Anda di halaman 1dari 12

BATCH SHEET

NOMOR BATCH : KF0301 Tanggal : 14 Juni 2011


Disusun Oleh Disetujui Oleh
Arief Rachman
Teti Saraswati
Yeni Arini
Kode Nama Volume Bentuk Kemasan Waktu
Produk Produk Produk Pengolahan
VCOOL VCOOL 10 ml Larutan Flash Drop 09.30-11.30

I. FORMULA

Tiap 10ml mengandung :

Kloramfenikol 50 mg
Acidum Boricum 150 mg 
Natrii tetraboras 30 mg
Aqua pro Injection ad 10 m

II. SPESIFIKASI

A. Bahan Aktif :

Chloramphenicolum

 Rumus molekul : C11H12Cl2N2O5


 Bobot Molekul : 323,1
 Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97, 0 % dan tidak lebih dari
103,0 % C11H12Cl2N2O5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
 Pemerian.

Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih
kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit; larutan praktis
netral terhadap lakmus;stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam. (FI
Edisi IV)
 Kelarutan.
Menurut FI Ed IV Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
propilenglikol, dalam aseton dandalam etil asetat.
Menurut FI Ed IIILarut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian
etanol (95 %) dan dalam 7 bagian propilenglikol; sukar larut dalam kloroform
dan dalam eter.
 Suhu lebur : 149° C - 153° C.

B. Zat Tambahan

Acidum Boricum

 Rumus molekul : H3BO3


 Bobot Molekul : 61,83
 Asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5 % H3BO3
 Pemerian: Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna,
kasar, tidak berbau,rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
 Kelarutan:
Menurut FI Edisi IIILarut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,
dalam 16 bagian etanol (95 %)dan dalam 5 bagian gliserol.
Menurut Excipients 35th Ed Dapat campur dengan etanol, eter, glyserin, air
dan minyak atsiri. Kelarutan dalam air meningkat bila ditambahkan
hydrochloric, citric, atau asam tartrat.
 Titik didih : 170,9° C.
 Inkompatibilitas : asam borat inkompatibel dengan air, basa kuat dan besi
alkali. Bereaksi kuatdengan potassium dan asam anhydrida.Juga membentuk
kompleks dengan glyserin dimana asamlebih kuat dibanding asam borat.

Natrii Tetraboras

 Rumus molekul : Na2B4O710H 2O.


 Bobot molekul : 381,37
 Natrium tetraborat mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari
105,0 % Na2B4O710H 2O
 Pemerian
Serbuk hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak
berbau; rasaasin dan basa.Dalam udara kering merapuh.
 Kelarutan
Menurut FI Ed III Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih
dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol; praktis tidak larut dalam etanol
(95%).
Menurut Excipients 35thEd1 dalam 1 bagian gliserin, 1 dalam 1 bagian air
mendidih, 1 dalam 16 bagian air, praktistidak larut dalam etanol (95 %),
etanol (99,5 %) dan dalam diethyl eter.
 pH = 9.0±9.6 (4% w/v aqueous solution)
 Titik didih : 75° C ketika dengan pemanasan cepat.
 Inkompatibilitas : sodium borat inkompatibel dengan asam dan dengan besi
dan garam alkaloid.
Aqua pro injeksi
 Fungsi : sebagai bahan pembawa sediaan iv
 Pemerian
Cairan jernih / tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
 Kelarutan
Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit
 OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat
tambahan lainnya yangmudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya air
atau kelembaban).
 Stabilitas : air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap panas)

III. DOSIS
 Dosis Lazim : 0.5 % (larutan)
 Dosis Maksimum : -
 Perhitungan Dosis : -

IV. DAFTAR OBAT


 Obat Keras

V. SEDIAAN OBAT
 Pemerian : Larutan Bening
 Stabilitas
OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat
tambahan lainnya yangmudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya air
atau kelembaban).
pH : Antara 7,0 dan 7,5; kecuali obat tetes mata tanpa larutan dapar atau
digunakan untuk hewan antara 3,0 dan 6,0. (FI ed IV)
Pengawet :
Stabilisator : Terurai oleh cahaya (FI ed III)
VI. TONISITAS
 Perhitungan

ΔTf = Liso x berat x 1000


BM x V

Kloramfenikol 0,5%
ΔTf = 1,86x 50/1000 x 1000
323,13 x 10
= 0,02878 (dibulatkan jadi 0,03)

Acidum Boricum 1,5%


ΔTf asam borat 1% = 0,28
ΔTf asam borat 1,5% = 1,5% x 0,28 = 0,42
1%

 Natrii Boras 0,3%


ΔTf natrii borat 1% = 0,24
ΔTf natrii borat 0,3% = 0,3% x 0,24 = 0,07
1%

B = 0,52 ± (0,03 + 0,42 + 0,07) = 0 (isotonis)


VII. STERILISASI

Nama alat Jumlah Cara sterilisasi Waktu


Spatel logam 1 Oven 170⁰ Chg 30 menit
Pinset logam 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Batang pengaduk 1 Oven 170⁰ C 30 menit
Kaca arloji 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Cawan penguap 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Gelas ukur 2 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Pipet tetes tanpa karet 1 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Karet pipet 1 Rebus 30 menit
Corong gelas dan kertas saring lipat terpasang 1 Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Kapas   Autoklaf (115 - 116 ⁰ C) 30 menit
Erlenmeyer 2 Oven 170⁰ C 30 menit
Beacker glass 3 Oven 170⁰ C 30 menit
Wadah tetes mata tanpa tutup 2 Direndam dengan alkohol  
Tutup wadah tetes mata 2 Direndam dengan alkohol  

VIII. FORMULA LENGKAP

R/ Kloramfenikol 50 mg
Acidum Boricum 150 mg
Natrii tetraboras 30 mg
Aqua pro Injection ad 10 ml

Perhitungan Bahan – Bahan


Volume yang dibuat = (n x v) + 6 = (2 x 10,5 ml) + 6 = 27 ml
35 ml Volume yang dibuat untuk total sediaan tetes mata adalah 20 ml, untuk
antisipasi maka volumenya dilebihkan menjadi 35 ml.Jadi bahan yang ditimbang :
 
Kloramfenikol = 0,5% x 35 ml = 0,175 gram
Acidum Boricum = 0,15% x 35 ml = 0,0525 gram
Natrii tetraboras = 0,3% x 35 ml = 0,105 gram
Aqua pro Injection ad 30 ml
IX. PENIMBANGAN
Satuan dasar Volume produksi Paraf
Bahan
10 ml 35 ml    
Kloramfenikol 5,25 mg 0,0175 gram    
Acidum Boricum 1,575 mg 0,00525 gram    
Natrii tetraboras 3,15 mg 0,0105 gram    

X. PROSES PENGOLAHAN

No Pengolahan Paraf
1 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2 Disiapkan Aqua Pro Injeksi bebas O2
3 Ditimbang masing-masing bahan yang akan digunakan
pada neraca timbangan dengankaca arloji yang sebelumnya
telah disterilkan secara aseptis.
4 Dikalibrasi beaker glass dan botol tetes mata yang akan
digunakan (10,5 ml)
5 Dilarutkan masing-masing bahan dalam API.
6 Larutkan asam borat dan natrii borat pada masing-masing
beaker. Kemudian dicampur untuk digunakan dalam
melarutkan kloramfenikol sedikit demi sedikit dimasukan
kelarutan tersebut. Kemudian dimasukan sisa API.
Lakukan pengecekan pH (pH yangdiinginkan yaitu 7)
7 Melapisi corong dengan kertas saring dan dibasahi dengan
API kemudian pindahkancorong ke beaker glass yang
sudah dikalibrasi. Kemudian disaring larutan ke
dalamerlenmeyer.
8 Sisa 2/5 bagian API digunakan untuk membilas kemudian
disaring lagi ke dalam beaker glass yang berisi filtrate
9 Ditambahkan API sampai batas kalibrasi
10 Diambil sebanyak 10,5 ml untuk tiap wadah dan
mengisikan larutan ke dalam wadah,ditutup dengan
penutupnya.
11 Lakukan sterilisasi akhir
12 Diberi etiket dan dilakukan evaluasi
XI. PEMBHASAN
Sediaan obat mata dalam USP didefinisikan sebagai bentuk sediaan steril yang
harus bebas dari partikel-partikel asing, tercampur dengan baik dan dikemas untuk
diteteskan ke dalam mata.Sediaan obat mata adalah sediaan steril berupa salep,
larutan atau suspensi, digunakan pada matadengan jalan meneteskan, mengoleskan
pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Pada formulasi pembuatan obat tetes mata ini menggunakan bahan buffer yaitu
asam borat dannatrii tetraborat. Bahan pembuffer digunakan untuk meningkatkan
kenyamanan mata dan stabilitas umur pakai yang cukup. Nilai pH produk obat mata
cair harus dicapai pada pH 7 yaitu nilai pH alami air mata, untuk meminimalkan
ketidaknyamanan dan gangguan terhadap sistem buffer alami cairan mata. Pemilihan
sistem buffer berpengaruh pada potensi iritasi. Iritasimata menyebabkan refleks
keluarnya mata dimana pada gilirannya mempercepat pembuangansediaan obat mata
dan menurunkan bioavailabilitasnya. Pemilihan sistem buffer juga tergantung pada
pH bahan obat yang secara optimal stabil dan larut. Pemilihan pKa buffer harus
sedekatmungkin dengan pH target karena kapasitas buffer adalah maksimum ketika
pH sama dengan pKanya.
Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling
stabil dalam segala pemakaian dan memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu
kamar dan kisaran pH 2-7, stabilitas maksimumnya dicapai pada pH 6. Pada saat
yang sama, kloramfenikol juga peka terhadap katalisis asam-umum/basa-umum yang
diakibatkan oleh bahan-bahan yang ada dalam dapar. Dalam kebanyakan sistem yang
penting untuk farmasi, dapat digunakan untuk mempertahankan pada pH tertentu,
sebagai tambahan efek pH terhadap laju reaksi, sering menjadi kemungkinan reaksi
dikatalisis oleh satu atau beberapa komponen penyusun dapar.Reaksi yang demikian
disebut katalis asam umum atau basa umum tergantung pada apakah komponen
katalisis tersebut asam atau basa (Martin, 1993).
Untuk sterilisasi larutan kloramfenikol, metode yang terpilih adalah pemanasan
bersama bakterisida pada suhu 100OCselama 30 menit, diikuti dengan pendinginan
cepat. Dengan metode ini berlangsungnyahidrolisis hanya terjadi sebesar 3 ± 4% saja,
sedangkan apabila menggunakan cara autoklaf (suhu 115oC dengan waktu yang sama)
dihasilkan degradasi sebesar kira-kira 10 ± 15%.Reaksi-reaksi fotolisis mudah
dicegah dengan cara menghindari cahaya, hal ini dapatdilakukan dengan pengemasan
hasil obat di dalam wadah yang tidak tembus cahaya, di siniseluruh cahaya akan
terhalang atau digunakan filter yang akan menghilangkan seluruhcahaya yang
panjang gelombangnya dapat mengkatalisis reaksi. Botol gelas warna
diketahuimampu bertindak sebagai pelindung cahaya yang paling baik, karena
diketahui bahwakloramfenikol juga peka terhadap cahaya.
Pada umumnya untuk tetes mata dicantumkan pembatasan daya tahannya yang
secarainternasional terletak antara 4-6 minggu setelah pemakaian. Pembatasan waktu
ini diperlukan,oleh karena bahan pengawet sering mengalami kehilangan aktivitasnya
pada tingkat kontaminasimikroorganisme yang tinggi (Voigt, 1994).Dengan metode
sterilisasi yang menggunakan proses pemanasan dari sediaan tetes mataterjadi proses
degradasi atau penurunan kadar yang lebih cepat dari kloramfenikoldibandingkan
terhadap metode sterilisasi yang tidak menggunakan pemanasan (bakteri
filter).Kloramfenikol mempunyai rumus kimia yang cukup sederhana yaitu 1-(p-
nitrofenil)-2-dikloroasetamido-1,3-propandiol

.
Antibiotik ini bersifat unik diantara senyawa alam karena adanya gugus
nitrobenzen danantibiotik ini merupakan turunan asam dikloroasetat. Bentuk yang
aktif secara biologis yaitu bentuk levonya.Zat ini larut sedikit dalam air (1:400) dan
relatif stabil. Kloramfenikol diinaktivasi oleh enzim yang ada dalam bakteri tertentu.
Disini terjadi reduksi gugus nitrodan hidrolisis ikatan amida; juga terjadi asetilasi.
Berbagai turunan kloramfenikol berhasildisintesis akan tetapi tidak ada senyawa yang
khasiatnya melampaui khasiat kloramfenikol.
Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling
stabil dalamsegala pemakaian. Kloramfenikol memiliki stabilitas yang sangat baik
pada suhu kamar dankisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapai pada pH
6. Pada suhu 25oC dan pH 6,memiliki waktu paruh hampir 3 tahun. Yang menjadi
penyebab utama terjadinya degradasikloramfenikol dalam media air adalah
pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida. Lajureaksinya berlangsung di bawah
orde pertama dan tidak tergantung pada kekuatan ionik media .
Berlangsungnya hidrolisis kloramfenikol terkatalisis asam umum/basa umum,
tetapi padakisaran pH 2 sampai 7, laju reaksinya tidak tergantung pH. Spesies
pengkatalisasi adalahasam umum atau basa umum yang terdapat pada larutan dapar
yang digunakan; khususnya padaion monohidrogen fosfat, asam asetat tidak
terdisosiasi, serta ion asam monohidrogen dandihidrogen sitrat dapat mengkatalisis
proses degradasi. Di bawah pH 2, hidrolisis terkatalisision hidrogen spesifik
memegang peranan besar pada terjadinya degradasi kloramfenikol. Obatini sangat
tidak stabil dalam suasana basa, dan reaksinya terlihat terkatalisis baik asam
maupun basa spesifik.
Jalur utama degradasi kloramfenikol adalah hidrolisis ikatan amida, membentuk
amida yangsesuai dan asam dikloroasetat.

Degradasi kloramfenikol lewat dehalogenasi tidak menjadi bagian yang berperan


dalamgambaran degradasi total, setidaknya di bawah pH 7. Laju degradasi
tergantung secara linier pada konsentrasi dapar, spesies dapar beraksisebagai asam
umum dan basa umum. Laju hidrolisis kloramfenikol tidak tergantung kekuatan ionik
dan tidak terpengaruh oleh konsentrasi ion hydrogen fosfat dengan demikian aktivitas
katalisisnya dianggap berasal dari aksi ion monohidrogen fosfat sebgai katalisis basa
umum.
DAFTAR PUSTAKA

 Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. Handbook of


Pharmaceutical Excipients. America : The Pharmaceutical Press.
 Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, edisi III, Jakarta.
 Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta.

 Departemen Kesehatan RI, 1978. Formularium Nasional, edisi II, Jakarta.

,
®
Jangan diterima bila segel rusak

K
K INDIKASI
® KOMPOSISI:

® Infeksi pada permukaan mata (bagian


superficial mata)
ata
tiap 10 ml mengandung 50 mg

sM
ete
Mat
a at T kloramfenikol.
s   Ob
t Tete
Oba  
 

 
 

 
ATURAN PAKAI

  P. No 3
2 atau 3 tetes pada mata

PERHATIAN: Awas ! Obat Keras

3 atau 4 kali sehari sesuai anjuran dokter


Hanya untuk bagian luar badan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 
 
Tutup rapat dan hindari cemaran.
 

Jangan dipakai setelah dibuka 1 bulan.


 

Jangan menggunakan kontak lensa Jangan digunakan bila larutan berubah


ketika menggunakan obat ini. Kontak
PERINGATAN: warna atau keruh.
lensa baru dapat digunakan setelah
10-15 menit setelah obat diteteskan.
Maksimal pengobatan 5 hari
Penggunaan kloramfenikol dalam jangka
Netto 10ml panjang dapat menyebabkan tumbuhnya
Netto 10ml  
mikroorganisme yang tidak sensitif
termasuk jamur dan anemia aplastik.
 

EFEK SAMPING:
SIMPAN PADA TEMPAT YANG SEJUK, KERING, DAN
TERLINDUNG DARI CAHAYA
Diskrasia darah, gangguan saluran
pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi
hipersensitif dan sindrom kelabu  

No.Reg: DBL0800800138

No. Batch: 711511

Exp. Date: Mar 2012

Diproduksi oleh

PT. RAN PARMACEUTICAL

Jakarta – Indonesia

Anda mungkin juga menyukai