Anda di halaman 1dari 11

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI REFORMED INDONESIA

KETERPISAHAN DOKTRIN ANTARA GEREJA BARAT DAN TIMUR

Sejarah Gereja

Dany Christopher, Ph.D.

Oleh

Charles Christian Hulu (S.Th)

Jakarta

September 2018
Keterpisahan Doktrin antara Gereja Barat dan Timur

Pendahuluan

Keterpisahan antara Gereja Barat dan Timur dapat dikatakan sebagai sebuah momen

besar yang tidak bisa dihapuskan dari sejarah Gereja. Momen ini merupakan momen yang

begitu besar oleh karena momen ini merupakan momen berubahnya kondisi kekristenan yang

dampaknya dapat dirasakan hingga saat ini. Dampak dari keterpisahan ini adalah munculnya

dua sisi mata uang logam yang berbeda, dimana disatu sisi hal ini merupakam titik awal dari

penyebaran kekristenan dengan dua paham yang begitu berbeda bahkan bertolak belakang,

Barat lebih menekankan kepada rasional sedangkan Timur lebih menekankan pada mistis. 1

Disisi lain keterpisahan ini merupakan titik awal dari konflik yang terjadi antara gereja Barat

dan gereja Timur.

Namun pernyataan di atas akan menimbulkan berbagai pertanyaan dasar, salah satu

pertanyaan yang mendasar yang mungkin akan muncul adalah “mengapa dan bagaimana

kekristenan yang begitu utuh dapat terpecah menjadi dua paham yang begitu berbeda, dengan

penekanan dan pendekatan teologis yang berbeda?” Pertanyaan tersebut dapat ditarik dan

menghasilkan sebuah pertanyaan baru “Apakah dengan adanya perbedaan paham teologis

yang ada menunjukkan bahwa salah satu dari paham tersebut merupakan paham yang salah?”

Pertanyaan tersebut dapat timbul karena kekristenan sejak semula memiliki dasar yang

seharusnya sama yaitu Pengajaran Para Rasul, namun permasalahan yang terjadi adalah

kekristenan saat ini terpecah menjadi dua dengan dua pemahaman yang bertolak belakang,

melalui pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa mungkin salah satu dari paham tersebut

1
Dany Christopher, “Sejarah Gereja: Abad Pertengahan bagian 2” (kuliah intensif, STTRI, Jakarta
Selatan, 13 Agustus 2018).
sudah tidak berada dalam jalur teologis yang benar atau sudah berada di luar garis pengajaran

para rasul.

Semua pertanyaan tersebut dapat kembali ditarik menjadi sebuah pertanyaan baru

“Gereja mana yang memiliki paham yang salah?” Jika salah satu gereja memiliki pandang

yang salah dengan demikian momen yang begitu besar akan kembali terjadi dimana konflik

yang ada bisa terselesaikan, namun jika kita berasumsi bahwa kedua paham tersebut tidak ada

yang salah dan benar, Pertanyaan-pertanyaan diatas akan mendasari setiap pembahasan yang

terdapat dalam paper ini, yang mana tujuannya adalah mengetahui penyebab perbedaan

doctrine dan yang terutama adalah dimana posisi kita sebagai seorang pengikut kristus?

Menerima keduanya atau menolak salah satu.

Namun sebelum membahas bagian tersebut, penulis akan menunjukkan perbedaan-

perbedaan doktrin antara gereja Barat dan Timur serta menunjukkan bagaimana bentuk

peribadatan yang begitu berbeda, yang kemudian akan dilanjutkan dengan melihat penyebab

utama dari perbedaan doktrin dan cara pandang yang begitu bertolak belang. Pada akhir dari

paper ini, penulis mencoba merefleksikan kejadian tersebut dengan kondisi kekristenan pada

masa kini.

Kondisi Gereja Barat dan Timur dengan Segala Perbedaannya

Pembahasan mengenai kondisi gereja Barat dan Timur serta segala perbedaannya,

tidak terlepas dari pembahasan mengenai penyebab utama pecahnya kedua gereja tersebut.

Dengan demikian pembahasan mengenai hal ini akan dilandasi dengan sebuah pertanyaan

“Bagaimana kekristenan yang begitu utuh dapat terpecah menjadi dua paham yang begitu

berbeda, dengan penekanan dan pendekatan teologis yang berbeda?” Dengan memahami

setiap jawaban yang akan dinyatakan, akan membantu kita untuk memahami perbedaan yang

akan dibahas pada bagian ini.


Penyebab Perpecahan

Kekristenan merupakan sebuah ajaran atau agama yang begitu utuh dan satu, dimana

setiap pengajaran yang ada dilandasi oleh pengajaran para Rasul yang diterimana dari Yesus.

Kekristena memiliki cikal bakal dari agama Yahudi, sehingga dapat dikatakan bahwa pada

masa awal kekristenan hadir tidak terlepas dari Yudaisme, bahkan kekristen dianggap sebagai

suatu sekte dari agama Yahudi.2 Hal ini memberikan sejumlah efek yang nyata terhadap

kekristenan, seperti halnya begitu banyak orang Kristen Yahudi yang masih menganggap

bahwa untuk masuk dalam kekristena harus melewati proses sunat, selain itu orang diluar

yahudi yang mau menjadi orang Kristen harus menjadi Yahudi terlebih dahulu,3 jikalau tidak

orang-orang seperti ini akan dikucilkan, bahkan beberapa orang Kristen Yahudi masih

menganggap bahwa orang yang masih belum masuk kedalam komunitas Yahudi adalah najis,

hal tersebut begitu terlihat jelas dalam perjanjian baru khusunya Kisah Para Rasul. Namun

disisi lain kekristenan menjadi bagian dari sekte sesat Yahudi, dengan kondisi demikian

begitu banyak orang Yahudi yang berasa dari agama Yudaisme memburu setiap orang

Kristen yang ada. Kodisi yang begitu tidak kondusif ini membuat begitu banyak orang

Kristen melarikan diri dan menyebar keseluruh daerah, khususnya yang masih berada dalam

wilayah Roma.4

Penyebaran kekristenan kemudian menghasilkan beberapa pusat kekristenan baik di

Roma Barat dan juga Roma Timur. Dengan adanya pusat-pusat kekristenan ini, gereja mulai

melakukan pembaharuan di dalam organisasi yang ada. Gereja kemudian membuat intstitusi

(patriarch) yang memiliki tujuan untuk membangun supaya kekristenan tidak terpecah baik

2
Ina Hidayat Mulyono, “Studi PB 1: Introduction” (Kelas Reguler, STTRI, Jakarta Selatan, 18
September 2017)
3
Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum, ed. S. Heru Winoto (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 25.
4
Laurie Guy, Introduction Early Christianity: A Topical Survey of Its Life, Beliefs and Practices
(Downers Grove, Illinois: InterVarsity Press, 2004), 21.
secara relasi bahkan doktrin yang ada.5 Dengan adanya institusi akhirnya gereja memutuskan

untuk memilih Bishop yang akan memimpin kekristenan dengan tujuan untuk menjaga

kemurnia pengajaran serta untuk menjaga keutuhan gereja. Dengan demikian masing-masing

gereja yang merupakan kekristenan yang terbesasar menentukan Bishop yang akan

memimpin, seperti contoh Clement yang merupakan Bishop dari Roma, Igantius merupakan

bishop dari Antiokhia.

Namun, timbulah sebuah permasalahan yang terjadi antara gereja Barat dan Timur.

Permasalahan ini diawalai dengan mengakui “tahta Roma” memiliki kedudukan tertinggi

sebagai gereja yang berasal dari Kristus dan dari rasul.6 Selain permasalahan tersbeut,

terdapat sebuah permasalahan khusunya dala penggunaan bahasa, yang membuat gereja

semakin terpecah yaitu antara bahasa Yunani dan Latin.7 Semenjak saat itulah gereja-gereja

yang berada dari patriarch yang lain mulai terganggu. Permasalahan ini kemudian menjadi

permasalahan yang semakin runyam, dan semakin meluas, bahkan dapat dikatakan bahwa

semenjak pernyataan tersebut dilayangkan terjadilah keretakan antara gereja barat dan timur.

