merah pada muka, leher dan dada (hot flusher), klien
mengatakan rasa panas terutama pada kepala, leher, dada, dan kemerahan
pada kulit.
2. nyeri (dispareunia) b.d. atropi reproduksi wanita ditandai dengan klien
mengalami dipareunia, saat PD vagina lebih kecil, tipis dan kering, klien
mengeluh sakit dan panas saat melakukan hubungan seksual, ada pendarahan
pasca coitus.
3. Gangguan pemenuhan keb. Seksual b.d. dispareunia ditandai dengan saat PD
vagina lebih kecil , kering, dan tipis. Klien mengatakan takut dalam

14
melakukan hubungan seksual atau coitus, ada rasa nyeri saat berhubungan
seksual.
4. Gangguan konsep diri : peran diri b.d. perubahan fisik akibat masa menopause
di tandai dengan klien merasa takut ditolak, mempunyai perasaan
pasangannya tak tertarik padanya, klien membutuhkan lebih lama untuk
mencapai orgasme.
5. Resti terjadi penyakit jantung koroner b.d. penurunan penumpukan estrogen
ditandai dengan klien berumur > 45 tahun, mengalami menopause, hasil
serum darah HDL ↓, LDL ↑.
6. Resti terjadi fraktur b.d. osteoporosis ditandai dengan penurunan tinggi badan,
bengkak dipunggung, sinar x : 30-50% masa tulang hilang, klien mengatakan
sakit dan ngilu / linu daerah tulang, sendi-sendi, klien mempunyai riwayat
suka merokok dan asupan kalsium berkurang, nyeri punggung.
7. Resti terjadi infeksi saluran kencing (ISK) b.d. atropi vagina PH vagina ↑,
ditandai dengan disuria, vagina mengecil, dan tipis, PH vagina ↑, vagina
kurang elastis, klien mengatakan sering berkemih, rasa terbakar bila miksi.

          Intervensi Keperawatan

No Tujuan Intervensi Rasional

1 Tupan : klien mengetahui Beritahu klien untuk


1.      Me ↓ panas dan proses evavorasi
fisiologi klimakterium memakai pakaian yang tipis
dan menyerap keringat.
Tupen : dalam jangka
waktu 3 hari dengan
keseimbangan suhu tubuh
tidak terjadi dengan Hindari tempat yang bersuhu
kriteria : suhu tubuh panas
36,5 0C-37,5 0C
2.      Tempat yang panas akan direspon
tubuh dengan me ↑ suhu tubuh
untuk menyesuaikan dengan suhu
lingkungan sehingga temperatur
akan semakin tinggi

3.      Cairan berfungsi sebagai salah

15
No Tujuan Intervensi Rasional

satu termoregulator tubuh

4.      Estrogen akan mengembalikan


stabilitar vasomotor
Intake cairan ditingkatkan
5.      Supaya mengerti dan menyadari
akan perubahan fisiknya dan tubuh
mengalami adaptasi
Kolaborasi untuk terapi
pengantian estrogen

Berikan konseling tentang


pengaruh panas dan
kemerahan tersebut

2 Tupen : dalam jangka Beritahu untuk Dapat mengurangi atau meredakan


waktu 1 minggu GGn menggunakan kondom yang nyeri akibat hubungan seksual
rasa nyaman tak terjadi lubricating jelly atau minyak
kelapa atau pelumas larut air
Tupan : dalam jangka jika mau bersenggama
waktu 1 hari klien
mengetahui metode-
metode tentang cara-cara
menghindari dispareumia Beritahu untuk tidak
waktu bersenggama menggunakan pelumas yang
mengandung minyak seperti
jelly petroleum cuaselin.
Dapat menyumbat kelenjar vagina
dan dapat menjadi tempat infeksi
bakteri

3 Tupan : dalam jangka 11.     Beritahu klien untuk1.      Lubrikan berfungsi sebagai


minggu tak terjadi ggn menggunakan lubrikan lokal pelumas lokal divagina saat akan
keb. Pemenuhan seksual divagina saat akan melakukan senggama
melakukan senggama
Tupen : dalam jangka
waktu 1 hari klien tidak2.     Lakukan senggama dengan
terjadi ggn pemenuhan hati-hati dan hentikan 2.      Iritasi menyebabkan luka yang
keb. Seksual senggama jika terjadi iritasi merupakan pori de entry
mikroorganisme sehingga dapat
menimbulkan infeksi

