Anda di halaman 1dari 6

Nama Nova Karolina

peninjau:

NIM 01121170122
peninjau:

Sumanty, D., Sudirman, D., & Puspasari, D. (2018). Hubungan Religiusitas


Informasi
dengan Citra Tubuh pada Wanita Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Islam
tentang
Dan Budaya, 1(1), 9–28. doi: 10.15575/jpib.v1i1.2076
jurnal:

Latar
belakang
Penelitian ini dilakukan karena saat ini dewasa muda lebih memperhatikan
penelitian:
penampilan sesuai dengan masa perkembangannya. Saat ini dewasa sangat
peduli akan penampilannya terutama dalam penampilan fisiknya terutama
tubuhnya. Penampilan fisik pada wanita dalam usia dewasa muda lebih
rentan terhadap penampilan fisiknya dikarenakan ini merupakan tuntutan
dari perkembangannya. Menurut Hurlock (1999) menyatakan bahwa
dewasa muda merupakan transisi dari remaja ke dewasa dan berlangsung
pada usia 18 tahun dan berakhir pada usia 40 Tahun. Penelitian ini juga
dilakukan karena banyaknya temuan kasus mengenai ketidakpuasaan citra
tubuh yang dialami oleh wanita. Menurt Bohne (dalam Bennet, 2011)
mendapatkan hasil abhwa kebanyak siswi yang diAmerika mengalami
gangguan citra tubuh. Selain itu adanya standar kecantikan dari media serta
masyarakat yang bersifat subjektif dan berubah-ubah seiring dengan
perkembangan zaman. Dengan adanya ketidakpuasan tersebut maka
individu akan terus mencari kepuasannya dan akan mengejar ideal menurut
dirinya. Padahal standar nilai yang tidak pernah berubah adalah standar
nilai agama.
Berdasarkan hal diatas, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui
secara empirik dan meneliti lebih jauh lagi mengenai hubungan antara
religiusitas dengan citra tubuh.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti menyarankan untuk


mencoba membandingkan variabel lainnya yang berkaitan dengan citra
tubuh serta dalam pengambilan sampel harus mempertimbangkan subjek
mana yang akan menjadi sampel penelitian. Selain itu untuk penelitian
kedepannya diharapkan dapat memperbanyak dan lebih mengeksplorasi
teori yang mendukung penelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Tinjauan
Pustaka:
Religiusitas adalah tingkatan seseorang dalam menjalankan agama
(Swanger, 2008).

Citra tubuh merupakan keyakinan, penilaian dan persepsi mengenai


gambaran dan bentuk tubuh individu yang biasanya berkaitan dengan
penampilannya(berat badan dan ukuran tubuhnya) (Cash, 2008).
Berdasarkan Shilder (Dalam Gattario, 2013), citra tubuh merupakan
penilaian tubuhnya yang didasarkan pada pemikirannya. Menurut Cash
(dalam Grogan, 2008) dapat dilihat dari lima dimensi yaitu pertama,
evaluasi mengenai penampilan, kedua orientasi pada penampilan, ketiga
kepuasan terhadap bagian tubuhnya, keempat perasaan cemas ketika
tubuhnya gemuk, dan kelima menilai ukuran tubuhnya.

Dewasa muda. Menurut Ding(2015) didalam buku Erikson merupakan


transisi dari remaja ke masa dewasa, dalam tahap ini individu yang sudah
memasuki tahap dewasa muda sudah memiliki pemikiran yang konkrit,
dapat menghargai pendapat orang lain, sudah bisa membina hubungan
serius dengan lawan jenisnya dan lingkungannya, dapat mengatur emosi
lebih baik, dan sudah dapat hidup secara mandiri. Menurut erikson,
individu yang termasuk kedalam dewasa muda adalah individu yang
berusia 28-40 Tahun, dan tahap ini sudah masuk ke tahap ke enam dalam
perkembangan Erikson ( Sumantry, Sudirman dan Puspasari, 2018).