Keretakan ini juga diikuti dengan berbagai macam perbedaan pandangan ketika melihat

Alkitab,8 salah satu perbedaan pandangan teologis yang terlihat begitu nyata adalah mengenai

Filioque. Namun, perpisahan ini sebenarnya terjadi oleh karena adanya politik di dalam

gereja pada saat itu.9

5
Laurie Guy, Introduction Early Christianity, 21.

6
Yves Congar, After Nine Hundred Years: The Background of the Schism Between The Eastern and
Western Churches (New York: Fordham University Press, 1959), 2.

7
Daniel B. Cledenin, Eastern Orthodox Christianity: A Western Prespective (Grand Rapids,
Michigan: Baker Academic, 2007), 40.
8
Thomas Van Den End, Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1986), 77.

9
Daniel B. Cledenin, Eastern Orthodox Christianity, 41.
Semenjak perpecahan yang begitu besar terjadi, kekristen barat dan timur saling

melakukan excommunication.10 Excommunication ini menyebabkan terputusnya hubungan

antara kekristenan barat dan timur, yang berujung pada semakin jauhnya perbedaan doctrine

yang dimiliki. Lalu perbedaan doctrine yang seperti apa yang terjadi pada waktu itu hingga

saat ini? Fokus doctrine yang akan dibahas adalah pandangan kedua gereja terhadap

penebusan yang Yesus kerjakan.

Gereja Timur

Peciptaan manusia memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai oleh sesuatu yang

dicipta yaitu manusia, namun manusia melanggar yang kemudian mengakibatkan manusia

masuk kedalam dosa. Kemudian datanglah seorang penebus yaitu Yesus, yang memiliki

tujuan mengembalikan manusia kepada tujuan awal diciptakannya mereka. Kita sebagai

orang yang mengaku diri Kristen pasti akan menyetujui hal ini oleh karena hal tersebut begitu

tersirat dalam Alkitab. Dalam eastern theology konsep penebusan bukan hanya sesuatu yang

sederhana seperti pernyataan diatas, namun memiliki sesuatu yang makna yang begitu

berbeda dengan pandangan Barat.

Kita dapat melihat hal tersebut ketika kita mulai dengan membicarakan tujuan dari

manusia diciptakan. Tujuan dari manusia diciptakan dalam eastern theology adalah

kebersatuan dengan Allah.11 Namun disinilah terjadi sebuah permasalahan yang begitu besar

dimana manusia jatuh kedalam dosa. Dimana manusia berusaha memberontak melawan

tujuan yang seharusnya dituju, manusia tidak dapat merengkuh dan menggapai kebersatuan

dengan Allah. Disinilah konsep penebusan muncul.

10
I. W. Spitz, “ The Schism of the Eastern and Western Churches,” Concordia Theological Monthly
25, no. 12 (1954): 881-91.
11
Vladimir Lossky, Orthodox Theology: an Introduction (Crestwood, New York: ST Vladimir’s
Seminarny Press, 2001), 111.
Dalam orthodox theology konsep penebusan merupakan bagian yang negatif dari

rencana yang Allah sudah buat untuk manusia.12 Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa

rencana Allah yang awal memiliki tujuan untuk menghantar manusia kedalam kebersatuan

dengan Allah, berganti menjadi sebuah rencana yang yang dianggap negatif yaitu penebusan.

Konsep penebusan sebagai sesuatu yang negatif ini terjadi oleh karena tujuan utama dari

penciptaan sudah bergeser menjadi sebuah tujuan lain yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika

manusia tidak jatuh kedalam dosa. Namun, oleh karena Allah menginginkan manusia untuk

dapat menjadi satu dengan Dia dan berjalan sesuai tujuan awal (Theosis), Yesus datang

menjadi “alat” yang Allah gunakan. Yesus sebaga “alat” ini memiliki sebuah makna yaitu

membuat orang berdosa mengingini Dia, haus akan Dia, mencari Dia, yang kemudian roh

mereka akan terus disempurnakan didalam Yesus dan berakhir pada tujuan Allah yaitu

terjadinya Theosis.13 Selain itu dapat kita mengerti bahwa tanpa adanya kedatangan Yesus

manusia tidak akan bisa menyatu dengan Allah oleh karena tidak ada sosok Allah nyata yang

ada bersama dengan mereka.14

Gereja Barat

Theology dari gereja barat memiliki perbedaan yang begitu mencolok dengan gereja

timur. Kita sudah melihat jikalau gereja timur memiliki sebuah pandangan bahwa tujuan dari

penciptaan adalah Theosis. Untuk gereja barat sendiri theosis bukan merupakan sebuah

penekanan dalam penciptaan.15 Penciptaan memiliki sebuah tujuan yaitu memuliakan Sang

Pencipta seperti yang terdapat dalam Katekismus Westminster pertanyaan pertama. Namun

12
Vladimir Lossky, Orthodox Theology, 111.
13
Daniel B. Clendenin, Eastern Orthodox Christianity, 133.
14
Archimandrite Kallistos Ware, The Orthodox Way (Crestwood, New York: ST. Vladimir’s Seminary
Press, 1986), 92.
15
Daniel B. Clendenin, Eastern Orthodox Christianity, 121.
oleh karena dosa manusia yang keseluruhan dirinya merupakan gambar dan rupa Allah

menjadi rusak.16 Hal ini mengakibatkan manusia tidak dapat memuliakan Tuhan tetapi

sebaliknya, manusia menghina Tuhan dengan berbagai tindakan yang begitu jahat.

Namun oleh karena Allah ingin manusia kembali kepada tujuan awalnya yaitu

menikmati Dia dan memuliakan Dia. Namun disisi lain Allah tidak bisa mengkari perjanjian

yang telah Allah nyatakan diawal penciptaan manusia.17 Sehingga Allah memberikan Anak-

Nya yang tunggal, dengan jalan pengosongan Sang Anak dari sesuatu yang Immutable

menjadi sesuatu yang mutable, dan hal ini tercatat dalam Injil Yohanes. Disinilah Anugrah

tuhan begitu nyata didalam kehidupan manusia.

Konsep penebusan gereja barat begitu berbeda dengan gereja timur, khusunya ketika

kita melihat peran yang dikerjakan Yesus. Pemahaman yang dimengerti oleh gereja barat

mengenai sosok yesus adalah Sang Anak Allah yang telah dijanjikan yang memiliki sebuah

tugas yaitu mempersembahkan dirinya sebagai korban penghapusan dosa seluruh umat

manusia, disisi lain dapat kita pahami bahwa Yesus merupakan Jembatan yang Allah telah

diberikan kepada manusia sehingga manusia mengenal dan melihat Allah melalui pribadi

Yesus.18 Sedangkan konsep pengorbanan Yesus yang terdapat dalam gereja timur lebih

menekankan bahwa kedatangan-Nya kedunia ini merupakan sebuah pengorbanan yang

terbesar, dimana dapat kita katakan bahwa kedatangan Yesus memiliki tujuan

mempersatukan manusia ke dalam diri-Nya sehingga manusia akan menjadi satu kesatuan

16
Herman Bavink, Sin and Salvation in Christ, vol. 3 dari Reformed Dogmatics, terj, John Vried
(Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 2006), 28.
17
Herman Bavink, God and Creation, vol. 2 dari Reformed Dogmatics, terj, John Vried (Grand Rapids,
Michigan: Baker Academic, 2004), 565.
18
Yakub B. Susabda, Mengenal dan Bergaul dengan Allah (Yogyakarta: Andi, 2010), 116.
yang utuh dengan Yesus, yang kemudian manusia akan menjadi satu kesatuan dengan Allah

Tritunggal.

