Anda di halaman 1dari 10

Nama : Melda Agustin

NIM : 1711000048

TUGAS RANGKUM BAB 5

PROGRAM AUDIT

Tujuan

Program audit merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan
supervisi audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah-langkah audit
dirancang untuk (1) mengumpulkan bahan bukti audit dan (2) untuk memungkinkan audit
internal mengemukakan pendapatan mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas
aktivitas yang akan diperiksa.

Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan
lapangan. Dalam survei pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, risiko,
kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan. Dalam pekerjaan lapangan mereka
mengumpulkan bahan-bahan tentang efektivitas sistem kontrol, efisien operasi, pencapaian
tujuan, dan dampak risiko terhadap perusahaan.

Manfaat

Program audit yang disusun dengan baik bisa memberikan banyak manfaat, yaitu:

 Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang merupakan
suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit maupun kepada
staf audit
 Menjadi dasar penugasan auditor
 Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat
waktu audit yang dianggarkan.
 Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan
dengan apa yang di rencanakan.
 Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan
audit.
 Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan
 Membantur auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis
pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan
 Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan
 Menjadi titik awal yang bagi penilaian fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya
audit yang telah dilakukan

Kapan Sebaiknya Menyiapkan Program Audit

Auditor internal harus menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan.
Program terlambat disusun bisa memiliki kesenjangan dan tidak memadai serta tidak bisa
menetapkan prioritas yang tepat. Namun program audit yang disiapkan dengan baik pun bisa
saja tidak memuat hal-hal penting yang tidak disadari auditor sampai mereka kemudian
melakukan pekerjaan lapangan.

Program pro forma, yang digunakan pada audit berulang atas operasi yang sama, kadang-
kadang berkembang selama periode bebrapa tahun dan lambat laun diakomodasikan
kemasalah yang dihadapi dalam pekerjaan lapangan.

Program pro forma baru yang dimaksudkan untuk digunakan di banyak lokasi harus
disiapkan terlebih dahulu sehingga tersedia wakt untuk menghapus kesalahan, tuntutan yang
wajar, dan langkah-langkah yang tidak perlu.

Tanggung Jawab Audit

Auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan
harus didokumentasikan dan hrus mencakup :

1. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan


2. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit
3. Penetuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit
4. Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan
5. Pelaksanaan
6. Penulisan program audit
7. Penetuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan
8. Perolehan pengesahan rencana kerja audit

Practice Advisory 2200-1 tentan “Rencana Penugasan” yang terkait dengan standar tersebut
menyatakan bahwa auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan melakukan
penugasan, yang tergantung papa pemeriksaan dan persetujuan pengawasan. Program
penugasan harus :

1. Mendokumentasikan prosedur-prosedur yang dijalankan auditor internal untuk


mengumpulkan menganilisis, menginterpretasikan, dan mendokumentasikan informasi
selama penugasan.
2. Menyatakan tujuan penugasan
3. Menetapkan lingkup dan tingkat pengujian yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
penugasan dalam setiap tahap penugasan
4. Mengidentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang harus diperiksa
5. Menyatakan sifat dan luas pengujian yang dibutuhkan
6. Disiapkan sebelum pelaksanaan penugasan dan dimodifikasi, jika layak, selama
penugasan

Lingkup Audit

Menurut Standar auditor internal yang profesional bertanggung jawab untuk memeriksa dan
mengevaluasi efektivitas sistem kontrol internal organisasi dan kualitas kinerja dalam
melaksanakan tanggung jawab yang diemban. Tujuan-tujuan utama dari sistem kontrol
internal ini adalah untuk memastikan:

- Keandalan dan integritas informasi


- Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan regulasi
- Pengamanan aktiva
- Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien
- Pencapaian tujuan dan sarana yang diterapkan untuk operasi dan program

Mendefinisikan Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas

Ekonomis sering digunakan untuk mengartikan penghematan. Implikasi utamanya adalah


adanya “manajemen yang berhati-hati” atau “gunakan hingga mendapatkan keuntungan
terbaik tanpa ada sisa”. Kamus Webster mendefiniskan ekonomis sebagai, “kehati-hatian
dalam menggunakan sesuatu hingga mencapai manfaat terbesarnya”

Efesiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika memberikan


dampak, menghasilkan, atau memfungsikan. Dalam bebrapa kasus istilah efesien dapat
diterapkan ke orang atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi hasil yang
diinginkan dengan upaya minimum.
Efektivitas menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak
tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk membuat
sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

Tujuan dan Prosedur

Tujuan adalah apa yang ingin dicapai seseorang. Prosedur adalah teknik-teknik yang
diterapkan untuk mencapai tujuan. Auditor internal memiliki seperangkat tujuan dan prosedur
yang berbeda salam pekerjaan mereka. Tercakup didalamnya tujuan dan proedur operasi serta
tujuan dan prosedur audit.

Tujuan dan Prosedur Operasi

Tujuan operasi adalah akhir yang akan dicapai oleh manajer operasi dan karyawannya.
Auditor internal tidak mampu mengevaluasi sebuah operasi jika mereka tidak sepenuhnya
memahami hal yang diharapkan untuk dicapai dari operasi tersebut yaitu tujuan-tujuannya.
Mereka juga tidak bisa menentukan apakah suatu tujuan telah dicapai secara efesien,
ekonomis, dan efektif jika mmereka tidak memeriksa prosedur-prosedur yang diterapkan oleh
karyawan dalam mencapai tujuannya

Tujuan dan Prosedur Operasi

Tujuan audit dapat bersifat umum, bisa juga khusus. Tujuan umum audit diupayakan tercapai
dalam semua penugasan dan dituntun oleh lingkup audit yang diberikan manajemen dan
dewan komisaris ke kepala bagian audit.

Tujuan khusus audit terkait dengan tujuan operasi. Misalnya, jika tujuan pembelian adalah
membeli barang yang tepat, maka tujuan auditnya adalah menentukan apakah sistem yang
dirancang untuk melihat apakah tujuan operasi telah dicapai dan apakah barang yang tepat
memang telah dibeli.

Prosedur-prosedur audit adalah teknik yang diterapkan auditor untuk menentukan apakah
tujuan operasi telah dicapai. Menentukan tujuan operasi yang membutuhkan pemeriksaan
audit, dan oleh karena itu akan menjadi tujuan audit dan termasuk dalam program audit,
merupakan pertimbangan audit berdasarkan studi dan pengalaman.

Periklanan. Periklanan biasanya berhubungan dengan agensi perikalanan. Agensi tersebut


normalnya akan menagih biaya yang terjadi ditambah komisi berdasarkan biaya tersebut.
Keyakinan terbaik yang dimiliki auditor adalah mengaudit catatan dan prosedur operasi yang
dimiliki agensi. Prosedur operasi lainnya seperti pembuatan anggaran iklan, pemilihan media
yang tepat, atau yang tepat penetapan kontrol keuangan untuk agensi tersebut jelas berada di
luar lingkup audit.

Pelepasan aktiva. Dalam audit kontrol atas aktiva-aktiva yang dilepas, auditor umumnya
tidak bisa menentukan sendriri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak. Hanya
dengan menelaah persetujuan tertulis yang diberikan orang bertanggung jawab atas pelepasan
tersebut, sesuai dengan prosedur yang diterapkan, atau menentukan apakah pelepasan
mengikuti prosedur yang ditetapkan akan memenuhi tujuan audit.

Kontribusi medis karyawan. Salah satu tujuan audit bisa berup penentuan validitas
pengurangan gaji karyawan untuk kontribusi opsi asuransi kesehatan. Prosedur audit untuk
menentukan apakah pengurangan gaji didukung fomulasi otorisasi tertulis merupakan
prosedur yang tepat dan relevan.

Perlindungan lingkungan dan alat tanda bahaya. Prosedur yang menarik tetapi tidak
relevan, adalah memeriksa dokumen spesifikasi alat tanda bahaya dari arsitek, memeriksa
faktur pembayaran alat tersebut, atau melakukan tanya jawab dengan pegawai keamanan
pabrik. Satu-satunya prosedur yang akan memberikan keyakinan tentang pemasangan dan
operasi alat tersebut adalah pengamtan penempatan alat dan melakukan uji langsung.

Persediaan. Tujuan auditnya adalah menentukan apakah persediaan dalam jumlah yang
signifikan telah disajikan dengan benar. Prosedur yang efektif adalah melakukan atau
menelaah persediaan fisik dan mendapatkan penilaian dari ahli.

Pembelian tanah. Tujuan auditnya adalah memverifikasi kepemilikan ilegal atas tanah yang
akan dibeli. Cara yang lebih meyakinkan untuk menentukan kepemilikan sah tanah tersebut
adalah dengan memeriksa catatan terbaru atas tanah di kantor pengadilan lokal.

Aktivitas nonprofit. Audit berorientasi manajemen akan menentukan apakah aktivitas sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Prosedur yang tepat adalah menentukan misi organisasi,
standar apa yang telah ditetapkan untuk mengukur kinerja guna mencapau misi tersebut, dan
seberapa jauh standar telah dicapai.

Utang. Prosedur yang tepat adalahdengan mengambil sampel dan membandingkan jumlah
yang dibayar dengan batas pesanan pembelian. Analisis yang terotomatisasi dan
perbandingan harus dilakukan jika layak.
Gaji. Tujuan audit dalam audit gaji misalnya memastikan bahwa karyawan tidak mengambil
cuti secara berlebihan karena sewaktu cuti tersebut mereka tetap menerima gaji. Presedur
audit yang paling efektif adalah mengamati secara langsung atau melihat catatan cuti
karyawan. Kemudian auditor internal bisa menelusuri cuti dari catatan gaji hingga ke
pengurangan akumulasi waktu cuti.

Penetapan harga. Untuk menentukan apakah terjadi ketidaktepatan dalam variasi tingkat
keuntungan yang diterapkan pada produk di anatar masing-masing pelanggan, prosedur yang
tepat untuk itu adalah menentukan bahwa semua harga ditetapkan dengan objektif dan
diikuti. Analisis biaya tidak efektif dalam kasus ini.

Pembelian. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah suatu organisasi kelebihan
membeli bahan mentah. Yang harus diperhatikan untuk kasus ini adalah menentukan apakah
anggaran produksi, pesanan kerja, tingkat persediaan standar, dan jumlah pesanan ekonomis
telah dikaitakn dan digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibeli.

Kualitas. Tujuan audit nya adalahn mengevaluasi kelayakan standar kontrol mutu. Prosedur
yang relevan untuk hal ini adalah menelaah kelayakan dan akurasi data yang digunakan
manajemen untuk mendomentasikan pengembangan standar.

Aktiva yang disewakan. Tujuan auditnya adalah menentukan kelayakan beban perawatan.
Prosedur audit yang tepat adalah menelusuri jurnal-jurnal tertentu dalam akun beban
pemeliharaan ke pesanan kerja yang berkaitan.

Penelitian dan pengembangan. Proyek penelitian dan pengembangan harus direncanakan


seperti halnya proyek-proyek lainnya. Rencana tersebut hendaknya mencakup standar
pengukuran kinerja. Tanpa standar yang tepat dan dapat di kuantifikasi, manajemen tidak
memiliki tolak ukur untuk mengukur hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

Penjualan. Salah satu tujuan auditnya adalah menentukan apakah komisi penjualan terlalu
besar. Prosedur tersebut untuk menentukan akurasi beban komisi tercatat untuk setiap tenaga
penjualan adalah dengan menghitung ulang sampel komisi penjualan.

Pendapatan pajak untuk pemerintah. Tujuan auditnya adalah untuk menentukan apakah
para pembayar pajak sudah tepat dalam melaporkan pajak penjualan mereka. Prosedur yang
paling mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemeriksaan langsung ke
beberapa pembayar pajak.
Menyiapkan Program Audit

Latar Belakang Informasi

Latar belakang informasi yang diperoleh selama survei pendahuluan akan membantu
mengarahkan cakupan audit yang direncanakan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis
memfokuskan pada hal-hal penting untuk memenuhi tujuan kunci operasi dan tidak selalu
pada hal-hal yang menarik perhatian.

Pembelian

Tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang umum berlaku adalah mendpatkan baranf
atau jasa yang tepat: (1) dengan harga yang tepat, (2) dengan waktu yang tepat (3) dengan
kuantitas yang tepat (4) dengan kualitas yang tetap (5) dari pemasok yang tepat.

Pemasaran

Tujuan penting organisasi pemasaran (1) menentukan potensi pasar untuk barang dan jasa
organisasi (riset pasar) (2) menyebarkan informasi, mengembangkan perilaku yang ramah
pelanggan, dan mendorong tindakan yang bermanfaat bagi orginasasi (periklanan) (3)
mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi dan
membujuk pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan)

Audit yang Komprehensif

Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit komprehensif atas
suatu operasi. Mungkin audit pertama kali untuk suatu operasi membutuhkan audit untuk
semua aktivitas, baik yang berisiko tinggi ataupun tidak. Program audit sesuai kondisi
mungkin masih yang terbaik, tetapi focusnya adalah control karena risiko tidak menjadi dasar
utama untuk menentukan luas dan pendekatan audit.

Program Pro Forma

Program pro forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-
auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaannya harus diawasi; program tersebut juga
bermanfaat jika (1) jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlah lokasi yang berbeda;
(2) informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi; (3) laporan serupa atau
laporan konsolidasi akan dikeluarkan; dan (4) operasi yang diaudit relative serupa.
Ambiguitas

Ambigus (ambiguities) akan berkurang bila akitivitas audit internal merupakan makna
seragan untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit. Berikut ini beberapa
definisi yang dapat membantu menghilangkan kebingungan dan menjembatani pembuatan
program dengan staf audit :

 Menganalisis

 Mengecek

 Mengonfirmasi

 Mengevaluasi

 Memeriksa

 Menginspeksi

 Menginvestigasi

 Menelaah

 Memeriksa cepat

 Membuktikan

 Menguji

 Memverifikasi

Hubungan Program dengan Laporan Audit Akhir

Langkah-langkah audit bisa jadi sia-sia jika menghasilkan informasi yang tidak akan
dilaporkan. Laporan audit akhir bahkan mulai bisa dipikirkan sejak tahap penyusunan
program audit. Beberapa organisasi malah membuat kerangka laporan standar_dalam bentuk
ringkas_untuk menunjukan hal-hal yang akan dicakup dalam laporan akhir.

Mekanisme Program

 Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap segmen audit.
 Penyusuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin diperlukan, sesuai kemajuan
audit, jika keadaan berbedaan dari yang diantisipasi.

 Program audit cenderung mengalami evolusi.

 Program audit seharusnya diperbarui secara periodic sesuai kemajuan audit.

 Program audit harus mendokumentasikan kemajuan pekerjaan audit.

Penugasan Staf untuk Audit Berskala Kecil

 Sebuah laporan audit biasanya ditulis oleh satu orang. Seorang penulis laporan yang
baik menyiapkan kerangka sebelum menulis laporan. Kerangka tersebut merupakan
program untuk laporan tulisan.

 Organisasi yang kecil sekali pun menginginkan auditor ekternal memanfaatkan hasil
pekerjaan auditor internal mereka guna mengurangi biaya eksternal.

 Sebuah program audit yang disiapkan oleh auditor internal yang juga akan
melakukannya sendiri tidak perlu serinci program yang dibuat untuk auditor junior.

Pedoman Penyiapan Program Audit

Penyiapan program audit terkait erat dengan informasi yang diperoleh selama survei
pendahuluan. Pedoman penyiapan program akan mem[ertimbangkan hasil-hasil dari
Langkah-langkah yang dilakukan selama survei.

Kriteria-kriteria Program Audit

Program audit sebaiknya mengikuti kriteria tertentu untuk mencapai tujuan departemen audot
internal. Misalnya :

 Tujuan operasi yang diperiksa harus dinyatakan dengan jelas dan disetujui klien.

 Program harus sesuai dengan penugasan audit kecuali bila ada alasan yang
mengharuskan sebaliknya.

 Setiap langkah kerja yang diprogramkan harus memiliki alasan, yaitu tujuan operasi
dan control yang akan diuji.

 Langkah-langkah kerja harus mencakup instruksi-instruksi positif, tidak dinyatakan


dalam bentuk pertanyaan.
 Jika dimungkinkan, program audit harus menunjukan prioritas relative dari langkah-
langkah kerja.

 Program audit sebaiknya bersifat fleksibel dan memungkinkan munculnya inisiatif


dan pertimbangan yang wajar.

 Program audit jangan dipisahkan dengan bahan-bahan dari sumber yang tersedia bagi
staf.

 Informasi yang tidak perlu harus dihindari.

 Program audit harus memuat bukti persetujuan supervisor sebelum dilakukan dan
perubahan signifikan juga harus disetujui terlebih dahulu.

 Jika manajemen klien meminta auditor melakukan pengujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai