Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN SOAL NO 1

ONTOLOGI

Ontologi berasal dari bahasa Yunani  yaitu  Ontos  berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakiket
sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain  artinya ilmu yang mempelajari tentang
“yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.  Sedangkan, 
menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara
jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang
membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda  yang terdiri dari alam ,
manusia individu, umum, terbatas  dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam ontologi juga
terdapat  aliran yaitu  aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari satu
sumber (1 hakekat).

Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan –


pernyataan dalam sebuah  ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan
Metafisika. Metafisika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau
perubahan yang berkaitan dengan yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap
manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan
pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu?

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :

1. Metodis            : menggunakan cara ilmiah.


2. Sistematis         :saling berkaitan satu sama lain secara teratur  dalam
satu keseluruhan.
3. Koheren           : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh
mengandung uraian yang bertentangan.

1. Rasional           : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir yang benar


(logis)
2. Komprehensif  : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut
pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan.
3. Radikal            : Diuraikan sampai akar persoalan, atau esensinya.
4. Universal          : Muatan kebenaranya sampai tingkat umum  yang
berlaku dimana saja.
Hakikat dari Ontologi  Ilmu Pengetahuan

1. Ilmu berasal dari riset (penelitian)


2. Tidak ada konsep wahyu
3. Adanya konsep pengetahuan empiris
4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan
5. Pengetahuan metodologis
6. Pengetahuan observatif
7. Menghargai asas verifikasi (pembuktian)
8. Menghargai asas skeptisisme yang redikal.

Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau
berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat
rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.

EPISTIMOLOGI

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau
kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian epistimologi
dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi
dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar (teori of
knowledges). Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal
muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk membedakannya


dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat pengetahuan
(Epistimologi) merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah
hakikat pengetahuan. Epistomogi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula pengetahuan, batas –
batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan. Objeck material epistimologi adalah
pengetahuan . Objek formal epistemologi adalah hakekat pengetahuan.

1. Logika Material adalah usaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu


pemikiran di tinjau dari segi isinya. Lawannya adalah logika formal
(menyelidiki bentuk pemikiran yang masuk akal). Apabila logika formal
bersangkutan dengan bentuk-bentuk pemikiran, maka logika material
bersangkutan dengan isi pemikiran. Dengan kata lain, apabila logika
formal yang biasanya disebut istilah’logika’berusaha untuk menyelidiki
dan menetapkan bentuk pemikiran yang masuk akal, maka logika material
berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu pemikiran ditinjau dari
segi isinya. Maka dapat disimpulkan bahwa logika formal bersangkutan
dengan masalah kebenaran formal sering disebut keabsahan (jalan)
pemikiran. Sedangkan logika material bersangkutan dengan kebenaran
materiil yang sering juga disebut sebagai kebenaran autentik atau
otentisitas isi pemikiran.
2. Kriteriologia  berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran. Ukuran
yang dimaksud adalah ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu
pikiran atau pengetahuan tertentu. Dengan demikian kriteriologia
merupakan suatu cabang filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar
tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran tentang
kebenaran.
3. Kritika Pengetahuan adalah pengetahuan yang berdasarkan tinjauan
secara mendalam, berusaha menentukan benar tidaknya suatu pikiran
atau pengetahuan manusia.
4. Gnoseologia (gnosis = keilahian, logos = ilmu pengetahuan) adalah
ilmu pengetahuan atau cabang filsafat yang berusaha untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hakikat pengetahuan, khususnya mengenahi
pengetahuan yang bersifat keilahian.
5. Filsafat pengetahuan menjelaskan tentang ilmu pengetahuan
kefilsafatan yang secara khusus akan memperoleh pengetahuan tentang
hakikat pengetahuan. J.A.Niels Mulder menjelaskan bahwa epistimologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan
berlakunya dari ilmu pengetahuan.  Abbas Hamami Mintarejo berpendapat
bahwa epistemologi adlah bagian filsafat atau cabang filsafat yang
membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan
penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.

Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode
dan kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material epistimologi adalah pengetahuan,
sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat.


Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa
pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu:
analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.

1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang


menjadi dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak
langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan sekaligus.
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan,
kebenaran, dan kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan
dalil – dalilnya.
Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:

1. Rasionalisme      : Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.


2. Empirisme          : Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang
dapat diindra karena ilmu atau pengalam impiris.

AKSIOLOGI

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.
Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair,
dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga
yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang
mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai.
Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian
yang umum digunakan yaitu:

1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia.
Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi
pembahasan menarik sejak masa sokrates dan para kaum shopis.disitu dipersoalkan
mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagainya. Etika sendiri dalam
buku etika dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suzeno diartikan sebagai pemikiran
kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral
ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan dan adatistiadat
manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak menghasilkan suatu kebaikan
atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar.
Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.

Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan.
Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggungjawab, baik tanggung
jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang
pencipta. Dalam perkembangan sejarah etika ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat
moral yaitu hedonism, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah
pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan
kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan.
Dan adapun tujuan dari amnesia itu sendiri adalah kebahagiaan.

Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan


kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah illahi atau
melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati. Selanjutnya deontologi adalah pemikiran
tentang moral yang diciptakan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut
baik secara terbatas atau dengan syarat. Misalnya kekayaan manusia apabila
digunakan dengan baik oleh kehendak manusia.

1. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat
unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan
yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata
bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.

Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kulaitas objek, melainkan sesuatu


yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari
memancarkan sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakn
kenikmatan. Meskipun sesungguhnya pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita
mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan
perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat objek
yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap merupakan perasaan.

Aksiologi berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama,
tak dapat dibantak lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat
manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal
ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun S. suriasumantri yaitu bahwa
“pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu merupakan berkat atau justru 
malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka yang disebabkan
oleh ilmu, bahwa kita tidak bissa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu,
karena itu sendiri ilmu merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan
hidupnya, lagipula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk
melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya. Nilai kegunaan ilmu untuk
mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat
memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal yaitu:

PENUTUP

Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau
dengan kata lain  artinya ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Sedangkan, 
menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara
jasmani maupun secara rohani. Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan
tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran
pengetahuan. Dalam hal ini, aspek estimologi merupakan aspek yang membahas
tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari
pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Aksiologi merupakan cabang
filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Disisi
lain,  aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh

DAFTAR  PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumu


Aksara

Anda mungkin juga menyukai