Melihat Perbedaan Yang Ada

Pada saat ini kita diperhadapkan dengan dua pandangan teologi yang begitu berbeda

dari gereja timur dan barat. Ketika kita diperhadapkan dengan hal ini apa yang harus kita

lakukan, dipihak manakah kita akan beridiri. Untuk kita dapat mengerti dan menentukan

posisi ini kita harus mengetahui alasan utama yang mempengaruhi kedua doktrin gereja ini

bisa berbeda. Alasan utama yang mempengaruhi doktrin yang berbeda ini adalah budaya dari

masing-masing gereja yang begitu berbeda.19 Perbedaan budaya ini menyangkut perbedaan

cara baca Alkitab ataupun penggunaan bahasa yang berbeda. Gereja barat yang lebih

terpengaruh filsafat, sedangkan gereja timur tidak menyukai segala sesuatu yang

berhubungan dengan filsafat.20 Hal tersebut menimbulkan perbedaan esensi dari masing-

masing gereja, gereja timur adalah mistis dan gereja barat rasionalis.

Pada saat ini kita sebagai orang Kristen memiliki kecenderungan untuk menjudge

gereja atau paham yang mungkin berbeda dengan diri kita tanpa melihat esensi dari gereja

tersebut atau pandangan tersebut. Kondisi inilah yang mengakibatkan kita sebagai orang

Kristen khusunya yang telah terpengarus budaya gereja barat menganggap bahwa gereja

timur adalah gereja yang sesat ataupun sebaliknya. Seharunya kita sebagai orang Kristen

tidak melihat dengan cara yang demikian, kita sebagai pengikut Kristus harus kembali

melihat kembali kepada Alkitab untuk melihat apakah sebuah ajaran yang diajarkan baik

timur atau barat benar-benar berasal dari Alkitab. Jika memang salah satu pandangan tidak

kembali kepada Alkitab, barulah disaat itulah kita bisa menilai sebuah ajaran atau gereja.

19
Yves Congar, After Nine Hundred Years, 29.

20
Vladimir Lossky, Orthodox Theology, 27.
Daftar Pustaka

Ware, Archimandrite Kallistos. The Orthodox Way. Crestwood, New York: ST. Vladimir’s Seminary Press,
1986.

Cledenin, Daniel B. Eastern Orthodox Christianity: A Western Prespective. Grand Rapids, Michigan: Baker
Academic, 2007.

Christopher, Dany. “Sejarah Gereja: Abad Pertengahan bagian 2.” kuliah intensif, STTRI, Jakarta Selatan, 13
Agustus 2018.

Bavink, Herman. Sin and Salvation in Christ. volume 3 dari Reformed Dogmatics. diterjemahkan oleh John
Vried. Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 2006.

———————. Sin and Salvation in Christ. volume 3 dari Reformed Dogmatics. diterjemah John Vried. Grand
Rapids, Michigan: Baker Academic, 2006.

Spitz, I. W. “ The Schism of the Eastern and Western Churches.” Concordia Theological Monthly 25, no. 12
(1954): 881-91.

Mulyono, Ina Hidayat. “Studi PB 1: Introduction.” Kelas Reguler, STTRI, Jakarta Selatan, 18 September 2017.

Culver, Jonathan E. Sejarah Gereja Umum. Diedit oleh S. Heru Winoto. Bandung: Biji Sesawi, 2013.

Guy, Laurie. Introduction Early Christianity: A Topical Survey of Its Life, Beliefs and Practices. Downers
Grove, Illinois: InterVarsity Press, 2004.

End, Thomas Van Den. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

Lossky, Vladimir. Orthodox Theology: an Introduction. Crestwood, New York: ST Vladimir’s Seminary Press,
2001.

Susabda, Yakub B. Mengenal dan Bergaul dengan Allah. Yogyakarta: Andi, 2010.

Congar, Yves. After Nine Hundred Years: The Background of the Schism Between The Eastern and Western
Churches. New York: Fordham University Press, 1959.

Anda mungkin juga menyukai