16
No Tujuan Intervensi Rasional

4 Tupan : dalam jangka 1.      Beritahu/diskusikan tentang1.      Memberikan pemahaman


waktu 1 minggu peran perubahan adaptasi masa
diri klien tak terganggu menopause pada klien dan
pasangannya
Tupen : dalam jangka
waktu 1 hari peran diri 2.      Beritahu bahwa dengan
klien tak terganggu tidak adanya pasangan akan
dengan kriteria : memberikan efek merusak
ekspresi seksual
- klien tetap percaya diri
3.      Berikan penjelasan bahwa
- Klien dapat menerima wanita dan pasangannya
perubahan tersebut dapat mengubah cara mereka
mengungkapkan seksualits 2.      Karena wanita yang hidup lebih
selama dan setelah lama dari pasangannya lebih sedikit
menopause kesempatan untuk mengembangkan
hubungannya

3.      Aktivitas seksual tidak berakhir


karena menopause

5 Tupan : dalam jangka 1.     Beritahu tentang tanda dan


1.      Untuk dapat waspada dan
waktu 10 tahun tak terjadi gejala penyakit jantung antisipasi
penyakit jantung korona koroner

Tupen : dalam jangka 2.     Berikan penjelasan bahwa


waktu 1 hari klien penyakit jantung koroner
mengerti tentang klien merupakan penyebab utama
mengerti tentang gejala kematian
dan cara-cara untuk 2.      Supaya waspada
menghindari terjadinya
3.     Kolaborasi untuk pemberian
penyakit jantung koroner therapi hormon penggantian
estrogen (ERT)

3.      Dapat memperlambat proses ini

6 Tupan : dalam jangka


1.     Beritahu klien untuk diet
1.      Ca sebagai bahan dasar untuk
waktu 10 tahun tidak tinggi kalsium, fosfor dan pembentukan tulang yang berkaitan

17
No Tujuan Intervensi Rasional

terjadi fraktur atau injuri vit. D dengan fosfor vit D akan diabsorbsi
Ca dari usus sehingga cukup
Tupen : dalam jangka tersedia bagi pembentukan tulang
waktu 1 hari klien
mengerti tentang cara- 2.      Teh, kopi dan alkohol menambah
cara untuk mencegah absorpsi ca dalam usus
osteoporosis
3.      Olah raga me ↑ kekuatan tulang
dengan cara menstimulasi proses
osteoblast

2.     Hindari minum teh, kopi4.      Meningkatkan deposit kalsium


atau alkohol berlebihan untuk proses orteoblast

3.     Beritahu untuk melakukan


olahraga secara teratur

4.     Beritahu untuk
mengkonsumsi suplemen
kalsium

7 Tupan : dalam jangka


1.     Beritahu untuk banyak 1.      Untuk menurunkan konsentrasi
waktu 10 tahun tidak minum air ± 6-8 gelas / hari urine, pertumbuhan bakteri, dapat
terjadi ISK mencegah miksi

Tupen : dalam jangka 2.      Supaya waspada dan segera


waktu 1 hari klien tak 2.     Beritahu mengenai tanda menghubungi pelayanan perawatan
mengalami /tahu dan gejala ISK atau petugas kesehatan
mengetahui cara
mencegah terjadinya ISK 3.      Dapat menguatkan otot-otot
rahim/vagina.

3.     Beritahu/latih untuk
melakukan kegel ecsercise

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fase reproduksi atau periode fertile (subur) berlangsung sampai usia sekitar 45
tahunan. Pada masa inilah organ reproduksi wanita mengalami fungsi yang
sebenarnya yaitu hamil dan melahirkan.

Fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa reproduksi berakhir
disebut klimakterium, yaitu yang terjadi pada usia kurang lebih 46-55 tahunan.
Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari priode

19
reproduktif ke priode non reproduktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun
sekitar monopouse. Pada masa ini fungsi reproduksi mulai menurun.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah,tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya.karena keterbatasan pengetahuan dan referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan


pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.


Nugroho, Taufan. 2011.Buku Ajar Obstretri.yogjakarta:Nuha Medika
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 9 Nanda  Nic Noc. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Bobak. L. J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

20
21

Anda mungkin juga menyukai