Metode Desain pada penelitian ini adalah desain korelasi, sampel dalam penelitian
penelitian: ini adalah mahasiswi UIN sunan Gunung Djati Bandung yang merupakan
dari 5 fakultas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah incidental sampling. Uji statistic dalam penelitian ini adalah dengan
formula korelasi rank spearman karena dalam penelitian ini menggunakan
variabel berskala ordinal. Untuk mengukur religiusitas menggunakan
dimensi Glock dan Stark (dalam Plaoutzian, 2017) yang terdiri dari 82
item. Untuk mengukur citra tubuh menggunakan kuesioner
multidimensional body self relations questionnaire appearance scale
(MBSRQ-AS), dengan jumlah item sebanyak 34 item dan terdapat 5 sub
komponen yang disusun oleh Cash (dalam Kristin, James, Jacalyn &
Robbert, 2012). Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan try out kepada 32 mahasiswi, uji coba yang dilakukan untuk
melihat item mana yang baik untuk dipertahankan dan item yang butuk
untuk dieliminasi. Hasil setelah melakukan try out didapatkan bahwa skala
Religiusitas sebanyak 48 item yang dapat dipertahankan dan untuk skala
citra tubuh sebanyak 22 item yang dipertahankan. Hasil uji validitas untuk
Guilford pada variable religiusitas sebesar 0.83 yang merupakan validitas
tinggi. Untuk validitas body image memiliki derajat validitas tinggi dengan
skor 0.902. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha
Cronbach. Dalam menganalisa data menggunakan Analisis deskriptif hal
ini untuk menjawab masalah penelitian. Selain itu dalam penelitian ini juga
menggunakan Analisis inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis.
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu persiapan,
pelaksanaan, pengolahan data, dan penentuan hasil.

Hasil
penelitian:
Hasil penelitian ini dilihat dari hasil perhitungan dari antara korelasi
religiusitas dengan citra tubuh didapatkan sebesar 0.083 dengan p-value
sebesar 0.129 dengan a=0.05 dengan dua sisi. Untuk menentukan apakah
ho dan hi diterima atau ditolak, peneliti menggunakan kriteria jika ho
dengan nilai p-valuenya sama atau lebih kecil dari alpha, maka ho akan
diterima. Pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai p-value = 0.129
dimana lebih besar dari pada nilai alpha 0.05. oleh karena itu, hasil dari
penelitian ini adalah Ho diterima dimana tidak ada hubungan antara
religiusitas dengan citra tubuh
Diskusi: (sertakan kutipan yang relevan)

Apa argumen peneliti tentang hasil penelitiannya? Apa saja rekomendasi


untuk penelitian selanjutnya? Apa saja saran untuk responden penelitian?

Hubungan Religiusitas dengan Citra Tubuh, tidak ada hubungan antara


religiusitas dengan citra tubuh, hasil ini didapatkan dari hasil analisis
inferensial yang sudah dilakukan. Hal ini terjadi karena memiliki hubungan
positif yang rendah bahkan tidak ada hubungannya. Menurut Cash (dalam
Barcallow, 2006) menyatakan bahwa citra tubuh bukan sebuah konsep
melainkan hanya interaksi dengan orang lain dan lingkungan sosial, apalagi
standar kecantikan dewasa ini sudah memiliki standar yang tinggi.
Berdasarkan hasil ini peneliti mengatakan bahwa adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi kedua factor tidak memiliki hubungan, pertama dilihat
bahwa partisipan yang mengikuti penelitian ini memiliki kriteria
religiusitas tinggi yaitu pada aspek keyakinan, ritual dan pengetahuan.
Kedua peneliti mengatakan bahwa adanya pengaruh dari harga diri dan
kepribadian, berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
ketika memiliki religiusitas yang rendah dan kurang adanya keyakinan,
pengetahuan dari sesi agama, tetapi responden tetap memiliki citra tubuh
yang positif karena dapat menerima dirinya dengan baik.

Gambaran religiusitas responden. Dari hasil penelitian, peneliti berargumen


bahwa sebanyak 163 orang (49.1%) memiliki religiusitas yang tinggi dan
sebanyak 169 orang (50.9%) memiliki religiusitas yang rendah. walaupun
perbedaanya tidak terlalu jauh, peneliti berargumen bahwa sebagian besar
mahasiswi yang memiliki religiusitas yang rendah mendapatkan tambahan
pelajaran agama di dalam kampus. Individu yang memiliki religiusitas yang
tinggi lebih banyak dari religiusitas yang rendah. hal ini didukung dengan
teori Jalaludin (2008) yang mengatakan bahwa terdapat factor-faktor yang
mempengaruhi tingkat religiusitas yaitu kepribadian, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat.

Gambaran citra tubuh responden. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa


sebanyak 257 orang (47.3%) memiliki citra tubuh yang positif. Dan
sebanyak 175 orang (52.7%) memiliki citra tubuh yang negatif. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswa yang merasa tidak
puas dengan tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai