Anda di halaman 1dari 14

PERAN DN FUNGSI ADVOKASI PERAWAT MATERNITAS

Dibuat untuk memenuhi sebagian tugas mata kulia

keperawatan maternitas 2

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Ade januar fitri yani ( 181211377)


2. Azharia syafira ( 181211382)
3. Cintia feprita nadia wati ( 181211386)
4. Devied angkasa ( 181211388)
5. Lara amfionita (181211395 )
6. Rahmi syarmilla (181211405 )
7. Shinta yunika sari (181211410 )
8. Theresia eldest wiselygea (1812114120)
9.

Dosen Pengampu
Ns. Delvi hamdayani M.kep
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat AllahSWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “PERAN DAN FUNGSI AVOKASI PERAWAT MATERNITAS”
Makalah ini dibuat sebagai tambahan nilai dari tugas mata kuliah Keperawatan
maternitas .Adapun tujuan penulisan membuat makalah ini yaitu untuk mengetahui
lebih luas mengenai peran dan fungsi avokadsi keperawatan maternitas Tentu saja
dalam pelaksanaan peneltian dan penulisan makalah ini ,penulis banyak diberi
bimbingan ,arahan,petunjuk,dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis
dapat memberikan yang terbaik dalam pembuatan makalah ini.Krena itu dalam
kesempatan ini ,penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak yang mengajar mata kuliah Keperawatan maternits ,serta pihak yang
membantu pembuatan makalah ini.Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan .

Oleh Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga akan menambah pengetahuan penulis dimasa yang akan datang. Penulis
mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………….................……....…………………….……

Daftar isi…………………………………………....………………………............

BAB 1 PENDAHULUAN.…… ……………….……....………….………………

1.1 Latar Belakang……………………………….…….………..………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………..……………………………
1.3 Tujuan……………………………………………..........…………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….............……..

1.Pengertian Aadvokasi
2.Peran perawat sebagai advokasi
3 Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat
4. Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat

BAB III PENUTUP……………………………….......…………………………….

KESIMPULAN……………………………………………………………………

SARAN……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA .................................................………………...................


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Secara umum, keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap
klien, dan akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan
keperawatan itu sendiri. Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan,
sebagaimana pengertiannya “Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang
lain”. Sebagai kewajiban moral yang jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah
menemukan justifikasi (pembenaran) kepada pendekatan keperawatan yang
didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika keperawatan. Dari sebab itu,
pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang “Advokasi dalam
keperawatan” secara ringkas dan mudah di mengerti.

   B.     Rumusan masalah
Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1.      Apa pengertian advokasi.
2.      Bagaimana pengertian peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.      Dan bagaimana peran perawat sebagai advokator.

   C.    Tujuan
Sebagaimana latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan
penulisan adalah sebagai berikut :
1.      Memahami arti dari advokasi.
2.      Mengetahui arti dari peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.      Dan mengetahui bagaimana peranan perawat sebagai advokator.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Advokasi
1.   Pengertian advokasi
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di
bidang hukum atau pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap
hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan
yang dinyatakan oleh Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan
ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu
untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator
adalah menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak
bertentangan dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien.
Seorang advokator menginformasikan hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga
klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus peran advokasi perawat adalah
menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien. Hak-hak yang dimiliki
oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting bagi
hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-
nilai yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa
paksaan dari orang lain.

2.  Peran perawat sebagai advokasi


a.  Pengertian peran
           Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya
menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 1994).
Selanjutnya menurut Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa peran adalah
serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial yang berhubungan
dengan fungsi individu di masayarakat dan keluarga. Sedangkan menurut Stuart and
Sundeen, 1998 peran adalah serangkaian pola dan perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok.
Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat
dikatakan bahwa peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang
professional.

b.      Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran


Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
1. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
2.keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
3.nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan
fasilitas institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta
fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi.
Sikap dan perilaku komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap
dan berperilaku seperti dia.
c.  Pengertian Perawat
Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangannya
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan (Gaffar). Seorang perawat dikatakan profesional
jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan, dan bertanggung jawab
serta berkewenangan melaksanakan asuhan keperawatan (Gaffar).
Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan
berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes
RI,2002).

d.  Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan
dalam suatu system pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989), menurut Doheney
(1992) peran perawat terdiri dari:
1.      Care giver/pemberi pelayanan
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.
b.Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis.
c.Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang
terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.

2.      Clien advocate/pembela pasien


Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent) atas
tidakan keperawatan yang diberikan.

3. Consellor/konseling
a.Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup sehat
(prubahan pola interaksi)

4.Educator /pendidik
a  Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan
(saat interaksi) maupun secara disiapkan.
b.Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.
c.  Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care Planning.

5.      Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak pelayanan dari
banyak profesional misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah
jenis, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring,
motivasi edukasi dan sebagainya.

6.  Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan, paduan
keahlian dan ketrampilan dari berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.

7.  Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan keperawatan adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.

8.Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.

E. Peranan perawat sebagai advokator


Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan
yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak
memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat
informasi yang meliputi hal-hal berikut:
1. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya;
2.    hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
3. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien
lain;
4.  hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit
5.   hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya
6. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
7.   hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter
8. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
atau sarana pelayanan kesehatan
9. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya
10.hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang menangani
11. hak untuk mengetahui isi rekam medik ( Kusnanto,2004 ).

.3. Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi
pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :
a..Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
b.Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan
saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
c.Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.
4. Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat adalah pasien

akan :

a.  Mengerti hak-haknya sebagai pasien

b. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-

pilihannya

c.   Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya

d.    Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri

e.    Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan
adalah sebagai berikut
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula
digunakan di bidang hukum atau pengadilan.
peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan
yang profesional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksanannya peran :
1.pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
2.keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
3.nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah
suatu kepercayaan terhadap obyek.
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi
dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan
perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh
klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.

SARAN
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai
berikut :
Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, di harapkan kepada seluruh perawat agar mampu menjadi
advokator yang baik dan handal, yang berkerja secara profesional, yang tidak
hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga menjadi pembela kelayakan
untuk keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan, kelayakan dan juga
pelayanan-pelayanan keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan
Keputusan. Seri Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.

Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.


Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di
Rumah Sakit. Depkes, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai