A. PENDAHULUAN
Bila generator sinar-x adalah half wave rectifier maka unyuk menghitung waktu
eksposi dengan cara :
B. TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh waktu eksposi terhadap kuantitas dari radiasi sinar-x
yang keluar dari tabung sinar-x.
C. FREKUENSI
1. Pada awal program QC
2. Setiap tahun
3. Bila diperlukan
D. PERALATAN YANG DIPERLUKAN
1. Lebar Pb
2. Spinning Top tool dan digital timer meter
3. Sebuah kaset 24 x 30 cm diisi dengan film
4. Dosimeter
5. Larutan processing film
6. Pesawat sinar-x laboratorium III pengujian spinning top tool
E. METODE
1. Spinning Top Tool
a. Tempatkan kaset menghadap tabung sinar-X
1
b. Tempatkan Spinning Top pada bagian dari kaset
2
1
c. Tutup bagian lainnya dari kaset dengan lead rubber
2
d. Atur FFD 100 cm dan buka kolimator seluas Spinning Top
e. Atus eksposi pada 65 kV, 32 mAs
f. Putar Spinning Top secara manual, dan lakukan eksposi ketika kecepatan
putaran sedang
g. Tempatkan spinning top pada bagian yang belum terekspose
h. Atur FFD dan buka kolimator seluas spinning top
i. Atur eksposi pada
j. Proses film di kamar gelap
2. Digital Timer Meter
a. Tempatkan digital timer meter di bawah tabung sinar-x
b. Buka kolimasi seluas detector
c. Atur kV 60 mA 100 ms 50
d. Lakukan eksposi sebanyak 3x, dan catat masing-masing pengukuran
e. Atur kV 60 mA 100 ms 100
f. Lakukan eksposi sebanyak 3x, dan catat masing-masing pengukuran
F. EVALUASI
1. Spinning Top Tool
a. Pada film terdapat 2 (dua) gambar, masing-masing mempunyai gambaran
spot (titik) berbentuk lengkungan
b. Jarak antar spot tidak penting, karena hanya menunjukkan kecepatan
putaran
c. Spot harus mudah dihitung
d. Akurasi timer dicek dengan menghitung jumlah spot
2. Digital Timer Meter
a. Pada detector digital kV meter didapatkan hasil pengukuran kV dan hasil
pengukuran waktu.
b. Menghitung rata-rata dari ke-3 pengukuran, dan nilai batas-batas toleransi.
Apabila penghitungan melebihi batas perlu dikakukan kalibrasi ulang pada
alat ukur.
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Spinning Top Tools
Hasil menunjukkan tidak terdapat gambaran spot (titik) berbentuk lengkungan,
dikarenakan pesawat yang digunakan dalam pengujian lebih dari 1 fase (3 fase).
Selain itu keterbatasan pelengkap alat ukur spinning top tool yang yang
menyebabkan hasil tidak maksimal yaitu synchronous spinning top devices.
2. Digital Timer Meter
a. pengaturan kontrol tabel
kv : 50
mAs :5
mA : 100
ms : 50
b. keluaran kontrol tabel
Kv : 50
mAs : 5.01
mA : 100
ms : 49.9
Pengukuran pada setting waktu 50ms pada control table. Pada saat eksposi didapati
waktu berubah menjadi 49.9 ms. Nilai tersebut berada pada rentang lebih dari
5
10ms dengan nilai toleransi ±5%, sehingga nilai toleransinya adalah 49.9 x =
100
± 2,495
sehingga nilai toleransi dari 49.9 adalah 47.405 sampai dengan 52,395. Pada hasil
pengukuran didapat hasil rata-rata 49.9. Dengan demikian hasil pengukuran
tersebut masih dalam rentan toleransi.
Pengukuran pada setting waktu 100 ms pada control table. Pada saat eksposi
didapati waktu berubah menjadi 99.8 ms. Nilai tersebut berada pada rentang ˃
10 ms dengan nilai toleransi ±5%, sehingga nilai toleransinya adalah
5
99.8 x = 4.99
100
Batas toleransi dari 99.8 adalah 49.81 sampai dengan 104,79. Pada hasil
pengukuran didapatkan hasil rata-rata 99.8. Dengan demikian hasil pengukuran
tersebut masih dalam rentan toleransi.
H. KESIMPULAN
1. Pada percobaan praktikum spinning top tidak terdapat titik (spot) berbentuk
lengkungan dikarenakan pesawat yang digunakan dalam pengujian lebih dari 1
fase (3 fase).
2. Terjadi double eksposi pada radiograf eksposi ke-2.
3. Pada percobaan praktikum digital timer meter, pengukuran pada setting 50 ms
pada control table. Mendapatkan hasil rata-rata 49.9 ms. Pada percobaan ini
didapatkan hasil pengukuran yang masih dalam rentan toleransi.
4. Pada percobaan praktikum digital timer meter, pengukuran pada setting 100 ms
pada control table, mendapatkan hasil rata-rata 99.8. Pada percobaan ini
didapatkan hasil pengukuran yang masih dalam rentan toleransi.