OLEH :
NIM : 4171141046
Jurusan : BIOLOGI
Kelompok : 3 (TIGA)
MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-ujibiokimia yang biasanya
dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteriatau mikroorganisme yang antara lain uji katalase,
koagulase, ujinitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit danlain-lain.
Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangatpenting dalam dunia mikrobiologi
(Lim, 1998).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatanidentifikasi bakteri atau
mikroorganisme yaitu antara lain adalah ujikoagulase, uji katalase, uji MRVP, uji nitrit,
hidrolisis gelatin, ujiH2S dan lain-lain. Salah satu uji yaitu adalah uji hidrolisis urea. Ujiini
sangat penting dalam identifikasi bakteri-bakteri patogenpenghuni usus, begitu pula uji yang
lain sebenarnya digunakanuntuk mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang
manadengan karakter tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas daribakteri-bakteri yang lain
yang hidup disekitarnya (Dwidjoseputro,1994).
Enzim ekstraseluler atau eksoenzim adalah enzim yang dihasilkan oleh bakteri dan
disekresikan ke lingkungan (enzim yang aktivitasnya di luar sel). Sebagian besar substansi
dengan berat molekul yang besar tidak dapat melewati membran sel. Oleh karena itu,
substansi seperti polisakarida substansi seperti polisakarida, lipid dan protein harus didegradasi
terlebih dahulu menjadi bahan dengan berat molekul yang rendah sebelum ditransportasikan ke
dalam sel, Eksoenzim terutama enzim hidrolitik dapat mereduksi bahan dengan molekul tinggi
ke dalam blok-blok pembangunnya dengan penambahan air pada molekul. Eksoenzim sangat
berguna untuk hidrolisis pati, hidrolisis lipid, hidrolisis kasein dan hidrolisis gelatin
(Cappuccino & Sherman 1996: 132).
Endoenzim berfungsi di dalam sel dan berperan dalam sintesis protoplasma baru
yang diperlukan dan produksi energi selular dari asimilasi bahan. Kemampuan sel untuk
bekerja pada substrat bernutrisi menembus membran sel mengindikasikan adanya
eksoenzim yang dapat merubah substrat yang spesifik secara kimiawi menjadi bahan yang
penting. Perubahan tersebut diperlukan untuk ketahanan dan fungsi sel, dan merupakan
dasar dari metabolisme selular. Endoenzim berperan dalam fermentasi karbohidrat, reaksi
litmus susu, produksi H2S, reduksi nitrat, reaksi katalase, tes urease, tes oksidase, tes
IMVIC dan tes triple sugar-iron (Cappuccino & Sherman 1996: 132).
Gelatin merupakan suatu jenis protein yang tidak mengandung triptofan dan hanya
sedikit mengandung asam-asam amino penting lain. Pencairan gelatin oleh
mikroorganisme dapat terjadi dengan adanya enzim gelatinase yang bersifat proteolitik
(Gandjar dkk. 1992: 52).
Walaupun nilai gelatin sebagai sumber nutrisi masih dipertanyakan, gelatin sangat
berguna di dalam mengidentifikasi spesies bakteri. Gelatin adalah suatu protein yang
diproduksi dari hidrolisis kolagen, komponen utama dalam jaringan penghubung dan otot
manusia dan hewan lainnya. Pada temperatur di bawah 25 OC, gelatin bersifat padat dan
membentuk gel, sedangkan pada temperatur di atas 25 OC, gelatin bersifat cair (Cappuccino
& Sherman 1996: 145).
Pencairan gelatin oleh bakteri dilakukan oleh enzim proteolitik yang dikenal
sebagai gelatinase. Adanya gelatinase dapat dilihat dengan memasukkan kultur ke dalam
lemari pendingin. Apabila gelatin tetap cair, menunjukkan bahwa mikroorganisme tersebut
mensekresi gelatinase ke dalam medium (Salle 1967: 354).
katalase
2 H2O2 2 H2O + O2
Peroksidase
Hidrogen peroksida Air Oksigen bebas
(Cappuccino & Sherman 1996: 187).
2.1.1. Alat
No NamaAlat Jumlah
1 bunsen 1 buah
2 Jarum ose 2 Buah
3 Incubator 1 Buah
2.1.2. Bahan
2.2. ProsedurKerja
Hidrolisis Gelatin
1. Diinokulasikan biakan murni bakteri kedalam tabung reaksi berisi Nutrient Gelatin
Agar
3. Media kemudian disimpan di incubator pada suhu 4℃ selama 30 menit dan diamati
perubahan yang terjadi
Uji Katalase
2. Biakan murni bakteri diinokulasikan kemedia agar miring dan dilakukan secara aseptic
4. Permukaan kultur ditetesi 3-4 tetes H2O2 dan diamati ada / tidak ada gelembung pada
permukaan media.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
NO Jenis uji Jenis HASIL
Bakteri Sebelum Sesudah
1 Uji Gelatin E.coli Warna kekuningan Warna menjadi keruh dan terdapat
endapan diatas dan berubah
menjadi padat
Aplikasi dari uji biokimia ini biasanya dilakukan uji-uji biokimia yaitu suatu uji
senyawa dalam makhluk hidup. Kebanyakan dari senyawa itu adalah senyawa karbon yang
terikat secara kovalen dengan beberapa unsur H, O, N, F, S, dan beberapa unsur logam,
misalnya karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Uji biokimia digunakan untuk
karakterisasi dan identifikasi mikroba. Fungsinya adalah mengidentifikasi bakteri dengan
karakter tertentu, yang mana dengan karakter tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas dari
bakteri-bakteri yang lain.
Percobaan ini terbagi menjadi dua uji, yaitu uji biokimia itu sendiri dan uji hidrolisa.
Uji biokimia merupakan salah satu uji yang dapat digunakan untuk identifikasi dan
karakterisasi bakteri, yaitu dengan melihat reaksi di dalam sel-sel hidup bakteri ketika
ditambahkan zat kimia. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah Eschericia coli
dan Bacillus subtilis
Uji katalase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada bakteri.
Pengujian ini menggunakan H2O2 3 % karena H2O2 merupakan salah satu hasil respirasi
aerobik bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri
karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri sehingga komponen ini harus dipecah agar tidak
bersifat toksik lagi. Pada saat melakukan respirasi, salah satu komponen yang dihasilkan
bakteri adalah H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim
katalase segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya
sendiri.
Uji katalase dapat dilihat dengan menetesi hidrogen peroksida (H2O2) pada biakan
mikroorganisme yang diletakkan pada kaca objek. Mikroorganisme yang digunakan adalah
Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Jika terdapat enzim katalase, reaksi kimia yang terjadi
diindikasikan dengan terbentuknya gelembung gas oksigen bebas (O2).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kedua bakteri yang digunakan menunjukkan
adanya reaksi yang positif terhadap uji katalase. B.subtilis, dan E. coli memperlihatkan
adanya gelembung O2 ketika ditetesi oleh H2O2, namun waktu yang dibutuhkan sampai terlihat
adanya gelembung gas pada setiap bakteri adalah berbeda-beda. B. Subtilis memerlukan waktu
sekitar 19 detik, sedangkan E. coli membutuhkan waktu sekitar 9 detik. Kemampuan kedua
biakan tersebut menghasilkan enzim katalase yang dapat memecah hidrogen peroksida menjadi
air dan oksigen sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa kedua bakteri tersebut
memberikan uji terhadap uji katalase (Holt dkk. 1994: 179).
Uji hidrolisa gelatin merupakan suatu uji untuk mengetahui ada tidaknya kemampuan
suatu mikroorganisme dalam menghidrolisis gelatin. Uji ini menentukan kemampuan suatu
mikroorganisme untuk dapat membentuk enzim semacam proteolitik (gelatinase) yang dapat
mencairkan gelatin yang akan terurai oleh bakteri yang mensintesis enzim proteolisis.
Parameter yang menunjukkan hasil positif pada percobaan ini adalah gelatin tetap dalam
keadaan cair walaupun telah didinginkan. Artinya reaksinya bersifat irreversibel (tidak dapat
balik), di mana media gelatin akan tetap cair meskipun telah didinginkan dengan es. Dengan
kata lain,mikroorganisme dapat membentuk enzim semacam proteolitik (gelatinase) yang
dapat mencairkan gelatin.
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen, yaitu zat pada jaringan
penghubung dan tendon pada hewan. Pada suhu rendah, media gelatin akan memadat
sedangkan pada suhu kamar gelatin berwujud cair. Melalui hal tersebut, akan diketahui
bagaimana uji hidrolisa ini terjadi. Media gelatin terhidrolisis jika wujudnya menjadi cair,
bukan padatan. Dalam uji hidrolisa ini, hasil yang diperoleh adalah negatif pada E. coli dan
positif terhadap B. subtilis, yang ditunjukkan dengan terbentuknya padatan pada media gelatin
atau dengan kata lain bakteri yang digunakan tidak dapat mensintesis enzim proteolisis untuk
menguraikan gelatin, sehingga media gelatin memadat. Media gelatin menjadi padat karena
ikatan hidrogen yang terdapat didalamnya tidak dapat dihidriolisa (tidak terurai) oleh bakteri,
sehingga reaksinya bersifat reversibel dapat balik. Reaksi dikatakan dapat balik jika media
gelatin tersebut akan memadat pada suhu rendah dan akan kembali cair pada suhu normal.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
1. Bakteri dari debu yang kami isolasikan ternyata mampu menghidrolisa pati Gelatin
(protein) dan melakasanakan aktivitas katalase hal ini dikarenakan mikroba melakukan
meabolismenya dengan menghidrolisa senyawa yang ada dilingkungan sekitarnya.
2. Jenis-jenis uji biokimia mikroorganisme ada dua yaitu uji eksoenzim dan uji
endoenzim .Dimana uji eksoenzim itu ada Hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis
kasein dan hidrolisis gelatin.Dan uji endoenzim itu ada fermentasi karbohidrat , reaksi
susu litmus, produksi hidrogen sulfida, reduksi nitrat, reaksi katalase, uji urease, uji
oksidasi dan IMVIC.
3. Enzim bekerja berpengaruh dengan derajat keasaman dan suhu, pada pH yang terlalu
asam maupun basa enzim ini tidak bekerja secara maksimal, sedangkan pada suhu
tunggi akan mengalami denaturasi.
4. Media gelatin menjadi padat karena ikatan hidrogen yang terdapat didalamnya tidak
dapat dihidriolisa (tidak terurai) oleh bakteri, sehingga reaksinya bersifat reversibel
dapat balik. Reaksi dikatakan dapat balik jika media gelatin tersebut akan memadat
pada suhu rendah dan akan kembali cair pada suhu normal.
DAFTAR PUSTAKA