Malaria 1 PDF
Malaria 1 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
dari bahasa yunani, Epi artinya pada, Demos artinya penduduk, Logos artinya ilmu
(Marsaulina, 200)
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi
akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles
betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang
mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma,
demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme
( Prabowo, 2004 )
Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies
Anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria ( Prabowo, 2004 ). Ciri nyamuk
Anopheles Relatif sulit membedakannya dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengan kaca
pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu
menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah,
sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab,
malariae dan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina
Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusidarah atau jarum suntik yang
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria
malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, karena
malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia dan
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, sporozoit yang
berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dsalam peredaran darah selama kurang
lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit
hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000
merozoit hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama kurang
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan
sampai bertahun- tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah merah, parasit
tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon (8-30 merozoit). Proses
skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya.
Siklus inilah yang disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah,
sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium seksual
di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi
zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung
nyamuk. Di luas dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya
menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap ditularkan ke
manusia.(Harijanto, 2000)
Masa inkubasi atau rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke
tubuh manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam bervariasi,
tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten atau rentang waktu mulai
mikroskopik.(Harijanto, 2000)
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan
kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan
parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal
ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan
sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang
(Harijanto, 2000)
mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi
fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria
kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag (Harijanto, 200)
falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit juga
2006).
mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non
parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya Resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A
dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terinfeksi.
1. Penghancuran eritrosit
Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga terhadap
hemoglobinuria (Black White Fever) dan dapat menyebabkan gagal ginjal. (Pribadi W,
2000)
2. Mediator endotoksin-makrofag.
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang
berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis
tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah
manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dansitokin dapat
antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung parasit
alat dalam. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk
gumpalan yang mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan Anoksia dan
sebelumnya digambarkan dalam teori simpul. Patogenesis atau proses kejadian penyakit
diuraikan ke dalam 4 simpul, yakni simpul 1 disebut dengan sumber penyakit, simpul 2
penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mengalami interaksi atau exposure
dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.
yang merupakan proses patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya patologi malaria
serebral yang merupakan salah satu dari malaria berat adalah terjadinya perdarahan dan
nekrosis di sekitar venula dan kapiler. Kapiler dipenuhi leukosit dan monosit, sehingga
terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset eritrosit yang terinfeksi. (Harijanto.P.N.
2006)
hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk. Parasit/plasmodium hidup dalam
tubuh manusia.
interaksi antara tiga faktor yaitu Host, Agent, dan Environment. Manusia adalah host
2.2.1. Host
Pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, tetapi kekebalan yang ada pada
adalah kemampuan tubuh manusia untuk menghancurkan Plasmodium yang masuk atau
membatasi perkembangannya.
berfungsi aktif dari ibu kepada janin atau melalui pemberian serum dari
seseorang yang kekal penyakit. Terbukti ada kekebalan bawaan pada bayi baru
lahir dari seorang ibu yang kebal terhadap malaria didaerah yang tinggi
endemisitas malarianya.
Nyamuk Anopheles spp sebagai penular penyakit malaria yang menghisap darah
hanya nyamuk betina yang diperlukan untuk pertumbuhan dan mematangkan telurnya.
Jenis nyamuk Anopheles spp di Indonesia lebih dari 90 macam. Dari jenis yang ada
hanya beberapa jenis yang mempunyai potensi untuk menularkan malaria (Vektor).
Menurut data di Subdit SPP, penular penyakit malaria di Indonesia berjumlah 18 species.
Di Indonesia dijumpai beberapa jenis Anopheles spp sebagai vector Malaria, antara lain :
An, sundaicus sp, An. Maculates sp, An. Balabacensis sp, An, Barbnirostrip sp (Depkes
RI, 2005). Di setiap daerah dimana terjdi transmisi malaria biasanya hanya ada 1 atau
paling banyak 3 spesies Anopheles yang menjadi vektor penting. Vector-vektor tersebut
memiliki habitat mulai dari rawa-rawa, pegunungan, sawah, pantai dan lain-lain
(Achmadi, 2005).
Nyamuk Anopheles hidup di iklim tropis dan subtropics, namun bias juga hidup d
daerah yang beriklim sedang. Anopheles juga ditemukan pada daerah pada daerah dengan
ketinggian lebih dari 2000-2500m. Menurut Myrna (2003), nyamuk Anopheles betina
membutuhkan minimal 1 kali memangsa darah agar telurnya dapat berkembang biak.
Anopheles mulai menggigit sejak matahari terbenam (jam 18.00) hingga subuh dan
puncaknya pukul 19.00-21.00. Menurut Prabowo (2004), jarak terbang Anopheles tidak
lebih dari 0,5 – 3 km dari tempat perindukannya. Waktu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan (sejak telur menjadi dewasa) bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung pada
Menurut Achmadi (2005), secara umum nyamuk yang telah diidentifikasi sebagai
penular malaria mempunyai kebiasaan makan dan istirahat yang bervariasi yaitu:
Tempat tinggal manusia dan ternak, khususnya yang terbuat dari kayu merupakan
tempat yang paling disenangi oleh Anopheles. Vektor utama di Pulau Jawa dan Sumantra
2.2.2. Agent
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun
tidak hidup dimana kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia
yang rentan akan terjadi stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu proses penyakit.
Sampai saat ini dikenal empat macam agent penyebab malaria yaitu :
malaria berat/malaria otak yang fatal, gejala serangnya timbul berselang setiap dua
d. Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat.
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya
infeksi semacam ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Tapi umumnya paling
banyak hanya dua jenis parasit, yaitu campuran antara Parasit falsiparum dengan parasit
vivax atau parasit malariae. Campuran tiga jenis parasit jarang sekali dijumpai
(Depkes.RI.2005).
kehidupan yaitu siklus dalam tubuh manusia dan siklus dalam tubuh nyamuk.
a. Siklus aseksual dalam tubuh manusia juga disebut siklus aseksual (sporozoa,
Siklus seksual ini juga bias disebut siklus sporogami karena menghasilkan
sprozoit yaitu bentuk parasit yang sudah siap untuk ditularkan oleh nyamuk
kepada manusia atau binatang. Lama dan masa berlangsungnya siklus ini
yang kemudian masuk kedalam kelenjar liur nyamuk. Masa inkubasi tersebut
untuk setiap species. Prinsip pengendalian malaria antara lain didasarkan pada
a. Stadium Tropozoit
Merupakan stadium terpanjang dalam siklus kehidupan parasit. Sebab itu hampir
pada semua Staduim (SD) positif dapat ditemukan stadium ini. Memeriksa SD malaria
a) Parasit vivax/parasit malariae, bentuk besar, sifat dan warna merah bervariasi.
bersifat kompak atau padat sehingga warna menjadi kontras dan jelas.
b. Stadium Sizon
a) Dalam satu siklus kehidupan parasit, sizon (jam terjadinya sporulasi) singkat
sekali.
b) Bentuk sizon baru dapat ditemukan pada SD bila pengambilan darah dilakukan
dekat pada jam sebelum atau sesudah sporulasi (mengigil). Keadaan klinis
berat pada saat sporulasi menyebabkan penderita tidak mampu pergi ke unit
c) Tidak pernah ditemukan sizon Parasit falciparum SD yang berasal dari darah
d) Bila pada pemeriksaan SD lebih dahulu ditemukan bentuk sizon harus dicari
c. Staduim gametosit
a) Gametosit ada pada darah tepi paling cepat 1 (satu) minggu atau paling lambat
b) Gametosit Parasit vivax dan Parasit falciparum tidak pasti dapat dibedakan
Falciparum.
1. Lingkungan Fisik
a. Suhu
inkubasi Ektrinsik. Masa inkubasi Ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit ke
dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk yaitu
suhu maka makin pendek masa inkubasi Ekstrinsik. Pengaruh suhu berbeda dari setiap
species pada suhu 26,7oC masa inkubasi Ekstrinsik untuk setiap species sebagai
berikut:
Masa inkubasi Intrinsik adalah waktu mulai masuknya Sprozoid darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah dalam tubuh penderita.
b. Kelembaban udara
adanya penularan.
c. Hujan
berkembangnya Anopheles spp. Bila curah hujan yang normal pada sewaktu-waktu maka
yang tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air sehingga larva dan
d. Angin
Jarak terbang nyamuk dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin artinya jarak
jangkau nyamuk dapat diperpanjang atau di perpendek tergantung kepada arah angin.
e. Sinar Matahari
An.sundaicus. Lebih menyukai tempat yang teduh dan An.barbirostris dapat hidup di
tempat yang teduh maupun tempat yang terang. An.macculatus lebih suka hidup di
f. Arus air
An.barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau sedikit mengalir.
An.minimus menyukai tempat perindukan yang airnya cukup deras dan An. Letifer di
2. Lingkungan Kimia
(Dissolved oxygen) melalui pernafasan kulit. Dari lingkungan kimia yang baru diketahui
pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan, seperti An.sundaicus tumbuh
optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar 12-18% dan tidak dapat
berkembang biak pada garam lebih dari 40%. Untuk mengatur derajat keasaman air yang
karena An.Letifer dapat hidup ditempat yang asam atau pH rendah (Depkes RI, 2006)
3. Lingkungan Biologi
Jenis tumbuhan air yang ada seperti bakau (Mangroves), ganggang dan berbagai
jenis tumbuhan lain yang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk, karena ia dapat
menghalangi sinar matahari yang masuk atau menghalangi dari serangan mahkluk hidup
lain. Beberapa jenis tanaman air merupakan indicator bagi jenis-jenis nyamuk tertentu.
Tanaman air bukan saja menggambarkan sifat fisik, tetapi juga menggambarkan
susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak ditemui lumut perut ayam
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (Plocheilus
panchax Panchax spp), Gambusi sp, Oreochromis niloticus (nila merah), Oreochromis
mossambica (mujair), akan mempengaruhi populasi nyamuk disuatu daerah. Selain itu
adanya ternak besar seperti sapid dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk
pada manusia, apabila kandang hewan tersebut diletakkan diluar rumah, tetapi tidak jauh
Faktor ini kadang- kadang besar sekali pengaruhnya dibandingkan dengan faktor
lingkungan yang lain. Kebiasaan untuk berada diluar rumah sampai larut malam, di mana
vector lebih bersifat eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk.
Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk yang
gejala utama yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses
penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang
dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam
1. Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit
dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga
cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya
2. Keluhan-keluhan prodromal
lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut
tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. Keluhan
prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P.
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secara
berurutan:
a. Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus
dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan
gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung
dkk, 2001)
b. Periode panas
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh
tetap tinggi, dapat sampai 40o C atau lebih, penderita membuka selimutnya,
respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat
terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006)
c. Periode berkeringat
Penderita berkeringan mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa
capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih
sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3
hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.
sebagai infeksi P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi
2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit
>10.000/µl.
3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB
4. Edema paru.
6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg disertai keringat dingin atau
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh
malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes
2.5. Prognosis
1. Prognosis malaria berat tergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada
anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan meningkat sampai 50% (Depkes
RI,2006)
3. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih baik daripada
antara Host, Agent dan Environment, pemutusan rantai penularan ini harus ditujukan
1. Pemberantasan Vektor
yang ada dalam tubuh, pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga
Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan tempat-
dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria (Depkes RI, 2003)
menunjukkan bahwa prospek terbaik adalah ikan, karena mudah dikembangbiakkan, ikan
telah dilakukan. Menurut Nurisa (1994), ikan nila memiliki daya adaptasi tinggi
diberbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau, dan di laut.
2. Pengendalian Vektor
Efektif, Efisiensi, Sustainable, dan Acceptable yang sering disingkat RESSA yaitu :
atau kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut
dianggap paling berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu
yang sudah di capai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang
biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan pengobatan penderita.
berikut :
ada, pada malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain,
2. Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi,
dimuara sungai yang tertutup pasir dan saluran dengan aliran air yang lambat.
3. Biological control, kegiatan anti larva dengan cara hayati (pengendalian dengan
sepanjang tahun, seperti mata air, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-
menemukan penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif oleh petugas yang
mengunjungi rumah secara teratur (Active Case detection) maupun dilakukan secara pasif
(Passive Case Detection), yaitu memeriksa semua pasien yang berkunjung ke Unit
Pelayanan Kesehatan (UPK), yaitu Polindes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit baik
Bebarapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita yaitu :
Pengobatan diberikan berdasarkan gejala klinis dan bertujuan untuk menekan gejala
b. Pengobatan Radikal
Dilakukan untuk mencegah KLB dan penaggulangan KLB, yaitu diulang setiap 2
1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakai
kelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotion
Rumah adalah struktur fisik, orang menggunakan untuk tempat berlindung yang
dilengkapi beberapa fasilitas yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani baik
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan
sandang, agar rumah dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik diperlukan
beberapa persyaratan. Rumah sehat harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
1) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan fisik
b) Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna, sehingga aliran udara
lingkungan.
2) Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan
tinggal bersama.
3) Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni
lainnya.
Kondisi fisik rumah berkaitan sekali dengan kejadian malaria, terutama yang
berkaitan dengan mudah atau tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah adalah ventilasi
yang tidak di pasang kawat kasa dapat mempermudah nyamuk masuk kedalam rumah.
Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari
kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang masuknya nyamuk ke
rumah. Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman bambu
kasar ataupun kayu/papan yang terdapat lubang lebih dari 1,5 mm² akan mempermudah
b. Lingkungan rumah
Lingkungan fisik yang diperhatikan dalam kejadian malaria adalah jarak rumah
dari tempat istirahat dan tempat perindukan yang disenangi nyamuk Anopheless seperti
adanya semak yang rimbun akan menghalangi sinar matahari menembus permukaan
tanah, sehingga adanya semak-semak yang rimbun berakibat lingkungan menjadi teduh
serta lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang disenangi nyamuk
Anopheles, parit atau selokan yang digunakan untuk pembuangan air merupakan tempat
berkembang biak yang disenangi nyamuk, dan kandang ternak sebagai tempat istirahat
nyamuk sehingga jumlah populasi nyamuk di sekitar rumah bertambah (Handayani dkk,
2008).
1) Anopheles aconitus
dan Irian. Biasanya dapat dijumpai di dataran rendah tetapi lebih banyak didapat di
daerah kaki gunung pada ketinggian 400-1000 m. Jentiknya terdapat di sawah dan
saluran irigasi. Sawah yang akan ditanami dan mulai diberi air, yang masih ada batang
padi dan jerami yang berserakan, merupakan sarang yang sangat baik. Nyamuk dewasa
hinggap dalam rumah dan kandang, tetapi tempat hinggap yang paling disukai ialah di
luar rumah, pada tebing yang curam, gelap dan lembab. Juga terdapat diantara semak
terdapat jauh dari sarangnya. Terbangnya pada malam hari untuk menghisap darah.
2) Anopheles balabacensis
maupun musim kemarau. Pada musim hujan tempat perkembangbiakan spesies tersebut
adalah di aliran mata air yang tergenang, di genangan-genangan air hujan di tanah, dan di
lubang- lubang batu. Sering didapatkan juga pada parit yang alirannya terhenti. Pada
musim kemarau sumber air tanah berkurang sehingga terbentuk genangan-genangan air
3) Anopheles maculatus
tawar jernih baik di tanah seperti di mata air, galian-galian pasir atau belik, genangan air
hujan maupun genangan air di sungai yang berbatu-batu kecil yang terbentuk karena
sumber air kurang sehingga air tidak mengalir dan menggenang di sepanjang sungai serta
mendapat sinar matahari langsung. Perilaku menghisap darah baik di dalam maupun di
luar rumah paling banyak sekitar pukul 22.00. Spesies ini pada siang hari ditemukan
istirahat di luar rumah pada tempat-tempat yang teduh antara lain di kandang sapi dan
tempat pembuangan sampah. Selama penangkapan pada siang hari tidak pernah
sarangnya dan lebih suka mengigit binatang dari pada manusia (Iskandar dkk, 1985).
4) Anopheles sundaicus
banyak tumbuhan air atau lumut dan mendapat sinar matahari langsung seperti muara
sungai yang tergenang, di lagun, dan di genangan-genangan air payau diantara hutan
bakau dengan salinitas 1,2-2%. Nyamuk dewasa senang hinggap di dalam rumah (Barodji
dkk, 1993).
2. Faktor Perilaku
kesehatan masyarakat, dan tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masyarakat adalah
perubahan perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat, artinya perilaku yang
disesuaikan dengan kelompok sasaran dan permasalahan kesehatan masyarakat yang ada.
digunakan untuk mempengaruhi faktor prediposisi, pemungkin dan penguat yang secara
Strategi yang tepat agar masyarakat mudah dan cepat menerima pesan diperlukan
alat bantu yang disebut peraga. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima
pesan semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh ( Depkes RI, 1999).
Praktik atau perilaku keluarga terhadap upaya mengurangi gigitan nyamuk malaria
adalah:
pada waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria. Penduduk yang tidak
menggunakan kelambu mempunyai resiko 6,44 kali terkena malaria (Barodji 2000).
Untuk menghindari gigitan nyamuk digunakan obat semprot, obat poles atau obat
nyamuk bakar sehingga memperkecil kontak dengan nyamuk (Depkes RI, 1992).
Menurut Lestari (2007) nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pukul 21.00-
03.00. Menurut Darmadi (2002) kebiasaan penduduk barada di luar rumah pada malam
hari antara pukul 21.00 s/d 22.00 berhubungan erat dengan kejadian malaria, karena
2.8. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau
tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman
rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini
manusia sudah membangun rumah bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba
modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendisain rumahnya dengan
(2003) mendefenisikan rumah sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang, baik secara
jasmani, rohani dan sosial. Artinya dalam rumah diperlukan segala fasilitas untuk
bertumbuh dan berkembang. Fasilitas tersebut harus ada di dekat rumah seperti sekolah,
toko, pasar, tempat kerja, fasilitas air bersih, sanitasi dan lain- lain.
Rumah yang sehat menurut Winslow dan American Public Health Asosiation
(APHA) yang dikutip oleh Masyuda (2003) harus memenuh persyaratan antara lain:
Kebutuhan ini meliputi pencahayaan, ventilasi, jauh dari kegaduhan dan cukupnya
penghuni (kamar tidur), ada ruang makan sekaligus untuk ruang duduk (kamar tamu),
lokasinya disekitar tetangga yang mempunyai tingkat ekonomi yang relatif sama, cara
pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan (estetika) tersedia WC dan kamar mandi
dan adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga.
kesehatan, bebas dari serangga dan tikus, pembuangan sampah yang saniter, pembuangan
air limbah yang memenuhi syarat kesehatan dan harus cukup luasnya.
dan material yang digunakan harus cukup kuat (berkualitas baik), diusahakan agar tidak
mudah terbakar, pada bangunan bertingkat perlu dibuat tangga darurat yang terletak
diluar bangunan, perlu adanya alat pemadam kebakaran dan dapat dihindari timbulnya
(ketenangan). Disamping itu juga harus memenuhi persyaratan fisik yang meliputu
konstriksi yang baik dan memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi yang baik
(Reksosoebroto, 1978).
Menurut Regional Houseing Center, suatu bangunan harus memenuhi ukuran luas
yang layak (dengan perhitungan untuk setiap keluarga yang terdiri dari 5 anggota
efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental maupun moral. Luas bangunan yang
optimum menurut Notoatmodjo (2003) adalah apabila menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap
orang atau tiap anggota keluarga. Menurut Lubis (1985) over crowding suatu perumahan
ditetapkan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/ Menkes/ SK/ VII/ 1999, yaitu luas ruang
tidur minimal 8 meter2 dan tidak dianjurkan/ digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam
satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Dan ukuran kamar tidur yang ideal
minimal 9 meter2 untuk orang dewasa dan anak – anak diatas 5 tahun, sedangkan untuk
anak balita ukuran minimal 4,5 m2 dan tidak dianjurkan digunakan untuk lebih dari 2
2.8.2.2. Ventilasi
Suatu ruangan yang terlalu padat penghuninya dapat memberikan dampak yang
buruk terhadap kesehatan penghuni rumah tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara
sangat diperlukan. Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tetap segar. Sehingga keseimbangan O2 yang diperlukan
oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2
di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit.
Kelembaban ini merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-
udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena selalu terjadi aliran
udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir
(Notoatmodjo, 2003).
1. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya.
udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara (Notoatmodjo,
2003).
2.8.2.3. Lantai
kondisi lantai yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Lantai rumah biasanya hanya
berupa tanah atau batu – batu yang langsung diletakkan di atas tanah, sehingga
memperhatikan kondisi perumahan khususnya kondisi lantai yang biasanya hanya berupa
tanah saja.
Lantai dari tanah atau batu bata biasanya langsung diletakkan di atas tanah
sehingga menjadi lembab. Oleh karena itu perlu suatu lapisan kedap yang air, seperti
semen, susunan tegel, dan lain-lain. Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat
mengundang berbagai serangga dan tikus untuk bersarang, demikian juga kotoran yang
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya
matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media (tempat) yang baik untuk
dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata. Karena itu
1. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di
dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Di samping sebagai ventilasi,
2. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
Karakteristik Umum
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ha : Tidak ada hubungan faktor lingkungan Fisik Rumah dengan kejadian malaria